Elly Wahyudin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTA BAUBAU SULAWESI TENGGARA Wa Ode Nur Hikmah Arif; Elly Wahyudin; Irawaty Djaharuddin
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 26 No. 1 (2022): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v26i1.14759

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit infeksi menular melalui udara yang paling mematikan. Penyakit TB disebabkan terutama oleh bakteri patogen Mycobacterium tuberculosis (Mtb ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien sebagai data pendukung untuk evaluasi tatalaksana terapi pada pasien TB paru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Puskesmas Kota Baubau Sulawesi Tenggara sejak Desember 2020-Februari 2021. Sampel Penelitian berjumlah 49 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan bersumber dari data rekam medis, SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis) dan kuesioner. Data penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik SPSS. Hasil penelitian berupa data karakteristik pasien tuberkulosis paru di Puskesmas kota Baubau yang menunjukkan bahwa pasien tuberkulosis paru terbanyak pada jenis kelamin laki-laki (65,3%), umur 15-35 tahun (65,3%), pendidikan dasar dan menengah (73,5%), pekerjaan wiraswasta (51%), penghasilan >Rp 500.000 (75,5%), pemeriksaan akhir bulan ke enam BTA(-) (95,9%), pasien BTA(+) (4,1%), kepatuhan pasien (89,8%), pengetahuan responden tinggi (51%), efek samping obat terbanyak badan lemas (28,6%), mual (28,6%). Sebanyak (26,53%) pasien dengan penyakit penyerta dan 14,29% dengan keluhan gangguan asam lambung telah menerima Antasida.
ANALISIS KOMBINASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Nurhidayah; Elly Wahyudin; Hasyim kasim
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 26 No. 1 (2022): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v26i1.18754

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama di dunia, sementara dislipidemia merupakan faktor risiko tersering dari penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kombinasi obat serta profil pengobatan yang digunakan pada pasien jantung koroner di RS Universitas Hasanuddin Makassar.  Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan metode cross sectional yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2021-Mei 2021 di RS Universitas Hasanuddin Makassar. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pasien PJK menunjukkan jumlah pasien laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu sebesar 76 pasien (58,5%), jumlah pasien terbanyak pada kelompok usia 61-80 tahun sebesar 73 pasien (56,2%), dan pasien dilihat dari lama hari rawatnya 1-7 hari sebanyak 107 pasien (82,3%). Penyakit dislipidemia merupakan penyakit penyerta terbanyak yang ditemukan pada 109 pasien (83,3%). Kombinasi obat yang paling sering diberikan pada pasien jantung koroner yaitu antihipertensi, antitrombotik, penurun kolesterol (40,76%), serta ditemukan beberapa obat yang berinteraksi  secara farmakodinamik.
KORELASI KADAR EGCG (Epigallocatechin gallate) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI PLASMA TIKUS (Rattus norvegicus) TERHADAP Staphylococcus aureus SETELAH PEMBERIAN FRAKSI ETANOL TEH HIJAU DOSIS TUNGGAL Wa Ode Nurtina; Elly Wahyudin; Sartini
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 26 No. 2 (2022): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v26i2.20653

Abstract

Epigallocatechin gallate (EGCG) merupakan senyawa polifenol utama dalam teh hijau, selain epigallocatechin (EGC), epicatechin gallate (ECG) dan epicatechin (EC). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa EGCG memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, tetapi memiliki bioavailabilitas per oral rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  korelasi  kadar EGCG dalam plasma dan aktivitas antibakterinya  setelah pemberian fraksi etanol teh hijau dosis tunggal 100 mg/kg bb tikus.  Teh hijau diekstraksi dengan heksana 1 : 10 menggunakan metode Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) selama 2 x 15 menit. Fraksi tidak larut heksana diekstraksi kembali dengan metode yang sama menggunakan etanol 50 % (1:10).  Fraksi etanol teh hijau yang diperoleh ditetapkan kadar total EGCG dengan metode Ultra-Fast Liquid Chromatography. Fraksi etanol teh hijau dosis 100 mg/kg bb diberikan secara per oral terhadap 3 ekor tikus jantan dan sebagai pembanding adalah diberikan larutan kolloidal CMC 1 %. Kadar EGCG dalam plasma dianalisis setelah pemberian per oral berturut-turut 15, 30, 60, dan 120 menit dan ditentukan aktivitas antibakterinya dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan  kadar EGCG dalam plasma pada menit pengambilan ke-15, 30, 60, dan 120 berturut-turut adalah 12,674 bpj, 13,277 bpj, 13,035 bpj, dan 12,298 bpj serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dengan diameter daerah hambatan rerata berturut-turut 10,93 mm, 11,39 mm, 10,81 mm, dan 9,93 mm. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan nilai signifikansi  kadar EGCG dan aktivitas antibakteri plasma setelah pemberian fraksi etanol teh hijau pada menit ke-15, 30, 60, dan 120 yaitu 0,037 (p<0,05). Kesimpulan: ada korelasi antara kadar EGCG fraksi etanol teh hijau dalam plasma dengan aktivitas antibakterinya.