Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SUSTAINABLE FASHION PADA BUSANA READY-TO-WEAR DENGAN TEKNIK ECOPRINT Tina Martina; Wine Regyandhea Putri; Eka Oktariani; Annisa Djonaputri
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.06

Abstract

AbstrakDewasa ini, produk fashion berkonsep ramah lingkungan, seperti eco fashion, menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Filosofi eco fashion berkesinambungan dengan konsep produk yang berkelanjutan (sustainable product). Salah satu metoda pewarnaan yang dapat digunakan untuk memenuhi konsep eco fashion dan sustainable product adalah teknik eco printing. Pada penelitian ini digunakan teknik ecoprinting metoda pukul pada kain kapas yang telah dicelup dengan warna dasar menggunakan pewarna alami, kulit kayu tegeran. Proses pre-mordanting menggunakan zat kapur dan tawas dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kelunturan warna akibat penggunaan zat warna alam. Kain yang telah diproses ecoprinting kemudian di produksi menjadi 2 buah busana Ready-to-wear dengan tema neo medieval subtema dystopian fortress pada trend forecasting singularity 2019-2020. Survey kelayakan harga dilakukan berdasarkan uji kuantitatif sehingga didapatkan data bahwa sebanyak 55% - 80% responden menyatakan tertarik dengan model produk yang ditawarkan, 75 -77% responden merasa bahwa produk pertama dan kedua yang ditawarkan layak dihargai Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000.
Pengaruh Konsentrasi Elektrolit pada Pencelupan Kain Rajut Campuran Modals/Spandex (97%/3%) Menggunakan Zat Warna Reaktif Bifungsional Eka Oktariani; Faizar Ananda; Wiwiek Eka Mulyani
Texere Vol 20, No 2 (2022): Texere Volume 20 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v20i2.02

Abstract

Kain rajut campuran modals/spandex  (97%/3%) dapat dicelup dengan zat warna reaktif bifungsional.  Penelitian ini membahas tentang waktu difusi pada pencelupan modals/spandex  dan penambahan elektrolit (garam) untuk mendapatkan ketuaan dan kerataan warna yang baik. Laju difusi zat warna dan kerataan warna dipengaruhi oleh waktu difusi dan konsentrasi elektrolit. Karakterisasi yang dilakukan terhadap hasil pencelupan dianalisa dengan pengujian K/S dan kerataan warna  menggunakan spektrofotometer dan ketahanan luntur warna setelah pencucian. Hasil penelitian menunjukkan waktu difusi dan konsentrasi elektrolit berpengaruh terhadap hasil pencelupan.  Waktu difusi yang optimum pada proses pencelupan kain modals/spandex adalah 40 menit dan konsentrasi garam sebanyak 50 g/L dengan nilai ketuaan warna (K/S) 17.77, kerataan warna 0.47 dan ketahanan luntur warna rata-rata 4 – 5.
THE UTILIZATION OF BIO-FABRIC FERMENTED FROM AGRICULTURAL WASTE AS GARNITURE ON READY TO WEAR CLOTHES Eka Oktariani; Ahmad Ibrahim Makki; Ursae Pramesvari
Arena Tekstil Vol 37, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i2.7709

Abstract

Bio-fabric is a biomaterial produced by living organism, such as fungal and bacteria. The characteristic of bio-fabric is affected by constituent biomass. Bio-fabric produced by Acetobacter has a unique appearance like animal skin, hence can be utilized as animal skin material substitutes. Animal skin is a material that is still popular for fashion connoisseurs to be used as the main material and complementary material for clothing (garniture), but it has a negative impact on the environment and animal conservation. This research was carried out to obtain environmentally friendly material that has a skin-like appearance, by utilizing bacterial cellulose grown with Acetobacter bacteria. The use of different substrates as growing medium gives different bacterial cellulose characteristics, so in this study a mixture of agricultural waste (pineapple and mango pulp) was used with tea in a ratio of 1:1, 1:5, 1:10, 5:1, and 10:1 (w/w) to obtain bacterial cellulose with the best characteristics. The result of this research which presents the best yield on mango medium is at the ratio of mango: tea 1:5 with a yield of 1.35 g/g, while on pineapple medium, at the ratio of pineapple waste : tea 1:10 with a yield of 1.194 g/g. Based on the characteristic testing results, bacterial cellulose grown with pineapple waste : tea 1:10 gives the best thickness value of 0.52 mm and a tensile strength of 6890 g. This bacterial cellulose is then sewn into garniture on ready to wear clothing. 
Optimalisasi Prototipe Alat Pengolahan Limbah Cair Ikm Batik Menggunakan Elektrokoagulan OCTIANNE DJAMALUDIN; EKA OKTARIANI; LESTARI WARDANI; WITRI AINI SALIS; ANDRIAN WIJAYONO; ASIYAH NURRAHMAJANTI; ANDRI SAPUTRA; RAFLI S BATUBARA; AZKIA AULIA
Gunung Djati Conference Series Vol. 34 (2023): Prosiding Seminar Nasional Kimia Tahun 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKM batik merupakan salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Hal tersebut menguntungkan bagi perekonomian daerah. Namun potensi dampak lingkungan dari IKM batik ini masih belum ditangani dengan baik sehingga pencemaran air tidak dapat dihindari. Zat warna yang merupakan polutan dominan pada limbah cair batik umumnya bersifat nonbiodegradable sehingga sukar terurai secara alamiah di perairan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengolah limbah ialah dengan metode elektrokoagulasi. Elektrokoagulasi adalah proses pengolahan air dimana arus listrik diterapkan di elektroda untuk menghilangkan berbagai kontaminan air. Keunggulan dari metode ini ialah pada proses pengolahannya tidak membutuhkan penambahan zat kimia, peralatannya sederhana, mudah dalam pengoperasian dan waktu reaksi singkat. Pada penelitian ini alat elektrokoagulasi diaplikasikan pada limbah IKM batik Jawa Barat. Limbah IKM batik ini diolah dengan alat elektrokoagulasi yang bersumber dari energi listrik menggunakan elektroda logam Aluminium. Dilakukan variasi tegangan 3, 6, 9 dan 12 volt pada generator alat elektrokoagulasi yang digunakan dengan variasi waktu kontak 10,15,20,25 dan 30 menit. Pada reaktor elektrokoagulasi, ditambahkan fitur scraper dengan tujuan membantu mengatasi busa produk samping yang diperoleh selama pengolahan limbah batik IKM Jawa Barat. Dari variasi tegangan yang diaplikasikan,12 volt adalah tegangan optimum yang dapat menurunkan nilai COD sebesar 97,20% dan penurunan warna sebesar 80,14%.