Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penyuluhan dan Pembuatan Pupuk Kompos Rumah Tangga di Desa Ajinembah Kecamatan Merek Kabupaten Karo Erba Kalto Manik; Susanti BR Perangin-Angin; Helfi Nolia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i1.4106

Abstract

Kita harus mengetahui bahwa kesadaran masyarakat tentang hidup bersih dan teratur perlu terus ditumbuhkan, salah satunya dalam penanganan sampah dari skala rumah tangga karena sampah juga merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi mengelola sampah perlu upaya yang dimulai secara individual di setiap rumah (Atmojo, 2007).Agar kita bisa menjaga lingkungan bersih bebas dari sampah salah satu solusinya mengubah kebiasaan membuang sampah untuk mengolah sampah menjadi kompos dimulai dari sampah rumah tangga (Andriyeni, 2009). Kita sudah mengetahui bahwa sebagian sampah yang dihasilkan merupakan sampah organik (sampah basah), yaitu mencapai 60-70% dari total volume sampah, yang berasal dari dapur dan halaman. Sampah organik ini, jika pengelolaannya tidak secara benar maka akan memberikan bau busuk (H2S dan FeS) dan akan menjadi sumber lalat, bahkan dapat menjadi sumber lebih dari 25 jenis penyakit.Dewasa ini, banyak sekali orang-orang yang membudidaya tanaman hias. Untuk mendapatkan tanaman yang baik, kita harus memberi unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Salah satunya adalah pupuk. Pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik salah satunya adalah kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Kompos banyak sekali macamnya. Kompos yang dilaksanakan pada kegiatan pengabdian masyarakat adalah kompos kotoran hewan yang dicampur dengan dedaunan. Kami membuat kompos ini karena bahan-bahan yang digunakan mudah didapat di lingkungan kami. Mahasiswa, alumni dan masyarakat sudah mengetahui langkah – langkah pembuatan kompos sehingga dapat mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi mengolah sampah menjadi kompos sehingga lingkungan sehat bebas dari masalah sampah, mengetahui cara untuk mempercepat pembuatan kompos, mengetahui kondisi yang mendukung terbentuknya kompos dalam waktu singkat dimana factor yang mempengaruhi terjadinya kompos adalah bahan baku, suhu,  nitrogen dan kelembaban serta mahasiswa, alumni dan masyarakat sudah mengetahui proses terjadinya pupuk kompos dari minggu ke minggu.
Penyuluhan dan Intervensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat Desa Cinta Rakyat Dusun 4 Kecamatan Percut Sei Tuan Susanti Br Perangin-angin; Helfi Nolia; Julietta Br Girsang
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 2 No 4 (2022): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v2i4.308

Abstract

Jika kita bisa menciptakan pola hidup bersih dan sehat maka biaya akan lebih murah dan mudah mengingat biaya yang dikeluarkan cukup mahal jika mengalami gangguan kesehatan. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap manusia karena dapat memberikan kenyamanan dalam hidup. Peran masyarakat untuk berkomitmen hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat sangat diperlukan sehingga tercipta bangsa yang lebih sehat. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan kepemimpinan, pembangunan suasana dan pemberdayaan masyarakat.Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi permasalahannya sendiri terutama di lingkungannya masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Karena jika keluarga sehat tentunya akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Jadi, sehat harus dimulai dari rumah sendiri. Kondisi sehat tentunya dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari tidak sehat menjadi perilaku sehat dengan menciptakan lingkungan yang sehat dalam rumah tangga.
FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAERAH ENDEMIS KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU Helfi Nolia; Erba Kalto
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 17 No. 3 (2022): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September- Desember 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.114 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v17i3.1414

Abstract

Incidence Rate (IR) of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Bengkulu Province in 2011 was reported 129.76 per 100,000 population and Case Fatality Rate (CFR) was reported 1.73%. Data obtained from Bengkulu City Health Services, was showed that DHF cases was increased since 2008, and in 2011 was reported of 403 cases. The incidence of DHF cases in Gading Cempaka Sub District was 139 in 2011. Epidemiological studies was conducted to determine the risk factors associated with DHF incidence, Ae.aegypti mosquito resistance to malathion and temephos and distance index of the distribution was conducted in Sub District Gading Cempaka, Bengkulu city in 2011. The study was conducted in an effort to decide an appropriate vector control method to be applied in the study area. There for determine risk factors of DHF transmission such as dwelling density, indoor illumination , larvae free index (LFI), regular household sanitation or clean-up campaigns (to dry of, cover and bury/the vector habitats cleaning), and cloth hanging habit the incidence of DHF, the Ae. aegypti mosquito resistance to malathion and temefos and distance index of DHF cases.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Sarana Sanitasi Rumah Tangga dalam Pengendalian Penyakit Diare di Desa Singa Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Risnawati Tanjung; Jernita Sinaga; Helfi Nolia; Erba Kalto Manik
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 2 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v19i2.4712

Abstract

Kondisi lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan diantaranya adalah penyediaan air bersih, jamban keluarga, kondisi rumah dan kondisi lingkungan pemukiman. Sanitasi yang tidak memadai merupakan penyebab utama timbulnya penyakit. Upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan sarana sanitasi rumah tangga memiliki dampak yang sangat positif pada kesehatan di lingkungan rumah tangga dan masyarakat. Pengabdian ini adalah kegiatan yang terdiri dari penyuluhan tentang jamban yang sehat di desa Singa Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya sanitasi di dalam rumah tangga. Pengabdian ini menggunakan metode ceramah penyuluhan, evaluasi kegiatan dilakukan dengan penilaian pengetahuan peserta dengan memberikan pre-post test. Dan diharapkan nantinya dari pengabdian ini masyarakat mampu mengidentifikasi dan memilih sarana sanitasi rumah tangga yang tepat untuk digunakan. Masyarakat diharapkan mampu mengidentifikasi ciri-ciri sanitasi yang tidak sehat. Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan bagian upaya untuk meningkatkan cakupan sarana sanitasi rumah tangga yang sehat. Berdasarkan hasil faktor lingkungan, perilaku dan kebersihan lingkungan tempat tinggal serta sanitasi dasar tempat tinggal terlihat 43% yang pengetahuan kurang, 40% sedang dan hanya 17% yang baik. Sesudah diberikan edukasi terlihat peningkatan menjadi 90% kategori baik sedangkan hanya 10% yang kategorinya sedang sementara tidak ditemukan lagi pengetahuan yang kurang. Sanitasi dasar tempat tinggal terlihat 67% baik sedangkan 33% sikapnya sedang. Sesudah diberikan edukasi terdapat peningkatan yaitu untuk sikap yang baik sebesar 88% sedangkan yang sedang sebesar 12%. Untuk Keterampilan sebelum diberikan demontrasi terlihat 70% yang kurang dan hanya 30% yang baik sedangkan setelah diberikan demonstrasi terlihat peningkatan menjadi 87% yang baik sedangkan yang kurang hanya 13%. Ketercapaian target materi yang telah direncanakan dapat dikatakan baik bila mencapai lebih dari 75%, sedangkan yang didapatkan adalah 90%. Untuk mengetahui keterampilan peserta dalam pemeriksaan air dikatakan berhasil bila 80% sedangkan hasil yang didapatkan adalah 87%.
Pengalaman Orang Tua Sebagai Prediktor Pengetahuan, Sikap, Self Efficacy Orang Tua Dalam Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak Crisdiansyah; Linda Suwarni; Selviana; Vidyastuti; Helfi Nolia
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 16 No. 3 (2021): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September - Desember 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.189 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v16i3.1218

Abstract

Background: Parental education is important in preventing sexual violence against children. Parents need good knowledge, attitudes, and self-efficacy to educate their children, though their effectiveness is affected by various factors. Objective: This study aimed to predict the knowledge, attitudes, and self-efficacy of parents in education to prevent sexual violence in children. Methods: A quantitative design with a cross-sectional approach was used. The sample is 400 parents who have children aged 12-17 years. Data was collected through direct interviews and analyzed using univariate and bivariate (Chi-Square test with 95% CI). Results: the experience of parents receiving education on preventing sexual violence against children correlate with knowledge (p-value = 0.012), attitude (p-value = 0.0000) and self-efficacy (p-value = 0.000). Conclusion: The experience of parents helps predict knowledge, attitudes, and self-efficacy in providing education to prevent sexual violence against children.)
Enhancing Business Communication Capacity For Small and Medium Enterprises In The Industrial Sector Hendry Qurniawan; Helfi Nolia; Soni Suharmono; Ujang Permana; Irsan Herlandi Putra
Faedah : Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 4 (2023): November: Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/faedah.v1i4.409

Abstract

In Regency Majalengka, West Java, this community service adopts the idea of business communication training for public perpetrators in Industry Small Intermediate (IKM). The goal of this activity is to increase the public's ability to rise beyond COVID-19 by teaching them more effective communication skills and how to perceive and analyze market trends. At this point, a lot of people are interested in learning about these topics. Method implementation activities take the form of seminars or workshops with around 49 participants over the course of a full day. Outcomes of the action In particular, society has developed the ability to do role-playing, commercial communication, and product interpretation in order to boost income.