Basuki Basuki
Institut Pendidikan Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pendidikan di Abad 21 HOTS (Higher Order Thingking Skills) dalam Litetasi Matematika Mega Achdisty Noordyan; Deddy Sofyan; Iyam Maryati; Teni Sritresna; Dian Mardiani; Basuki Basuki; Cici Nurulhaq
Jurnal Pekemas Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Pekemas Tahun 2020
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pendidikan Indonesia Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Pengabdian Kepada Masyarakat” is one of the higher education tridharma that must be implemented by higher education functional institutions by involving lecturers both individually and in groups. The purpose of this Community Service activity is as a means of delivering information in the fields of Science, Technology and Arts (IPTEKS), findings from research, creation, development and dissemination of science and technology based on current educational developments. This study aims to identify the level of knowledge and practice in the implementation of higher order skills or Higher Order Thingking Skills (HOTS) to improve mathematical literacy. The quantitative approach uses Pearson's correlation to see the closeness of the relationship between the Higher Order Thingking Skills (HOTS) ability of mathematics literacy
Pelatihan Media E-learning Edmodo untuk Optimalisasi Pembelajaran Ekasatya Aldila Afriansyah; Deddy Sofyan; Nita Puspitasasri; Irena Puji Lurytawati; Rostina Sundayana; Iyam Maryati; Mega Achdisty Noordyan; Basuki Basuki
Jurnal Pekemas Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Pekemas Tahun 2020
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pendidikan Indonesia Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem of teachers' weakness in using e-learning media to support the learning process is the theme raised in this training. The solution offered from this training is Edmodo e-learning media. The purpose of this training activity was to introduce Edmodo to the e-learning media for teachers in Garut. The research implementation method consists of five stages, namely: introduction, socialization, training, practice, and monitoring. The object of this training activity is alumni teachers from the Garut Indonesian Institute of Education campus. The training was conducted in two sessions, namely: presentation of material and practice. The usefulness of the training in the use of Edmodo e-learning media is evident from the commitment of the training participants about the plan to implement Edmodo's e-learning media in their learning class. The results of the evaluation of the implementation of this training indicate that this training is useful to support the teaching and learning process carried out in schools. The training method can improve the skills of teachers in using Edmodo e-learning media, both as teachers, students, and parents of students. The conclusion of this training is the knowledge in the use of Edmodo e-learning media for teachers so that it is hoped that in the future teachers in Garut will use Edmodo e-learning media in supporting teaching and learning activities
Kemampuan Representasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Himpunan dan Kemandirian Belajar Arfah Al Addawiyah; Basuki Basuki
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v2i1.1581

Abstract

Pada umumnya kemampuan representasi matematis siswa di Indonesia masih tergolong rendah, hal ini ditunjukkan oleh banyaknya siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal-soal berupa gambar, simbol, dan verbal. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan representasi matematis siwa adalah kemandirian belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal himpunan dan kemandirian belajar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2020/2021 yang berada di Kelurahan Sukagalih, yang berjumlah 3 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket kemandirian belajar, tes kemampuan representasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa dalam kemandirian belajar memiliki kategori sedang dan rendah. Dilihat dari kemampuan representasi matematis siswa pada indikator representasi gambar dan simbol siswa mampu menyelesaikan soal. Sebagian siswa hanya mampu menyelesaikan soal untuk menyampaikan ide matematisnya dengan bahasa sendiri. In general, the mathematical representation skills of students in Indonesia are still relatively low, this is indicated by the number of students who still have difficulty in working on problems in the form of images, symbol, and verbal. One of the factors that affect the ability of mathematical representation shiva is the independence of learning. This research aims to find out the mathematical representation skills in solving set problems and learning independence. The type of research used in this research is qualitative research. The subjects in the study were class VIII students of the 2020/2021 school year who were at Kelurahan Sukagalih, which amounted to 3 people using purposive sampling techniques. The data collection techniques used are learning independence questionnaires, representation skills tests, interviews, and documentation. The results showed that students mathematical representation abilities in learning independence had medium and low categories seen from students mathematical representation abilities on image and symbol, so that students are able to solve problems. Some students are only able to solve problems to convey their mathematical ideas in their own language.
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar di Kampung Gudang Nadini Rhamdania; Basuki Basuki
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v1i3.1447

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan komunikasi matematis dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang berdampak pada rendahnya kemampuan dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar yang menuntut kemampuan komunikasi matematis siswa.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan komunikasi matematis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Kampung Gudang dengan sampel penelitiannya sebanyak 3 siswa SMP. Instrumen penelitian ini berupa tes uraian berjumlah lima soal dan wawancara untuk mendalami kesulitan siswa dalam mengerjakan soal. Hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa beberapa siswa belum memahami bentuk soal secara keseluruhan dan masih mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian. This research is motivated by low mathematical communication skills and students' difficulties in solving math problems which have an impact on the low ability to solve flat-sided geometry problems that require students' mathematical communication skills. This study aims to determine the difficulties of students in solving problems of mathematical communication skills. The research method used is qualitative. The research was carried out in Kampung Gudang with a sample of 3 junior high school students. The instrument of this research is a description test of five questions and interviews to explore students' difficulties in working on the questions. The results of the analysis concluded that some students did not understand the form of the question as a whole and still had difficulties in the completion process.
Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan CIRC Rahmi Wilianti Khairunisa; Basuki Basuki
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v1i1.1030

Abstract

Pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah harus dapat menuntut siswa agar mereka memiliki kompetensi dasar dalam matematika sesuai dengan tujuan umum pembelajaran matematika. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan tujuan penelitiannya yaitu menelaah perbandingan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Think Pair Square (TPS) dengan Cooperative, Integrated, Reading and Composition (CIRC), untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis, dan sikap siswa terhadap model pembelajaran TPS dan CIRC. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 6 Garut dengan sampel sebanyak dua kelas yaitu kelas VII-H menggunakan model pembelajaran TPS dan VII-I menggunakan model pembelajaran CIRC. Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran TPS lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran CIRC. Kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran TPS berinterpretasi baik, sedangkan siswa yang mendapatkan model pembelajaran CIRC berinterpretasi sedang.  Mathematics learning given in schools must be able to require students to have basic competencies in mathematics following the general objectives of learning mathematics. The study used a quasi-experimental method intending to research the comparison of students' mathematical communication skills who received the Think Pair Square (TPS) learning model with Cooperative, Integrated, Reading, and Composition (CIRC), to determine the quality of improving mathematical communication skills and student attitudes towards the model. TPS and CIRC learning. The population in this study were students of class VII SMP Negeri 6 Garut with a sample of two classes, namely class VII-H using the TPS learning model and VII-I using the CIRC learning model. In this study, it was concluded that the mathematical communication skills of students who received the TPS learning model were better than those who received the CIRC learning model. The quality of the improvement in mathematical communication skills of students who get the TPS learning model has good interpretations, while students who get the CIRC learning model have moderate interpretations.
Kesulitan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP di Desa Mulyasari pada Materi Statistika Moch Robbi Nugraha; Basuki Basuki
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v1i2.1259

Abstract

Setiap hari kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menuntut kemampuan pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesulitan yang dialami siswa SMP dalam memecahkan masalah pada materi statistika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes kemampuan pemecahan masalah, dan wawancara. Analisis data melalui beberapa tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII dan IX yang berada di Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa adalah: 1) menyajikan laporan statistik secara lisan, tertulis, tabel, diagram, dan grafik; 2) membuat pemodelan matematika; 3) menerapkan strategi untuk memecahkan masalah; 4) menarik kesimpulan; 5) memeriksa kembali jawaban. Faktor yang mempengaruhi kesulitan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, antara lain: 1) kurangnya keterampilan dalam merencanakan penyelesaian; 2) siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali; 3) hilangnya motivasi belajar; 4) tidak percaya diri; 5) penerapan model pembelajaran yang kurang tepat. Every day we are faced with various problems that require problem-solving skills. The purpose of this study was to analyze the difficulties experienced by junior high school students in solving statistical problems. This research is a qualitative descriptive study with data collection techniques using observation, problem-solving ability tests, and interviews. Data analysis went through several stages of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This research was conducted on students in grades VIII and IX in Mulyasari Village, Bayongbong District, Garut Regency. The results of this study indicate that the difficulties experienced by students are: 1) presenting statistical reports orally, in writing, tables, diagrams, and graphs; 2) make mathematical modeling; 3) apply strategies to solve problems; 4) draw conclusions; 5) recheck the answers. Factors that affect the difficulty of students' mathematical problem-solving abilities, among others: 1) lack of skills in planning solutions; 2) students do not re-examine; 3) loss of motivation to learn; 4) not confidence; 5) the application of an inappropriate learning model.
Kemampuan komunikasi matematis siswa smp pada materi bangun ruang sisi datar di kampung gudang kecamatan bayongbong kabupaten garut Nadini Rhamdania; Basuki Basuki
Jurnal Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.709 KB) | DOI: 10.31980/powermathedu.v1i2.2232

Abstract

This research is motivated by low mathematical communication skills and students' difficulties in solving math problems which have an impact on the low ability to solve flat-sided geometrical problems that require students' mathematical communication skills. This study aims to determine students' difficulties in solving communication skills questions on the results of mathematical communication skills tests. The benefit of this research in general is to provide information about the difficulty of students' mathematical communication skills on the material of flat-sided shapes. The research method used in this research is qualitative. The research was carried out in Kampung Gudang with 3 research samples taken from 6 junior high school students in the area. The material used as research material is Building a flat side space. The instrument of this research is a descriptive test of five questions and interviews to explore students' difficulties in working on the questions. The results of the analysis concluded that some students did not understand the form of the question as a whole and still had difficulties in the completion process. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan komunikasi matematis dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang berdampak pada rendahnya kemampuan dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar yang menuntut kemampuan komunikasi matematis siswa.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan komunikasi terhadap hasil tes kemampuan komunikasi matematis. Manfaat penelitian ini secara umum adalah untuk memberikan informasi mengenai kesulitan kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Kampung Gudang dengan sampel penelitiannya sebanyak 3 orang yang diambil dari 6 orang siswa-siswi SMP di daerah tersebut. Materi yang dijadikan bahan penelitian yaitu Bangun ruang sisi datar. Instrumen penelitian ini berupa tes uraian berjumlah lima soal dan wawancara untuk mendalami kesulitan siswa dalam mengerjakan soal. Hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa beberapa siswa belum memahami bentuk soal secara keseluruhan dan masih mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian. 
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Darissalam At Taufiq; Basuki Basuki
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v2i2.1814

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dikembangkan dan dimiliki siswa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki oleh siswa masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesulitan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Penelitian ini dilakukan di SMP IT Al-Fadhilah Kp. Pasirkiamis Desa. Pasirkiamis Kec. Pasirwangi Kab. Garut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif yang melibatkan 3 siswa sebagai sampel (teknik simple random sampling). Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang digunakan sebanyak 4 butir soal berbentuk uraian. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang paling banyak dilakukan siswa yaitu pada tahap membuat pemodelan matematika dan menerapkan strategi untuk memecahkan masalah pemodelan matematika. Siswa belum melakukan langkah-langkah penyelesaian soal dengan lengkap, karena siswa belum menerapkan prinsip menyelesaikan soal masalah matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel dan belum terbiasa memeriksa kembali jawaban dengan teliti. Mathematical problem-solving ability is one of the important skills to be developed and owned by students. Several studies show that students' mathematical problem solving is still low. The purpose of this study was to analyze the difficulty of students' mathematical problem-solving abilities in the variable system of linear equations of two materials. This research was conducted at SMP IT Al-Fadhilah Kp. Pasirkiamis Village. Pasirkiamis Kec. Pasirwangi District. arrowroot. This study uses an approach with a descriptive analysis method involving 3 students as a sample (simple random sampling technique). The test instrument for students' mathematical problem-solving abilities used as many as 4 items about the description. Based on the results of research and discussion, it can be said that the ease with which most students do is at the stage of making mathematical modeling and applying strategies to solve mathematical modeling problems. Students haven't done the steps to complete the problem completely, because students have not applied the principles of solving mathematical problems to the material for systems of linear equations of two variables and are not accustomed to re-examining answers carefully.