Setiya Utari
Jurusan Pen.Fisika

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Padri, I Made; Utari, Setiya; Nurhidayah, Fitri; Permatasari, Indah
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 17, No 2 (2012): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.248

Abstract

Penelitian ini berjudul "Efektivitas Penggunaan Peta Konsep dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa". Hal ini didorong oleh kurangnya prestasi siswa kelas 11 bagi ilmu-fisika di salah satu SMA di Bandung. Itu tidak terlepas dari proses belajar di sekolah, salah satu penyebab kesulitan muncul adalah pendekatan yang kurang tepat dan strategi pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa tunduk untuk meminimalkan kesulitan dalam memahami subjek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah peta konsep diimplementasikan melalui pendekatan CTL pada subjek elastisitas. Penelitian ini menggunakan rancangan pretest posttest studi dengan kelompok kontrol sampel eksperimen kelas XI IPA1 dan kontrol sampel kelas XI IPA 2 di Sekolah Tinggi Senior Empat belas tahun Bandung 2011/2012. Ini diperoleh dari penelitian bahwa setelah menggunakan pendekatan ini secara umum, hasil belajar kognitif telah meningkat namun masih dalam kategori sedang dengan Ngain dari 0.585, sedangkan pada kelas kontrol telah meningkat dalam kategori rendah dengan N-gain dari 0,266 . Hal itu terlihat bahwa N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan peta konsep dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Kata kunci: CTL, keefektifan belajar, peta konsep, prestasi sekolah
PROFIL KEMAMPUAN MENGAJAR CALON GURU FISIKA DALAM PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Kaniawati, Ida; Utari, Setiya; Suyana, Iyon
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v9i2.323

Abstract

Dalam artikel ini memuat hasil penelitian yang mengungkap profil kemampuan mengajar calon guru fisika dalam melaksanakan PPL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jumlah subjek penelitian 12 orang calon guru fisika di 6 sekolah tempat PPL. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket diperoleh  profil kemampuan calon guru fisika adalah sebagai berikut: kemampuan calon guru dalam mengajar masih berada pada katagori rendah, terutama kemampuan calon guru dalam melakukan apersepsi dan penggalian konsepsi awal, dan memotivasi siswa, kemampuan merancang percobaan, mengelola kelas, mengaktifkan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan,  mengelola  waktu,  mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta kemampuan  calon guru dalam menutup pembelajaran terutama dalam melakukan refleksi. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi adalah pengelolaan kelas dengan jumlah siswa (+ 45 orang), menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariasi, mengembangkan penilaian proses dan mengembangkan media dengan alat dan bahan yang sederhana.Kata kunci:  Program Pengalaman Lapangan (PPL), Profil Kemampuan Mengajar, Calon Guru Fisika.
EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION WITH STRUCTURED INQUIRY (PISI) DENGAN MENGGUNAKAN PROTOTYPE MEDIA BERBASIS CMAPTOOLS (PMBCT) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA) Utari, Setiya; Rachmah, Novi Siti Nur; Suwarma, Irma Rahma
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 17, No 1 (2012): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i1.238

Abstract

Penelitian ini dimotivasi oleh banyak siswa yang memiliki kesalahpahaman tentang konsep hukum Newton, misalnya, siswa tidak dapat menentukan pasangan reaksi tindakan kekerasan, tidak ada gaya yang bekerja pada obyek stasioner, obyek massa kecil memiliki inersia yang lebih besar, benda bergerak dengan kecepatan konstan memiliki percepatan konstan. Dengan metode Instruksi rekan pengajaran dengan menggunakan Prototype Terstruktur Kirim Berbasis Media Cmaptools (PISIPMBCT) dapat menjadi solusi alternatif untuk masalah ini, karena metode ini dapat mengidentifikasi dan mengurangi kesalahpahaman siswa dan penggunaan media berbasis cmaptools adalah mungkin untuk memvisualisasikan konsep fisika dianggap abstrak. Penelitian menggunakan desain pra-eksperimen dengan desain kelompok satu studi pretest-postest desain di salah satu kelas VIII di SMP di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas pengurangan kesalahpahaman tentang konsep mahasiswa hukum Newton melalui penerapan metode PISIPMBCT. Hasil menunjukkan keuntungan normal rata-rata 0,61 <g> menunjukkan bahwa penerapan metode PISIPMBCT dianggap efektif dalam mengurangi kesalahpahaman tentang mahasiswa hukum Newton pada bahan dengan kategori sedang. Penelitian ini menghasilkan sebuah produk metode pembelajaran dan media pembelajaran berbasis bahan cmaptools hukum Newton. Namun dalam penelitian ini masih ada beberapa hal yang perlu dikembangkan, yaitu pengembangan konten pengajaran dan kemampuan untuk meminta materi PMBCT untuk dapat membangun struktur pengetahuan siswa dalam penyelidikan fase.  Kata kunci: kesalahpahaman, instruksi sebaya, penyelidikan terstruktur, prototipe media berbasis Cmaptools
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM DI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Utari, Setiya; Kaniawati, Ida; Purwanto, Mr
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 6, No 1 (2005): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v6i1.370

Abstract

Sulitnya mahasiswa dalam menghubungkan konsep-konsep fisika dasar terhadap berbagai kegiatan laboratorium menyebabkan mahasiswa tidak dapat bekerja di laboratorium dengan baik, sehingga kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan ilmunya  tidak maksimal. Penelitian ini telah mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan kerja mahasiswa di laboratorium. Metode Eksperimen dengan desain pre-post tes satu kelompok  dipilih untuk mencoba mengembangkan model pembelajaran Laboratorium Fisika Dasar II  yang terdiri dari 3 bagian pengajaran yaitu (1) presentasi dan diskusi tentang persiapan percobaan, (2) pelaksanaan eksperimen, dan (3) presentasi dan diskusi hasil percobaan. Hasil penelitian menunjukkan: Pada Tahap persiapan : kemampuan mahasiswa dalam merencanakan percobaan memiliki kategori cukup, namun kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi variabel-variabel terkait memiliki kategori rendah (1.13). Pada Tahap pelaksanaan : Kemampuan dalam melaporkan hasil eksperimen dan bekerja sama memperoleh skor yang paling tinggi (+ 73) sedangkan kemampuan terendah pada pemahaman spesifikasi alat yang berkaitan dengan ketrampilan mahasiswa dalam menggunakan alat ukur. Sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan dalam pengolahan data dan pelaporan serta kemampuan dalam menyimpulkan hasil eksperimen (+ 87%), sedangkan kemampuan menganalisis data hanya 14 % mahasiswa yang dapat menganalisa dari temuan data yang diperolehnya. Hasil Belajar mahasiswa setelah pembelajaran meningkat secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Analisis gain sebelum dan sesudah pembelajaran diperoleh bahwa rata-rata gain skor ternormalisasi yang diperoleh yaitu 0.66, tingkat perolehan skor tersebut termasuk pada kategori sedang. Kata kunci : Firsthand experience, experiment, inquiry, dan learning outcome
PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP Ginanjar, Wahyu Sukma; Utari, Setiya; Muslim, Dr.
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.559

Abstract

Scientific argumentation is the ability to express ideas about science phenomena based on data and existing theories. This capability is important for students to explain scientific phenomena based on data and science concepts. Argument-Driven Inquiry model (ADI) consists of tentative argument production and argumentation session as an appropriate step to enhance student’s capability as well as the quality of their scientific argumentation. This exploratory study with time series design and 12 junior high school students as its sample was conducted  in order to find ways to enhance student’s argumentation and obtain student’s argumentation enhancement on the topic of light. Students’ argumentation were measured based on oral argumentation enhacement trend, while written arguments were analyzed based on Walkers ADI Laboratory Report Scoring Rubric. Results showed an increasing trend of argumentation for level 2, 4 and 5, constant for level 1, and decreased for level 3, while the written argument has an increasing trend with the value of +2.17. These suggested that steps developed in the ADI model could enhance junior high school students’s scientific argumentation on the topic of light.Keywords: scientific argumentation, Argument-Driven InquiryABSTRAKArgumentasi ilmiah merupakan kemampuan mengemukakan ide/gagasan mengenai fenomena sains berdasarkan data/bukti dan teori yang ada. Kemampuan ini penting dilatihkan agar siswa dapat menjelaskan fenomena sains berdasarkan bukti dan konsep sains yang relevan. Model Argument-Driven Inquiry (ADI) memiliki tahapan pembuatan argumen tentatif serta sesi argumentasi. Kedua tahapan tersebut dipandang sebagai langkah yang tepat untuk melatihkan kemampuan berargumentasi dan kualitas argumentasi. Penelitian eksploratori dengan desain time series dan melibatkan 12 siswa SMP ini bertujuan untuk menemukan cara melatihkan argumentasi pada siswa dan memperoleh gambaran peningkatan argumentasi siswa pada topik cahaya. Peningkatan argumentasi ilmiah siswa diukur berdasarkan trend peningkatan argumentasi lisan sedangkan peningkatan argumentasi tulisan dianalisis berdasarkan ADI Laboratory Report Scoring Rubric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat trend peningkatan untuk level argumentasi 2, 4 dan 5,  konstan untuk level 1 dan menurun untuk level 3, sedangkan argumentasi tulisan memiliki trend peningkatan dengan rerata nilai sebesar +2,17. Hal ini menunjukkan bahwa cara-cara yang dikembangkan dalam model ADI dapat melatihkan kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMP pada topik cahaya.Kata kunci: argumentasi ilmiah, Argument-Driven Inquiry
Analisis Hukum Kekekalan Momentum Model Tumbukan Kelereng dengan Gantungan Ganda menggunakan Analisis Video Tracker Utari, Setiya; Prima, Eka Cahya
Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : UNIVERISTAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jpfk.v5i2.4145

Abstract

Pengajaran sains tidak hanya terfokus pada apa yang harus siswa ketahui, tetapi dengan tantang era saat ini pengajaran sains lebih menekankan pada mengajarkan bagaimana cara mengetahui. Dengan tantangan ini maka yang penting bagaimana pembelajaran sains memberikan fasilitas untuk melatihkan cara mendapatkan pengetahuan dan cara menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, cara-cara ini yang kita kenal sebagai kompetensi literasi saintifik. Artikel ini memberikan gambaran tentang cara-cara membangun konsep Impuls dan momentum serta menggunakan teknologi untuk mendapatkan data yang berkualitas pada eksperimen tumbukan menggunakan analisis video tracker. Hasil pengujian menunjukkan analisis video tracker dengan menggunakan kit model tumbukan kelereng dengan gantungan ganda ini diperoleh eror yang cukup baik sebesar 0,01. Untuk model tumbukan lenting sempurna diperoleh nilai koefisien restitusi 1.01, model tumbukan lenting sebagian dengan nilai koefisien restitusi e=0,64, dan model tumbukan tidak lenting dengan nilai koefisien restitusi e=0,001. Kit pembelajaran ini merupakan terobosan terbaru untuk menguji hukum kekekalan momentum yang sangat cocok untuk pembelajaran fisika di SMP dan SMA dengan pemasangan yang mudah, sederhana, serta menghasilkan kontak pusat massa yang sangat baik.
REKONSTRUKSI RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI ANALISIS KESULITAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS Juliani, Rini; Utari, Setiya; Saepuzaman, Duden
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol 1, No 1 (2017): First edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Literasi sains (LS) merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan serta mengaplikasikan sains agar mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan sains secara efektif dan bertanggung jawab. Individu yang berliterasi sains akan mampu belajar untuk memecahkan permasalahannya dan beradaptasi dalam masyarakat yang terus berkembang. Sehingga, LS dipandang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Namun, diduga adanya indikasi proses pembelajaran sains belum secara optimal memfasilitasi pelatihanya LS siswa, sebagai contoh instruksi paktikum yang digunakan masih besifat verifikasi sehingga tidak memfasilitasi kemampuan mengembanagkan pertanyaan penyelidikan dan merencanakan penyelidikan. Dengan metode suvey menggunakan 143 sampel di salah satu SMP N kabupaten Bandung bertujuan untuk mendapatkan gambaan rekonstruksi pembelajaan sains yang melatihkan LS bedasakan profil kesulitan LS siswa.Hasil penelitian menunjukkan profil LS yang dipandang rendah pada domain pengetahuan prosedural  43,12%dan pengetahuan epistemik 47,44%, sedangkan pada  domain kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah 42,31%, serta kompetensi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah 56,76%. Berdasakan analisis profil dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka rekonstruksi RPP menekankan pada proses observasi untuk menghasilkan pertanyaan penyelidikan, merencanakan penyelidikan (mengenal variabel, membuat predikasi dan meencanakan pediksi), mendapatkan data sebagai bahan pengetahuan epistemik untuk  menganalisis dan membuat kesimpulan, serta memberikan saran berdasarkan hasil evaluasi penyelidikan ilmiah.
REKONSTRUKSI RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI ANALISIS KESULITAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS Juliani, Rini; Utari, Setiya; Saepuzaman, Duden
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol 1, No 1 (2017): First edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v1n1.p%p

Abstract

Literasi sains (LS) merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan serta mengaplikasikan sains agar mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan sains secara efektif dan bertanggung jawab. Individu yang berliterasi sains akan mampu belajar untuk memecahkan permasalahannya dan beradaptasi dalam masyarakat yang terus berkembang. Sehingga, LS dipandang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Namun, diduga adanya indikasi proses pembelajaran sains belum secara optimal memfasilitasi pelatihanya LS siswa, sebagai contoh instruksi paktikum yang digunakan masih besifat verifikasi sehingga tidak memfasilitasi kemampuan mengembanagkan pertanyaan penyelidikan dan merencanakan penyelidikan. Dengan metode suvey menggunakan 143 sampel di salah satu SMP N kabupaten Bandung bertujuan untuk mendapatkan gambaan rekonstruksi pembelajaan sains yang melatihkan LS bedasakan profil kesulitan LS siswa.Hasil penelitian menunjukkan profil LS yang dipandang rendah pada domain pengetahuan prosedural  43,12%dan pengetahuan epistemik 47,44%, sedangkan pada  domain kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah 42,31%, serta kompetensi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah 56,76%. Berdasakan analisis profil dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka rekonstruksi RPP menekankan pada proses observasi untuk menghasilkan pertanyaan penyelidikan, merencanakan penyelidikan (mengenal variabel, membuat predikasi dan meencanakan pediksi), mendapatkan data sebagai bahan pengetahuan epistemik untuk  menganalisis dan membuat kesimpulan, serta memberikan saran berdasarkan hasil evaluasi penyelidikan ilmiah.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM DI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Utari, Setiya; Kaniawati, Ida; Purwanto, Purwanto
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 6, No 1 (2005): JPMIPA: Volume 6, Issue 1, 2005
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v6i1.34980

Abstract

Sulitnya mahasiswa dalam menghubungkan konsep-konsep fisika dasar terhadap berbagai kegiatan laboratorium menyebabkan mahasiswa tidak dapat bekerja di laboratorium dengan baik, sehingga kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan ilmunya  tidak maksimal. Penelitian ini telah mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan kerja mahasiswa di laboratorium. Metode Eksperimen dengan desain pre-post tes satu kelompok  dipilih untuk mencoba mengembangkan model pembelajaran Laboratorium Fisika Dasar II  yang terdiri dari 3 bagian pengajaran yaitu (1) presentasi dan diskusi tentang persiapan percobaan, (2) pelaksanaan eksperimen, dan (3) presentasi dan diskusi hasil percobaan. Hasil penelitian menunjukkan: Pada Tahap persiapan : kemampuan mahasiswa dalam merencanakan percobaan memiliki kategori cukup, namun kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi variabel-variabel terkait memiliki kategori rendah (1.13). Pada Tahap pelaksanaan : Kemampuan dalam melaporkan hasil eksperimen dan bekerja sama memperoleh skor yang paling tinggi (+ 73) sedangkan kemampuan terendah pada pemahaman spesifikasi alat yang berkaitan dengan ketrampilan mahasiswa dalam menggunakan alat ukur. Sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan dalam pengolahan data dan pelaporan serta kemampuan dalam menyimpulkan hasil eksperimen (+ 87%), sedangkan kemampuan menganalisis data hanya 14 % mahasiswa yang dapat menganalisa dari temuan data yang diperolehnya. Hasil Belajar mahasiswa setelah pembelajaran meningkat secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Analisis gain sebelum dan sesudah pembelajaran diperoleh bahwa rata-rata gain skor ternormalisasi yang diperoleh yaitu 0.66, tingkat perolehan skor tersebut termasuk pada kategori sedang.
PROFIL KEMAMPUAN MENGAJAR CALON GURU FISIKA DALAM PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Kaniawati, Ida; Utari, Setiya; Suyana, Iyon
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 9, No 2 (2007): JPMIPA: Volume 9, Issue 2, 2007
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v9i2.35750

Abstract

Dalam artikel ini memuat hasil penelitian yang mengungkap profil kemampuan mengajar calon guru fisika dalam melaksanakan PPL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jumlah subjek penelitian 12 orang calon guru fisika di 6 sekolah tempat PPL. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket diperoleh profil kemampuan calon guru fisika adalah sebagai berikut: kemampuan calon guru dalam mengajar masih berada pada katagori rendah, terutama kemampuan calon guru dalam melakukan apersepsi dan penggalian konsepsi awal, dan memotivasi siswa, kemampuan merancang percobaan, mengelola kelas, mengaktifkan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, mengelola waktu, mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta kemampuan calon guru dalam menutup pembelajaran terutama dalam melakukan refleksi. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi adalah pengelolaan kelas dengan jumlah siswa (+ 45 orang), menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariasi, mengembangkan penilaian proses dan mengembangkan media dengan alat dan bahan yang sederhana.