Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDAMPINGAN KONSELING SEKSUALITAS DAN KELUARAGA BERENCANA ALAMI (KBA) DALAM PERKAWINAN KATOLIK PADA CALON PENGANTIN DI GEREJA KATOLIK RATU ROSARI TANJUNG ANOM Aprilita Br Sitepu; Anita Veronika; Merlina Sinabariba; Desriati Sinaga; R. Oktaviance; Ermawati Arisandy Siallagan; Risda mariana Manik; Bernadetta Ambarita; Lindawati Simorangkir
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 November 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.801 KB) | DOI: 10.33024/jpm.v3i2.5273

Abstract

Perkawinan adalah wujud kasih Allah. Perkawinan adalah sarana berbagi kasih sayang secara kudus. Sakramen Perkawinan merupakan Sakramen tertinggi di Gereja Katolik. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan peserta Kursur Persiaoan Perkawianan (KPP) dalam mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan pernikahan Katolik dan mampu memahami serta mengatasi masalah-masalah seksualitas dan Keluarga berencana (KB) selama menjalani hidup berkeluarga. Metode dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan pemaparan materi dengan menggunakan laptoP, LCD dan leaflet. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan epngatahuan calon pengantin setelah diberikan konseling ke seksualitas dan Keluaraga Berencana Alami (KBA) dalam perkawinan katolik. diharapkan dengan dilaksanakannya pendampingan konseling tentang seksualitas dan Keluaraga Berencana Alami (KBA) dalam perkawinan katolik pada calon pengantin di gereja katolik ratu rosari tanjung anom para calon pengantin dapat mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan pernikahan katolik dan mampu emngatasi masalah-masalah seksualitas, dan keluarga berencana alami selama menjalani hidup berkeluarga. Kata Kunci : Pendampingan konseling, Seksualitas dan KBA, calon pengantin.
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Mitra Kerja Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Wilayah Sei Mencirim Tahun 2025 Desriati Sinaga; Septriana Wati Sinaga; Ermawaty Arisandi; Anita Veronika
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3750

Abstract

Hipotermi pada bayi baru lahir merupakan kondisi kritis dengan suhu tubuh di bawah 36,5°C yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan metabolisme sel, hipoglikemia, asidosis, hingga kematian. Data epidemiologi menunjukkan angka kejadian hipotermi yang tinggi, seperti di Kenya mencapai 17,5% dan di Indonesia berkisar 12,5-90%. Pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi memegang peranan crucial dalam pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat, namun observasi di wilayah Sei Mencirim menunjukkan adanya kasus hipotermi pada bayi baru lahir dengan suhu 35,2°C dan kurangnya pengetahuan ibu tentang faktor risiko hipotermi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi baru lahir di Klinik Mitra Kerja Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Wilayah Sei Mencirim Tahun 2025. Metode Penelitian ini menggunakan desain deskriptif cross-sectional dengan teknik total sampling. Sampel berjumlah 30 responden ibu nifas yang memiliki bayi berusia 0-28 hari di tiga klinik mitra yaitu Klinik Katarina, Klinik Kasih Bunda, dan Klinik Lidya Ginting. Instrumen penelitian berupa kuesioner terstruktur yang terdiri dari 19 pernyataan valid dan reliabel (r=1,0413) untuk mengukur pengetahuan dengan kategori baik (76-100%), cukup (56-75%), dan kurang (≤56%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden, mayoritas ibu nifas memiliki pengetahuan cukup tentang hipotermi pada bayi baru lahir sebanyak 12 responden (40,0%), diikuti pengetahuan baik sebanyak 10 responden (33,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (26,7%). Temuan ini mengindikasikan bahwa 66,7% responden masih memiliki pengetahuan cukup hingga kurang tentang hipotermi neonatal, yang kemungkinan dipengaruhi oleh kesibukan ibu rumah tangga dalam aktivitas domestik yang membatasi akses terhadap informasi kesehatan berkualitas. Kesimpulan Pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi baru lahir masih perlu ditingkatkan mengingat mayoritas responden belum memiliki pemahaman optimal yang dapat berisiko terhadap kesehatan neonatal. Diperlukan upaya edukasi komprehensif dan berkelanjutan melalui program penyuluhan kesehatan, kunjungan neonatal rutin, dan pemberian informasi yang mudah dipahami untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas neonatal akibat hipotermi.
Gambaran Pengetahuan Tentang Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Umur 19-20 Tahun Di Fakultas Keguruan PGSD Universitas Katolik Santo Thomas Medan Tahun 2025 Risda Mariana Manik; Natasya Pandiangan; R.Oktaviance.S; Anita Veronika
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3758

Abstract

Anemia defisiensi besi merupakan masalah kesehatan global yang sering terjadi pada remaja putri akibat kehilangan darah saat menstruasi dan kebutuhan zat besi yang meningkat. Tablet tambah darah (TTD) menjadi intervensi utama dalam pencegahan anemia, namun kepatuhan konsumsi masih rendah yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang tablet tambah darah pada remaja putri umur 19-20 tahun di Fakultas Keguruan PGSD Universitas Katolik Santo Thomas Medan tahun 2025. Metode Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel berjumlah 191 responden yang dipilih dengan teknik simple random sampling menggunakan rumus Slovin. Instrumen penelitian berupa kuesioner terstruktur yang terdiri dari 18 pertanyaan multiple choice untuk mengukur pengetahuan berdasarkan tiga aspek: definisi, manfaat, dan cara mengonsumsi tablet tambah darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang definisi tablet tambah darah mayoritas responden berada pada kategori cukup (47,1%), pengetahuan tentang manfaat tablet tambah darah mayoritas responden berpengetahuan baik (50,2%), sedangkan pengetahuan tentang cara mengonsumsi tablet tambah darah mayoritas responden berpengetahuan cukup (39,8%) dengan 33,5% berpengetahuan kurang. Aspek cara mengonsumsi menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek lainnya, mengindikasikan kurangnya pemahaman praktis tentang prosedur konsumsi yang benar. Kesimpulan Pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah masih bervariasi dengan kecenderungan berada pada kategori cukup hingga baik. Meskipun pemahaman teoretis tentang manfaat relatif baik, namun pengetahuan aplikatif masih terbatas, sehingga diperlukan intervensi edukasi yang lebih komprehensif dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dalam upaya pencegahan anemia defisiensi besi