Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS KESALAHANBERBAHASA DALAM TUGASSAKUBUN Zida Wahyuddin
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 12 No 02 (2012)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.919 KB) | DOI: 10.30996/parafrase.v12i02.219

Abstract

Abstrak.The focus of this paper is to analyze errors or irregularities in the form of improper use of the Japanese grammar in sakubun task (essay writing) as a variety of written languages.This researchadopts error analysis method with sakubuntask transcript as the data sources.The results of this research indicate that the language errorsmay be caused by interference of the first language (LI) on the students’ foreign language learning (L2).The study also shows that errors may be caused by lack of students’mastery of the Japanese grammar. Kata kunci: language errors, grammar, sakubun
SOSIOLOGI MASYARAKAT JEPANG PADA NOVEL UTSUKUSHISA TO KANASHIMI TO DANIZU NO ODORIKOKARYA KAWABATA YASUNARI Zida Wahyuddin
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 13 No 02 (2013)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.949 KB) | DOI: 10.30996/parafrase.v13i02.243

Abstract

Abstract. This paper is about comparing two literary works in relation to the sociology of literature. Researchers will compare the Japanese society at a given time to locate the equation and the difference in modern literary texts in the form of a novel. The chosen novels are novel Utsu kushi saused to Kanashimi to and Izuno Odoriko. Both of the novels describe the conditions of Japanese people who have the sense of to getherness that manifested through a strong sense of group solidarity. This high loyalty to the group causeda high discipline in Japanese society. Keywords: comparative literature, sociology of literature, Japanese society
ANALISIS HATARIKAKE NO BUN DALAM MANGA JUJUTSU KAISEN KARYA GEGE AKUTAMI Wahyuddin, Zida; Yuana, Cuk; Bagas Wardana, Kevin
TANDA Vol 4 No 01 (2024): BAHASA DAN SASTRA
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69957/tanda.v4i01.1523

Abstract

Manga adalah komik yang berasal dari Jepang. dalam manga terdapat sebuah cerita yang mengambarkan sebuah tokoh serta gelembung kata-kata atau dialog .Penelitian ini Bertujuan untuk mendeskripsikan hatarikake no bun dan penanda lingual dalam manga “Jujutsu Kaisen”. Dalam analisis digunakan pendekatan pragmatik dan Metode Deskriptif Kualitatif. Sumber data yang di gunakan adalah manga Jujutsu Kaisen Volume 1 dengan hasil temuan sebagai berikut Pertama: (1) Meireibun (kalimat perintah) memiliki sebanyak 5 data. (2) Kinshibun (kalimat larangan) memiliki sebanyak 3 data. (3) Iraibun (kalimat permohonan) memiliki sebanyak 4 data . (4) Kanyuubun (kalimat ajakan) memiliki sebanyak 0 data, serta memiliki Penanda Lingual ~ro sebanyak 4 data. Penanda Lingual~e sebanyak 2 Data. Penanda Lingual~o sebanyak 0 data. Penanda Laingual ~te sebanyak 3 data. Penanda Lingual~na sebanyak 2 data . Penanda Lingual~te kudasai sebanyak 1 data. dan Penanda Lingual ~te kure sebanyak 1 data. Serta Perlokusi Sejumlah 12 Data.
Social Criticism in the Lyrics of Songs Entitled Tousaku, Shisouhan, and Hirutonbi by Yorushika Zahwa Fahmi, Muhammad Alvin; Wahyuddin, Zida
Proceeding of Undergraduate Conference on Literature, Linguistic, and Cultural Studies Vol. 3 No. 1 (2024): UNCOLLCS: PROCEEDING RESEARCH ON LITERARY, LINGUISTIC, AND CULTURAL STUDIES
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/uncollcs.v3i1.4647

Abstract

Social criticism is used to convey criticism that is communicated about a phenomenon that occurs in society. Social criticism acts when there is disapproval of other people's actions that are not in accordance with applicable rules, norms and values. Social criticism is conveyed directly or indirectly which can be voiced through various critical media. The lyrics of songs entitled Tousaku, Shisouhan, and Hirutonbi by Yorushika are one of the many media that contain elements of conveying social criticism. This research uses a qualitative descriptive method with a literary sociology approach to determine the relationship between literary works and phenomena that occur in society in order to foster elements of social criticism. The data from this research is in the form of social criticism identified through song lyrics. The data source for this research is the lyrics of Yorushika's songs entitled Tousaku, Shisouhan, and Hirutonbi. The aim of this research is to find out and describe social criticism and forms of conveying social criticism in the lyrics of Yorushika's songs entitled Tousaku, Shisouhan, and Hirutonbi. From the analysis, six data findings were found that contained elements of social criticism regarding moral, economic and cultural issues. Direct and indirect forms of conveying criticism are also found in the lyrics of songs entitled Tousaku, Shisouhan, and Hirutonbi by Yorushika.
DINAMIKA KEAGAMAAN MASYARAKAT KOMTEMPORER JEPANG PADA FILM OKURIBITO Zida Wahyuddin
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3235

Abstract

Abstrak: Melalui film, kita dapat melihat banyak aspek dari suatu negara dan zamannya: budaya, moralitas dan agama, dan itulah dinamika agama dalam kehidupan dan kematian. Film-film terbaik dapat menghibur penonton dan memberikan kesempatan kepada pemirsa untuk memikirkan masalah mendasar manusia. Dalam artikel ini, saya menggunakan okuribito untuk menganalisis dinamika keagamaan masyarakat Jepang kontemporer tentang makna hidup dan mati. Segala macam kehidupan yang menyertai kematian dan kematian itu sendiri diilustrasikan dalam film. Tentu saja, setiap adegan dalam film tersebut mengandung bahasa sinematik yang kaya akan contoh nilai-nilai agama. Jadi, saya menggunakan semiotika sebagai kerangka teoretis untuk menganalisis film yang mengandung nilai-nilai agama. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Setelah data diperoleh, dianalisis dengan sistematis dan cermat dijelaskan berdasarkan teori. Hasil yang diperoleh bahwa dinamika keagamaan masyarakat Jepang kontemporer tentang makna hidup dan mati dalam film okuribito adalah kebutuhan manusia untuk berpikir untuk menerima kelangsungan hidup dan mati, di mana tidak hanya jiwa tetapi juga individualitas pribadi terus berlanjut seperti itu ada dalam kehidupan.Kata kunci: Dinamika Keagamaan, Masyarakat Kontemporer Jepang, Film Okuribito, Semiotik Abstract: Through films, we can see many aspects of a country and its times: culture, morality and religion, and that is the religious dynamics on life and death. The best films can both entertain audiences and provide viewers with opportunities to think about fundamental human problems. In this article, I use okuribito to analyze the religious dynamics of contemporary Japanese society about the meaning of life and death. All sorts of life that accompany the death and death itself are illustrated in the film. Of course, every scene in the film contains a cinematic language is rich in examples of religious values. Thus, I use semiotics as the theoretical framework for analyzing films that containing religious values. The data collection using documentation method. After the data is obtained, it is analyzed by systematically and meticulously described on the basis of the theory. The results obtained that the religious dynamics of contemporary Japanese society about the meaning of life and death in the film okuribito is a human needs for thought to accept the continuity of life and death, wherein not only the soul but also personal individuality continues on as it existed in life.Keywords: Religious dynamics, Contemporary Japanese Society, Film Okuribito, Semiotics
REFLEKSI KETERHUBUNGAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN SASTRA Zida Wahyuddin
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3559

Abstract

Abstrak: Ilmu sastra merupakan salah satu ilmu diantara keilmuan yang lain yang mempunyai posisi dalam kedudukannya sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Ilmu sastra sangat terkait dengan kehidupan sosial dalam sebuah masyarakat. Fenomena yang dijelaskan melalui ilmu sastra menjadi sebuah pengetahuan adalah totalitas segala pengamatan terhadap suatu permasalahan yang dapat dijelaskan secara rasional. Sedangkan ilmu filsafat membantunya dalam membangun penalaran secara kritis dengan mendialektikkan sesuatu secara terus menerus supaya yang tersembunyi dapat dieksplisitkan dengan jelas. Selanjutnya, ilmu sastra juga sangat berkaitan dengan konteks keilmuan lainnya dalam usahanya menjelaskan permasalahan yang muncul pada sebuah karya sastra.Kata kunci: Refleksi, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Karya Sastra Abstract: Literature is one of the other sciences that has a position in its position as part of science. Literature is very much related to social life in a society. The phenomenon that is explained through literature becomes knowledge is the totality of all observations of a problem that can be explained rationally. Whereas philosophy helps him in building critical reasoning by dialectizing something continuously so that what is hidden can be explicitly explicit. Furthermore, literary science is also closely related to other scientific contexts in an effort to explain the problems that arise in a literary work. Keywords: Reflections, Philosophy of Science, Literary Works
EKSISTENSI KEHADIRAN: SEBUAH REFLEKSI FILSAFAT Zida Wahyuddin
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4598

Abstract

Abstrak: Tulisan ini merefleksikan eksistensi kehadiran manusia pada konteks modern dan postmodern. Pada konteks ini, manusia sebagai individu dikaruniai akal dan pikiran untuk menuntunnya pada suatu kebaikan dan kebenaran. Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan filsafat. Analisa akan berpusat pada konteks sebagian isu-isu terkini yang terjadi di Indonesia. Hasil analisis akan dibaca dengan konsep-konsep filsafat, khususnya tentang fenomena manusia sebagai individu pada konteks modern dan postmodern di Indonesia. Hasilnya adalah kontribusi pengetahuan terkait refleksi eksistensi manusia baik sebagai individu dan subjek pada konteks tertentu dipahami sebagai ruang yang dinamis dalam memperoleh suatu pengetahuan kemudian mendialogkannya kembali untuk mengagumi keberbedaan. Selain itu, tulisan ini memberikan sumbangan tentang bagaimana prilaku manusia sebagai individu memiliki strategi dalam menyikapi isu-isu disekitarnya.Kata kunci: Eksistensi kehadiran, refleksi filsafat, modern, postmodern Abstract: This paper reflects the existence of human presence in modern and postmodern contexts. In this context, humans as individuals are endowed with reason and thoughts to guide them to goodness and truth. The method to be used is a qualitative descriptive method with a philosophical approach. The analysis will focus on the context of some of the current issues occurring in Indonesia. The results of the analysis will be read with philosophical concepts, especially regarding the phenomenon of humans as individuals in modern and postmodern contexts in Indonesia. The result is the contribution of knowledge related to the reflection of human existence, both as an individual and as a subject in a certain context, which is understood as a dynamic space in obtaining knowledge and then dialogue again to admire differences. In addition, this paper contributes to how human behavior as an individual has a strategy in addressing surrounding issues. Keywords: Existence, presence, reflection on philosophy, modern, postmodern
The Concept of Ikumen Based on the Yokai Context of Medama Oyaji in Shigeru Mizuki's Anime Gegege No Kitaro Rhamadani, Kristanto Eka; Wahyuddin, Zida
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 24 No 2 (2024): Parafrase Vol. 24 No. 2 Oktober, 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/parafrase.v24i2.11829

Abstract

The concept of Ikumen is a concept of fatherhood in modern Japan as a father who takes care of children, enjoys taking care of children, takes care of children while working and in his care can also mature himself. The emergence of Ikumen is a turning point in the declining role of fathers in Japan over time. The purpose of this study is to describe the concept of Ikumen with different contexts in general, namely a father who is not a human being but, in his actions, can be called an Ikumen according to Moteki, Ikumen Project, Kobe Ikumen Executive, Oyama. The approach used is the sociology of literature which explains literature as a reflection of society that discusses the extent to which the literary genre used can represent all elements of society. The results of this study show that the character Medama Oyaji can portray aspects of Ikumen, namely as a man who takes care of children, enjoys childcare, takes care of children while working, and in his care is able to mature himself, which is applied through the context of yokai. Thus, this study contributes to expanding the understanding of the concept of Ikumen not only limited to human fathers, but can also be applied to representations of fathers in unique popular culture contexts such as yokai characters, thus enriching the study of fatherhood in modern Japanese society.
Representasi Nilai-Nilai Bushido Pada Tokoh Asta dalam Film Anime Black Clover Sword of The Wizard King Tunjung Biru, Rika; Wahyuddin, Zida
Proceeding of Undergraduate Conference on Literature, Linguistic, and Cultural Studies Vol. 4 No. 1 (2025): UNCOLLCS: PROCEEDING RESEARCH ON LITERARY, LINGUISTIC, AND CULTURAL STUDIES
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/uncollcs.v4i1.5966

Abstract

Penelitian ini menganalisa tentang Representasi nilai-nilai Bushido pada Tokoh Asta dalam film anime Black Clover: Sword of the Wizard King. Bushido merupakan kode etik lama para samurai pada periode feodal yang masih layak untuk dapat diwujudkan pada kehidupan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai Bushido yang tercermin pada karakter Asta dalam film anime Black Clover: Sword of the Wizard King. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai relevansi nilai-nilai Bushido dalam budaya kontemporer, khususnya yang tercermin melalui media seperti film anime. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika segitiga makna yaitu Tanda (Sign), Objek (Object), dan Interpretan (Interpretant) milik Charles Sanders Pierce yang berupa cuplikan gambar adegan (tangkapan layar), dan transkrip dialog. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Asta sebagai tokoh utama berhasil merepresentasikan nilai-nilai Bushido. Terdapat sebanyak 10 data yang tersebar pada ketujuh nilai-nilai Bushido, yaitu Gi 義 (Kebenaran), Yu 勇 (Keberanian), Jin 仁 (Kemurahan Hati), Rei 禮 (Kesopanan), Makoto 誠 (Kesungguhan Hati), Meiyo 名誉 (Kehormatan), dan Chuugi 忠義 (Kesetiaan). Penelitian ini menyimpulkan bahwa tokoh Asta dalam film anime Black Clover: Sword of the Wizard King dengan efektif merepresentasikan nilai-nilai Bushido sebagai simbol penting dalam narasi dan prinsip kehidupan budaya Jepang, yang tercermin melalui media populer animasi.
Representasi Serigala Kamuy Dalam Anime Golden Kamuy Karya Noda Satoru Ulum, Muh. Syahirul Bagasul; Wahyuddin, Zida
Proceeding of Undergraduate Conference on Literature, Linguistic, and Cultural Studies Vol. 4 No. 1 (2025): UNCOLLCS: PROCEEDING RESEARCH ON LITERARY, LINGUISTIC, AND CULTURAL STUDIES
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/uncollcs.v4i1.5983

Abstract

Anime Golden Kamuy merupakan anime karya Noda Satoru yang mengadaptasi kehidupan suku Ainu. Suku Ainu merupakan pribumi yang tinggal di Hokkaido Jepang memiliki kepercayaannya sendiri dan berbeda dari kepercayaan umum Jepang yakni kepercayaan pada serigala kamuy. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui representasi serigala kamuy terhadap kepercayaan suku Ainu dan interpretasi serigala kamuy bagi suku Ainu. Adapun teori yang digunakan yaitu teori semiotika Charles Sanders Peirce dan unsur animisme menurut Edward B. Tylor. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Untuk menganalisis data terkait kepercayaan suku Ainu terhadap serigala kamuy, peneliti menggunakan teori animisme menurut Edward B. Tylor. Setelah menganalisis data, di temukan berupa representasi suku Ainu terhadap serigala sebagai Horkew Kamuy dan interpretasi serigala sebagai pelindung. Sementara unsur-unsur serigala kamuy yang ditemukan di analisis menggunakan teori semiotika Peirce. Peirce mengkategorikan trikotomi atau segitiga makna yaitu sign, objek, dan interpretant. Peneliti melakukan analisis data berupa gambar dan dialog dari anime Golden Kamuy yang berhubungan dengan unsur-unsur serigala kamuy bagi suku Ainu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anime Golden kamuy mengandung representasi serigala sebagai Horkew Kamuy dan interpretasi berupa unsur-unsur serigala sebagai kamuy pelindung.