Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Ketahanan 13 Nomor Koleksi Plasma Nutfah Jambu Mete terhadap Penyakit Busuk Akar Fusarium Dani, Dani; Taufiq, Efi; Supriadi, Handi; Randriani, Enny; Wicaksono, Ilham Nur Ardhi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Busuk akar Fusarium merupakan salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman jambu mete pada fase bibit maupun dewasa. Oleh sebab itu, upaya perakitan varietas tanaman jambu mete yang tahan terhadap serangan penyakit tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah menguji ketahanan nomor-nomor koleksi plasma nutfah jambu mete terhadap serangan penyakit busuk akar Fusarium. Seleksi dilakukan terhadap bibit hasil persarian terbuka dari 13 nomor aksesi jambu mete koleksi plasma nutfah di Kebun Percobaan (KP) Cikampek. Penelitian dilaksanakan pada fase bibit di dalam rumah plastik dengan naungan paranet intensitas 50% di KP Pakuwon. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Inokulasi buatan menggunakan isolat Fusarium sp. dari tanah yang dicairkan sampai kepadatan konidia 108 konidia/ml. Hasil pengamatan menujukkan bahwa seluruh nomor aksesi jambu mete yang diuji tidak tahan terhadap serangan penyakit busuk akar Fusarium. Persentase kejadian penyakit paling tinggi ditunjukkan oleh nomor aksesi Lembor 2, M Z Lux, dan Ekoae Kecil, yaitu mencapai 93,33%, sedangkan aksesi JN 26 menunjukkan persentase kejadian sebesar 63,33%. Tingkat keparahan penyakit paling tinggi ditunjukkan oleh nomor aksesi Menini 15, yaitu mencapai 83,56%, meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan Kodi 2 dan Kobawani yang masing-masing 82,92% dan 82,48%.  Resistance of 13 Cashew Germplasm Accessions to Fusarium Root Rot Disease ABSTRACT Root rot caused by Fusarium is an important cashew disease which attacks any stage of cashew growing from seedlings to adult plant. Therefore, findings of new cashew variety being resistant to the disease should be done in breeding program. The aim of this work was to assess resistance of cashew accession numbers to the disease. Cashew seedlings derived from open pollinated of 13 cashew accessions were observed at germplasm collection of the crop planted at Cikampek Research Station. This work was held in nursery with 50% light intensity of paranet at Pakuwon Research Station. Treatments were arranged in randomized complete block design with three replications. Artificial innoculation used Fusarium isolated from soil was diluted in sterilized water with density of 108 conidia/ml was innoculated to the seedlings. Result showed that allf cashew accessions tested were sucecptable to the disease attack. Lembor 2, M Z Lux, and small Ekoae accessions revealed high in disease incidence which reached 93.33%. Whereas, JN 26 showed the lowest disease incidence, i.e. only 63.33%. The most severe disease symptom was show by Menini 15 (83.56%), although it was not significantly different from Kodi 2 and Kobawani reaching of 82.92% and 82.48%, respectively.
Ketahanan 13 Nomor Koleksi Plasma Nutfah Jambu Mete terhadap Penyakit Busuk Akar Fusarium Dani, Dani; Taufiq, Efi; Supriadi, Handi; Randriani, Enny; Wicaksono, Ilham Nur Ardhi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Busuk akar Fusarium merupakan salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman jambu mete pada fase bibit maupun dewasa. Oleh sebab itu, upaya perakitan varietas tanaman jambu mete yang tahan terhadap serangan penyakit tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah menguji ketahanan nomor-nomor koleksi plasma nutfah jambu mete terhadap serangan penyakit busuk akar Fusarium. Seleksi dilakukan terhadap bibit hasil persarian terbuka dari 13 nomor aksesi jambu mete koleksi plasma nutfah di Kebun Percobaan (KP) Cikampek. Penelitian dilaksanakan pada fase bibit di dalam rumah plastik dengan naungan paranet intensitas 50% di KP Pakuwon. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Inokulasi buatan menggunakan isolat Fusarium sp. dari tanah yang dicairkan sampai kepadatan konidia 108 konidia/ml. Hasil pengamatan menujukkan bahwa seluruh nomor aksesi jambu mete yang diuji tidak tahan terhadap serangan penyakit busuk akar Fusarium. Persentase kejadian penyakit paling tinggi ditunjukkan oleh nomor aksesi Lembor 2, M Z Lux, dan Ekoae Kecil, yaitu mencapai 93,33%, sedangkan aksesi JN 26 menunjukkan persentase kejadian sebesar 63,33%. Tingkat keparahan penyakit paling tinggi ditunjukkan oleh nomor aksesi Menini 15, yaitu mencapai 83,56%, meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan Kodi 2 dan Kobawani yang masing-masing 82,92% dan 82,48%.  Resistance of 13 Cashew Germplasm Accessions to Fusarium Root Rot Disease ABSTRACT Root rot caused by Fusarium is an important cashew disease which attacks any stage of cashew growing from seedlings to adult plant. Therefore, findings of new cashew variety being resistant to the disease should be done in breeding program. The aim of this work was to assess resistance of cashew accession numbers to the disease. Cashew seedlings derived from open pollinated of 13 cashew accessions were observed at germplasm collection of the crop planted at Cikampek Research Station. This work was held in nursery with 50% light intensity of paranet at Pakuwon Research Station. Treatments were arranged in randomized complete block design with three replications. Artificial innoculation used Fusarium isolated from soil was diluted in sterilized water with density of 108 conidia/ml was innoculated to the seedlings. Result showed that allf cashew accessions tested were sucecptable to the disease attack. Lembor 2, M Z Lux, and small Ekoae accessions revealed high in disease incidence which reached 93.33%. Whereas, JN 26 showed the lowest disease incidence, i.e. only 63.33%. The most severe disease symptom was show by Menini 15 (83.56%), although it was not significantly different from Kodi 2 and Kobawani reaching of 82.92% and 82.48%, respectively.
Hubungan Antar Karakter Vegetatif, Komponen Hasil, dan Daya Hasil Kopi Robusta Asal Sambung Tunas Plagiotrop Randriani, Enny; Dani, Dani; Tresniawati, Cici; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seleksi klon unggul kopi Robusta (Coffea canephora) biasanya memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan pendekatan-pendekatan yang mampu mempersingkat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis korelasi antar karakter vegetatif, komponen hasil, dan daya hasil kopi Robusta hasil sambung tunas plagiotrop. Penelitian dilaksanakan di Desa Suka Rami, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Curup, Bengkulu dari bulan Januari sampai Desember 2012. Delapan karakter vegetatif, 13 karakter komponen hasil, dan dua karakter daya hasil diamati pada pertanaman kopi Robusta hasil sambung tunas plagiotrop umur tiga tahun. Korelasi antar karakter dan analisis faktor dilakukan menggunakan SPSS 11.5 for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter daya hasil (produksi buah dan produksi biji beras per pohon) kopi Robusta yang diperbanyak melalui sambung tunas plagiotrop memiliki hubungan yang positif secara kuat dengan lima karakter lainnya, yaitu jumlah cabang sekunder, bobot 100 buah, panjang biji gabah, panjang biji beras, dan bobot 100 biji beras. Oleh sebab itu, kelima karakter tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi positif untuk produktivitas tinggi kopi Robusta yang dikembangkan melalui sambung tunas plagiotrop.Kata kunci: Coffea canephora, seleksi klon, sambung pucuk, tunas plagiotropSelection of Robusta (Coffea canephora) elite clones usually takes a long time, therefore an effective approach is needed to shorten the time. The objective of this study was to analyze the correlation between the vegetative characters, yield and yield components of Robusta coffee derived from plagiotroph bud grafting. The research was conducted in the Suka Rami village, District of Bermani Ulu, Curup, Bengkulu Province from January to December 2012. Eight vegetative characters, 13 characters of yield components, and two yield characters were observed at three years old Robusta coffee plantation which derived from plagiotroph bud grafting. The correlation between the characters and factor analysis performed using SPSS 11.5 for Windows. The analysis showed that the character of the number of secondary branches, weight of 100 coffee fruits, long grain bean, long grain rice, and weight of 100 grains of bean showed a very strong positive correlation with yield characters. Thus, these five characters can be used as selection criteria to obtain superior genotypes of Robusta coffee that developed through plagiotroph bud grafting.
Pendugaan Daya Gabung dan Heritabilitas Beberapa Karakter Agronomis pada Populasi Generasi F1 Kakao (Theobroma cacao L.) Tresniawati, Cici; Dani, Dani; Wicaksono, Ilham Nur Ardi; Rubiyo, Rubiyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi mengenai parameter genetik diperlukan sebagai dasar penentuan tetua dalam perakitan varietas hibrida. Penelitian inibertujuan mengetahui daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) tetua dari 10 populasi F1 kakao hasil persilangandialel 5 x 5 tanpa selfing dan tanpa resiprok. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP.) Sumber Asin, Malang, Jawa Timurdari bulan April sampai Oktober 2013. Tetua yang digunakan adalah DR1 (kakao edel) dan ICCRI 03, TSH 858, ICS 13, dan Sca 6(kakao lindak). Karakter yang diamati adalah lingkar batang, tinggi jorket, persentase tanaman berbunga, dan persentase tanamanberbuah. Data karakter tersebut dianalisis ragamnya menggunakan metode Griffing 4. Hasil penelitian menunjukkan klon TSH 858memiliki efek DGU paling tinggi untuk karakter lingkar batang dan persentase tanaman berbunga, sedangkan klon Sca 6 untuk tinggijorket. Kedua klon tersebut berpotensi untuk dijadikan tetua persilangan dalam pembentukan varietas sintetis. Nilai DGK palingtinggi ditunjukkan oleh kombinasi tetua DR 1 x Sca 6 untuk karakter lingkar batang, persentase tanaman berbunga, dan persentasetanaman berbuah, sedangkan kombinasi TSH 858 x DR 1 memperlihatkan nilai paling tinggi untuk karakter tinggi jorket. Keduakombinasi tetua tersebut potensial dijadikan alternatif dalam perakitan varietas hibrida.Kata kunci: Kakao mulia, kakao lindak, Daya Gabung Khusus, Daya Gabung Umum, Griffing 4, heritabilitasKnowledge about genetic parameters is important for plant breeders as a basis for determining potential parent in hybrid breeding programs. Theobjectives of this study was to evaluate general combining ability (GCA) and specific combining ability (SCA) in F1 population of cocoa derived fromdiallel crossing of 5 x 5 without selfing and reciprocal. The experiment was conducted at the Sumber Asin experimental station, Malang, East Java,from April to October 2013. The parental clones used are ICCRI 03, TSH 858, Sca 6, ICS 13 (bulk cacao) dan DR 1 (fine cacao). Observations onagronomic characters including trunk girth, jorquette height, percent of flowering, and percent of fruiting were carried out on individual plants.Variance analysis was perfomed by Griffing Method type 4. The result showed that TSH 858 clone has the highest GCA effect on trunk girth andpercent of flowering (TSH 858), while Sca 6 clone was significant only for jorquette height. Both of those clones would be potential as parent inassembling new variety, particularly to gain the large trunk girth and high jorquette. On the other hand, the highest SCA value indicated by thecombination of DR 1 x Sca 6 for trunk girth, percent of flowering and percent of fruiting, whereas the combination of TSH 858 x DR 1 showed thehighest value for jorquette height. Both of these parent combinations are prospective as an alternative in the assembly of new hybrid varieties.
Genetic Variability of 15 Robusta Coffee Genotypes Selected by Farmer Based on SSRs Markers Syafaruddin, Syafaruddin; Randriani, Enny; Dani, Dani; Sulistyorini, Indah; Pabendon, M. B.
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Robusta coffee (Coffea canephora) has been grown widely in Indonesia, especially in Bengkulu Province. For the last few decades, some farmers have been selected and developed several Robusta clones through plagiotropic shoot grafting technique to replace earlier coffee populations which were derived from seed. Hence, it would reduce the genetic diversity of Robusta coffee at farmer’s field. To understand the genetic variability among 15 Robusta coffee genotypes selected by farmer, it is important to perform molecular analysis. Leaf samples of 15 Robusta coffee genotypes selected by farmer were collected from smallholder Robusta coffee plantations in Bengkulu Province. Genetic diversity analysis was conducted in the Germplasm, Breeding, and Biotechnology Laboratory of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute (IIBCRI), and Molecular Biology Laboratory, Indonesian Cereals Research Institute (ICERI). DNA samples were amplified using 34 SSRs markers. The result showed that 23 out of 34 SSRs markers had high polymorphism levels. Allele number per locus ranged from 2-8 with an average of 4 alleles per locus. Dendrogram analysis based on genetic similarity was obtained with score of about 0,44-0,79, and r score = 0,92 (good fit). Based on cluster analysis as well as PCoA analysis, there are three distinct groups of genotypes. Those three groups can be distinguished by specific character of leaf morphotype. Nevertheless, the majority of genotypes were clustered together into the single group. This indicates narrow genetic diversity among Robusta genotypes that selected by farmer.Kopi Robusta telah dikembangkan secara luas di Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu. Beberapa dekade terakhir sebagian petani telah menyeleksi dan mengembangkan beberapa genotipe dengan teknik sambung tunas plagiotrop untuk merehabilitasi populasi kopi Robusta asal biji. Oleh sebab itu, terdapat peluang terjadinya penurunan keragaman genetik kopi Robusta di lahan petani. Analisis molekuler perlu dilakukan untuk mengevaluasi keragaman genetik antar 15 genotipe kopi Robusta hasil seleksi petani. Kegiatan analisis keragaman genetik dilaksanakan di Laboratorium Plasma Nutfah, Pemuliaan, dan Bioteknologi, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi dan Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Maros. DNA diamplifikasi dengan menggunakan 34 marka SSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 23 dari 34 marka SSR yang digunakan mampu menghasilkan tingkat polimorfisme yang tinggi. Jumlah alel berada pada kisaran 2-8 alel per lokus dengan rata-rata 4 alel per lokus SSR. Analisis dendrogram berdasarkan kemiripan genetik diperoleh dengan skor sekitar 0,44-0,79 dan skor r = 0,92 (good fit). Berdasarkan hasil analisis gerombol dan analisis komponen utama diketahui bahwa terdapat tiga kelompok genotipe. Masing-masing kelompok dapat dibedakan berdasarkan karakter morfotipe daun. Meskipun demikian, sebagian besar genotipe diklasifikasikan ke dalam satu kelompok. Ini menandakan bahwa keragaman genetik klon-klon kopi Robusta hasil seleksi petani cenderung rendah.Keywords: Coffea canephora, klon plagiotropik, kehilangan genetik
Evaluasi Ukuran Biji Beras, Kadar Kafein, dan Mutu Cita Rasa Lima Kultivar Kopi Arabika Randriani, Enny; Dani, Dani; Wardiana, Edi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbaikan mutu fisik, biokimia, dan cita rasa berbasis kultivar penting dilakukan saat ini untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keragaman ukuran biji, kadar kafein, dan mutu cita rasa lima kultivar kopi Arabika, yaitu ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, dan S-795. Kelima kultivar tersebut ditanam pada tahun 2008 oleh petani di Desa Marga Mulya, Kecamatan Cikandang, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Biji dari masing-masing kultivar dipanen pada bulan Juli-Agustus 2013 melalui prosedur pengolahan basah. Sampel sebanyak 100 biji beras dari masing-masing kultivar diambil secara acak untuk pengukuran panjang, lebar, tebal, dan bobot 100 biji beras. Pengukuran tersebut diulang sebanyak tiga kali. Analisis varian satu arah dan analisis gerombol dilakukan terhadap data hasil pengukuran. Selain itu, sampel sebanyak 500 gram biji beras dari masing-masing kultivar digunakan untuk pengujian mutu fisik, kimia, dan cita rasa. Ukuran biji beras diklasifikasikan berdasarkan standar SNI 01-2907-2008, sedangkan kandungan kafein diuji berdasarkan prosedur Official Method of Analysis AOAC. Penilaian mutu seduhan mengacu kepada protokol Specialty Coffee Association of America (SCAA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa biji beras kultivar ABP-1, ABP-2, AGK-1, dan S-795 termasuk dalam kategori besar, meskipun berdasarkan analisis gerombol terbagi ke dalam dua kelompok. Hanya kultivar ABP-3 yang memiliki ukuran biji beras tergolong kecil dan mengelompok sendiri. Kandungan kafein biji kultivar ABP-1, ABP-2, dan S-795 di bawah 1%, sedangkan ABP-3 dan AGK-1 lebih besar dari 1%. Meskipun demikian, semua kultivar yang diuji termasuk dalam kategori spesialti karena nilai akhirnya mencapai > 80,00.Kata Kunci: Kopi Arabika, spesialti, seleksi, spesifik lokasiCultivar-based quality improvement of Arabica coffee is very important in order to increase competitiveness of Indonesian coffee product in global market. The objectives of this study were to identify the diversity of green bean size, levels of caffeine, and quality among five Arabica coffee cultivars that cultivated by farmers in West Java, ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, and S-795. The research was conducted at 1.300 m above sea level in Garut, West Java, Indonesia. Ripe cherries samples of each cultivars grown in the same area was taken in July-August 2013. Seeds were separated from the rind using wet processing procedure. Sample of 100 green beans were randomly taken for measurement of length, width, thickness, and weight of 100 green beans. Measurements were repeated three times and collected data were analyzed with analysis of variance and analysis of clusters methods. In addition, samples of 500 grams of green beans were taken from each cultivars and subsequently used for testing the quality of the physical, chemical and cupping. Green bean size was determined according to SNI 01-2907-2008, while caffeine content was analysed using AOAC Official Method of Analysis. Cupping test protocol was refer to the Specialty Coffee Association of America (SCAA) method. The results showed that green bean size of ABP-1, ABP-2, AGK-, and S-795 cultivars were classified as large, even though they were clustered into two distinct groups. On the other hand, ABP-3 cultivar produced a small green bean size and solely separated into third group. Caffeine content of ABP-1, ABP-2, and S-795 cultivars were of < 1%, meanwhile ABP-3 and AGK-1 cultivars were of >1%. However, the quality and taste of all cultivars have very good cup quality (score> 80) and meets the criteria for specialty coffee.
Seleksi Genotipe Unggul Kopi Robusta Spesifik Lokasi Dani, Dani; Tresniawati, Cici; Randriani, Enny
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seleksi genotipe unggul kopi Robusta yang memiliki karakteristik biji besar, kandungan kafein rendah, dan citarasa baik sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi kopi Robusta di pasar global. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan seleksi genotipe kopi Robusta terbaik berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Januari-Desember 2012. Bahan seleksi berupa populasi lima genotipe kopi Robusta hasil seleksi petani (MCJ-1, SCJ-1, PKCJ-1, PHCJ-1, dan SuCJ-1) yang telah banyak dibudidayakan di wilayah Kabupaten Curup, Provinsi Bengkulu. Kriteria seleksi berdasarkan karakteristik mutu fisik dan morfometrik biji beras, kandungan kafein, dan mutu citarasa seduhan. Pengujian mutu fisik biji beras, kandungan kafein, dan mutu citarasa seduhan dilaksanakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa genotipe PKCJ-1 memiliki karakteristik ukuran biji paling besar dan kandungan kafein paling rendah. Genotipe PHCJ-1 dan SCJ-1 paling baik dalam hal citarasa dan telah memenuhi kategori salah satu kriteria kopi spesialti. Dengan demikian, berdasarkan kriteria seleksi yang telah ditetapkan, ketiganya terpilih sebagai genotipe harapan.Kata Kunci: Kopi Robusta, seleksi genotipe, kafein rendah, mutu citarasaSelection of Robusta coffee genotypes which have superior characteristics, such as large beans size, low caffeine content, and good cup quality taste, is essential in order to increase its economic value in the world market. The objectives of the research was to select the superior genotype(s) of Robusta coffee based on characteristics as mentioned above. The research was carried out at Januari to December 2012. Material used was five genotypes of farmer-selected Robusta coffee (MCJ-1, SCJ-1, PKCJ-1, PHCJ-1, and SuCJ-1) recently grown in many areas across Curup Regency, Bengkulu Province. Selection criteria was physical quality and morphometric characteristics of green beans, caffeine content, and cup quality. The laboratory test was conducted at the Center for Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI), Jember. The results showed that the genotype of PKCJ-1 has the largest in size of bean and the lowest in caffeine content. On the other hand, PHCJ-1 and SCJ-1 genotypes are the best in terms of taste and meets of ones criteria for specialty coffee grade. Thus, these three genotypes were selected as a candidate of superior genotypes.
Identifikasi Karakter yang Berpengaruh terhadap Hasil Biji Beras Kopi Arabika di Kabupaten Garut Menggunakan Analisis Lintasan Bertahap Randriani, Enny; Dani, Dani; Sulistiyorini, Indah; Wardiana, Edi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterkaitan antara karakter vegetatif, komponen buah, komponen biji, dan hasil biji beras pada tanaman kopi merupakan hal penting dalam program pemuliaan dan seleksi. Model saling keterkaitan antar karakter tersebut adalah model sebab-akibat dan dapat dianalisis melalui analisis lintasan bertahap (ALB). Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakter-karakter yang berpengaruh terhadap hasil biji beras kopi Arabika di daerah Garut, Jawa Barat melalui penggunaan analisis lintasan bertahap (ALB) dan model persamaan struktural (MPS). Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Mulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bulan Januari sampai Desember 2013 pada ketinggian tempat 1.300 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Andosol. Penelitian menggunakan metode survei dengan pengambilan contoh secara acak terhadap lima genotipe kopi Arabika, yaitu ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, dan S 795. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga karakter yang berpengaruh positif secara langsung, yaitu jumlah ruas pada batang, tebal buah, dan bobot 100 biji gabah. Karakter panjang cabang primer berpengaruh positif secara tidak langsung, sedangkan karakter jumlah cabang sekunder dan jumlah ruas cabang primer berpengaruh negatif secara tidak langsung. Karakter-karakter tersebut dapat digunakan sebagai kriteria seleksi pada populasi kopi Arabika di daerah Garut, Jawa Barat.Kata kunci: Kopi Arabika, seleksi karakter, analisis lintasan bertahap, model persamaan strukturalThe linkage between the vegetative characters, fruit components, production seeds component and rice seeds of the coffee plant is important in breeding and selection programs. Models of interrelations between these characters are causal models and can be analyzed through sequential path analysis (SPA). The objective of this study was to identify of several characters affecting on green bean yield of Arabica coffee in Garut, West Java by using sequential path analysis (SPA) and structural equation modeling (SEM). This research was conducted in the Marga Mulya Village, Cikajang District, Garut Regency, West Java, with altitude about 1300 m above sea level and Andosol type of soil, starting from January to December 2013. The research was conducted in survey method with random sampling method on the Arabica coffee genotypes such as ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, and S795. The results showed that there are three characters having directly positive effect on green bean yield: number of internodes on stem, fruits thickness, and weight of 100 beans. On the other hand, length of primary branches has indirectly positive influence, while number of secondary branches and number of internodes on primary branches has indirectly negative influence. These characters can be used as selection criteria on the population of Arabica coffee in Garut, West Java. 
DAMPAK PENERAPAN INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITINGS (ISA) TERHADAP KINERJA AUDITOR Dani, Dani
Fakultas Ekonomi Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.709 KB)

Abstract

International Standards On Auditings ( ISA ) muncul dikarenakan adanya suatu pergerakan globalisasi yang terjadi dalam suatu bisnis, artinya bagi perusahaan yang ingin melakukan pengembangan perusahaannya secara internasional harus memiliki seorang akuntan yang professional yang dapat mengatur diri mereka dalam lingkungan organisasi bisnis secara global yang dapat memberikan pelayanan secara luas. Selain hal tersebut pasar modal dan pasar uang dunia dihadapkan dengan banyaknya manipulasi dalam pelaporan keuangan (dalam istilah ISA) bersifat massive dan pervasiveyang tejadi di Amerika Serikat, Eropa, bahkan Asia. Dengan munculnya ISA dimaksudkan untuk mencapai pelaporan keuangan yang lebih berkualitas pada tingkat global. Dalam penelitian ini untuk mengetahuiApakah dengan munculnya ISA memberikan dampak terhadap kinerja Auditor.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian bahwa International Standards On Auditings ( ISA ) berdampak terhadap kinerja Auditor.
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 8 KENDARI Dani, Dani; Aspin, Aspin; Rudin, Abas
Jurnal Ilmiah Bening : Belajar Bimbingan dan Konseling Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bening.v1i2.10535

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) gambaran kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari, (2 motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari, dan (3) apakah ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari berada pada kategori baik yaitu 76,74%, (2) Motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari berada pada kategori tinggi, yaitu 53,49% dan (3) Ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari, dengan nilai koefisien korelasi(rxy) = 0,533 ( rhitung = 0,533 > rtabel = 0,301). Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Kesiapan Motivasi Belajar