Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANALISIS VARIASI SPASIAL KONSENTRASI SULFAT DI SUNGAI BATANG ARAU, PADANG, SUMATERA BARAT Denny Helard; Shinta Indah; Nurul Fitria
Jurnal Dampak Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.13.2.68-75.2016

Abstract

This study aimed to obtain a more comprehensive analysis of sulfate concentration of in Sungai Batang Arau, Padang. In addition to concentration profile of sulfate, correlation analysis between sulfate and environmental parameters (flowrate-Q, temperature-T, pH, DO and electrical Conductivity-EC) and spatial variation analysis of sulfate along the river were also performed. The analysis showed sulfate concentration tended to increase from upstream to downstream. Sulfate concentrations ranged from 25.9 to 115.1 mg / L and were below the quality standard (400 mg / L). Spearman Rank Correlation analysis showed a relative strong correlation of sulfate and significant with Q (r=0.581, p=0.000), T (r=0.448, p=0.008), and DHL (r=0.411, p=0.008) and no correlation with pH (r=-0.194, p=0.231) and DO (r=-0.279, p=0.081). Result of spatial analysis with a one-way ANOVA at 95% confidence level indicated that there was no a significant variability of sulfate concentration at the sampling stations (p> 0.05) except for S1 with S7 and S8. Moreover, cluster analysis grouped 8 sampling stations into two clusters, low and moderate polluted, based on similarities of sulfate characteristics. Keywords: Batang Arau, sulfate, correlation analysis, spatial variation analysisABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang konsentrasi sulfat dan parameter lingkungan (debit, Q; pH, temperatur, T; dissolved oxygen, DO; dan daya hantar listrik, DHL) di Sungai Batang Arau, Padang. Selain menyajikan profil konsentrasi dan membandingkannya dengan baku mutu pada Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 5 Tahun 2008, analisis korelasi antar parameter dan variasi spasial konsentrasi sulfat di sepanjang sungai juga dilakukan. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi sulfat cenderung meningkat dari hulu ke hilir sungai begitu juga dengan parameter lingkungan. Nilai konsentrasi sulfat secara rata-rata berada pada rentang 25,9-115,1 mg/L dan berada di bawah baku mutu (400 mg/L). Analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa parameter sulfat berkorelasi cukup kuat dan signifikan dengan Q (r=0,581, p=0,000), T (r=0,448, p=0,008), dan DHL (r=0,411, p=0,008) dan tidak berkorelasi dengan pH (r=-0,194, p=0,231) dan DO (r=-0,279, p=0,081). Analisis spasial dengan one-way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan perbedaan lokasi sampling tidak mengakibatkan perbedaan konsentrasi sulfat yang signifikan (p>0,05), kecuali antara titik S1 dengan S7 dan S8. Lebih lanjut, analisis spasial dengan menggunakan analisis klaster mengelompokkan titik sampling ke dalam dua klaster, yaitu klaster 1 yang terdiri dari titik S1 sampai titik S7 dan klaster 2 (S8) yang menggambarkan perubahan konsentrasi pencemar sulfat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi sedang.Kata kunci: Batang Arau, sulfat, analisis korelasi, analisis variasi spasial
EFISIENSI DAN KAPASITAS PENYERAPAN FLY ASH SEBAGAI PENYISIHAN MINYAK DAN LEMAK DARI LIMBAH CAIR HOTEL DENGAN METODE MULTI SOIL LAYERING (MSL) Tivany Edwin; Shinta Indah; Denny Helard
Jurnal Dampak Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.10.1.38-45.2013

Abstract

ABSTRAKMetode Multi Soil Layering (MSL) diujicobakan untuk menyisihkan minyak dan lemak pada limbah cair hotel yang berasal dari dapur dan laundry. Hasil analisis karakteristik limbah cair tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi minyak dan lemak melebihi baku mutu Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 26 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel di Propinsi Sumatera Barat. Pada penelitian ini digunakan 2 buah reaktor berbahan akrilik dengan dimensi 50 x 15 x 100 cm, terdiri dari dua macam lapisan batuan kerikil berdiameter 3-5 mm serta lapisan yang terdiri dari campuran tanah dan material organik. Kedua reaktor dibedakan atas material organik, dimana reaktor 1 terdiri dari campuran tanah andisol dan arang, sedangkan reaktor 2 terdiri dari campuran tanah andisol dengan serbuk gergaji. Limbah cair dialirkan pada Hydraulic Loading Rate (HLR) dengan variasi 500, 750, dan 1.000 l/m2hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua reaktor mampu menyisihkan minyak lemak dengan efisiensi 27,8 -89,5 % pada reaktor 1, serta efisiensi 23,8-62,5% pada reaktor 2. Variasi material organik dalam campuran tanah berpengaruh pada efisiensi penyisihan konsentrasi minyak dan lemak, dimana secara keseluruhan reaktor 1 lebih baik dalam menyisihkan minyak dan lemak dibandingkan reaktor 2. Efisiensi penyisihan minyak lemak didapatkan lebih tinggi pada reaktor 1 dengan pengaliran limbah cair pada HLR 500 l/m2hari. Secara umum MSL dapat menyisihkan minyak dan lemak pada limbah cair hotel.Kata Kunci : MSL, limbah cair hotel, minyak dan lemakABSTRACTMulti soil layering (MSL) method was tested to remove oil and grease in a hotel laundry and kitchen waste water which was exceeded water quality standard on hotel wastewater quality standard issued by West Sumatera Governor Number 26 Year 2001. There were two acrylic reactors utilized in this research with dimension of 50 x 15 x 100 cm. Each reactor aws arranged with layers of 3-5mm diameters gravels and soil and organic materials mixtures, organic material used were different in each reactor. Reactor 1 used charcoal as organic material in soil mixture, while reactor 2 used sawdust. Waste water was set to flow at 500, 750, and 1.000 l/m2day Hydraulic Loading Rate (HLR). The results showed that both reactors were able to remove oil and grease with efficiency range of 22.8,-89.5% by usnig Reactor 1, and 23.8-62.5% by using Reactor 2. The difference in organic material on soil mixture affected the removal efficiency which was higher in Reactor 1. Removal efficiency of oil and grease the highest at HLR of 500 l/m2day compared to other rates. Generally, MSL is able to remove oil and grease from hotel waste water. Keywords: MSL, hotel waste water, oil and grease
Adsorption And Regeneration Of Sungai Pasak Pumice As An Adsorbent For Ammonium Removal In Water Ningsih Ika Pratiwi; Annisa Huwaida; Shinta Indah; Denny Helard
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 10 No. 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2019.v10.no1.p38-46

Abstract

Pumice is known as a low-cost material with a porous structure, has the potential as an adsorbent to remove various kinds of pollutant compounds. The abundance of pumice is found in Sungai Pasak area and it never been utilized. This study was performed to see the ability of Sungai Pasak pumice as an adsorbent for ammonium removal in water along with its ability to be regenerated. The study was carried out triplo in batches to obtain optimum adsorption conditions which were then used in desorption experiments using HCl 0.1 M agent for regeneration process. The optimum conditions obtained: adsorbate pH 6, adsorbent dose 0.3 g/l, contact time 30 minutes, adsorbent diameter <63 µm and adsorbate concentration 4 mg/l. The results showed that pumice has ability to remove ammonium with adsorption capacity at optimum conditions were 47.06% and 6.27 mg/g with Freundlich's isotherm equation (R2=0.997). Acid agents are able to adsorb ammonium from pumice with an average desorption percentage 88.89% after 2 times of reuse, proving that acidic agents are able to regenerate pumice adsorbents so they can be reused. The potential for adsorption and regeneration of the Sungai Pasak pumice can be utilized to treat water with ammonium such as groundwater and waste water.
Penyisihan fosfat dari air limbah artifisial laundry memanfaatkan kulit jagung sebagai adsorben Shinta Indah; Denny Helard; Siti Lathifatuzzahrah
Jurnal Litbang Industri Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v12i1.7504.33-40

Abstract

Air limbah laundry mengandung fosfat yang berpotensi mengakibatkan pencemaran air, jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan kulit jagung sebagai adsorben untuk menyisihkan fosfat dari air limbah laundry. Penelitian dilakukan secara batch menggunakan larutan artifisial fosfat yang dibuat dari KH2PO4 anhidrat untuk mendapatkan kondisi optimum meliputi waktu kontak, pH dan konsentrasi adsorbat serta dosis dan diameter adsorben. Konsentrasi fosfat dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 880 nm. Kondisi optimum yang diperoleh dari proses adsorpsi adalah waktu kontak 60 menit, pH adsorbat 4, konsentrasi adsorbat 35 mg/L, dosis adsorben 20 g/L dan diameter adsorben 0,075-0,127 mm. Efisiensi penyisihan dan kapasitas adsorpsi pada kondisi optimum adalah 71,28% dan 1,247 mg/g. Persamaan isoterm yang sesuai berdasarkan data penelitian adalah isoterm Freundlich (R2=0,9944) dengan nilai Kf 0,072 L/g dan nilai 1/n 2,366. Hal ini menunjukkan adsorpsi fosfat terjadi pada lapisan multilayer permukaan adsorben kulit jagung dan ikatan yang terbentuk adalah ikatan fisika. Hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa kulit jagung dapat dijadikan adsorben dalam penyisihan fosfat dari air limbah laundry.
Bacteriological Contamination of Groundwater Affected by Septic Tanks Condition in Koto Tangah District, Padang, Indonesia Dewi Yusnisa Putri; Shinta Indah; Denny Helard
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 14 No. 3 (2022): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkl.v14i3.2022.163-170

Abstract

Introduction: Padang City Sanitation Working Group reported that 34.32% of households in Padang City use unsafe latrines with septic tanks that still do not meet the standards which potentially causes the wastewater from the septic tanks to contaminate the water of the wells. This study was conducted to analyse the effects of the septic tank condition on the microbiological quality parameters of the well-water, namely total coliform and Escherichia coli in Koto Tengah District, Padang. Methods: This study uses a quantitative research method. The data were collected by questionnaires, observation, interviews, and laboratory tests. Water sampling was collected by using the purposive sampling method where the water is taken from 20 wells originating from 10 coastal and 10 non-coastal areas. Results and Discussion: Total coliform was found in all samples, while Escherichia coli was found in two samples from coastal and five from non-coastal regions. The septic tank condition had a strong correlation with the total coliform concentration (r= -0.531) and affected the total coliform concentration in the well-water by 30.8%. However, the Escherichia coli concentration was not related and not affected by the condition of the septic tank (p>0.05). There was no significant difference in the concentration of the microbiological parameters in the coastal and non-coastal areas. Conclusion: The microbiological quality of the well-water did not comply with the quality standards to be used as water sources for the community. The total coliform concentration in the well-water was shown to have a close relationship with the septic tank's condition.
Agen Desorpsi Terbaik pada Regenerasi Batu Apung Sungai Pasak untuk Penyisihan Amonium (NH4+) dalam Air Ningsih Ika Pratiwi; Shinta Indah; Denny Helard
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.432 KB)

Abstract

Batu apung dikenal sebagai material low-cost yang memiliki struktur berpori sehingga berpotensi sebagai adsorben untuk menyisihkan senyawa polutan dalam air, seperti amonium yang hadir sebagai dampak aktivitas industri, pertanian maupun domestik. Keberadaan batu apung yang melimpah terdapat di daerah Sungai Pasak dan hingga saat ini belum dimanfaatkan. Kemungkinan adanya regenerasi dari adsorben yang telah digunakan merupakan keuntungan proses adsorpsi sebagai salah satu teknologi ramah lingkungan. Regenerasi dapat dilakukan melalui proses desorpsi sehingga reuse dapat diterapkan terhadap adsorben dan recovery terhadap senyawa yang disisihkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui agen desorpsi terbaik yang berguna untuk regenerasi, yaitu memperpanjang masa pakai batu apung khususnya pada proses penyisihan amonium. Regenerasi terdiri dari percobaan adsorpsi dan desorpsi dengan metode batch sebanyak 2 kali reuse menggunakan kondisi optimum yang diperoleh, terdiri dari pH, waktu kontak, ukuran serta dosis batu apung yang diaplikasikan pada larutan artifisial dan sampel. Proses desorpsi menggunakan agen desorpsi asam (HCl), netral (akuades) dan basa (NaOH). Percobaan pada larutan artifisial amonium 4 mg/l menghasilkan HCl sebagai agen desorpsi terbaik dengan kapasitas adsorpsi tertinggi, yaitu reuse I 6,335 mg/g serta reuse II 6,018 mg/g dengan efisiensi penyisihan rata-rata 46,324%. Agen HCl juga memberikan % desorpsi tertinggi pada proses desorpsi I dan II sebesar 89,734% dan 88,048%. Percobaan juga dilakukan terhadap sampel air tanah dekat area pertanian dengan % desorpsi pada desorpsi I dan II yaitu 87,875% dan 86,892%, dengan kapasitas adsorpsi saat reuse I dan II adalah 1,889 mg/g dan 1,845 mg/g. Hasil penelitian menunjukkan agen terbaik untuk regenerasi batu apung yaitu asam (HCl) dengan kemampuan hingga 2 kali reuse dengan nilai efisiensi penyisihan dan kapasitas adsorpsi hampir sama dengan nilai adsorpsi awal, sehingga memungkinkan untuk dilakukan reuse selanjutnya. Potensi batu apung Sungai Pasak ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air tanah maupun air limbah dengan kandungan amonium yang rendah.
Pemanfaatan Kulit Jagung sebagai Adsorben dalam Penyisihan Detergen dari Air Limbah Laundry Shinta Indah; Denny Helard; Windy Dhiya Lathifah
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i1.5356

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan kulit jagung sebagai adsorben dalam menyisihkan detergen dari air limbah laundry. Percobaan adsorpsi dilakukan secara batch menggunakan larutan artifisial detergen untuk mendapatkan kondisi optimum waktu kontak, pH dan konsentrasi adsorbat serta dosis dan diameter adsorben. Konsentrasi detergen sebagai Methylene Blue Active Surfactans (MBAS) dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 652 nm. Hasil penelitian menunjukan kondisi optimum untuk penyisihan detergen dari larutan artifisial adalah waktu kontak 30 menit, pH adsorbat 3, konsentrasi adsorbat 40 mg/L, dosis adsorben 20 g/L dan diameter adsorben 0,245-0,3175 mm. Pada kondisi optimum diperoleh efisiensi penyisihan dan kapasitas adsorpsi sebesar 85,39% dan 1,708 mg/g. Data penelitian yang diperoleh lebih mengikuti persamaan isoterm Freundlich (R2= 0,9805) daripada isoterm Langmuir (R2= 0,7218). Hal ini mengindikasikan bahwa adsorpsi detergen terjadi pada beberapa lapis (multilayer) dari permukaan kulit jagung dan adsorpsi terjadi secara fisika. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit jagung berpotensi untuk dijadikan adsorben dalam penyisihan detergen dari air limbah laundry.
Analisis Pengendalian Kebisingan Melalui Pemetaan Untuk Mengurangi Paparan Populasi di Area Pelabuhan Batu Ampar Kota Batam Ahmad Viqri; Shinta Indah; Vera Surtia Bachtiar
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol 4, No 1 (2023): Published in June 2023
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/reactor.v4i1.88

Abstract

Batu Ampar Port is the largest loading and unloading port of the three existing loading and unloading port facilities in Batam and the largest port for manufactured goods used by companies to supply the industrial sector in Batam. In addition to having a positive impact, the Batu Ampar port also has a negative impact in the form of a decrease in environmental quality, especially the noise level generated by activities in the Batu Ampar Port area. In this study the noise sampling process used the Svantek tool, sampling was carried out for 24 hours with a time limit of 24 intervals, then sampling was carried out for 10 minutes at each time interval. The research results obtained were that from all sampling points the highest noise was in the East Pier area of 70 – 78.5 dB(A) at 08:00 – 23:00 WIB. While the area with the lowest noise level is in the BPJS flat area of 54.7 – 73.5 dB(A) at 06:00 – 05:00 WIB. It can be concluded that many of the noise values obtained exceed the quality standards in accordance with Kepmen LH No. 48 of 1996. This was due to several factors, namely loading and uploading of very dense containers which resulted in more and more work activities. Noise elimination measures in the Batu Ampar port area are important to do considering the results of noise measurements still exceed the quality standards, Barriers are one of the technologies that can be applied to reduce noise in the Batu Ampar port, Batam, both natural and artificial barriers, so the Batu Ampar port noise problem can be solved.
Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kawasan Permukiman Hulu Sungai Kelurahan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Dian Ramadhan; Shinta Indah; Denny Helard
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.22.3.274-281

Abstract

Latar belakang: Daerah bantaran sungai di daerah permukiman hulu Sungai Aek Sarupak memiliki karakteristik geografis dan iklim yang lebih sulit karena keterbatasan akses jalan, lahan dan kendala ekonomi yang membuat sulit untuk menerapkan sistem pelayanan sanitasi. Jumlah keluarga yang tidak memiliki akses sanitasi di Kelurahan Hutaimbaru pada tahun 2021 sebesar 241 KK dari 920 KK (26,2%). Wilayah ini telah memiliki fasilitas sanitasi berupa MCK umum dan IPAL komunal. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan akses sanitasi lingkungan bagi masyarakat dengan menentukan strategi pengelolaan air limbah domestik yang sesuai dan tepat untuk diterapkan di wilayah studi.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mixed methods atau metode kombinasi. Lokasi penelitian di wilayah permukiman pada hulu Sungai Aek Sarupak Kelurahan Hutaimbaru, Kota Padangsidimpuan pada bulan Oktober 2022. Identifikasi kondisi eksisting pengelolaan air limbah domestik dilakukan melalui observasi lapangan, kuesioner masyarakat dan wawancara. Pengambilan sampel kuesioner masyarakat dilakukan dengan quota sampling dengan total responden 108 KK. Analisis untuk menentukan program prioritas menggunakan metode AHP. Analisis untuk menentukan strategi penerapan program prioritas menggunakan analisis SWOT.Hasil: Hasil analisis kondisi eksisting sanitasi di wilayah studi baru mencapai 46,3% akses sanitasi dasar dengan akses sanitasi layak sebanyak 30,56% dan 53,70% tanpa ada akses sarana sanitasi. Program prioritas yang cocok diterapkan adalah program Stop BABS, program pembangunan IPAL komunal, program penyusunan regulasi/kebijakan pengelolaan air limbah domestik di wilayah bantaran sungai, program bantuan dari pemerintah dan program pembangunan jamban dan IPAL komunal melalui kerja sama dengan lembaga lain. Strategi penerapan program prioritas dilakukan dengan menerapkan kegiatan pendukung untuk meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang agar program prioritas dapat terlaksanan dengan baik.Simpulan: Pengelolaan air limbah domestik yang baik dan tepat erat hubungannya dengan dukungan dari stakeholder, partisipasi masyarakat, kebijakan/peraturan, pemerintah dan alokasi dana untuk kegiatan sanitasi. ABSTRACT Title: Strategy for Domestic Wastewater Management in Upstream Residential Areas, Hutaimbaru Village, Padangsidimpuan City. Background: The riverbank areas in the settlement areas upstream of the Aek Sarupak River have more difficult geographical and climatic characteristics due to limited access to roads and land and economic constraints, making it challenging to implement a sanitation service system. The number of families without access to sanitation in Hutaimbaru Village in 2021 is 241 families out of 920 families (26.2%). This area already has sanitation facilities in the form of public MCK and communal WWTP. The research aims to increase access to environmental sanitation for the community by determining appropriate and appropriate domestic wastewater management strategies to be implemented in the study area..Method: This research is descriptive research with mixed methods or combination methods. The research location was in a residential area upstream of the Aek Sarupak River, Hutaimbaru Village, Padangsidimpuan City in October 2022. Identification of the existing conditions of domestic wastewater management was carried out using field observations, interviews and community questionnaires. A sampling of community questionnaires was carried out by quota sampling with 108 households as respondents. Analysis to determine priority programs using the AHP method. Analysis to determine the priority program implementation strategy uses SWOT analysis.Result: The results of the analysis of the existing condition of sanitation in the study area only reached 46.3% access to basic sanitation with access to proper sanitation of 30.56% and 53.70% without access to sanitation facilities. Priority programs that are suitable for implementation are the Stop Open Defecation program, the communal WWTP development program, the regulation/policy drafting program for domestic wastewater management in riverbank areas, government assistance programs and the latrine development program and communal WWTP through collaboration with other institutions. The strategy for implementing priority programs is carried out by implementing supporting activities to minimize weaknesses and take advantage of opportunities so that priority programs can be implemented properly.Conclusion: Proper and appropriate domestic wastewater management is closely related to support from stakeholders, community participation, policies/regulations, government and allocation of funds for sanitation activities.
Pemanfaatan Kulit Jagung sebagai Adsorben dalam Penyisihan Detergen dari Air Limbah Laundry Shinta Indah; Denny Helard; Windy Dhiya Lathifah
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i1.5356

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan kulit jagung sebagai adsorben dalam menyisihkan detergen dari air limbah laundry. Percobaan adsorpsi dilakukan secara batch menggunakan larutan artifisial detergen untuk mendapatkan kondisi optimum waktu kontak, pH dan konsentrasi adsorbat serta dosis dan diameter adsorben. Konsentrasi detergen sebagai Methylene Blue Active Surfactans (MBAS) dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 652 nm. Hasil penelitian menunjukan kondisi optimum untuk penyisihan detergen dari larutan artifisial adalah waktu kontak 30 menit, pH adsorbat 3, konsentrasi adsorbat 40 mg/L, dosis adsorben 20 g/L dan diameter adsorben 0,245-0,3175 mm. Pada kondisi optimum diperoleh efisiensi penyisihan dan kapasitas adsorpsi sebesar 85,39% dan 1,708 mg/g. Data penelitian yang diperoleh lebih mengikuti persamaan isoterm Freundlich (R2= 0,9805) daripada isoterm Langmuir (R2= 0,7218). Hal ini mengindikasikan bahwa adsorpsi detergen terjadi pada beberapa lapis (multilayer) dari permukaan kulit jagung dan adsorpsi terjadi secara fisika. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit jagung berpotensi untuk dijadikan adsorben dalam penyisihan detergen dari air limbah laundry.