Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENYANDANG DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU Desi Susanti; Dita Amita; Fourni Ardiansyah
Malahayati Nursing Journal Volume 2 Nomor 3 Tahun 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.229 KB) | DOI: 10.33024/manuju.v2i3.2884

Abstract

INTISARI : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENYANDANG DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BERINGIN RAYA KOTA BENGKULUPendahuluan: Pelaksanaan mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil pada seorang penyandang Diabetes Melitus tipe 2 perlu adanya dukungan dari orang terdekat,yaitu keluarga. Keluarga dapat membantu untuk mengatur jadwal aktifitas fisik dan membantu mengolah makanan untuk diet untuk diabetes.Tujuan: untuk memberikan gambaran, informasi, pengetahuan, serta wawasan tentang dukungan keluarga terhadap kadar gula darah pada klien diabetes melitus tipe 2 dan Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi dalam mengembangkan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien diabetes melitus tipe 2.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat dukungan keluarga pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 pasien dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.Hasil Penelitian: ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kadar gula darah penyandang DM tipe 2 (p value = 0,002)Kesimpulan : Dukungan keluarga pada penyandang DM tipe 2 pada penelitian ini sebagian besar pada kategori baik (63,3%), kadar gula darah terkontrol  lebih didominasi disbanding yang tidak terkontrol (56,7%). Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kadar gula darah penyandang Diabetes Melitus tipe 2. Kata Kunci : Dukungan Keluarga; Gula Darah; Diabetes Mellitus
EFEKTIVITAS TELENURSING TERHADAP KADAR GULA DARAH PENYANDANG DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KOTA BENGKULU Dita Amita; Agus Riyanto
Malahayati Nursing Journal Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.076 KB) | DOI: 10.33024/manuju.v2i1.2116

Abstract

Pendahuluan: Pengelolaan diabetes yang tidak dilakukan dengan baik, dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mencapai kadar gula darah normal dan membantu mengatur makanan dan olahraga dapat dilakukan pendampingan pada klien diabetes dengan memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi sehingga dapat memberikan intervensi yang seoptimal mungkin dengan cara menggunakan telenursing.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh telenursing terhadap kadar gula darah pada klien Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Kota Bengkulu.Metode: Desain quasi eksperimen pre and post test with control group dengan jumalah sampel 14 responden pada setiap kelompok.Hasil Penelitian: Ada pengaruh yang signifikan telenursing terhadap kadar gula darah puasa pasien (P=0,000). dan kelompok intervensi lebih signifikan dari kelompok kontrol.Kesimpulan : Ada pengaruh telenursing terhadap kadar gula darah penyandang Diabetes Melitus tipe 2. Pengembangan telenursing di bidang keperawatan sangat efektif untuk dikembangkan pada pelayanan keperawatan. Kata Kunci : Telenursing; Diabetes Mellitus 
Implementasi Latihan Fisik Rehabilitasi Jantung Fase 1 terhadap Kualitas Hidup Pasien Congestive Heart Failure (Chf) Peri Zuliani; Dita Amita; Shinta Shinta
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i2.7851

Abstract

ABSTRACT Congestive Heart Failure (CHF) is a clinical syndrome (a set of signs and symptoms) characterized by shortness of breath and fatigue (at rest or during activities). A professional program aimed at helping CHF patients from cardiac arrest, cardiac surgery and percutaneous coronary intervention (PCI) procedures such as stenting and angioplasty is with cardiac rehabilitation. Phase 1 is an effort that is immediately carried out while the patient is still in the treatment period, the main goal of this phase is to reduce or eliminate the adverse effects of deconditioning due to prolonged bed rest, so that the patient is able to carry out his daily activities independently and safely.To determine the effect of phase 1 cardiac rehabilitation exercise on the quality of life of CHF patients.The research design used in this study was a pre-experimental one-group pretest-posttest design. The quality of life score was assessed using the Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) with 20 statements. The population in this study were all patients who underwent examination with a diagnosis of CHF, the sample in this study were 23 respondents with exclusion and inclusion criteria. The average age of the respondents is 52 years, most of the respondents are 16 people (69.6%), most of the respondents are highly educated, 17 people (73.9%) and most of the respondents are still actively working as many as 16 people ( 69.6%). The results of the paired T-Test statistical test obtained P value = 0.000. Phase 1 cardiac rehabilitation has a significant effect on the quality of life of Congestive Heart Failure patients. Keywords: CHF, Heart, Quality of Life  ABSTRAK Congestive Heart Failure (CHF) adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirah atau saat beraktivitas). Sebuah program profesional  yang bertujuan membantu pasien CHF dari serangan jantung, operasi jantung dan intervensi koroner perkutan (PCI) prosedur seperti stenting dan angioplasty adalah dengan rehabilitasi jantung. Fase 1 merupakan upaya yang segera dilakukan disaat pasien masih dalam masa perawatan, tujuan utama fase ini adalah mengurangi atau menghilangkan efek buruk dari dekondisi akibat tirah baring lama, agar pasien mampu melakukan aktifitas hariannya secara mandiri dan aman. Untuk mengetahui pengaruh latihan fisik rehabilitasi jantung fase 1 terhadap kualitas hidup pasien CHF. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pra experimental one-group pretest-posttes design. Penilaian skor kualitas hidup menggunakan Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ) dengan 20 pernyataan. Populasi pada peneltian ini seluruh pasien yang menjalani pemeriksaan dengan diagnosis CHF, sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 23 responden dengan kriteria eksklusi dan inklusi. Rata-rata usia responden 52 tahun, sebagian besar laki-laki berjumlah 16 orang (69,6%), sebagian besar responden berpendidikan tinggi berjumlah 17 orang (73,9%) dan sebagian besar responden masih aktif bekerja sebanyak 16 orang (69,6%). Hasil uji statistik paired T-Test didapatkan nilai P = 0,000. Rehabilitasi jantung fase 1 berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien CHF Kata Kunci: CHF, Jantung, Kualitas Hidup
PENGARUH FOOT MASSAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU Dewi Febriyati; Dita Amita; Amin Kurnia
INJECTION : Nursing Journal Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang  :  Hipertensi perlu mendapatkan perhatian khusus dan penanganan yang komprehensif mulai dari usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dan terapi komplementer yang dapat diberikan yaitu berupa foot massage. Masalah penelitian adalah terjadinya peningkatan kasus hipertensi. Tujuan penelitian adalah diketahui Pengaruh Foot Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental. Populasi sebanyak 349 orang dan sampel sebanyak 15 orang. Jenis data penelitian adalah data primer dan sekunder. Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik uji t dan uji Wilcoxon.Hasil penelitian ini adalah rata-rata nilai tekanan darah pada lansia hipertensi sebelum diberikan Foot  Massage  adalah sistole 151,20 dan diastole 92,73 mmHg. Rata-rata nilai tekanan darah pada lansia hipertensi setelah diberikan Foot Massage adalah sistole 138,93 dan diastole 86,33 mmHg. Ada Pengaruh Foot  Massage  Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu dengan sistole sebelum dan setelah diberikan Foot Massage yaitu nilai p = 0,001 dan diastole sebelum dan setelah Foot Massage dengan nilai p = 0,000 (p < α 0,05).Simpulan  : Bagi Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dijadikan SOP dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan yang   komprehensif   dan   melakukan   pelatihan   Foot   Massage   bagi   perawat   dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien hipertensi.Kata Kunci : Foot Massage, Tekanan Darah, Lanjut Usia, Hipertensi. ABSTRACT.Baground   :  Hypertension  needs  to  get  special  attention  and  comprehensive  treatment starting from preventive, promotive, curative and rehabilitative efforts and complementary therapies that can be given, namely in the form of foot massage. The research problem is the increase in cases of hypertension. The aim of the study was to determine the effect of foot massage on blood pressure in the elderly with hypertension at the Kuala Lempuing Health Center, Bengkulu.Method : The type of research  used is pre-experimental. The population is 349 people and the sample is 15 people. The types of research  data are primary and secondary data. Data analysis in this study used t-test statistics and the Wilcoxon test.The results of this study were that the average blood pressure value in elderly hypertensives before  being  given Foot  Massage  was  151.20  systolic and  92.73  mmHg diastolic.  The average  value of blood pressure  in the elderly with hypertension after being given a foot massage is 138.93 systolic and 86.33 mmHg diastolic. There is an Effect of Foot Massage on Blood Pressure in Elderly Hypertension at the Kuala Lempuing Health Center in Bengkulu City with systole before  and  after being given a  Foot  Massage,  namely p =  0.001 and diastolic before and after Foot Massage with a value of p = 0.000 (p <α 0.05).Result : For the Kuala Lempuing Health Center in Bengkulu City, the research results can be used as input material to be used as SOPs in the management of comprehensive nursing care and  conducting Foot  Massage  training  for nurses  in improving the quality of service in hypertensive patients.Keywords: Foot Massage, Blood Pressure, Elderly, Hypertension