Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan. Kampung Bengketang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan Utara. Sebagian besar penduduk di Kampung Bengketang memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebesar 44 persen, dan menggunakan alat tangkap pancing ulur (Handline). Pengadaan Hand line ikan demersal ini merupakan salah satu upaya bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan, pendampingan, dan monitoring serta evaluasi bagi kelompok nelayan di Kampung Bengketang. Alat tangkap ikan demersal umumnya disebut Sasalensing bagi masyarakat lokal. Hasil tangkapan nelayan seperti ikan Kerapu (Goropa), ikan Kuwe (Bobara), ikan Kurisi, serta ikan Cakalang, dimana merupakan ikan ekonomis penting. Ada yang dijual dan ada juga yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari – hari. Kegiatan PKMS ini telah membantu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat pesisir. Most of the fishermen in North Tabukan District are additional part-time fishermen, meaning that most of the fishermen's income comes from fishing. Bengketang Village is included in the administrative area of North Tabukan District. Most of the population in Bengketang Village have jobs as fishermen by 44 percent, and use handline fishing gear. The procurement of this demersal fish hand line is one of the efforts for fishermen to increase fisherman catches. The service method used is to provide counseling, assistance, and monitoring and evaluation for groups of fishermen in Bengketang Village. Demersal fishing gear is generally called Sasalensing for local people. The catches include grouper (Goropa), Kuwe fish (Bobara), Kurisi fish, and skipjack tuna, which are economically important fish. Some are sold and some are used for daily family consumption needs. This PKMS activity has helped improve the economic life of coastal communities.