Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT DENGAN METODE NPV, IRR DAN NET B/C DI PERUSAHAAN PLWJ FAJAR SAMSURI HANAFI; KAREL L MANDAGIE; HARI MOEKTIWIBOWO
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 9, No 2 (2020): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.106 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v9i2.645

Abstract

ABSTRAKPLWJ adalah perusahaan pertambangan quarry material alam pasir dan batu. Pada tahun 2020 ini, PLWJ berkeinginan investasi alat berat dalam rangka menunjang target produksi guna memenuhi permintaan pelanggan. Dalam hal ini maka diperlukan analisis kelayakan investasi alat berat.Target produksi 746 LCM perjam dalam 3 tahun selama 13406 jam maka dibutuhkan 2 unit excavator dengan ukuran bucket 3.6 M³, sedangkan untuk truck dibutuhkan 11 unit dengan jarak hauling rata – rata 2.55 km. Dari jumlah kebutuhan alat berat tersebut, membutuhkan biaya owning dan operating cost yang belum didiskon factorkan adalah Rp. 8.495.856.000,00 tahun keenol Rp. 23.455.452.958,00 tahun pertama Rp. 23.410.178.531,00 tahun kedua, dan Rp. 26.737.305.630,00 tahun ketiga. Sedangkan untuk benefit yang di dapatkan dari tahun pertama sampai ketiga secara berurutan adalah sebagai berikut Rp. 47.315.961.895,00, Rp. 43.776.402.000,00 dan Rp. 40.236.842.105,00. Dengan menggunakan interest rate 9.95% maka perhitungan Net Present Value bernilai positif >0 yaitu Rp. 40.208.526.176,00, besaran Internal Rate of Return di angka 259,8% dan besaran Net Benefit/Cost ≥1 yaitu sebesar 1.58.Analisis sensitivitas (Sensitivity Analysis) dengan menurunkan harga jual pasir batu dari harga Rp. 60.000,00 sampai dengan Rp.30.000,00, dengan menggunakan metode interpolasi didapatkan titik impas antara benefit dan cost berada pada nilai jual pasir batu diharga Rp. 35.815,96. Analisis kelayakan investasi alat berat dengan menggunakan kriteria Net Present Value, Internal Rate of Return dan Net Benefit Cost Ratio pada perusahaan PLWJ dinyatakan layak/go, sedangkan hasil perhitungan analisis sensitivitas diperlukan untuk berhati – hati dalam mengambil keputusan jika terjadi fluktuasi harga penjualan pasir batu. Kata Kunci : Ekonomi Teknik, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit/Cost 
ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PADA MESIN MOUNTER CHIP MENGGUNAKAN PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. DHARMA ANUGERAH INDONESIA JAMAL ADI SEPTIAN; KAREL L MANDAGIE; W. TEDJA BHIRAWA
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 10, No 1 (2021): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.837 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v10i1.707

Abstract

Pemeliharan dan penanganan mesin yang tidak tidak tepat dapat menyebabkan menurunya tingkat dan efektivitas dan efisiensi mesin, PT. Dharma Anugerah Indonesia merupakan perusahaan bergerak di bidang pembuatan kamera digital mulai dari pembuatan Printed Circuit Board (PCB), mesin yang beroperasi secara terus menerus dituntuntutdapat memenuhi tarrget yang telah di tetapkan dengan tingkat efektifitas yang tinggi,permasalah yang terdapat pada PT,.Dharma Anugerah Indonesia banyak mengalami breakdown pada mesin mounter chip CM402L breakdown yang di alami paling tinggi ialah 19 kali selama 9 bulan di hitung hal ini mengakibatkan kurangnya hasil produksi,untuk meningkatkan produktivitas mesin digunakan Total productive maintenance(TPM) dengam menggunakan perhitungan Overall equipment Effektifiveness (OEE) berikut Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan selam penelitian rata-rata nilai avaibility 100%, Performance rate 92%, quality rate 29,77%, dan Overall Equipment Effectivenes 27,56%. Dari hasil tersebut di ketahui bahwa kinerja bagian maintenance dalam keadaan baik karena waktu breakdown yang cukup kecil bisa dilihat dari nilai avaibility yaitu 100% namun variabel performace rate dan quality rate masih kurang dari standar yang ada. Kemudian nilai Overall Equipment Effectiveness ini masih kurang dari standar dunia yaitu 85%, Meskipun avaibility cukup tinggi namun performance rate masih kurang sehingga nilai OEE rendah Losse terbesar yang menyebabkan rendahnya nilai OEE tersebut adalah reduced speed losses dan defect losses, reduced speed losses terbesar dari keseluruhan losses yang terjadi yaitu sebesar 11,31% dan di peringkat kedua iddiling minor stopages losses yaitu sebesar 10,21% hasil rekapitulasi itu kita simpulkan nilai OEE yang rendah mengakibatkan turunnya kapsitas produksi disebabkan operator yang tidak mau peduli ke pada mesin Kata kunci : OEE (overall equipment effectifiveness), TPM (total productive maintenance), breakdown mesin, Avaibility,performace rate
ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DAN KAIZEN UNTUK MENINGKATKAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA LINE LIQUID DI PT.PTI Zulheri Zulheri; Karel L Mandagie; Basuki Arianto
JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI Vol 8 (2019): JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/jti.v8i0.662

Abstract

Development and improvement efforts made by the pharmaceutical industry in the production sector, namely efforts to reduce down time and reduce defects and a machine is always high with down time and always produces product defects, of course, has decreased productivity, which ultimately disadvantages the company because of the ineffectiveness of the machine.To calculate and increase the level of effectiveness of a machine, an approach is needed, one approach that can be used is the method of calculating Overall Equipment Effectiveness (OEE) as a product of Total Productive Maintenance (TPM).The implementation of TPM and the formation of the Kaizen Team to increase the value of OEE has been very successful. Avaibility rate which previously averaged from January to April was 72.5% in May to 76.4%, and also the increase in the OEE value which was previously 69.9% in May increased to 73.0%. Previously, in January to April, an average of 6823 pcs in May decreased to 2722 pcs so that the rate quality increased, previously in January to April 2018 it was 99.4% in May 2018, it increased to 99.7%. Keyword : TPM, OEE, Kaizen
2. USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TRANSFER CONVEYOR STEEL CORD Bahrinudin; W Tedja Bhirawa; Karel L Mandagie; Dikatama T
Jurnal TNI Angkatan Udara Vol 3 No 3 (2024): Jurnal TNI Angkatan Udara Triwulan Ketiga
Publisher : Staf Komunikasi dan Elektronika, TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v3i3.107

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui dan mengukur OverallEqipment Effectiveness (OEE) mesin Transfer Conveyor Steel Cord, mengidentifikasi danmemverifikasi faktor-faktor kerugian dominan bagi perusahaan berdasarkan six big lossesdengan melakukan Root Cause Analysis serta mengukur total efektivitas performansi darimesin-Transfer Conveyor Steel Cord. (4)Membuat usulan kepada perusahaan untukmeningkatkan produktivitas dan efektivitas dimasa yang akan datang. Penelitian dilaksanakandi PLTU Bukit Asam Sumatera Selatan dengan menggunakan Transfer Conveyor Steel Cord.Pada penelitian ini untuk dapat meningkatkan OEE mesin pada Transfer Conveyor Steel Cord,maka rancangan sistem perawatan yang dibuat dengan menggunakan metode TPM.penerapan TPM yang diperoleh setelah melakukan pengolahan data. Analisis yang dilakukanmeliputi analisis jadwal perawatan, analisis six big losses, analisis nilai OEE, dan analisisrancangan penerapan TPM. Pengukuran tingkat efektivitas Transfer Conveyor Steel Corddengan menggunakan metode OEE diperoleh nilai OEE sebesar 81,1 %. Langkah perbaikanyang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya breakdown adalah operator melakukanpengecekan mesin sebelum mesin tersebut dioperasikan, sehingga dapat meminimalkanpotensi kerusakan mesin. Memberikan pelatihan secara berkala kepada para operator danmaintenance untuk meningkatkan kemampuan mereka. Penelitian ini dapat dilanjutkandengan perancangan penjadwalan preventive maintenance dan optimalisasi autonomousmaintenance untuk meminimalkan breakdown yang terjadi. Beberapa tindakan PlannedMaintenance diantaranya adalah pemeriksaan alat secara menyeluruh, melakukanpembersihan, dan pelumasan dan penggantian komponen (spare part) dilakukan secaraberkala sesuai prosedur.