Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pangan di Kabupaten Madiun Muhammad Muhammad; Uftori Wasit
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 1, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v1i2.265

Abstract

The production areas of food crops reported fluctuating during 2005 to 2009 reported by Mitra Usaha Tani. The datas showed that the production areas of rice was decresed. In contrast, its corn, cassava and sweet potato were decreased. It is necessary to increase the food production area through government policy. Analysis of land suitability for crops with a Geographic Information System (GIS) is one of the basic for policy-making and the development of technical suggestions in the agricultural sector. This research used grid-type survey method. In this case, the soil properties compared to the factor class of land suitability for particular plant based on modifi ed of FAO 1976) and Sys et. al. (1993) according to the local conditions of Madiun. The aim of this research was to evaluate the land in Madiun. It could be recomand to increase the production area of rice, corn, peanuts, bean, soybean, cassava and sweet potato. The result showed that land suitability for areas of rice production was 41.347 ha, corn 42.909 ha, peanut 41.547 ha, bean 42.909 ha, soybean 41.927 ha, cassava 41.537 ha, and sweet potato 41.537 ha.
Isolasi dan Identifikasi Fungi Mikoriza Pada Rizosfer Tanaman Porang Pada Sistem Agroforestri dan Monokultur Parwi; Muhammad Muhammad; M. Yuda Namuri; F. Deru Dewanti; Rossyda Priyadashini
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 1 (2022): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i1.433

Abstract

Mikoriza arbuskula adalah mikrobia tanah yang memiliki peran dalam meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman melalui perpanjangan hifa sehingga dapat menjangkau pada daerah yang lebih luas. Mikoriza arbuskula merupakan mikrobia tanah yang dapat berkembang pada sistem agroforestri dan monokultur. Informasi mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan Porang baik secara agroforestri dan monokultur belum banyak dipublikasikan. Oleh sebab itu perlu identifikasi spora yang ada di rizosfer Porang sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan baku pupuk berbasis mikoriza arbuskula untuk tanaman Porang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikoriza arbuskula yang berada di rizosfer Porang pada berbagai sistem pertanaman. Penelitian tentang fungi mikoriza arbuskula di rizosfer Porang dilakukan di lahan agroforestri dan monokultur yang memiliki jenis  tanah latosol. Lahan penelitian berada di Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun kabupaten Ponorogo Jawa timur Indonesia dan dilakukan pada bulan Desember 2020. Sampel tanah diambil secara acak di tiga lahan yang berbeda yaitu agroforestri berbasis pinus, agroforestri berbasis sengon dan monokultur. Sampel tanah diambil disekitar perakaran tanaman Porang. Sampel akar berupa akar halus porang. Spora mikoriza arbuskula diektrak dengan metode pengayaan basah dan kering. Identifikasi spora mikoriza arbuskula dilakukan dengan identifikasi morfologi. Hasil penelitian ini ditemukan 3 genera yang terdiri dari 9 species yaitu Glomus (5 species), Acaulospora (2 speies) dan Gigaspora (2 species).  Kepadatan  spora tertinggi berjenis Glomus dan yang terkecil adalah Gigaspora.  Rata rata kepadatan spora adalah 56-105 spora/100 g tanah. Kepadatan spora tertinggi pada agroforestri berbasis pinus. Persentase infeksi akar berkisar antar 24-50%.  Persentase infeksi akar tertinggi pada agroforestri berbasis sengon.
Eksplorasi dan Aplikasi Mikoriza Sebagai Masukan Teknologi Pupuk Hayati Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Mutu Melon Muhammad Muhammad; Haris Setyaningrum
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 15 No 2 (2017): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masukan teknologi dalam meningkatkan mutu buah dan system produksi yang efisien juga berkelanjutan adalah aplikasi pupuk hayati mikoriza. Aplikasi mikoriza mampu meningkatkan mutu buah; kandungan gula pada sari buah jeruk dan warna buah jeruk. Aplikasi mikoriza juga dapat meningkatkan jumlah buah dan berat buah pada tanaman semangka, tanaman cabai, dan bawang merah. (Sastrahidayat, 2011). Kemampuan satu jenis mikoriza dapat berasosiasi dengan beberapa tanaman cukup luas, tapi kesesuaiannya dalam bersimbiosis dengan tanaman sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi tanah, jenis tanah dan jenis tanaman. Simanungkalit (2000) mengemukakan spesies mikoriza dapat mengkolonisasi secara efektif pada tanaman tertentu tetapi belum tentu efektif pada tanaman lain. Eksplorasi mikoriza dari berbagai tempat dan aplikasi mikoriza pada tanaman melon sebagai teknologi pupuk hayati penting untuk dilakukan penelitian. Sehingga didapatkan beberapa genus mikoriza dan mendapatkan genus mikoriza yang cocok untuk tanaman melon. Metode untuk mendapatkan beberapa genus mikoriza dilakukan dengan cara eksplorasi, identiikasi dan koleksi di lahan sawah dan lahan perkebunan di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Metode Eksplorasi menggunakan ayakan basah (Wet sieving) dan teknik decanting. Metode identifikasi dilakukan berdasarkan “Species Guide Manual” yang disusun oleh Schenck dan Peres (1990) dan dicocokkan dengan INVAM 2017. Sedangkan untuk mengetahui kecocokan genus mikoriza dengan tanaman melon dilakukan dengan parameter infeksi genus mikoriza pada akar melon, berat akar, dan panjang akar. Infeksi mikoriza diamati dengan metode Phyllip and Hayman (1970). Analisis data dilakukan dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD pada taraf kepercayaan 5%. Hasil eksplorasi genus mikoriza pada lahan sawah dan lahan perkebunan berhasil didapatkan 7 genus antara lain yaitu genus glomus, Gigaspora, Acaulospora, Archaeospora, Paraglomus, Entrophospora dan Scutellospora dengan rata-rata spora 0,1 sampai dengan 5,3 spora/100gr sampel. Hasil uji kecocokan genus mikoriza terhadap tanaman melon adalah genus Scutellospora dan Glomus yang diisolasi dari rezospher tanaman melon di lahan sawah.
PENGARUH MIKORIZA, PGPR DAN PUPUK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI HITAM Muhammad Muhammad; Umi Isnati
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 17 No 2 (2019): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.415 KB) | DOI: 10.32663/ja.v17i2.1040

Abstract

Mycorrhizae and PGPR (Plant Growt Promoting Rhizobacteria) are widely published in scientific research can increase crop production by optimizing nutrient uptake, but studies rarely combine PGPR bacterial groups with mycorrhizae in one application on one plant. Mycorrhizal fungi can help plants absorb phosphorus and water absorption while PGPR can provide nitrogen for host plants. The general objective of this research is to find an effective combination of mycorrhizae, PGPR and Fertilizers. While the specific purpose of this study is to look for the influence of mycorrhizae, PGPR and fertilizer in increasing the production of black soybean plants. The results showed that mycorrhizal and PGPR treatment had not been able to increase nutrient uptake of nitrogen and phosphorus so that the parameters of increased production such as the number of pods, pod weight, seed weight and weight of 100 black soybean seeds were not significantly different. Mycorrhizal, PGPR and fertilizer treatments were not significantly different, treatment between mycorrhizal, PGPR and fertilizer negatively influenced each other, mycorrhiza experienced competition between fungi in the soil, as well as PGPR experienced competition with other microbials that were in the soil or competition between mycorrhizae and PGPR. An effective treatment in increasing the production of black soybean plants is mycorrhiza without PGPR and added 25% fertilizer.