Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X.1 dan X.7 SMA Negeri 11 Makassar pada Konsep Larutan Elektrolit dan Reaksi Reduksi-Oksidasi dengan Menggunakan Three Tier Test Nuraini Yusuf; Jusniar Jusniar; Muh. Yunus
ChemEdu Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemedu.v3i2.36829

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui besar persentase siswa kelas X.1 dan X.7 yang mengalami miskonsepsi pada konsep larutan elektrolit dan reaksi reduksi-oksidasi di SMA Negeri 11 Makassar dan mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi tersebut. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini melalui tes diagnostic yaitu Three Tier Test dan didukung oleh data hasil observasi, dan wawancara klinikal. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X di SMA Negeri 11 Makassar tahun pelajaran 2015/2016 yang telah mempelajari konsep larutan elektrolit dan reaksi reduksi-oksidasi yang terdiri atas dua kelas yaitu kelas X.1 dan X.7 sebanyak 65 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persentase siswa kelas X.1 dan X.7 di SMA Negeri 11 Makassar yang mengalami miskonsepsi pada konsep larutan elektrolit dan Reaksi Reduksi-Oksidasi adalah 35,7%. Sebanyak 4,5% siswa mengalami false positive dan 31,2% mengalami false negative. Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa antara lain kurangnya konsentrasi siswa di kelas, penekanan guru yang kurang dalam menyampaikan materi, dan sumber belajar yang tidak tetap.   ABSTRACT This research is a descriptive analysis research that aims to determine the percentage of X.1 and X.7 class students who have misconceptions on electrolyte solution and reduction-oxidation reaction concept in SMA Negeri 11 Makassar and describe the factors that cause these misconceptions. The data of research was obtained by diagnostic tests which is Three Tier Test and supported by observation data and clinical interviews. Subjects in this research were students of class X.1 and X.7 SMA Negeri 11 Makassar in the academic year 2015/2016 who has been studying electrolyte solution and reduction-oxidation reaction concepts as many as 65 people. Based on the research that has been done can be concluded that the percentage of students in the class X.1 and X.7 SMA Negeri 11 Makassar who have misconceptions on electrolyte solution and reduction-oxidation reaction concept was 35.7%. A total of 4.5% students experienced false positive and experienced 31.2% false negative. The factors that lead to misconceptions in students are lack of students concentration in the class, the teacher is less emphasis in presenting the material, and learning resources that are not fixed.
Trends in Deep Learning Research as an Instructional Approach: A Bibliometric Analysis Nuraini Yusuf; Nurul Inayah Khairaty; Rusdiansyah; Siti Nurjanah
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 2 Mei (2025): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2192

Abstract

This bibliometric analysis aims to uncover and elucidate trends in research with the application of deep learning as a pedagogical tool in education. The study employs bibliometric methodologies using Biblioshiny (RStudio) and VOSviewer software to evaluate publication data obtained from the Scopus database for the years 2015–2024. An examination of 116 research publications indicates an annual growth rate of 17.44%, reflecting a consistent and increasing interest in the academic discipline. A keyword co-occurrence analysis revealed seven prospective research clusters: sustainable higher education and learning methodologies, technology-enhanced learning and digital education, integration of technologies into pedagogical frameworks, learning strategies and assessment techniques, educational psychology, collaborative and active learning, and the incorporation of deep learning in project-based learning methodologies. These findings demonstrate diverse study themes and trends, highlighting the significance of technology integration and new methodologies in education. The findings obtained offer direction for future study, especially in promoting cross-cluster multidisciplinary studies and enhancing international research connections.
Analisis Respon Guru dan Siswa terhadap Kondisi Sarana-Prasarana Terbatas: Studi Responsif di SD Inpres Tello III Fitra Ramadhani; Andi Nabilah Fadilah; Muh. Cipta Dermawan; Rifani Aulia; Emi Rahma; Nuraini Yusuf; Dariyono
Edutechno : Educational Technology Journal Vol. 1 No. 02 (2025): Volume 01 Nomor 02 (Desember 2025)
Publisher : PT Ininnawa Paramacitra Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62330/edutechno.v1i02.479

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons guru dan siswa terhadap kondisi fasilitas belajar yang terbatas dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di SD Inpres Tello III Makassar. Keterbatasan muncul akibat meningkatnya jumlah siswa sehingga musala dialihfungsikan sebagai ruang belajar alternatif bagi kelas V, dengan pencahayaan dan ventilasi terbatas serta penggunaan karpet dan meja lipat sebagai sarana utama. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan Model Evaluasi Responsif Robert E. Stake. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan kepala sekolah, 3 guru, dan 23 siswa, kemudian dianalisis melalui reduksi, penyajian data, dan verifikasi menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru merespons keterbatasan fasilitas secara adaptif melalui pemanfaatan media sederhana, variasi metode pembelajaran, serta pengelolaan kelas yang fleksibel untuk menjaga keterlibatan siswa. Siswa juga menunjukkan respons positif berupa antusiasme, kenyamanan belajar, dan kemampuan beradaptasi meskipun ruang belajar kurang ideal. Kolaborasi antara guru, siswa, dan pihak sekolah memungkinkan pembelajaran tetap berjalan efektif dan selaras dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Penelitian menyimpulkan bahwa kreativitas pedagogis dan kerja sama menjadi faktor penting dalam mengatasi keterbatasan fasilitas serta mendukung strategi pembelajaran adaptif di sekolah dengan kondisi serupa.