Edi Wardiana
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Jl. Raya Pakuwon Km 2 Parungkuda, Sukabumi 43357, Indonesia Telp. (0266) 7070941

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Evaluasi Ukuran Biji Beras, Kadar Kafein, dan Mutu Cita Rasa Lima Kultivar Kopi Arabika Randriani, Enny; Dani, Dani; Wardiana, Edi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbaikan mutu fisik, biokimia, dan cita rasa berbasis kultivar penting dilakukan saat ini untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keragaman ukuran biji, kadar kafein, dan mutu cita rasa lima kultivar kopi Arabika, yaitu ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, dan S-795. Kelima kultivar tersebut ditanam pada tahun 2008 oleh petani di Desa Marga Mulya, Kecamatan Cikandang, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Biji dari masing-masing kultivar dipanen pada bulan Juli-Agustus 2013 melalui prosedur pengolahan basah. Sampel sebanyak 100 biji beras dari masing-masing kultivar diambil secara acak untuk pengukuran panjang, lebar, tebal, dan bobot 100 biji beras. Pengukuran tersebut diulang sebanyak tiga kali. Analisis varian satu arah dan analisis gerombol dilakukan terhadap data hasil pengukuran. Selain itu, sampel sebanyak 500 gram biji beras dari masing-masing kultivar digunakan untuk pengujian mutu fisik, kimia, dan cita rasa. Ukuran biji beras diklasifikasikan berdasarkan standar SNI 01-2907-2008, sedangkan kandungan kafein diuji berdasarkan prosedur Official Method of Analysis AOAC. Penilaian mutu seduhan mengacu kepada protokol Specialty Coffee Association of America (SCAA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa biji beras kultivar ABP-1, ABP-2, AGK-1, dan S-795 termasuk dalam kategori besar, meskipun berdasarkan analisis gerombol terbagi ke dalam dua kelompok. Hanya kultivar ABP-3 yang memiliki ukuran biji beras tergolong kecil dan mengelompok sendiri. Kandungan kafein biji kultivar ABP-1, ABP-2, dan S-795 di bawah 1%, sedangkan ABP-3 dan AGK-1 lebih besar dari 1%. Meskipun demikian, semua kultivar yang diuji termasuk dalam kategori spesialti karena nilai akhirnya mencapai > 80,00.Kata Kunci: Kopi Arabika, spesialti, seleksi, spesifik lokasiCultivar-based quality improvement of Arabica coffee is very important in order to increase competitiveness of Indonesian coffee product in global market. The objectives of this study were to identify the diversity of green bean size, levels of caffeine, and quality among five Arabica coffee cultivars that cultivated by farmers in West Java, ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, and S-795. The research was conducted at 1.300 m above sea level in Garut, West Java, Indonesia. Ripe cherries samples of each cultivars grown in the same area was taken in July-August 2013. Seeds were separated from the rind using wet processing procedure. Sample of 100 green beans were randomly taken for measurement of length, width, thickness, and weight of 100 green beans. Measurements were repeated three times and collected data were analyzed with analysis of variance and analysis of clusters methods. In addition, samples of 500 grams of green beans were taken from each cultivars and subsequently used for testing the quality of the physical, chemical and cupping. Green bean size was determined according to SNI 01-2907-2008, while caffeine content was analysed using AOAC Official Method of Analysis. Cupping test protocol was refer to the Specialty Coffee Association of America (SCAA) method. The results showed that green bean size of ABP-1, ABP-2, AGK-, and S-795 cultivars were classified as large, even though they were clustered into two distinct groups. On the other hand, ABP-3 cultivar produced a small green bean size and solely separated into third group. Caffeine content of ABP-1, ABP-2, and S-795 cultivars were of < 1%, meanwhile ABP-3 and AGK-1 cultivars were of >1%. However, the quality and taste of all cultivars have very good cup quality (score> 80) and meets the criteria for specialty coffee.
Pengaruh Varietas dan Tingkat Kematangan Buah terhadap Perkecambahan dan Fisik Benih Kopi Arabika Saefudin, Saefudin; Wardiana, Edi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu ciri untuk menentukan perbedaan tingkat kematangan buah pada tanaman kopi adalah didasarkan pada perbedaan warna kulit buah dan atau berdasarkan umur buah yang dihitung dari hari setelah anthesis (HSA). Secara umum, panen buah berwarna merah dapat menghasilkan perkecambahan yang lebih baik dibandingkan dengan buah warna hijau. Percobaan ini dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon serta Rumah Kaca dan Laboratorium Ekofisiologi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, mulai bulan April sampai Agustus 2013, dengan tujuan menganalisis pengaruh perbedaan varietas dan tingkat kematangan buah terhadap perkecambahan dan komponen fisik benih kopi Arabika. Rancangan yang digunakan adalah petak terpisah yang diulang tiga kali. Sebagai petak utama adalah empat varietas kopi Arabika, yaitu Sigarar Utang, Kartika 1, S 795, dan Kartika 2. Sebagai anak petak adalah empat taraf tingkat kematangan buah yang secara operasional didefinisikan sebagai panen buah warna merah (≈ 249 HSA), kuning-kemerahan (≈241 HSA), kuning (≈233 HSA), dan hijau-kekuningan (≈225 HSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas dan tingkat kematangan buah berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan benih kopi Arabika. Varietas S 795 lebih cepat berkecambah dibandingkan varietas Sigarar Utang, Kartika 1, dan Kartika 2. Buah warna merah, kuning-kemerahan, dan kuning lebih cepat berkecambah dibandingkan buah warna hijau-kekuningan. Varietas Sigarar Utang memiliki bobot segar buah, bobot segar biji, dan bobot kering biji yang lebih tinggi serta kadar air biji yang rendah, diikuti oleh varietas S 795, Kartika 1, dan Kartika 2. Keberhasilan perkecambahan tidak hanya ditentukan oleh komponen mutu fisik benih, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.Kata Kunci: Kopi Arabika, perkecambahan, komponen fisik benih, varietas, tingkat kematangan buahOne characteristic in determining the differences of fruit maturity levels in coffee is based on the difference in colour of epicarp or based on the ages of fruit that is calculated starting on a days after anthesis (HSA). In general, fruits in cherry level can result better germination than green level. This experiment was conducted at Pakuwon Experimental Station, Laboratory and Greenhouse of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi, beginning from April until August 2013. The objectives of this study was to analyze the effect of varieties and fruit maturation stages on germinations and physical components of Arabica coffee seeds. The split plot design with three replications was used in this study. The main plot factors were four varieties of Arabica coffee i.e. Sigarar Utang, Kartika 1, S 795, and Kartika 2. While the split plot factors were four level of fruit maturation stages defined operationally by harvest fruit in cherry level (≈249 HSA), redish-yellow level (≈241 HSA), yellow level (≈233 HSA), and yellowish-green level (≈225 HSA). The results showed that the difference in coffee varieties and fruit maturation stages affect the germination speed of Arabica coffee seed. S 795 more faster to germinate than Sigarar Utang, Kartika 1, and Kartika 2. Similarly, fruit in the cherry level, redish-yellow, and yellow more faster to germinate than fruit in the yellowih-green level. Sigarar Utang has the highest in fresh weight of fruit and seed and dry weight of seed, and the lowest in seed water content, followed by S 795, Kartika 1, and Kartika 2. The germination success not only determined by seed physical quality components but is also influenced by environmental factors.
Identifikasi Karakter yang Berpengaruh terhadap Hasil Biji Beras Kopi Arabika di Kabupaten Garut Menggunakan Analisis Lintasan Bertahap Randriani, Enny; Dani, Dani; Sulistiyorini, Indah; Wardiana, Edi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterkaitan antara karakter vegetatif, komponen buah, komponen biji, dan hasil biji beras pada tanaman kopi merupakan hal penting dalam program pemuliaan dan seleksi. Model saling keterkaitan antar karakter tersebut adalah model sebab-akibat dan dapat dianalisis melalui analisis lintasan bertahap (ALB). Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakter-karakter yang berpengaruh terhadap hasil biji beras kopi Arabika di daerah Garut, Jawa Barat melalui penggunaan analisis lintasan bertahap (ALB) dan model persamaan struktural (MPS). Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Mulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bulan Januari sampai Desember 2013 pada ketinggian tempat 1.300 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Andosol. Penelitian menggunakan metode survei dengan pengambilan contoh secara acak terhadap lima genotipe kopi Arabika, yaitu ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, dan S 795. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga karakter yang berpengaruh positif secara langsung, yaitu jumlah ruas pada batang, tebal buah, dan bobot 100 biji gabah. Karakter panjang cabang primer berpengaruh positif secara tidak langsung, sedangkan karakter jumlah cabang sekunder dan jumlah ruas cabang primer berpengaruh negatif secara tidak langsung. Karakter-karakter tersebut dapat digunakan sebagai kriteria seleksi pada populasi kopi Arabika di daerah Garut, Jawa Barat.Kata kunci: Kopi Arabika, seleksi karakter, analisis lintasan bertahap, model persamaan strukturalThe linkage between the vegetative characters, fruit components, production seeds component and rice seeds of the coffee plant is important in breeding and selection programs. Models of interrelations between these characters are causal models and can be analyzed through sequential path analysis (SPA). The objective of this study was to identify of several characters affecting on green bean yield of Arabica coffee in Garut, West Java by using sequential path analysis (SPA) and structural equation modeling (SEM). This research was conducted in the Marga Mulya Village, Cikajang District, Garut Regency, West Java, with altitude about 1300 m above sea level and Andosol type of soil, starting from January to December 2013. The research was conducted in survey method with random sampling method on the Arabica coffee genotypes such as ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, and S795. The results showed that there are three characters having directly positive effect on green bean yield: number of internodes on stem, fruits thickness, and weight of 100 beans. On the other hand, length of primary branches has indirectly positive influence, while number of secondary branches and number of internodes on primary branches has indirectly negative influence. These characters can be used as selection criteria on the population of Arabica coffee in Garut, West Java. 
Effects of Light Intensity and Seedling Mediaon The Growth of Reutealis Trisperma (Blanco) Airy Shaw Seedling Wardiana, Edi; Herman, Maman
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 33, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v33i1.36

Abstract

This experiment was conducted at Pakuwon Experimental Station with altitude about 450 m above sea level and Latosol type of soil beginning from January until June 2009. It aimed to investigate the effect of light intensity and seedling media on growth of "Sunan" candle nut (R. trisperma) seedling. Split plot design with 4 replications was used in this study. The main plots factor are percentage of light intensity (I) consisted of two levels : I1 (65%) and I2 (100%), and the split plots factor are seedling media (M) consisted of five kinds of media: M1 (50% soil and 50% sheep dung), M2 (50% soil and 50% rice husk), M3 (50% sheep dung and 50% rice husk), M4 (33.3% soil, 33.3% sheep dung, and 33.3% rice husk), and M5 (100% soil). Result showed that: (1) for better growth of R. trisperma seedling suggested to be shaded, and (2) mixed of the 50% soil and 50% sheep dung are the best media for it growth. Keywords: Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw, light intensity, seedling media, organic matter