Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan metode pembelajaran terhadap anak tunarungu-wicara di SLB Negeri Aneuk Nanggroe, Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang melibatkan 11 siswa dari kelas 1 hingga kelas 3, kepala sekolah, dan dua guru pengajar sebagai responden utama. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima metode pembelajaran yang diterapkan, yaitu Sistem Isyarat Berbahasa Indonesia (SIBI), Audiotory Verbal, Visual, Lip Reading, serta Komunikasi Total (Komtal). Dari hasil observasi dan wawancara, metode SIBI menjadi metode yang paling sering digunakan dan diminati oleh siswa, dengan 4 dari 11 siswa menunjukkan pemahaman yang baik. Sebaliknya, metode Audiotory Verbal hanya efektif bagi satu siswa dengan keterbatasan pendengaran ringan. Sementara itu, metode Visual, Lip Reading, dan Komtal masing-masing diaplikasikan kepada dua siswa. Temuan ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran yang beragam memiliki kontribusi signifikan dalam membantu anak tunarungu-wicara untuk mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Namun, efektivitas metode sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu siswa, ketersediaan alat bantu, serta kreativitas guru dalam menyampaikan materi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan praktis bagi pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan anak tunarungu-wicara.