Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SINERGI BISNIS, TANGGUNG JAWAB SOSIAL, DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK PADA UKM SEMI INDAH, SURABAYA D. Jupriono; Ambar Andayani; Bambang Sigit Pramono; Wahyu Kuncoro
ABDIMAS Vol 2 No 03 (2022): Sustainable Development
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan melalui metode obserasi, dokumentasi, dan pendampingan. UMKM bunga kering adalah alternatif bisnis yang menjanjikan sebab bahannya murah dan mudah didapat dan cara membuatnya tidak sulit. Aktivitas UMKM Semi Indah, Surabaya, menjangkau dan memberikan manfaat bagi banyak pihak sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan. Aktivitas daur ulang limbah organik tanaman pada UMKM Semi Indah Surabaya turut mengurangi beban sampah perkotaan, sehingga juga turut menjaga keseimbangan lingkungan.
RESISTENSI ATAS KULTUR PATRIARKI DALAM EKSPRESI EROTIS BUDAYA POPULER D. Jupriono; Maulana Arief; Bambang Sigit Pramono; Wahyu Kuncoro
RELASI Vol 3 No 02 (2023): ILMU KOMUNIKASI
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencekalan pemutaran dan penayangan lagu dangdut, kegilaan publik perempuan pemirsa TV terhadap serial film TV “Mahabharata”, dan ketertarikan publik perempuan Indonesia terhadap film nasional “Drupadi”, menggambarkan kemerdekaan hasrat seksual publik. Larangan dan pembatasan pemutaran lagu-lagu dangdut diberlakukan karena lirik lagu-lagu tersebut berbau pornografi yang menyuarakan kebebasan ekspresi erotis perempuan. Kegilaan publik perempuan terhadap serial film TV “Mahabharata” lebih dilatari oleh kebebasan hasratnya untuk menikmati ketampanan wajah dan keperkasaan tubuh para aktor pemerannya dan bukan karena penghayatan terhadap moral cerita. Ketertarikan publik perempuan Indonesia terhadap film “Drupadi” lebih didorong oleh motif pemberontakan terhadap kultur patriarki yang menindas. Ketiga-tiganya satu sama lain tidak ada hubungan produksi, tetapi tergelar dalam satu konteks yang sama: publik perempuan Indonesia yang tengah merayakan kemerdekaan ekspresi dan fantasi relasi seksual dalam budaya populer di tengah kepungan kultur patriarki.