Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kebersihan dengan Status Gingiva pada Pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Baba, Puspitasari; Wowor, Vonny N.S.; Tendean, Lydia
e-GiGi Vol 6, No 1 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.1.2018.19515

Abstract

Abstract: Denture hygiene behavior is an important factor in the success of denture treatment because it has a close relationship with attitude, knowledge, and action of denture wearers. Improper maintance of denture hygiene can cause problems to oral health, especially in removable denture wearers. Gingiva is often used as an indicator of periodontal diseases. This study was aimed to obtain the denture hygiene behavior, gingival status, and the relationship between these two conditions among partial removal acrylic-based denture wearers at Wawalintoan, West Tondano. This was a descriptive analytical study with a cross-sectional design performed on 68 respondents wearing partial removal acrylic-based dentures obtained by using purposive sampling technique. Data were collected through questionnaire of denture hygiene behavior and examination of gingival index. The results showed that the respondents had good knowledge, attitude, and action of dental hygiene with an average score of 453 (66.6%). The gingival status was categorized as mild in 39 people (57.4%). The relationship between hygiene maintance and gingival status of the respondents analyzed by using the chi-square test obtained a P-value of 0.000 <0.05. Conclusion: There was a significant relationship between denture hygiene behavior and gingival status of partial removable denture wearers.Keywords: hygiene maintance behavior, gingival status, partial removable denture Abstrak: Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan merupakan faktor penting dalam keberhasilan perawatan gigi tiruan karena berhubungan erat dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan pengguna gigi tiruan. Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang kurang baik dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan gigi dan mulut terutama pada pengguna gigi tiruan lepasan. Gingiva sering dijadikan sebagai indikator pada penyakit jaringan periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pemeliharaan kebersihan, status kesehatan gingiva pada pemakai gigi tiruan, dan hubungan perilaku pemeliharaan kebersihan dengan status gingiva pada pengguna gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) berbasis akrilik. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 68 responden pengguna GTSL berbasis akrilik di Kelurahan Wawalintoan, Kecamatan Tondano Barat yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner perilaku pemeliharaan kebersihan dan pemeriksaan indeks gingiva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pemeliharaan kebersihan gigi, responden memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tergolong baik dengan skor rerata 453 (66,6%). Status gingiva responden tergolong kategori ringan sebanyak 39 orang (57,4%). Hasil uji chi-square terhadap hubungan antara pemeliharaan kebersihan dan status gingiva pengguna GTSL mendapatkan P=0,000 ≤0,05. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara perilaku pemeliharaan kebersihan dan status gingiva pada pengguna GTSL.Kata kunci: perilaku pemeliharaan kebersihan, status gingiva, GTSL
Pengaruh pemberian ekstrak pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) terhadap kualitas spermatozoa tikus wistar (Rattus norvegicus) Bogar, Bill C. A.; Tendean, Lydia; Turalaki, Grace L. A.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10867

Abstract

Abstract: Infertility is an inability of couples to reproduce after carrying out sexual intercourses for at least a year without using any contraceptives. There are 10-15% couples worldwide who experience infertility problems and almost one half of them is on men. Spermatozoa qualities including concentration, motility, and morphology are used as an indicator for men’s fertility. The utilization of herbal medicine (i.e. Eurycoma longifolia Jack extracts) is now being an alternative way to improve fertility among the community. This study was carried out to find the effects of Eurycoma longifolia Jack on spermatozoa qualities. This experimental study was conducted to nine male wistar rats (Rattus norvegicus) weighing from 200-250 grams, aging from 12-15 months. These nine adult rats were divided into 3 groups of 3 rats each. 400 and 600 mg/kg/day of Eurycoma longifolia Jack extracts were orally administrated to group 1 and 2 respectively, while group 3 were treated as control group. After 50 days, the animals of group 1, 2 and 3 were sacrificed. As a result, there is an improvement in qualities of spermatozoa which are statistically significant (p<0,05) in group 2. Thus, provide the beneficial effects of 600mg/kg Eurycoma longifolia Jack extracts on the qualities of spermatozoa.Keywords: pasak bumi, spermatozoaAbstrak: Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk dapat hamil setelah satu tahun berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi. Ada sekitar 10 – 15 % pasangan mengalami masalah infertilitas dan hampir setengahnya masalah ada pada pria. Kualitas spermatozoa meliputi konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa merupakan salah satu indikator fertilitas pada pria. Penggunaan tanaman herbal atau yang lebih dikenal jamu telah menjadi pengobatan alternatif di masyarakat. Tanaman herbal yang dimaksud adalah pasak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari esktrak pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) terhadap kualitas spermatozoa. Penelitian ini menggunakan 9 ekor tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) dengan berat badan 200-250 g berumur 12-15 bulan. Sembilan ekor wistar dibagi menjadi tiga kelompok, dan satu kelompok terdiri dari tiga ekor tikus wistar. Penelitian ini dilaksankan selama 50 hari. Esktrak pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) diberikan dengan dosis 400mg/kgBB per hari pada perlakuan 1 dan dosis 600 mg/kgBB per hari pada perlakuan 2. Setelah 50 hari hewan coba pada kelompok kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2 diterminasi. Hasil penelitian memperlihatkan terjadi peningkatan kualitas spermatozoa yang signifikan secara statistik (p<0,05) pada perlakuan 2 terhadap kelompok kontrol. Hasil tersebut menunjukan bahwa Esktrak pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) pada dosis 600 mg/kgBB dapat meningkatkan kualitas spermatozoa.Kata kunci: pasak bumi, spermatozoa
PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP DISFUNGSI EREKSI Antou, Edmond Kevin Rainier; Satiawati, Lusiana; Tendean, Lydia
e-Biomedik Vol 2, No 3 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i3.5776

Abstract

Abstract: Hypertension is a condition where a person experiences an increase in blood pressure above normal on examination of blood pressure.Research by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2009, the prevalence of hypertension in Indonesia in 2007 reached 32.2 %, while 30.5 % occurred in the North of Sulawesi. Erectile dysfunction is the inability to maintain an erection that is experienced by men due to various factors. Uncontrolled hypertension can damage blood vessels, causing blood vessels lose their elasticity and the volume of blood that flows to the penis during erection. The purpose of the study to determine the effects and erectile dysfunction and treatment in hypertensive men. The method used is descriptive research method. The research took place in the Hypertension Clinic (Internal Medicine) Government General Hospital of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Samples taken in the study were hypertensive men with the age group 40-65 years. The research is conducted by using the IIEF-5 questionnaire. The number of samples obtained 45 patients with hypertension, with the following results: 11 mild erectile dysfunction (24%), moderate-mild dysfunction 19 people (42%), moderate dysfunction 12 people (27%), severe dysfunction 3 people (7%). This research concludes that all men participating in research, is having an erectile dysfunction. Keywords: Hypertension , Erectile Dysfunction.   Abstrak: Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Riset Depkes RI 2009, prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2007 mencapai angka 32.2%, sedangkan Sulawesi Utara 30.5%. Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi yang dialami oleh pria karena berbagai faktor.Hipertensi tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan volume darah yang dialirkan ke penis saat ereksi.Tujuan penelitian untuk mengetahui disfungsi ereksi serta pengaruh dan penanganannya pada pria hipertensi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.Tempat penelitian dilakukan di Poliklinik Hipertensi (Ilmu Penyakit Dalam) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel yang diambil dalam penelitian adalah pria hipertensi dengan kelompok usia 40-65 tahun. Penelitian menggunakan kuesioner IIEF-5. Jumlah sampel yang didapat 45 penderita hipertensi, dengan hasil penelitian sebagai berikut: disfungsi ereksi ringan 11 orang (24%), disfungsi sedang-ringan 19 orang (42%), disfungsi sedang 12 orang (27%), disfungsi berat 3 orang (7%). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah semua sampel penelitian, mengalami disfungsi ereksi Kata-kata kunci: Hipertensi, Disfungsi ereksi.
Pengaruh konsumsi nanas (Ananas comosus L. Merr) terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun di SD Inpres 4/82 Pandu Embisa, Yurnila A.; Tendean, Lydia; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.13769

Abstract

Abstract: To date, the most common oral health problem in children is dental caries. Plaque is one of the causes of caries. There are several ways to control plaque, as follows: mechanical, chemical and naturally methods. Plaque can naturally be controled by consumption of fiber-rich and watery fruits, inter alia pineapple. This study is aimed to obtain the effect of pineapple consumption on plaque index reduction in children aged 10-12 years old at SD Inpres 4/82 Pandu. This was a quasy experimental study with a pre and post-test group design. There were 48 students as samples obtained by using simple random sampling method. The result of paired t-test showed that the significance probability value was 0.000 (p < 0.05), which meant that there was a significant reduction in plaque index between before and after pineapple consumption. Conclusion: Pineapple consumption could reduce plaque index in children aged 10-12 years old.Keywords: pineapple, plaque index.Abstrak: Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak yang banyak ditemukan ialah karies gigi. Plak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies. Untuk menghilangkan plak dapat dilakukan tindakan pengontrolan plak, yaitu mekanis, kimiawi, dan alamiah. Pengontrolan plak secara alamiah dapat dilakukan dengan mengonsumsi buah yang mengandung serat dan air, antara lain buah nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi nanas terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pre and post-test group design. Sampel sebanyak 48 siswa usia 10-12 tahun yang duduk di kelas V dan VI di SD Inpres 4/82 Pandu, diperoleh dengan simple random sampling. Hasil uji paired t-test mendapatkan nilai probabilitas signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang bermakna antara sebelum dan sesudah mengonsumsi nanas. Simpulan: Konsumsi nanas dapat menurunkan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun.Kata kunci: nanas, indeks plak
PENGARUH MEROKOK TERHADAP FUNGSI EREKSI PRIA Hasan, Nurbaiti M. S.; Tendean, Lydia; Wantouw, Benny
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.6637

Abstract

Abstract: Every year in Indonesia 199 billion cigarettes were consumed, caused 5 million people died. If this event can’t be prevent, the mortality rate will be increase in twice closed to 10 million people each year in 2020. Smoking can make a lot of health problem, include erectile dysfunction. The aim of this study is to find out the effect of smoking on male’s erectile function. This is a descriptive observation study that was conducted in Malalayang Station, District Malalayang, Manado City. There were 50 males who participated in this study. Erectile function was assessed using IIEF-5 (International Index of Erectile Function-5). This study shows that most of the 50 men who participated in this study reported a disfunction in erectile function. As much as 2% men had severe dysfunction, 33% have moderate dysfunction, 38% have mild to moderate dysfunction, and 38% have mild dysfunction. Based on our findings, we concluded that smoking affects the incidence of erectile dysfunction.Keywords: cigarette, erectile dysfunction.Abstrak :Konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 milia rbatang rokok, akibatnya terjadi kematian 5 juta orang pertahunnya, bila hal ini tidak dapat dicegah maka jumlah kematian akan meningkat 2 kali mendekati 10 juta orang pertahun pada Merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan salah satunya adalah disfungs iereksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu ipengaruh merokok terhadap fungsi ereksi pria. Penelitiaan dilakukan di Terminal Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kota Manado dengan jumlah sampel 50 orang perokok. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif. Fungsi ereksi dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner IIEF-5 (International Index of Erectile Function).Penelitian ini menunjukan bahwa dari 50 pria perokok seluruhnya mengalami disfungsi ereksi, yaitu pria dengan disfungsi ereksi berat 2%, disfungsi ereksi sedang 33%, disfungsi ereksi sedang-ringan 38%, dan disfungsi ereksi ringan 38%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa merokok berpengaruh terhadap terjadinya disfungsi ereksi pria.Kata kunci: rokok, disfungsi ereksi.
Pengaruh pemberian kopi terhadap kualitas spermatozoa tikus wistar (Rattus norvegicus) yang terpapar stres Haris, Risnawati A.; Tendean, Lydia; Turalaki, Grace
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14634

Abstract

Abstract: The coffee beans composed of the compound caffeine, palmitic acid, linoleic acid and acid stearic. The content of caffeine in coffee can improve spermatozoa motility that are not motile by inhibiting cyclic nucleotide phosphodiesterase and affects the intracellular levels of cyclic AMP. Spermatozoa quality can be affected by various factors such as stress. In nocturnal animals, dark periode becomes a signal to do activity by suprachiasmatic nucleus. The change in activity of the nocturnal animals from initial condition in the dark then exposed to light can leads to stress. This study was aimed to determine the effect of coffee on the spermatozoa quality of wistar rats which had been exposed to stress. This was an experimental analytical study with a post-test only control group design. The study was conducted for 50 days from September to November 2016. The sample consisted of 9 rats divided into three groups: a control group (P0) is given only exposure to stress in the form of light, the treatment group 1 (P1) is given exposure to stress in the light form and liquid coffee 1 ml / kg and the treatment group 2 (P2) is given exposure to stress in the light form and coffee extracts. The results showed that there were significant differences in the concentration and motility treatment group 1 (P1) to the control group (P0) which is p <0.05 and significant differences in sperm motility treatment group 2 (P2) to the control group (P0) which is p <0.05. Conclusion: Coffee administration could improve the quality of spermatozoa of wistar rats exposed to stress.Keywords: stress, coffee, quality of spermatozoa. Abstrak: Biji kopi tersusun dari senyawa kafein, asam palmatik, asam linoleat dan asam stearik. Kandungan kafein yang terdapat didalam kopi mampu meningkatkan motilitas spermatozoa yang tidak motil dengan cara menghambat siklus nukleotida fosfodiesterase dan mempengaruhi level intraseluler dari siklus AMP. Kualitas spermatozoa juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti stres. Pada hewan nokturnal periode gelap menjadi sinyal untuk beraktiftas dilakukan oleh suprachiasmatic nucleus. Perubahan aktivitas pada hewan nokturnal dari kondisi awalnya ditempat yang gelap lalu diberikan paparan cahaya dapat menyebabkan terjadinya stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi terhadap kualitas spermatozoa tikus wistar yang terpapar stres. Jenis penelitian ialah eksperimental analitik dengan post-test only control group design. Penelitian dilakukan selama 50 hari dari bulan September – November 2016. Sampel sebanyak 9 ekor tikus dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : kelompok kontrol (P0) hanya diberikan paparan stres berupa cahaya, kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan paparan stres berupa cahaya dan cairan kopi 1 mL/KgBb dan kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan paparan stres berupa cahaya dan ekstrak kopi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada konsentrasi dan motilitas spermatozoa kelompok perlakuan 1 (P1) terhadap kelompok kontrol (P0) yaitu p<0,05 dan perbedaan yang signifikan pada motilitas spermatozoa kelompok perlakuan 2 (P2) terhadap kelompok kontrol (P0) yaitu p<0,05. Simpulan: Pemberian kopi meningkatkan kualitas spermatozoa yang terpapar stres. Kata kunci: stres, kopi, kualitas spermatozoa
GAMBARAN SPERMIOGRAM PENDERITA INFERTIL DENGAN VARIKOKEL Tendean, Piere; Tendean, Lydia; Wantouw, Benny
eBiomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.3.2015.10348

Abstract

Abstract: Spermiogram is an examination for determination of male fertility. Evaluation of a spermiogram consists of macroscopical and microscopical examination of sperm cells, which are concentration, motility and morphology of sperm cells. This study aimed to obtain the spermiogram of infertile patients with varicocele. This was an observational study with a cross-sectional design by using sperm samples of 30 infertile patients with varicocele. Evaluation of spermatozoa quaity was determined by using WHO standard 2010. The results showed that the sperm concentrations were <15 million/ml, sperm motility <40% /field, and sperm morphology <30%/field. Conclusion: In this study the spermiogram of infertile patients with varicocele was abnormal with oligozoospermi, asthenozoospermi, and teratozoospermi.Keywords: varicocele, spermiogramAbstrak: Spermiogram merupakan salah satu pemeriksaan untuk menentukan fertilitas seorang pria. Evaluasi spermiogram meliputi makroskopik dan mikroskopik sel spermatozoa yaitu konsentrasi, motilitas, dan morfologi sel spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran spermiogram penderita infertil dengan varikokel. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain potong lintang dengan menggunakan sampel sperma dari 30 penderita infertil dengan varikokel. Evaluasi kualitas spermatozoa berdasarkan standard WHO 2010. Hasil penelitian ini didapatkan yaitu konsentrasi sperma <15 juta/ml, motilitas sperma <40%/lp, dan morfologi sperma < 30%/lp. Simpulan: Pada penelitian ini gambaran spermiogram penderita infertil dengan varikokel ialah abnormal dengan oligozoospermi, asthenozoospermi, dan teratozoospermi. Kata kunci: varikokel, spermiogram
PENGARUH PEMBERIAN CAP TIKUS TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) Melmambessy, Ellen E.; Tendean, Lydia; Rumbajan, Janette M.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7405

Abstract

Abstract: Alcohol is an organic compound that is composed of the elements carbon, hydrogen and oxygen. Usually, the term of alcohol is known as liquor. One of the local products of liquor in Manado is Cap Tikus. This study aims to determine the effect of alcohol 20% on the spermatozoa quality of male Wistar (Rattus norvegicus). The research design was a completely randomized experimental design. The samples were 10 male wistar rats which consisted of 5 rats as a control group and 5 rats as the experiment group. The rats in the experiment group were given Cap Tikus for 52 days, while rats in the control group were given tap water. The results showed that spermatozoa quality from experiment group which includes the concentration of spermatozoa is 24x106 spermatozoa/ml, normal motility of spermatozoa is 23,5% and normal morphology of spermatozoa is 11%. Whereas spermatozoa quality from control group which includes the concentration of spermatozoa is59x106 spermatozoa/ml, normal motility of spermatozoa is 89% and normal morphology of spermatozoa is 97%. Conclusion: Cap Tikus decreased the spermatozoa quality which includes concentration, motility and morphology of spermatozoa. This was due to alcohol interfered the hypothalamus, the anterior pituitary gland and the testes that played an important role in the process of spermatogenesis.Keywords: cap tikus, alcohol, spermatozoa qualityAbstrak: Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah alkohol sering dikaitkan dengan minuman keras. Salah satu jenis minuman keras produk lokal di Manado adalah Cap Tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Cap Tikus terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus). Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Sampel adalah tikus wistar jantan berjumlah 10 ekor, 5 ekor tikus digunakan sebagaikontrol dan 5 ekor tikus digunakan sebagai perlakuan. Kelompok perlakuan adalah kelompok yang diberi minuman Cap Tikus selama 52 hari sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi minuman air ledeng. Hasil penelitian menunjukan kualitas spermatozoa kelompok perlakuan yang meliputi konsentrasi spermatozoa adalah 24x106 spermatozoa/ml, motilitas spermatozoa normal adalah 23,5% dan morfologi spermatozoa normal adalah 11%. Kualitas spermatozoa kelompok kontrol yang meliputi konsentrasi spermatozoa adalah 59x106 spermatozoa/ml, motilitas spermatozoa normal 89% dan morfologi spermatozoa normal 97%. Simpulan: Pemberian Cap Tikus menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa yang meliputi konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Hal ini dapat disebabkan karena alkohol mengganggu hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan testis yang berperan dalam proses spermatogenesis.Kata kunci: cap tikus, alkohol, kualitas spermatozoa
PENGARUH OBESITAS TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSI SEKSUAL PRIA Hiola, Zuriaty; Tendean, Lydia; Wantouw, Benny
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4620

Abstract

Abstract: Obesity is a worldwide problem. WHO has established obesity as a global epidemic because it can lead to various health problems, one of them is male sexual dysfunction. The purpose of this study was to determine the effect of obesity on male sexual dysfunction. The study was conducted in the Hutuo Village, Limboto District, Gorontalo regency with 60 obese men as a sample. This study was an analytical observational study with cross-sectional approaches. Dependent variable in this study is a sexual dysfunction assessed by questionnaire IIEF (International Index of Erectile Function), while the independent variables are obese as measured by body mass index (BMI). Results obtained from 60 obese men in this study, there are 6 people with normal sexual function and 54 people with sexual dysfunction. The majority of obese men with sexual dysfunction is aged 31-40 years (48.3%) with the highest level of education is high school (33.3%). The most of them have one person number of children (48.3%) and the majority had a habit of smoking (55.0%). Based on the non parametric statistical analysis with Mann Whitney test found that body mass index values ​​have a significant influence on the occurrence of sexual dysfunction, it’s seen in the value of  P = 0.021 with a significance level (α) = 0.025. From these results it can be concluded that obesity affects to male sexual dysfunction. Keywords: Obesity, sexual dysfunction     Abstrak: Obesitas merupakan suatu permasalahan yang mendunia. WHO telah menetapkan obesitas sebagai epidemik global karena dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, salah satunya berupa disfungsi seksual pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual pria. Penelitian dilakukan di Kelurahan Hutuo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang pria obesitas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Variabel tergantung dalam penelitian adalah disfungsi seksual yang dinilai berdasarkan kuesioner IIEF (International Index of Erectile Function) sedangkan variabel bebasnya adalah obesitas yang diukur berdasarkan indeks masa tubuh (IMT). Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 60 pria obesitas terdapat 6 orang dengan fungsi seksual normal dan 54 orang mengalami disfungsi seksual. Sebagian besar pria obesitas dengan disfungsi seksual berada pada usia 31-40 tahun (48,3%) dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu SMA (33,3 %). Paling banyak mereka  memiliki jumlah anak 1 orang (48,3%) dan mayoritas mempunyai kebiasaan merokok (55,0%). Berdasarkan hasil analisis statistik non paramaetrik uji Mann Whitney didapatkan bahwa nilai indeks masa tubuh memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya disfungsi seksual yang terlihat pada nilai P=0,021 dengan tingkat signifikansi = 0,025. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obesitas berpengaruh terhadap terjadinya disfungsi seksual pria. Kata kunci: Obesitas, disfungsi seksual
Hubungan antara Jumlah Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Lansia di Desa Kolongan Atas II Kecamatan Sonder Pioh, Charlene; Siagian, Krista V.; Tendean, Lydia
e-GiGi Vol 6, No 2 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.2.2018.21425

Abstract

Abstract: Tooth loss is commonly found among elderly and have bad impact on the TMJ, mastication, aesthetics as well as speech function. Due to mastication disorder, the elderly tend to choose certain food which influences their nutritional status. This study was aimed to obtain the relationship between tooth loss and nutritional status based on BMI among the elderly at Kolongan Atas II, Sonder. This was an analytical descriptive study with a cross-sectional design. Population included elderly aged 60-65 years old at Kolongan Atas II, Sonder. Samples were obtained by using total sampling method. The results showed that there were 30 elderlies that fulfilled the inclusion criteria. Tooth loss more than ten teeth was most common among elderly with normal nutritional status followed by those with overweight. Meanwhile, there was no elderly with underweight. The relationship between the tooth loss and nutritional status was tested with the chi-square which resulted in P value of 0.597. Conclusion: There was no significant relationship between tooth loss and nutritional status among elderly at Kolongan Atas II, Sonder. The elderlies were advised to pay attention to their nutritional status and to use dentures for replacement of their missing teeth.Keywords: tooth loss, nutrient status, elderly Abstrak: Pada masa lansia sering terjadi kehilangan gigi yang menyebabkan gangguan TMJ, pengunyahan, estetik, dan fungsi bicara. Gangguan pengunyahan pada lansia menyebabkan kecenderungan memilih makanan tertentu yang dapat memengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kehilangan gigi dengan status gizi berdasarkan IMT pada lansia di Desa Kolongan Atas II Kecamatan Sonder. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah lansia berusia 60-65 tahun di Desa Kolongan Atas II Kecamatan Sonder sedangkan sampel diperoleh menggunakan metode total sampling. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Kehilangan gigi >10 gigi terbanyak pada lansia dengan gizi normal diikuti dengan gizi lebih. Tidak didapatkan lansia dengan gizi kurang. Hubungan antara kehilangan gigi dengan status gizi berdasarkan IMT diuji dengan uji chi square dan mendapatkan nilai P=0,597. Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara kehilangan gigi dengan status gizi pada lansia di Desa Kolongan Atas II Kecamatan Sonder. Disarankan agar para lansia untuk tetap memperhatikan asupan makanan agar dapat mempertahankan status gizi yang baik dan menggunakan gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang hilang.Kata kunci: kehilangan gigi, status gizi, lansia