p-Index From 2020 - 2025
0.983
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Texere
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PH AWAL DAN DURASI PENAMBAHAN ALKALI PADA PENCELUPAN KAIN RAJUT BAMBU DAN KAPAS (60%/40%) MENGGUNAKAN ZAT WARNA REAKTIF VINIL SULFON METODA ONE-BATH Jonathan Hermawan; Samuel Martin Pradana; Wiwiek Eka Mulyani
Texere Vol 19, No 1 (2021): Texere Volume 19 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i1.02

Abstract

Metoda Pengeringan Zat Warna Bubuk Ekstraksi Kulit Bawang Merah menggunakan Convection Oven-drying dan Spray-drying Wiwiek Eka Mulyani; Lestari Wardani; Annisa Nur Fitriyanti
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.02

Abstract

Pigmen warna dalam kulit bawang merah hasil ekstraksi mengandung senyawa yang dapat memberi warna pada kain. Ekstrak dalam bentuk cair tidak tahan lama dalam penyimpanan sehingga dibuat dalam bentuk bubuk agar lebih tahan lama.  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan zat warna lebih tahan lama dalam penyimpanan dengan cara pengeringan.  Proses pengeringan zat warna yang  dilakukan pada penelitian ini menggunakan oven dan spray dryer. Karakterisasi yang digunakan untuk mengevaluasi hasil pencelupan menggunakan spektrofotometri, Laundry-O- meter untuk ketahanan terhadap pencucian dan crockmeter untuk ketahanan terhadap gosokan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah berat kering zat warna bubuk Hasil pengeringan menggunakan oven dan spray dryer masing-masing sebesar 4,97 gram dan 2,68 gram dari 1 Liter larutan ekstraksi. Kandungan air yang terdapat dalam zat warna bubuk  dengan pengeringan menggunakan oven sebesar 35% sedangkan menggunakan spray dryer sebesar 3% setelah didiamkan selama 2 bulan. Evaluasi terhadap hasil pencelupan menggunakan zat warna bubuk hasil pengeringan menggunakan oven dan spray dryer masing-masing memiliki ketuaan warna (K/S) sebesar 3,46 ; kerataan warna (standar deviasi) sebesar 0,105; kecerahan dan arah warna   L* 74, 28 ; a* 0,68 dan b* 25,55 ;  dan ketuaan warna  (K/S) sebesar 3,05 ; kerataan warna (standar deviasi) sebesar 0,08 ; kecerahan dan arah warna  L* 77,19 ; a* - 2,03 dan b* 27,32. Untuk ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan ketahanan warna terhadap gosokan basah serta kering keduanya memiliki hasil yang sama yaitu  4-5 dan 5.  Kandungan air zat warna bubuk dan kerataan warna yang lebih baik dihasilkan dengan pengeringan menggunakan spray dryer.
Pencelupan Kain Rajut Kapas/Modal Menggunakan Zat Warna Reaktif Bifungsional Metoda One-bath Indra Joshua; Samuel Martin Pradana; wiwiek eka mulyani
Texere Vol 18, No 2 (2020): Texere Volume 18 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v18i2.64

Abstract

Zat warna reaktif bifuctional digunakan untuk mencelup kain rajut campuran Kapas/modal (65%/35%).  Perbedaan sifat daya serap kapas dan modal serta pengaruh konsentrasi natrium sufat dan natrium karbonat akan dibahas dalam penelitian ini.  Karakteristik hasil pencelupan dianalisa dengan pengujian K/S dan analisa terhadap ketahanan luntur warna setelah pencucian dengan menggunakan spektrofotometer.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan konsentrasi natrium sulfat  dan natrium karbonat terhadap ketuaan warna dan kerataan warna tetapi tidak berpengaruh terhadap ketahanan luntur warna terhadap pencucian. Penggunaan natrium sulfat 50 g/l dan natrium karbonat 15 g/l dan pH larutan sebesar 11,7 pada suhu 60 0C selama 60 menit dapat menaikkan ketuaan warna serta dapat meningkatkan kerataan warna hasil pencelupan
Pengaruh Konsentrasi Elektrolit pada Pencelupan Kain Rajut Campuran Modals/Spandex (97%/3%) Menggunakan Zat Warna Reaktif Bifungsional Eka Oktariani; Faizar Ananda; Wiwiek Eka Mulyani
Texere Vol 20, No 2 (2022): Texere Volume 20 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v20i2.02

Abstract

Kain rajut campuran modals/spandex  (97%/3%) dapat dicelup dengan zat warna reaktif bifungsional.  Penelitian ini membahas tentang waktu difusi pada pencelupan modals/spandex  dan penambahan elektrolit (garam) untuk mendapatkan ketuaan dan kerataan warna yang baik. Laju difusi zat warna dan kerataan warna dipengaruhi oleh waktu difusi dan konsentrasi elektrolit. Karakterisasi yang dilakukan terhadap hasil pencelupan dianalisa dengan pengujian K/S dan kerataan warna  menggunakan spektrofotometer dan ketahanan luntur warna setelah pencucian. Hasil penelitian menunjukkan waktu difusi dan konsentrasi elektrolit berpengaruh terhadap hasil pencelupan.  Waktu difusi yang optimum pada proses pencelupan kain modals/spandex adalah 40 menit dan konsentrasi garam sebanyak 50 g/L dengan nilai ketuaan warna (K/S) 17.77, kerataan warna 0.47 dan ketahanan luntur warna rata-rata 4 – 5.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM ASETAT DAN RETARDER KATIONIK PADA PROSES PENCELUPAN BENANG POLIAKRILAT MENGGUNAKAN ZAT WARNA BASA Karina Indirani; Samuel Martin Pradana; Wiwiek Eka Mulyani
Texere Vol 20, No 2 (2022): Texere Volume 20 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v20i2.05

Abstract

Pencelupan benang poliakrilat dengan zat warna basa untuk warna muda sampai medium sering mengalami permasalahan diantaranya adalah ketidakrataan dalam pencelupan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pencelupan tersebut adalah penggunaan retarder dan kondisi proses seperti suhu dan pH larutan celup. Pada penelitian ini membahas pengaruh variasi konsentrasi asam asetat dan retarder kationik terhadap ketuaan dan kerataan warna yang dihasilkan dalam proses pencelupan. Selain itu untuk menentukan konsentrasi optimum dari penggunaan asam asetat dan retarder kationik pada proses pencelupan sehingga menghasilkan pencelupan yang sesuai. Varasi konsentrasi asam asetat sebesar 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 ml/l dan retarder kationik sebesar 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 ml/l pada suhu 105°C dan waktu pencelupan selama 20 menit dengan metode arrest temperature system. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam asetat mengakibatkan hasil celup lebih tua tetapi lebih rata dan makin tinggi konsentrasi retarder kationik maka hasil celup lebih muda tetapi lebih rata. Kondisi optimum diperoleh pada pengerjaan dengan konsentrasi asam asetat 0,5 ml/l menggunakan retarder kationik 0,5 ml/l berdasarkan bobot perangkingan dengan total nilai sebesar 1340. Pada kondisi tersebut nilai K/S 11,46 dengan standar deviasi 0,27 dan nilai tahan luntur warna sebesar 4 – 5.