Agus Haris Widayat
Research Group of Earth Resources Exploration, Faculty of Mining and Petroleum Engineering, Institut Teknologi Bandung, Jln. Ganesha 10, Bandung, 40132, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI

STUDI KARAKTERISTIK BEBERAPA BATUBARA INDONESIA UNTUK MENDUKUNG PROSPEK PEMANFAATANYA Suhat, Boas; Widayat, Agus Haris; Anggayana, Komang
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.133

Abstract

Batubara merupakan hasil tambang yang memiliki beragam manfaat. Pada umumnya, batubara di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang biasa disebut batubara uap atau sebagai bahan baku industri baja yang biasa disebut batubara kokas. Baik batubara uap maupun batubara kokas memiliki spesifikasi kualitas yang berbeda satu sama lainnya sesuai dengan kebutuhan dari proses pemanfaatanya masing-masing. Agar batubara dapat dimanfaatkan sesuai dengan kualitasnya, perlu dilakukan pengujian kualitas terhadap sampel-sampel batubara. Pada penelitian ini dipilih contoh batubara yang berasal dari beberapa formasi geologi pembawa batubara, yaitu Formasi Batu Ayau dan Formasi Tanjung di Cekungan Barito, Formasi Balikpapan di Cekungan Kutai, dan Formasi Muara Enim di Cekungan Sumatera Selatan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian proksimat, pengujian ultimat, pengukuran nilai kalori, dan pengujian FSI (Free Swelling Index). Hasil dari pengujian-pengujian tersebut akan mencerminkan proses pembatubaraan yang telah dialami oleh batubara. Batubara yang telah mengalami pembatubaraan hingga peringkat Subbituminus dengan tipikal Gross Calorific Value di kisaran 5000 kcal/kg (ar), kandungan air di bawah 36 % (ar), kandungan abu di bawah 15% (adb), kandungan zat terbang di kisaran 40% (adb), dan kandungan sulfur di bawah 0,9% (adb) lebih cocok untuk dimanfaatkan sebagai batubara uap. Sedangkan batubara yang telah mengalami pembatubaraan hingga peringkat bituminus dengan tipikal kandungan air di bawah 15% (ar), kandungan abu di bawah 12% (adb), kandungan belerang di bawah 1% (adb), dan FSI di atas 6 lebih cocok untuk dijadikan batubara kokas.
NALISIS SPASI LUBANG BOR DENGAN METODE GEOSTATISTIK UNTUK MENGEVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA PADA FORMASI LATIH, KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Putra, Jovian Addo; Heriawan, Mohamad Nur; Widayat, Agus Haris; Zulkarnain, Andi
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2023: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi sumber daya merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu tahapan eksplorasi mineral dan batubara. Drill hole spacings analysis (DHSA) merupakan metode untuk mengevaluasi tingkat keyakinan sumber daya dengan pendekatan geostatistik terutama untuk endapan batubara. DHSA memberikan nilai global estimation variance (GEV) atau relatif eror berdasarkan skenario spasi bor tertentu dan untuk variabel tert entu yang berhubungan dengan parameter kualitas maupun geometri batubara. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, DHSA ini dinilai lebih objektif dan memberikan hasil yang mendekati dengan kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian. Daerah penelitian berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang berada pada Formasi Latih, Cekungan Tarakan. Variabel seam batubara yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kandu ngan abu (ash), ketebalan seam batubara (thickness) dan akumulasi ash-thickness. Selain DHSA dengan pendekatan GEV, maka nilai Kriging Variance (KV) dan Kriging Efficiency (KE) juga digunakan sebagai pembanding. Hasil DHSA menggunakan metode GEV menunjukkan spasi bor optimum untuk kategori sumber daya terukur (Measured) berkisar 400 m, tertunjuk (Indicated) berkisar 900 m, dan terreka (Inferred) berkisar 2500 m. Evaluasi sumber daya berdasarkan nilai KV menunjukkan bahwa spasi bor optimum untuk kategori sumber daya terukur sebesar 250 m. Sedangkan berdasarkan nilai KE menunjukkan spasi bor optimum untuk kategori sumber daya terukur sebesar 300 m. Hasil optimasi spasi bor optimum berdasarkan ketiga pendekatan geostatistik mendekati kriteria kategori sumber daya batubara berdasarkan SNI 5015:2019 untuk kompleksitas geologi sederhana.
NALISIS SPASI LUBANG BOR DENGAN METODE GEOSTATISTIK UNTUK MENGEVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA PADA FORMASI LATIH, KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Putra, Jovian Addo; Heriawan, Mohamad Nur; Widayat, Agus Haris; Zulkarnain, Andi
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2023: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi sumber daya merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu tahapan eksplorasi mineral dan batubara. Drill hole spacings analysis (DHSA) merupakan metode untuk mengevaluasi tingkat keyakinan sumber daya dengan pendekatan geostatistik terutama untuk endapan batubara. DHSA memberikan nilai global estimation variance (GEV) atau relatif eror berdasarkan skenario spasi bor tertentu dan untuk variabel tert entu yang berhubungan dengan parameter kualitas maupun geometri batubara. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, DHSA ini dinilai lebih objektif dan memberikan hasil yang mendekati dengan kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian. Daerah penelitian berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yang berada pada Formasi Latih, Cekungan Tarakan. Variabel seam batubara yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kandu ngan abu (ash), ketebalan seam batubara (thickness) dan akumulasi ash-thickness. Selain DHSA dengan pendekatan GEV, maka nilai Kriging Variance (KV) dan Kriging Efficiency (KE) juga digunakan sebagai pembanding. Hasil DHSA menggunakan metode GEV menunjukkan spasi bor optimum untuk kategori sumber daya terukur (Measured) berkisar 400 m, tertunjuk (Indicated) berkisar 900 m, dan terreka (Inferred) berkisar 2500 m. Evaluasi sumber daya berdasarkan nilai KV menunjukkan bahwa spasi bor optimum untuk kategori sumber daya terukur sebesar 250 m. Sedangkan berdasarkan nilai KE menunjukkan spasi bor optimum untuk kategori sumber daya terukur sebesar 300 m. Hasil optimasi spasi bor optimum berdasarkan ketiga pendekatan geostatistik mendekati kriteria kategori sumber daya batubara berdasarkan SNI 5015:2019 untuk kompleksitas geologi sederhana.