Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Adriana Palimbo; Dwi Sogi Sri Redjeki; Arum Kartikasari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 6, No 2 (2015): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1733.298 KB)

Abstract

lahir termasuk risiko tinggi karenamemiliki kemungkinanlebih besar mengalami kematian bayi atau menjadi sakit berat dalam masa neonatal. Faktor yangmenyebabkan asfiksia neonatorum antara lain faktor keadaan ibu, faktor keadaan bayi, faktor plasentadan faktor persalinan. Faktor persalinan meliputi partus lama atau macet (2,8-4,9%), persalinan.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran faktor penyebab terjadinya kejadian asfiksianeonaturum pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Tahun2014.Metode: Rancangan penelitian bersifat diskriptif. Populasi penelitian seluruh bayi yang dirawatdiruang Perinatologi RSUD H. Moch. Ansari Saleh yang tercatat dibuku register ruang perinatologipada bulan Juni-Desember tahun 2014 yaitu sebanyak 611 orang dengan metode pengambilan sampeladalah total sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2015.Hasil Penelitian: diperoleh pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonaturum didapatkan data Usiaibu sebanyak 177 orang (29%) dengan kategori usia beresiko (20 tahun atau .35 tahun), berat badanbayi dengan kategori BBLR sebanyak 105 bayi (17,2%), sebanyak 204 orang (33,4%) ibu denganpersalinan tidak normal, 23 orang (3,8%) dengan Persalinan lama, 16 orang ibu (2,6%) Ketubanpecah dini.Simpulan: sebagian besar bayi dengan asfiksia neonatorum faktor paling berpengaruh adalah jenispersalinan yang berisiko yaitu sebanyak 33,4%. Disarankan perlu meningkatkan pelayanan ante natalcare untuk mengenali tanda-tanda penyulit kehamilan, selain itu juga dapat lebih meningkatkanpenyuluhan kepada ibu agar tidak hamil di usia berisiko yang dapat menyebabkan asfiksia padabayinya.Kata Kunci : Penyebab terjadinya asfiksia, bayi baru lahir.
Pengaruh Pemberian Gula Semut dan Jahe terhadap Penurunan Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I Ati Mardiyati; Adriana Palimbo; Nita Hestiyana
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2023): November: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v3i3.2584

Abstract

Pharmacological treatments such as vitamin B6 can be used to treat nausea, vomiting. However, pregnant women can use natural remedies such as ant sugar to prevent drug side effects. The purpose of the study was to determine the effect of giving ant sugar and ginger on reducing nausea vomiting in pregnant women in the first trimester. This type of research uses pre post with control group design. The sample was 10 respondents of the intervention group and 10 respondents as a control group. Bivariate analysis is a statistical homogeinity test. The results of the study that the incidence of nausea vomiting in pregnant women trimester 1 before being given a combination therapy of ant sugar and ginger was obtained as many as 3 respondents (30%) mild category, 6 respondents (60%) medium category and 1 respondent (1%) weight category. After being given ant sugar and ginger, there was a decrease in vomiting to 3 respondents (30%) not nauseated vomiting, 3 respondents (30%) mild category, 3 respondents (30%) moderate category and 1 respondent (1%) weight category. The results of statistical tests using marginal homogeinity tests in this study showed a p value of 0.014 (< 0.05). The implication that giving ant sugar and ginger has an influence on reducing nausea vomiting in first trimester pregnant women.
Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Durasi Waktu Persalinan Kala I Fase Aktif Di TPMB WM Banjarmasin Jami’atur Rasyidah; Lisda Handayani; Rabia Wahdah; Adriana Palimbo
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.291

Abstract

Latar Belakang :“Melakukan prenatal yoga selama kehamilan dapat mempengaruhi durasi waktu persalinan, dikarenakan adanya latihan olah nafas dan latihan olah tubuh yang berpengaruh terhadap power, passage, passanger dan psikologis pada ibu bersalin untuk mengurangi durasi waktu persalinan kala I. Selain itu, ibu hamil yang mengikuti latihan prenatal yoga secara teratur juga dapat mengurangi terjadinya nyeri dan kecemasan, sehingga dapat diketahui prenatal yoga sangat berpengaruh terhadap outcome persalinan.”. Tujuan : “Menganalisis pengaruh prenatal yoga terhadap durasi waktu persalinan kala I fase aktif di TPMB WM Banjarmasin”. Metode : Penelitian kuantitatif menggunakan jenis penelitian pra-eksperimen dengan rancangan non equivalent with control group design dengan sampel 10 ibu inpartu kala I yang dibagi menjadi 5 orang kelompok intervensi dan 5 orang kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan berupa lembar kuesioner dan lembar partograf yang hasilnya dianalisis menggunakan uji Mann Withney. Hasil : Didapatkan hasil bahwa responden yang melakukan prenatal yoga saat hamil sebanyak 5 orang (100%) dengan nilai rata-rata persalinan kala I fase aktif berlangsung dalam 108 menit (2 Jam) dengan std. deviation 50,2 menit, hal ini menunjukan bahwa ibu hamil yang melakukan prenatal yoga, persalinan kala I fase aktif menjadi lebih cepat di bandingkan dengan seharusnya yang dimana berdasarkan teori persalinan normal kala I fase aktif terjadi dalam waktu 6 Jam. Sedangkan 5 orang (100%) lainnya tidak melakukan prenatal yoga pada saat hamil dengan nilai rata-rata persalinan kala I fase aktif berlangsung dalam waktu 396 menit (6 Jam) dengan std. deviation 124,42 menit, dimana persalinan ini merupakan persalinan yang normal. Pada kedua kelompok yang melakukan dan tidak melakukan prenatal yoga saat hamil memiliki perbedaan durasi waktu persalinan kala I fase aktif. Kesimpulan : Terdapat pengaruh durasi waktu persalinan kala I pada ibu yang melakukan prenatal yoga pada saat hamil di TPMB WM Banjarmasin.
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuin Raya Syarbailiani Handayani; Lisda Handayani; Istiqamah; Adriana Palimbo
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.274

Abstract

Latar Belakang: Pemilihan tempat persalinan merupakan keputusan penting yang berdampak langsung terhadap keselamatan ibu dan bayi. Meskipun pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas persalinan, sebagian ibu masih memilih tempat yang kurang sesuai dengan kondisi obstetriknya. Beragam faktor seperti paritas, kepemilikan asuransi kesehatan, dan jarak ke fasilitas kesehatan berpotensi memengaruhi keputusan tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tempat persalinan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya, Kota Banjarmasin. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 289 ibu bersalin tahun 2024 diambil menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui dokumentasi rekam medis, serta dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Hasil: Sebagian besar responden memilih bersalin di Rumah Sakit Swasta (53,3%). Terdapat hubungan signifikan antara paritas (p = 0,023), kepemilikan asuransi kesehatan (p = 0,015), dan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan (p = 0,000) dengan pemilihan tempat persalinan. Ibu dengan paritas berisiko, memiliki asuransi, dan berdomisili ≤3 km dari fasilitas kesehatan cenderung memilih RS Swasta. Simpulan: Paritas, kepemilikan asuransi, dan jarak tempuh terbukti berhubungan signifikan dengan pemilihan tempat persalinan. Diperlukan intervensi promotif melalui pendidikan kebidanan serta penguatan akses dan distribusi fasilitas kesehatan maternal untuk mendukung pemilihan tempat persalinan yang aman dan rasional.