Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

APLIKASI KOMPOS SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN FENOL PADA TANAMAN JAHE MERAH Setiyo, Yohanes; Tika, I Wayan; -, Sumiyati; Suhendra, Lutfi
Agrotekno Vol. 15, No. 2 Agustus 2009
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.266 KB)

Abstract

This research was aimed to optimize the production ofvolatile oil and oleoresin of red ginger crops by optimizingthe usage of compost as fertilizer. Compost was applied as anorganic fertilizer to red ginger crops in poly-bag withfertilization doses 0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, and 1 kg for one kgcrops planting and red ginger was harvested at 8 and 9months after planting.Red ginger contained volatile oil of 3.8-3.97% DM, totalphenol of 5.7 - 6.4% DM, and ability to catch free radical ofDPPH compound of phenol of 2.5 - 2.6% DM. The quality ofthe red ginger was measured at the age of between 8 and 9months. Depended upon its volatile oil content, ability tocatch free radical DPPH compound of phenol, and its contenton phenol, hence harvest time of ginger could be minimizedto 8 months.
Analisis Saluran Pemasaran Bawang Prei (Allium ampeloprasum L.) yang Dibudidayakan di Desa Candikuning, Baturiti, Tabanan Saqinah, Sonia; Aviantara, I Gusti Ngurah Apriadi; Tika, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bawang prei (Allium ampeloprasum L.) merupakan jenis tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Desa Candikuning, Baturiti, Tabanan. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali tahun 2021, hasil produksinya mencapai 1.055 ton. Namun, untuk pemasaran komoditas ini belum ada kejelasan informasi mengenai saluran pemasarannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran pemasaran, distribusi margin pemasaran dan margin keuntungan, tingkat efisiensi pemasaran, serta proporsi keterlibatan petani dalam kegiatan pemasaran bawang prei. Responden terdiri dari 30 orang petani, 7 orang pengepul, 5 orang pedagang besar, dan 5 orang pedagang kecil yang dipilih melalui prosedur Accidental Sampling dan Snowball Sampling. Data yang diperoleh terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian menunjukkan adanya tiga model berbeda dalam saluran pemasaran bawang prei, diantaranya saluran I (petani – pengepul – pedagang besar – konsumen) saluran II (petani – pengepul – pedagang kecil – konsumen) dan saluran III (petani – pengepul – pedagang besar – pedagang kecil – konsumen). Saluran III memiliki total margin tertinggi yaitu sebesar Rp 12.467/kg, sedangkan saluran I memiliki total margin terendah yaitu sebesar Rp 8.467/kg. Pedagang besar memperoleh margin keuntungan tertinggi yaitu Rp 3.546/kg, sedangkan pedagang kecil pada saluran III memperoleh margin keuntungan terendah yaitu Rp 1.734/kg. Saluran I mempunyai farmer's share paling besar yakni 67%, sedangkan saluran III paling rendah yaitu 58%. Tingkat efisiensi semua saluran pemasaran bawang prei yang dibudidayakan di Desa Candikuning termasuk dalam kategori efisien. Namun, berdasarkan biaya pemasaran, margin pemasaran, dan farmer’s share yang diperoleh, saluran I merupakan saluran yang paling efisien. Abstract Leek (Allium ampeloprasum L.) is a kind of horticultural plant cultivated by farmers in Candikuning Village, Baturiti, Tabanan. Based on BPS data from Bali Province in 2021, production reached 1,055 tons, but there is no clear information regarding the marketing channels. This research aims to determine marketing channels, distribution of marketing margins and profit margins, level of marketing efficiency, and the proportion of farmer involvement in leek marketing activities. The sample consisted of 30 farmers, 7 collectors, 5 larges, and 5 small traders. They were specifically chosen through Accidental Sampling and Snowball Sampling procedures. The data obtained consists of qualitative and quantitative information. Research findings show that there are three different trends in leek marketing channels, specifically channel 1 (farmers – collectors – wholesalers – consumers), channel II (farmers – collectors – small traders – consumers), and channel III (farmers – collectors – wholesalers – traders) small – consumer). Channel III has the highest total margin of IDR 12,467/kg, while Channel 1 has the lowest (IDR 8,467/kg). Large traders get the highest profit margin of IDR 3,546/kg, while small traders in channel III get the lowest profit margin of IDR 1,734/kg. Channel 1 has the largest farmer's share, 67%, while channel III has the lowest, 58%. All of the channels remain in the efficient category. Based on marketing costs, marketing margins, and farmer's share obtained, channel 1 is the most efficient.
Analisis Kebutuhan Traktor Tangan dalam Pengolahan Tanah Sawah di Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli Darma, I Gede Agus Arya; Aviantara, I Gusti Ngurah Apriadi; Tika, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 1 (2024): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i01.p10

Abstract

Budidaya pertanian memerlukan pengelolaan yang optimal terhadap kebutuhan traktor pendek. Jumlah traktor tangan yang dibutuhkan tergantung pada luas lahan pertanian, dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengetahui kebutuhan traktor tangan dan merencanakan jumlah traktor tangan yang optimal sebagai rekomendasi. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif melalui metode survei dalam pencarian data primer yaitu. pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan traktor lengan pendek adalah 0,686 m/s. Kapasitas efektif lahan sebesar 0,0366 ha/jam. Kapasitas lahan teoritis adalah 0,066 ha/jam. Traktor pegangan pendek mempunyai efisiensi lapangan sebesar 55,45%. Desa Bangbang membutuhkan 15 unit traktor tangan pendek untuk pengolahan hasil pertanian. Abstract Agricultural cultivation requires optimal management of the need for short tractors. The number of hand tractors needed depends on the area of ??agricultural land, and the purpose of this work is to determine the need for hand tractors and plan the optimal number of hand tractors as a recommendation. This study uses quantitative analysis through survey methods in the search for primary data, namely. field measurement. The results showed that the speed of the short arm tractor was 0.686 m/s. The effective capacity of the land is 0.0366 ha/hour. Theoretical land capacity is 0.066 ha/hour. The short handle tractor has a field efficiency of 55.45%. Bangbang Village needs 15 units of short-handed tractors for processing agricultural products.
Analisis Efisiensi Penggunaan Air Irigasi di Daerah Irigasi Tungkub Darmayasa, Made; Tika, I Wayan; Sucipta, I Nyoman; Sulastri, Ni Nyoman
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p01

Abstract

Abstrak Efisiensi merupakan salah satu metode untuk menentukan manajemen air pada lahan pertanian dengan memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan air irigasi. Penggunaan air irigasi di Daerah Irigasi Tungkub diduga belum optimal dikarenakan pengelolaan air irigasi yang belum cukup baik. Kondisi daerah irigasi tersebut terjadi pemborosan air irigasi dan pada musim kemarau terjadi kekurangan air khususnya di wilayah hilir. Tujuan penelitian ini mengetahui efisiensi penggunaan air irigasi saat proses penyiapan lahan dan fase tanaman padi. Untuk menunjang penelitian, Daerah Irigasi Tungkub dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan A lokasinya sebagian besar di hulu, kawasan B sebagian besar di tengah dan kawasan C sebagian besar di hilir. Penelitian dilakukan melalui metode analisis kuantitatif dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari Power Nasa, Stasiun Klimatologi Bali, BMKG wilayah III Denpasar, pekaseh dan petugas terkait. Data primer berupa ketersediaan air irigasi berdasarkan debit air di saluran dan pengamatan proses budidaya tanaman padi. Hasil perhitungan efisiensi penggunaan air irigasi pada kawasan A saat penyiapan lahan 59,26%, fase vegetatif 34,30% dan fase generatif 20,24%. Kawasan B saat penyiapan lahan 49,97%, fase vegetatif 35,92% dan fase generatif 73,58%. Kawasan C saat penyiapan lahan 86,32%, fase vegetatif 55,10% dan fase generatif 35,65%. Efisiensi penggunaan air di kawasan A, B saat penyiapan lahan, semua kawasan saat fase vegetatif dan kawasan A serta C saat fase generatif termasuk dalam kategori “agak kurang”. Sedangkan saat penyiapan lahan di kawasan C dan fase generatif di kawasan B termasuk dalam kategori “baik”. Abstract Efficiency is one of the methods for determining water management in agricultural land by considering the need and availability of irrigation water. The water irrigation used in the Tungkub irrigation area is not supposed to be optimum because of insufficient water management. Conditions of the irrigation area are waste of water and in the dry season, there is a water shortage especially downstream. The purpose of the study is to determine the efficiency of irrigation water use in the land preparation and planting phase. To support research, the Tungkub Irrigation Area is divided into three areas: A mostly upstream; B mostly in the middle; and Area C mostly downstream. The study used quantitative analysis methods by collecting secondary and primary data. Secondary data was obtained from Power Nasa, Bali Climatology Station, BMKG Region III Denpasar, pekaseh, and related officers. Primary data is the availability of irrigation water based on water in the channel and observation of the paddy cultivation process. Results of irrigation water use efficiency in area A when land preparation is 59,26%, vegetative phase 34,30%, and generative phase 20,24%. Area B when land preparation 49,97%, vegetative phase 35,92%, and generative phase 73,58%. Area C when land preparation 86,32%, vegetative phase 55,10%, and generative phase 35,65%. Water efficiency in areas A, and B while soil preparation, all areas while vegetative phase, and areas A and C while generative phases are in the category “slightly less”. Land preparation in Area C and the generative phase in Area B are in the "good" category.
Variasi Ukuran dan Durasi Aktivasi Zeolite dengan KMnO4 terhadap Karakteristik Pepaya California Selama Penyimpanan Setiadi, Ni Made Thari; Yulianti, Ni Luh; Tika, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 1 (2024): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i01.p03

Abstract

Zeolite merupakan media yang memiliki kemampuan untuk menyerap larutan dalam bentuk cairan dengan sejumlah senyawa yang berperan sebagai oksidator etilen yaitu senyawa KMnO4, sehingga dapat menunda kematangan buah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi adsorben terbaik dalam menunda kematangan buah pepaya california; mendapatkan pengaruh ukuran zeolite dan durasi aktivasi zeolite serta menentukan interaksi perlakuan yang dapat menghasilkan buah pepaya yang masih layak dikonsumsi selama 10 hari masa simpan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama yaitu ukuran zeolite yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 60 mesh dan 80 mesh. Faktor kedua adalah durasi aktivasi zeolite secara kimia yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 25 mening, 30 menit, dan 35 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan adsorben zeolite KMnO4 mampu memberikan respon terhadap penunda kematangan buah pepaya california berupa perubahan yang terjadi pada buah dan warna adsorben zeolite KMnO4. Interaksi antar perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter tekstur buah, total padatan terlarut, susut bobot buah, warna buah, dan masa simpan buah. Interaksi perlakuan terbaik diperoleh pada ukuran zeolite 80 mesh dan durasi aktivasi selama 25 menit dengan KMnO4 menghasilkan nilai tekstur buah sebesar 49.4325 N, total padatan terlarut sebesar 10.7933 Brix, susut bobot buah sebesar 1.26 %, Warna nilai L sebesar 36.58, warna nilai a sebesar 10.41, warna nilai b sebesar 31.09. ABSTRACT Zeolite is a medium that has the ability to absorb solutions in liquid form with a number of compounds that act as ethylene oxidizers, namely KMnO4 compounds, so as to delay fruit ripeness. This study aims to obtain the best adsorbent interaction in delaying the maturity of California papaya fruit; to obtain the effect of zeolite size and duration of zeolite activation as well as determine the interaction of treatments that can produce papaya fruit that is still suitable for consumption during the 10 day shelf life. This study used a two-factor Randomized Block Design (RBD). The first factor is the size of the zeolite which consists of 3 levels, namely 60 mesh and 80 mesh. The second factor was the duration of chemical activation of the zeolite which consisted of 3 levels, namely 25 minutes, 30 minutes and 35 minutes. The results showed that the use of zeolite KMnO4 adsorbent was able to provide a response to delaying the maturity of the California papaya fruit in the form of changes that occur in the fruit and color of the KMnO4 zeolite adsorbent. The interaction between treatments has a significant effect on the parameters of fruit texture, total dissolved solids, fruit weight loss, fruit color, and fruit shelf life. The best treatment interaction was obtained at a zeolite size of 80 mesh and an activation duration of 25 minutes with KMnO4 resulted in a fruit texture value of 49.4325 N, total dissolved solids of 10.7933° Brix, fruit weight loss of 1.26 %, Color L value of 36.58, color value of a of 10.41, the color value of b is 31.09.
Pengaruh Konsentrasi Disinfektan Menggunakan Film Plastik Terperforasi terhadap Susut Bobot dan Mutu Cabai Rawit Selama Penyimpanan Tarigan, Firnando Desnanta; Utama, I Made Supartha; Tika, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Cabai rawit (Capsicum frutescens L) adalah salah satu buah cabai yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, menambah nafsu makan, menguatkan kembali tangan dan kaki yang lemas, melegakan hidung tersumbat pada penyakit sinusitis, mengobati migrain, sebagai obat penyakit rematik, sakit perut dan kediginan. Penanganan pascapanen cabai rawit harus dilakukan secara baik dan hati-hati karena buah cabai rawit memiliki sifat yang mudah mengalami kemunduran mutu setelah panen, dan dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan kuantitas maupun susut kualitas. Penggunaan disinfektan jenis clorin dapat memperlambat laju kemunduran mutu produk, terutama akibat dari infeksi mikroorganisme. Penggunaan plastik film sebagai bahan kemasan buah-buahan dapat memperpanjang masa simpan produk hortikultura segar, dimana kemasan film plastik memberikan perubahan gas-gas atmosfer dalam kemasan yang berbeda dengan atmosfer udara normal yang dapat memperlambat perubahan fisiologis yang berhubungan dengan pemasakan dan pelayuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan disinfektan dan kemasan plastic terperforasi beberapa atribut mutu buah cabai rawit selama penyimpanan pada suhu 10+1oC dan untuk mengetahui kombinasi konsentrasi larutan disinfektan dan presentase perforasi plastik kemasan optimal untuk mempertahankan mutu buah cabai rawit selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama merupakan perlakuan perendaman laruran klorin yang terdiri dari konsentrasi 0 ppm, 75 ppm, dan 150 ppm. Faktor kedua merupakan perlakuan persentase lubang perforasi kemasan yang terdiri dari 0%, 2%, 4%, dan 6%. Penelitian ini menggunakan jenis plastic polypropylene berukuran 20 cm x 30 cm dengan ketebalan 0,06 mm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan berat masing-masing kemasan 250 gram untuk setiap unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman larutan disinfektan 150ppm dengan kemasan lubang terperforasi sebesar 6% secara signifikan mampu mengurangi susut bobot dan atribut mutu buah cabai rawit dibandingkan dengan perlakuan lainnya. ABSTRACT Cayenne pepper (Capsicum frutescens L) is one of the chilies that is widely cultivated by farmers in Indonesia because it has a high selling price, can be used as a cooking spice, increases appetite, strengthens weak hands and feet, relieves stuffy noses in diseases sinusitis, treating migraines, as a medicine for rheumatic diseases, stomach aches and chills. Post-harvest handling of cayenne pepper must be carried out properly and carefully because cayenne pepper has a characteristic that easily deteriorates after harvest, and can experience damage which causes quantity and quality loss. The use of chlorine-type disinfectants can slow down the rate of deterioration in product quality, especially as a result of microorganism infection. The use of plastic film as a packaging material for fruits can extend the shelf life of fresh horticultural products, where plastic film packaging provides changes in atmospheric gases in the packaging that are different from the normal air atmosphere which can slow down physiological changes associated with ripening and withering. This study aims to determine the effect of the concentration of disinfectant solution and perforated plastic packaging on several quality attributes of cayenne pepper during storage at 10+1oC and to determine the optimal combination of disinfectant solution concentration and percentage of perforated plastic packaging to maintain the quality of cayenne pepper during storage. The experimental design used was a completely randomized factorial design with two factors. The first factor was the chlorine solution immersion treatment which consisted of concentrations of 0 ppm, 75 ppm, and 150 ppm. The second factor is the treatment of the percentage of packaging perforations consisting of 0%, 2%, 4%, and 6%. This study used a type of polypropylene plastic measuring 20 cm x 30 cm with a thickness of 0.06 mm. Each treatment was repeated three times with a weight of 250 grams each for each experimental unit. The results showed that the immersion treatment with a disinfectant solution of 150 ppm with perforated hole packaging of 6% was able to significantly reduce weight loss and fruit quality attributes of cayenne pepper compared to other treatments.
Rancang Bangun Pelontar Pakan Ikan Otomatis Berbasis Mikrokontroller Arduino Mega Abdi Bagaskara, Pande Made Ngurah Bayu; Budisanjaya, I Putu Gede; Tika, I Wayan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 1 (2024): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i01.p17

Abstract

Pakan mempunyai peranan sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan dalam budidaya ikan, dengan sistem pemberian pakan ikan pada umumnya masih berorientasi pada sumber daya manusia yang sifatnya masih manual. Salah satu teknologi yang dapat memudahkan seseorang dalam melakukan pemeliharaan ikan khususnya dalam pemberian pakan, yaitu dengan menerapkan sistem pemberian pakan otomatis yang berbasis mikrokontroller Arduino Mega. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat pelontar pakan ikan otomatis berbasis mikrokontroller arduino mega dan mengetahui kinerja sistem dari alat pelontar pakan ikan otomatis berbasis mikrokontroller arduino mega. Rancangan melibatkan penggunaan komponen seperti keypad, LCD, sensor HC-SR04, sensor RTC, buzzer, motor servo, motor DC, loadcell, dan relay untuk mengontrol dan mengukur berat pakan serta mengatur frekuensi pemberian pakan. Sistem yang dibangun menghasilkan prototipe dengan dimensi diameter 37 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 95 cm dan dimensi pelontarnya yaitu panjang 15 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 26 cm. Sistem ini berhasil membantu pengguna dalam memberi pakan ikan secara otomatis dan terjadwal. ABSTRACT Fish feeding plays a crucial role in the growth and reproduction of fish in aquaculture. However, the conventional feeding systems still rely heavily on manual intervention. To handle this, the automated fish feeding system based on the Arduino Mega microcontroller offers a practical solution. This research aims to design and develop an automatic fish feeding device using the Arduino Mega microcontroller and evaluate its performance. The design involves the integration of components such as a keypad, LCD, HC-SR04 sensor, RTC sensor, buzzer, servo motor, DC motor, load cell, and relay to control and measure the feed’s weight and regulate the feeding frequency. The constructed system resulted in a prototype with dimensions of 37 cm in diameter, 40 cm in width, and 95 cm in height, with the feeder’s dimensions measuring 15 cm in length, 15 cm in width, and 26 cm in height. The system effectively assists users in providing automated and scheduled fish feeding.
Efisiensi Kinerja Traktor Singkal dan Rotari pada Proses Nyacahin Di Subak Tika, I Wayan; Madrini, Ida Ayu Gede Bintang; Sumiyati, Sumiyati; Sulastri, Ni Nyoman; Kinasih, Mentari
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p17

Abstract

Abstrak Kegiatan pengolahan tanah di subak dapat mengurangi perkembangan tanaman pengganggu (gulma), dapat menggemburkan tanah, dan mengondisikan sifat biofisik tanah. Pengolahan tanah pada kedalaman tertentu mampu memberikan hasil yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Saat ini pengolahan tanah sawah pada subak di Bali umumnya menggunakan traktor tangan baik yang berkomplemen bajak singkal maupun bajak rotari. Jika menggunakan bajak singkal tahapan pengolahan tanah meliputi makal (pembalikan tanah), nyacahin (memperkecil ukuran bongkahan tanah), dan selanjutnya ngasahan (meratakan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah pada pengolahan tanah tahap kedua di subak dengan menggunakan traktor singkal dan traktor rotari. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan pengukuran kapasitas keja riil (lapangan) dari traktor yang digunakan pada saat pengolahan tanah. Beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi teknis dari traktor-traktor yang digunakan, komplemen-komplemen traktor yang digunakan, dan keterampilan operator diasumsikan sama. Hasil penelitian menunjukkan kinerja teoritis dan kinerja riil diperoleh efisiensi kinerja traktor rotari pada proses nyacahin (pengolahan tanah tahap kedua) pada subak sebesar 41% dan efisiensi kinerja traktor singkal sebesar 17,8%. Salah satu penyebab rendahnya efisiensi kinerja traktor singkal pada proses nyacahin adalah olahan tanah dalam sekali lintasan mendapatkan hasil yang kurang halus, sedangkan olahan tanah dengan traktor rotari menghasilkan tanah yang halus. Topografi lahan dan ketersediaan air merupakan faktor yang juga besar pengaruhnya terhadap nilai efisiensi kinerja traktor, selain faktor alat dan operator. Abstract Land processing activities in Subak can reduce the development of weeds, loosen the soil, and condition the biophysical properties of the soil. Subak in Bali is generally processed using hand tractors (either equipped with singkal plows or rotary plows). If using a singkal plow, the stages of tillage include makal (turning the soil), nyacahin (reducing the size of the chunks of soil), and then ngasahan (leveling). This research aims to determine the efficiency of land processing in the second stage of land processing in Subak using singkal tractors and rotary tractors. This research uses the observation method and measures the real (field) working capacity of the tractor used during land processing. Some of the assumptions used in this research are that the technical condition of the tractors used, the tractor accessories used, and the operator's skills are assumed to be the same. The results showed that the performance efficiency of the rotary tractor in the nyacahin process (second stage of tillage) in Subak was 41% and the performance efficiency of the singkal tractor was 17.8%. The low-performance efficiency of single tractors in the nyacahin process causes processing the soil in one pass to produce results that are less than fine, whereas processing the soil with a rotary tractor produces fine soil. Land topography and water availability are factors that also influence the efficiency value of tractor performance, apart from equipment and operator factors.
ESTIMASI WAKTU PENYANGRAIAN KOPI ROBUSTA DARI JUMLAH KOPI BERBEDA PADA SUHU YANG SAMA TERHADAP RASA, AROMA DAN WARNA Kurniawan, Gideon Pascal; Sucipta, I Nyoman; Tika, I Wayan
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/scientica.v3i2.4180

Abstract

Penyangraian kopi adalah proses termal yang mengubah sifat kimia dan fisika biji kopi hijau. Faktor terpenting dalam proses penyangraian adalah waktu dan suhu. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyangrai Kopi Robusta Pupuan dengan variasi jumlah yang berbeda pada suhu yang sama. Pada penelitian ini menggunakan biji Kopi Robusta Pupuan yang disangrai menggunakan mesin sangrai kopi tipe AGR-Kopi 25 dari produsen UD Cipta Lestari. Biji kopi disangrai dengan 4 kali percobaan. Pada percobaan pertama 2 kg biji kopi disangrai, kedua 3 kg, ketiga 4 kg, keempat 5 kg, sampai ke tahap medium dark roast dengan suhu 175 °C. Pengukuran warna biji kopi menggunakan Adobe Photosop CS5 dengan metode L*a*b. Data penelitian ini dianalisis menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kopi 4 kg lebih disukai panelis dengan skor pengujian rasa tertinggi 5 kg 5.3 (sangat suka). Pengujian aroma secara organoleptik panelis. Aroma kopi robusta paling disukai pada bobot 4 kg dengan nilai kesukaan 5.85 (sangat suka). Warna kopi robusta paling disukai pada bobot 4 kg dengan nilai kesukaan 5.9 (sangat suka).
Pengaruh Dosis Em4 Pada Biomas Jerami Terhadap Peningkatan Kapasitas Simpan Air Tanah Pada Lahan Sawah Kusuma, Oktavianus Erwin Chrisdana; Tika, I Wayan; Arda, Gede
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 1 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i1.17647

Abstract

Soil water holding capacity is the ability of the soil to retain water and provide water for plants. Factors that affect soil water capacity include effective soil depth, soil particle size distribution, and soil organic matter content. The purpose of this study was to determine the effect of straw biomass utilization on efforts to increase groundwater storage capacity in agricultural land. This study used four treatments. (J0) Provision of straw without molasses, (J6) provision of straw plus molasses with a dose of 6 liters/ha, (J12) provision of straw plus molasses with a dose of 12 liters/ha, and (J18) provision of straw plus molasses with a dose of 18 liters/ha. The research design used was a Completely Randomized Design. The number of sample units in the treatment was the provision of straw without a dose of 3 rings of molasses, a dose of 6 liters/ha of 3 rings of soil, a dose of 12 liters/ha of 3 rings of soil, and a dose of 18 liters/ha of 3 rings of soil. Each treatment was repeated three times. Measurement of groundwater holding capacity data was carried out by calculating the percentage of water content that could be stored in each sample. The average percentage of water content in the soil, straw administration without molasses dose was 16.65%, dose of 6 liters/ha was 27,91 %, dose of 12 liters/ha was 29.89%, and dose of 18 liters/ha was 28.11%.