p-Index From 2020 - 2025
1.168
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
Muhammad Bayu Widagdo
Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pembuatan Web Series “WFH: Web Series From Home” Bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang Syahrul Sahrila; Muhammad Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah melakukan berbagai inovasi dalam upaya memberikan informasi-informasi positif ataupun hiburan kepada masyarakat ditengah Pandemi Covid-19 ini. Terlebih Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang sebagai garis terdepan dalam memberikan informasi bagi masyarakat Kota Semarang. Memiliki ribuan jumlah pengikut, channel youtube Semarang Pemkot menjadi salah satu media pemerintah dalam memberikan informasi kepada masyarakat Kota Semarang. Informasi berbentuk Konten Web Series menjadi salah satu jenis konten yang digemari oleh masyarakat Indonesia sebagai konten hiburan. Berbagai jenis program acara telah dibuatnya akan tetapi belum ada program acara berbentuk Web Series. Maka dari itu, Tim karya bidang hadir sebagai solusi dalam memberikan informasi pengetahuan seputar Pandemi Covid-19 berbentuk Web Series sebagai media hiburan bagi masyarakat. Berdasarkan landasan teori SOR dan berbagai Konsep AIDA, karya bidang berbentuk Web Series ini menjadi salah satu solusi dari pemberian informasi pengetahuan seputar Covid-19. Disini Saya berperan di bidang strategis dalam pembuatan karya bidang, antara lain sebagai; media planner, content creator, dan kemitraan eksternal. Dalam pelaksanaanya, Saya melakukan berbagai taktik untuk mencapai target dari setiap tugas yang diampu. Seperti media planner dimana menggunakan taktik manajemen media sosial, iklan, serta taktik-taktik lainnya dengan tujuan mencapai target media. Proses pembuatan Web Series ini berjalan dengan baik dengan tercapainya target penonton maupun target strategis lainnya.
NEGOSIASI IDENTITAS PENARI CROSS GENDER PADA LENGGER LANANG Tiara Ayu Raharjo; Turnomo Rahardjo; Muhammad Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni cross gender dalam pementasan merupakan bagian dari permainan peran yang dilakukan oleh seniman yang terlibat dalam pementasan tersebut. Dalam konteks penelitian ini, lengger lanang sebagai penari cross gender membawakan perannya sebagai penari perempuan dengan menggunakan berbagai atribut dan gesture yang menampilkan sisi feminin yang membuat mereka termarjinalkan dari masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat dominan, laki-laki yang berpenampilan feminin seringkali dikaitkan dengan pelencengan seksual dan identik dengan sebutan banci. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya yang dimiliki oleh lengger lanang sebagai penari cross gender dalam melakukan negosiasi identitas. Beberapa teori digunakan untuk menelaah fenomena ini, antara lain Teori Identitas Budaya, Teori Negosiasi Identitas, Teori Co-Culture, dan Teori Penjulukkan. Penelitian dengan tipe deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan femomenologi yang berfokus pada pengalaman yang dimiliki oleh informan. Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengalaman dalam bernegosiasi identitas, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth interview) dalam proses pengambilan data. Hasil dari penelitian ini, lengger lanang sebagai penari cross gender melakukan negosiasi identitas dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat umum (kelompok dominan) terkait nilai dalam budaya lengger seperti hakikat cross gender dalam seni tradisi lengger, perbedaan transgender dan cross gender, dan keyakinan budaya lengger terkait dualisme (feminin dan maskulin) yang harus memperoleh keadilan dalam setiap tubuh individu, serta memberikan citra positif terhadap masyarakat seperti menerapkan profesionalitas dalam membawakan peran pementasan yang berbeda dengan keseharian dan tetap merespon tindakan marginalisasi masyarakat dengan empati dan toleransi yang baik. Julukan banci yang diterima oleh lengger tidak membuat mereka merasa bahwa mereka adalah banci. Hal ini disebabkan oleh adanya pengetahuan dan keyakinan yang telah dipupuk terkait nilai budaya dalam identitas lengger lanang yang sesuai dengan pakem tradisi.
PEMAKNAAN KHALAYAK MEDIA BERBASIS KOMUNITAS INTERPRETIF: STUDI PEMAKNAAN ANDROGINI DALAM FILM KUCUMBU TUBUH INDAHKU Ikhsanny Novira Ishlah; Muhammad Bayu Widagdo; Triyono Lukmantoro
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemaknaan media berbasis komunitas interpretif oleh khalayak secara kolektif. Konsep ini digunakan untuk melihat pemaknaan mengenai androgini di dalam film Kucumbu Tubuh Indahku. Androgini adalah penggabungan nilai sosial maskulin dan feminin di dalam diri seseorang sehingga tidak lagi terlihat adanya identitas gender pada individu tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif. Dalam menganalisis teks media film, Penulis meggunakan teori Semiotika Roland Barthes dengan sistem pemaknaan tanda denotasi dan konotasi. Sementara untuk mengetahui pemaknaan khalayak komunitas interpretif digunakan diskusi grup terfokus sebagai metode pengambilan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat representasi perpaduan maskulinitas dan feminitas di dalam teks media film yang menjelaskan bahwa fenomena tersebut adalah sebuah keabnormalan. Dikatakan tidak normal sebab karakter tersebut tidak sesuai dengan konstruksi sosial yang diharapkan masyarakat dari individu untuk dapat menyesuaikan identitas gender dengan identitas seksual. Makna kolektif yang dihasilkan dari komunitas interpretif adalah (1) androgini merupakan bagian dari peran gender layaknya kualitas gender maskulin dan feminin, (2) androgini bukan bagian dari orientasi seksual LGBT sebab androgini adalah bagian dari peran gender (3) androgini seringkali dapat dilihat melalui penampilan dan aktivitas individu yang cenderung mengekspresikan diri salah satunya lewat seni, (4) Androgini masih sulit diterima oleh lingkungan sosial dan masyarakat secara umum karena merupakan identitas yang berada diluar konsepsi normal yang berlaku di masyarakat. Penerimaan partisipan terhadap androgini juga masih terbatas hanya pada aspek-aspek tertentu saja seperti dalam konteks seni dan tradisi. Penelitian ini memperlihatkan bahwa khalayak di dalam komunitas interaksi yang sama dapat memiliki strategi pemaknaan yang serupa.
Pembuatan Web Series “WFH: Web Series From Home” Bekerjasama Dengan Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Semarang Muhammad Raihan Febrianto; Muhammad Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa ini dimana pandemic COVID-19 sedang melanda Indonesia menjadi sebuah permasalahan utama bagi segenap masyarakat. Pemerintah berusaha untuk melakukan segala cara untuk menuntasi pandemic COVID-19, dan salah satu kunci keberhasilan dalam penuntasan pandemic ini adalah masyarakat itu tersendiri. Pemerintah sebagai pihak terdepan dalam memberikan informasi terkait segala hal terkait COVID-19 menjadikannya sumber informasi bagi seluruh masyarakat. Salah satu pemerintah yang memiliki peran penting adalah Pemerintah Kota Semarang. Penggunaan media sosial seperti Instagram, Youtube, dan semacamnya membuat jangkauan untuk memberikan informasi mengenai COVID-19 mudah dicapai masyarakat saat ini. Program series WFH: Webseries From Home hadir untuk ikut berperan dalam memberikan informasi, edukasi, dan menghibur masyarakat Kota Semarang khususnya pada masa pandemic COVID-19 sekarang ini. Dengan penggunaan Channel Youtube Semarang Pemkot, membuat akses kepada series WFH ini dapat dijangkau dengan mudah oleh banyak orang. Series ini berhasil tayang dengan jumlah 20 episode yang terbagi dalam 2 season. Pada tiap season nya terdiri dari 10 episode. Durasi pada setiap episode series ini adalah 15 hingga 20 menit penayangan. Series ini tayang pada Youtube yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang, dengan channel bernama Semarang Pemkot. Dikelola oleh DISKOMINFO Kota Semarang. Dalam pelaksanaannya, terdapat 3 jobdesk utama dalam proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi: Kemitraan (sponsorship, partnership, media partner), Media Planner atau perencana media, dan Content Creator (content writer, graphic designer, video editor.)
PENGARUH DAYA TARIK BRAND AMBASSADOR DAN TERPAAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI SCARLETT WHITENING Winda Novianti; Muhammad Bayu Widagdo; Adi Nugroho
Interaksi Online Vol 10, No 4: Oktober 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era milenial saat ini, muncul beragam produk kecantikan salah satunya Scarlett Whitening. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan masyarakat sehingga perusahaan harus mampu bersaing secara sehat melalui strategi promosi yang baik dan benar. Dengan adanya kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh daya tarik brand ambassador dan terpaan electronic word of mouth terhadap minat beli Scarlett Whitening di Semarang Utara. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Advertising Exposure dan Teori Cognitive Response. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat Semarang Utara. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui kuisioner dengan sampel sebanyak 100 responden. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan teknik pengambilan accidental dan data diolah menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan program SPSS (Statistical Package for Social Sciene) versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik brand ambassador terhadap minat beli Scarlett Whitening memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa Teori Advertising Exposure relevan dengan penelitian ini. Sedangkan hasil pengujian hipotesis pada terpaan electronic word of mouth terhadap minat beli Scarlett Whitening memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa Teori Cognitive Response relevan dengan penelitian ini.
Pengaruh Intensitas Menonton Konten Kreator Satwa Liar di YouTube dan Tingkat Pengetahuan Mengenai Satwa Liar terhadap Sikap Masyarakat pada Kepemilikan Satwa Liar sebagai Peliharaan Wina Natasya Saragih; Tandiyo Pradekso; Muhammad Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 11, No 3: Juli 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Satwa liar merupakan jenis satwa yang hidup di alam liar, baik itu di darat, laut, maupun udara. Namun, dewasa ini kepemilikan satwa liar sebagai hewan peliharaan marak dipraktikkan oleh berbagai kalangan dan masyarakat juga semakin menormalisasi praktik kepemilikan satwa liar sebagai peliharaan ini. Sosial media YouTube dewasa ini ramai menampilkan konten satwa liar sebagai peliharaan. Di sisi lain, menjadikan satwa liar sebagai peliharaan memiliki banyak sekali dampak dan risiko, baik bagi satwa itu sendiri, bagi manusia di sekitarnya, maupun bagi lingkungan alam.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatori. Melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden dengan karakteristik masyarakat Indonesia, berusia 16 – 64 tahun, dan penonton konten kreator satwa liar di YouTube ditemukan hasil bahwa intensintas menonton konten kreator satwa liar memengaruhi sikap masyarakat pada kepemilikan satwa liar sebagai peliharaan, hal ini didukung dari angka signifikasi sebesar 0,000, hal ini sejalan dengan Social Media Framework Theory yang dikemukaan oleh Lynn A. McFarland dan Robert E. Ployhart. Ditemukan juga hasil bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden mengenai satwa liar memengaruhi sikap responden pada kepemilikan satwa liar sebagai peliharaan, hal ini dilihat dari hasil signifikansi yang menunjukkan angka 0,011 serta menunjukkan keselarasan dengan Teori Respon Kognitif.
REPRESENTASI RASIONALITAS PEREMPUAN DALAM FILM ENOLA HOLMES (2020) Marsa Syifa Azzahra; Sunarto Sunarto; Muhammad Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 11, No 3: Juli 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rasionalitas merupakan hal yang kerap diremehkan pada perempuan. Pasalnya, hal itu dilandasi dari pemikiran masyarakat yang bias gender menganggap bahwa laki-laki lebih bisa berpikir (menggunakan otaknya) dibandingkan perempuan, sehingga melahirkan domestikasi perempuan, di mana perempuan kurang dihargai jika ada di ranah publik. Dalam film Enola Holmes (2020), rasionalitas perempuan tersebut direpresentasikan sebagai bentuk perlawanan terhadap bentuk diskriminasi dan opresi yang mereka dapatkan. Film sebagai media berperan untuk mentransmisikan maupun mematahkan gagasan atau ideologi tertentu, terutama ketika gagasan itu menyangkut keadilan, kesetaraan. Penelitian berjudul “Representasi Rasionalitas Perempuan dalam Film Enola Holmes (2020)” ini bertujuan untuk mendeskripsikan rasionalitas perempuan dan ideologi dominan dalam teks dengan bantuan feminist standpoint theory (teori sudut pandang feminis) yang membantu memperlihatkan bentuk perlawanan perempuan sebagai subordinat di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bantuan metode analisis teks media, tepatnya model semiotika John Fiske yang meliputi tiga level analisis, yakni level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktualiasi rasionalitas perempuan dalam melawan rasionalitas yang maskulin. Pada level realitas, Enola digambarkan sebagai sosok yang berani melawan aturan patriarkal, dilihat dari penampilannya yang percaya diri dan ekspresi wajahnya yang serius ketika sedang berpikir atau berpendapat. Aspek tersebut juga didukung dengan perilaku Enola, Edith, dan Eudoria, terutama soal keengganan mereka untuk mengikuti aturan berpakaian yang mengekang perempuan. Hal itu sekaligus juga menunjukkan bentuk opresi terhadap perempuan atas kekuasaan kaum laki-laki. Analisis itu juga didukung dengan aspek teknis pada level representasi yang mendukung representasi rasionalitas perempuan dalam film, melalui tata kamera, cahaya, suara, dan teknik editing. Sementara itu, pada level ideologi, diperoleh hasil bahwa ideologi yang dominan dalam film Enola Holmes (2020) adalah ideologi patriarki, yang memicu lahirnya ideologi matriarki sebagai respons atau reaksi atas ideologi patriarki yang mengekang perempuan. Ideologi patriarki ditunjukkan terutama ketika opresi dan diskriminasi didapatkan perempuan atas dominasi dari kaum laki-laki. Rasionalitas perempuan ditunjukkan dalam film sebagai bentuk perlawanan terhadap ideologi patriarki itu dan dengan demikian, berkaitan juga dengan feminisme aliran liberal yang menekankan cita-cita pada tercapainya kebebasan hak tiap individu.