Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons guru dan siswa terhadap kondisi fasilitas belajar yang terbatas dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di SD Inpres Tello III Makassar. Keterbatasan muncul akibat meningkatnya jumlah siswa sehingga musala dialihfungsikan sebagai ruang belajar alternatif bagi kelas V, dengan pencahayaan dan ventilasi terbatas serta penggunaan karpet dan meja lipat sebagai sarana utama. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan Model Evaluasi Responsif Robert E. Stake. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan kepala sekolah, 3 guru, dan 23 siswa, kemudian dianalisis melalui reduksi, penyajian data, dan verifikasi menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru merespons keterbatasan fasilitas secara adaptif melalui pemanfaatan media sederhana, variasi metode pembelajaran, serta pengelolaan kelas yang fleksibel untuk menjaga keterlibatan siswa. Siswa juga menunjukkan respons positif berupa antusiasme, kenyamanan belajar, dan kemampuan beradaptasi meskipun ruang belajar kurang ideal. Kolaborasi antara guru, siswa, dan pihak sekolah memungkinkan pembelajaran tetap berjalan efektif dan selaras dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Penelitian menyimpulkan bahwa kreativitas pedagogis dan kerja sama menjadi faktor penting dalam mengatasi keterbatasan fasilitas serta mendukung strategi pembelajaran adaptif di sekolah dengan kondisi serupa.