I MADE SUPARTHA UTAMA
Program Studi Teknik Pertanian universitas Udayana

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Pelapisan Nanopartikel Kitosan terhadap Karakter Fisiko-Kimia dan Sensoris Pascapanen Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis) Sembiring, Welter Albetta; Utama, I Made Supartha; Widia, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p20

Abstract

Abstrak Jeruk Siam (Citrus nobilis) merupakan salah satu buah yang terkenal di Indonesia dan sukar rusak, maka dari itu salah satu pengupayaan yang dapat dilaksanakan adalah menggunakan edible coating dengan bahan pelapis nanopartikel kitosan untuk membantu mencegah kerusakan dan menunjang masa penyimpanan buah. Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa pengaruh nanopartikel kitosan serta mendapatkan konsentrasi terpilih sebagai bahan pelapis pada karakter fisiko-kimia dan sensoris jeruk siam selama masa periode pascapanennya. Penelitian kali ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan konsentrasi meliputi lima tingkat, yaitu : 0% (E0), 0,2% (E1), 0,4% (E2), 0,8% (E3), 1% (E4) dengan tiga kali ulangan maka menghaslkan 15 unit percobaan. Parameter fisiko-kimia yang diamati pada penelitian ini termasuk dari susut bobot, color difference, kepadatan buah, total padatan terlarut (TPT), total pada asam, serta ukuran sensoris meliputi aroma buah dan rasa manis terhadap buah jeruk siam. Hasil pada penelitian ini menunjukkan hingga pemberian nanopartikel kitosan terbukti berpengaruh terhadap color difference, total padatan terlarut, nilai susut bobot, total asam, dan uji sensoris buah jeruk siam selama masa periode pascapanen. Melakukan pelapisan terhadap buah menggunakan konsentrasi 0,4% (E2) adalah konsentrasi terbaik dengan nilai rata-rata susut bobot 3,5%, nilai rata-rata total padatan terlarut 11,7% Brix, dan memiliki nilai sensoris tertinggi mengenai rasa buah dengan memiliki nilai rata-rata 3,5. Pelapisan buah dengan konsentrasi 0,2 % (E1) mendapatkan hasil terbaik pada color difference 50,9 dan pelapisan buah dengan konsentrasi 1% mendapatkan hasil terbaik pada total asam dengan nilai 2,3%. Abstract Siamese Orange (Citrus nobilis) is one of the best known fruits in Indonesia and is quite resilient to spoilage; therefore, one approach that is being taken is the use of an edible coating with chitosan nanoparticle coating material to help prevent damage and extend the shelf life of the fruit. This research aims to determine the effect of chitosan nanoparticles and to obtain the best concentration as a coating material on the physico-chemical and sensory characteristics of Siam orange during its post-harvest period. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with five concentration levels: 0% (E0), 0.2% (E1), 0.4% (E2), 0.8% (E3), and 1% (E4), with three repetitions, resulting in 15 experimental units. The physico-chemical parameters observed include weight loss, color difference, fruit density, total soluble solids (TSS), and total acid content, as well as sensory attributes such as sweetness and aroma of the fruit. The results of this study .showed that the application of chitosan nanoparticles significantly affected weight loss, color difference, total soluble solids, total acid content, and sensory tests of Siam orange during the post-harvest period. Fruit coating with a concentration of 0.4% (E2) was the best concentration with an average weight loss of 3.5%, an average total soluble solids of 11.7% Brix, and the highest sensory value for fruit flavor with an average score of 3.5. Fruit coating with a concentration of 0.2% (E1) achieved the best results in color difference at 50.9, while fruit coating with a concentration of 1% achieved the best results in total acid content with a value of 2.3%.
Deteksi Residu Insektisida Profenofos pada Cabai Merah (Capsium annum L.) melalui Augmentasi Citra dan CNN (Convolutional Neural Network) Maulida, Zulfa Hana; Budisanjaya, I Putu; Utama, I Made Supartha; Chaicana, Chatchawan; Syahputra, Wahyu Nurkholis Hadi
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p11

Abstract

Abstrak Penggunaan insektisida dalam pertanian meningkat pesat namun juga menghadapi tantangan terkait dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu insektisida yang umum digunakan adalah profenofos. Profenofos sering digunakan petani untuk mengendalikan hama pada tanaman cabai merah di Indonesia. Oleh karena itu, deteksi residu insektisida profenofos pada cabai penting untuk memastikan keamanan konsumsi cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode baru dalam mendeteksi residu insektisida profenofos pada cabai merah (Capsicum Annum L.) melalui augmentasi citra dan CNN (Convolutional Neural Network). Dalam penelitian ini, dilakukan penyiapan larutan insektisida, pengambilan citra cabai, pengujian dengan GC (Gas Chromatography) Agilent 6890N, pra-pemrosesan citra, dan implementasi pemodelan CNN. Dilakukan penyemprotan pada 15 cabai dengan konsentrasi 0 dan 10 mg/l, diikuti pengambilan citra menggunakan smartphone sehingga terdapat 30 citra. Selanjutnya, setiap citra diaugmentasi sebanyak 50 kali, menghasilkan total 1530 citra. Proses ini melibatkan rotasi, pergeseran, zoom, serta horizontal dan vertical flipping. Model CNN yang terdiri dari convolution layer dan fully connected dilatih dengan optimizer Adam, loss function categorical crossentropy, learning rate 0,0001, dan dilakukan pelatihan sebanyak 20 epoch. Hasil analisis menunjukkan bahwa model mencapai akurasi sebesar 85% dengan nilai precision, recall, dan F1-score masing-masing adalah 0,86; 0,85; dan 0,84. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode augmentasi citra dan CNN telah berhasil mendeteksi residu insektisida profenofos pada cabai merah dengan konsentrasi 0 dan 10 mg/l. Abstract The use of insecticide in agriculture is rapidly increasing but also faces challenges related to their negative impacts on human health and the environment. One commonly used insecticide is profenofos. Farmers frequently use Profenofos to control pests on red chili plants in Indonesia. Therefore, detecting profenofos insecticide residue on chili is crucial to ensure the safety of chili consumption. This study aims to develop a new method for detecting profenofos insecticide residues on red chilies (Capsicum Annum L.) through image augmentation and CNN (Convolutional Neural Network). In this study, insecticide solution preparation, chili image acquisition, testing with GC (Gas Chromatography) Agilent 6890, image preprocessing, and CNN model implementation were conducted. Insecticide solution spraying was conducted on 15 chilies with concentrations of 0 and 10 mg/l, followed by smartphone image acquisition, resulting in 30 images. Subsequently, each image was augmented 50 times, resulting in 1530 images. This process involves rotation, shifting, zoom, and horizontal and vertical flipping. The CNN model, consisting of convolution layers and fully connected layers, was trained with the Adam optimizer, categorical cross-entropy loss function, the learning rate of 0,0001, and trained for 20 epochs. The analysis results indicate that the model achieved an accuracy of 85% with precision, recall, and F1-score values of 0,86, 0,85, and 0,84, respectively. Based on these results, it can be concluded that the image augmentation and CNN method successfully detected profenofos insecticide residues on red chilies at concentrations of 0 and 10 mg/l.
Pengaruh Konsentrasi Disinfektan Menggunakan Film Plastik Terperforasi terhadap Susut Bobot dan Mutu Cabai Rawit Selama Penyimpanan Tarigan, Firnando Desnanta; Utama, I Made Supartha; Tika, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Cabai rawit (Capsicum frutescens L) adalah salah satu buah cabai yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, menambah nafsu makan, menguatkan kembali tangan dan kaki yang lemas, melegakan hidung tersumbat pada penyakit sinusitis, mengobati migrain, sebagai obat penyakit rematik, sakit perut dan kediginan. Penanganan pascapanen cabai rawit harus dilakukan secara baik dan hati-hati karena buah cabai rawit memiliki sifat yang mudah mengalami kemunduran mutu setelah panen, dan dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan kuantitas maupun susut kualitas. Penggunaan disinfektan jenis clorin dapat memperlambat laju kemunduran mutu produk, terutama akibat dari infeksi mikroorganisme. Penggunaan plastik film sebagai bahan kemasan buah-buahan dapat memperpanjang masa simpan produk hortikultura segar, dimana kemasan film plastik memberikan perubahan gas-gas atmosfer dalam kemasan yang berbeda dengan atmosfer udara normal yang dapat memperlambat perubahan fisiologis yang berhubungan dengan pemasakan dan pelayuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan disinfektan dan kemasan plastic terperforasi beberapa atribut mutu buah cabai rawit selama penyimpanan pada suhu 10+1oC dan untuk mengetahui kombinasi konsentrasi larutan disinfektan dan presentase perforasi plastik kemasan optimal untuk mempertahankan mutu buah cabai rawit selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama merupakan perlakuan perendaman laruran klorin yang terdiri dari konsentrasi 0 ppm, 75 ppm, dan 150 ppm. Faktor kedua merupakan perlakuan persentase lubang perforasi kemasan yang terdiri dari 0%, 2%, 4%, dan 6%. Penelitian ini menggunakan jenis plastic polypropylene berukuran 20 cm x 30 cm dengan ketebalan 0,06 mm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan berat masing-masing kemasan 250 gram untuk setiap unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman larutan disinfektan 150ppm dengan kemasan lubang terperforasi sebesar 6% secara signifikan mampu mengurangi susut bobot dan atribut mutu buah cabai rawit dibandingkan dengan perlakuan lainnya. ABSTRACT Cayenne pepper (Capsicum frutescens L) is one of the chilies that is widely cultivated by farmers in Indonesia because it has a high selling price, can be used as a cooking spice, increases appetite, strengthens weak hands and feet, relieves stuffy noses in diseases sinusitis, treating migraines, as a medicine for rheumatic diseases, stomach aches and chills. Post-harvest handling of cayenne pepper must be carried out properly and carefully because cayenne pepper has a characteristic that easily deteriorates after harvest, and can experience damage which causes quantity and quality loss. The use of chlorine-type disinfectants can slow down the rate of deterioration in product quality, especially as a result of microorganism infection. The use of plastic film as a packaging material for fruits can extend the shelf life of fresh horticultural products, where plastic film packaging provides changes in atmospheric gases in the packaging that are different from the normal air atmosphere which can slow down physiological changes associated with ripening and withering. This study aims to determine the effect of the concentration of disinfectant solution and perforated plastic packaging on several quality attributes of cayenne pepper during storage at 10+1oC and to determine the optimal combination of disinfectant solution concentration and percentage of perforated plastic packaging to maintain the quality of cayenne pepper during storage. The experimental design used was a completely randomized factorial design with two factors. The first factor was the chlorine solution immersion treatment which consisted of concentrations of 0 ppm, 75 ppm, and 150 ppm. The second factor is the treatment of the percentage of packaging perforations consisting of 0%, 2%, 4%, and 6%. This study used a type of polypropylene plastic measuring 20 cm x 30 cm with a thickness of 0.06 mm. Each treatment was repeated three times with a weight of 250 grams each for each experimental unit. The results showed that the immersion treatment with a disinfectant solution of 150 ppm with perforated hole packaging of 6% was able to significantly reduce weight loss and fruit quality attributes of cayenne pepper compared to other treatments.
Pengaruh Nanoemulsi Minyak Wijen Dan Sereh Sebagai Edible Coating Terhadap Karakteristik Fisiko-Kimia dan Sensoris Pasca Panen Wortel (Daucus carota L) Tarigan, Hardiano; Utama, I Made Supartha; Wirawan, I Putu Surya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wortel (Daucus carota L) merupakan jenis sayuran yang selama periode pascapanennya mudah mengalami kemunduran mutu yang merupakan penyebab susut yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nano-emulsi minyak wijen dan sereh sebagai edible coating terhadap karakteristik fisiko-kimia dan sensoris wortel selama pascapanennya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor yang pertama adalah minyak wijen (W) yang terdiri dari tiga tingkat konsentrasi, yaitu: 0%, 0,5% dan 1% serta faktor yang kedua adalah minyak sereh (S) yang terdiri dari tiga tingkat konsentrasi, yaitu: 0%, 0,5% dan 1%. Penelitian diulang dua kali sehingga menghasilkan 18 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum nano-emulsi minyak wijen dan sereh berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot, kekerasan umbi, collor diference, total padatan terlarut, vitamin A, dan nilai sensoris pada wortel selama periode pasca panen. Perlakuan konsentrasi munyak wijen 1% dan sereh 0,5% (W2S1) sebagai nano-emulsi merupakan perlakuan terbaik untuk mengurangi susut bobot, mempertahankan kekerasan, total padatan terlarut, dan kadar vitamin A umbi wortel selama periode pascapanennya. Sedangkan konsentrasi minyak wijen 1% dan sereh 0% (W2S0), merupakan konsentrasi terbaik dalam mempertahankan perubahan warna dan nilai sensoris umbi wortel.
Pengaruh Nano-emulsi Minyak Wijen dan Sereh terhadap Karakteristik Fisiko-Kimia dan Sensoris Pascapanen Pisang Cavendish (Musa Acuminata, L.) Rupawan, I Kadek Krisna; Utama, I Made Supartha; Widia, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p02

Abstract

Abstrak Buah pisang Cavendish adalah buah klimaterik yang ditandai dengan produksi etilen tinggi. Peningkatan laju respirasi yang tinggi memicu proses pemasakan pascapanen yang berakibat pada cepatnya buah mengalami kemunduran fisiologis (pelayuan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nano-emulsi minyak wijen dan minyak sereh terhadap karakteristik fisiko-kimia dan sensoris pascapanen buah pisang Cavendish. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Pertama faktor konsentrasi minyak wijen (W) yang terdiri atas konsentrasi 0 %, 0,5 %, dan 1 %, kedua faktor perlakuan minyak sereh (S) yang terdiri atas konsentrasi 0 %, 0,5 %, 1 %, dan 1,5 % dengan tiga kali ulangan perlakuan sehingga terdapat 36 sampel. Parameter fisiko-kimia yang diamati meliputi susut bobot, kekerasan buah, color difference, total padatan terlarut (TPT), dan total asam, serta parameter sensoris meliputi rasa manis dan aroma pada buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan nano-emulsi minyak wijen dan minyak sereh berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot, kekerasan buah, color difference, TPT, total asam, dan sensoris buah pisang Cavendish. Pelapisan buah dengan konsentrasi minyak wijen 1% dan minyak sereh 1% (W2S2) adalah konsentrasi terbaik dalam mempertahankan susut bobot, kekerasan buah, color difference, dan total asam dengan nilai rata-rata susut bobot (25,04%), kekerasan buah (10,47 kg/cm2), color difference (58,8%), total asam (4,67%). Perlakuan dengan campuran minyak wijen 0,5% dan minyak sereh 1% (W1S2) merupakan kombinasi terbaik dalam mempertahankan nilai TPT dengan nilai rata-rata 23,50% selama penyimpanan 12 hari dan kontrol mendapatkan skor tertinggi dalam uji sensoris pada hari ke-9 dengan nilai rata-rata 5. Abstract Cavendish banana fruit is a climatic fruit characterised by high ethylene production. The high respiration rate triggers the postharvest ripening process which results in the rapid physiological deterioration of the fruit. The objective of this study was to determine the effect of sesame oil and lemongrass oil nano-emulsions on the postharvest physico-chemical and sensory characteristics of Cavendish banana fruit. The research design used was a completely randomised design (CRD) with two treatment factors. First, sesame oil concentration factor (W) consisting of 0%, 0.5%, and 1% concentrations, second, lemongrass oil treatment factor (S) consisting of 0%, 0.5%, 1%, and 1.5% concentrations with three replications of the treatment so that there were 36 samples. Physico-chemical parameters observed included weight loss, fruit hardness, colour difference, total soluble solids (TPT), and total acid, and sensory parameters included sweetness and aroma of the fruit. The results showed that sesame oil and lemongrass oil nano-emulsion coating significantly affected the weight loss, fruit hardness, colour difference, TPT, total acid, and sensory values of Cavendish banana fruit. Fruit coating with 1% sesame oil and 1% lemongrass oil concentration (W2S2) was the best concentration in maintaining weight loss, fruit hardness, colour difference, and total acid with average values of weight loss (25.04%), fruit hardness (10.47 kg/cm2), colour difference (58.8%), total acid (4.67%). The treatment with a mixture of 0.5% sesame oil and 1% lemongrass oil (W1S2) was the best combination in maintaining the TPT value with an average value of 23.50% during 12 days storage and the control received the highest score in the sensory test on day 9 with an average value of 5.