Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penerapan Material Eceng Gondok pada Furniture Rumah Tinggal Widia, Edwin; Mardika, -
REKA JIVA Vol 1, No 01 (2013)
Publisher : REKA JIVA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Perkembangan desain furniture semakin tumbuh pesat dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat tercermin dari makin beranekaragamnya bentuk dan material yang digunakan sebagai bahan baku pembuatannya kini. Material bahan baku saat ini tidak hanya berkisar pada  kayu, rotan, bambu, besi, stainless steel, aluminium, atau fiber plastik saja, karena seiring dengan kecanggihan teknologi dan semakin banyaknya ide-ide kreatif yang berkembang di tengah masyarakat sekarang membuat banyak bermunculan juga material-material alternatif baru yang lebih fresh dan unik. Salah satu contoh material alternatif baru tersebut adalah eceng gondok. Tanaman yang tumbuhnya di wilayah perairan ini setelah melalui proses tertentu mempunyai potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan menjadi material bahan baku furniture karena mempunyai tekstur alami yang berciri khas, unik dan menarik tersendiri yang dapat disejajarkan dengan material alternatif lain. Penerapan dari hasil olah material berpotensi ini (eceng gondok) diharapkan dapat memberikan nilai estetis dan  nilai ekonomis yang tinggi dan tentunya membawa suasana kenyamanan pada ruangan, khususnya pada ruangan-ruangan yang berada didalam rumah tinggal.   Kata Kunci : Material, Eceng Gondok, Furniture, Rumah Tinggal ABSTRACT The development of furniture design is increasingly grown from time to time. This is can be reflected from the variety of form and the raw material which are used for their manufacturing now. The raw material is now currently not only revolves around the wood, rattan, bamboo, iron, stainless steel, aluminum or fiber plastic, because along with the sophistication of technologies and the growing of creative ideas that developed in the middle of the community now makes a lot of new alternative materials which more fresh and unique are springing out. One of that the new alternative material is water hyacinth. Plants that grow in these waters after going through a certain processes proved to has a good potential to be developed into furniture raw materials because they has an own distinctively, unique and interesting texture which also can compare with another alternative materials. The application from this new potential material (water hyacinth) is expected to give a high aesthetics and economic value, and certainly bring a comfort atmosphere in a room, especially for the rooms that are located inside the home living. Keyword : Material, Water Hyacinth, Furniture, Home Living
Analisa Tata Pencahayaan Pada Interior Kafe Cocorico di Bandung Nugraha, Nugraha; Widia, Edwin
REKA JIVA Vol 2, No 01 (2014)
Publisher : REKA JIVA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.798 KB)

Abstract

ABSTRAKKafe Cocorico adalah sebuah kafe yang cukup terkenal di kota Bandung. Eksistensinya sebagai sarana relaksasi masyarakat kota Bandung maupun diluar Bandung menjadikan kafe ini dipenuhi tuntutan yang lebih dalam membangun suasana interior. Kafe merupakan salah satu produk interior yang sangat membutuhkan rekayasa pencahayaan. Suasana pada kafe tentu saja menjadi tuntutan penting selain dari kuliner yang disajikan. Di dalam pencapaian suasana itulah rekayasa pencahayaan dibutuhkan.Tata Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam perancangan interior kafe tersebut. Tidak hanya sebagai syarat pokok untuk melihat, cahaya juga dapat direkayasa menjadi sebuah hal yang bernilai estetis. Melalui analisa deskriptif banyak hal-hal yang diterapkan untuk memanfaatkan cahaya sebagai elemen pokok dalam interior cafe tersebut, mulai dari pemanfaatan cahaya alami sampai dengan cahaya buatan. Pada pencahayaan alami tentu saja didukung dari lokasi dari kafe tersebut, sedangkan pencahayaan buatan terlihat dari kemampuan desainer dalam merekayasa cahaya buatan sehingga tidak hanya nilai estetika yang dapat ditonjolkan melainkan fungsional terhadap aktifitas-aktifitas yang terjadi di dalam kafe tersebut.Kata kunci : kafe, pencahayaan, cahaya alami, cahaya buatanABSTRACTCocorico cafe is a famous cafe in the Bandung city. The existence of this cafe as a means of relaxation for the citizens in Bandung or outside, make this cafe should be the maximum in terms of building interior atmosphere. Cafe is a product that really requires engineering interior lighting. The atmosphere in the cafe is very important besides of culinary presented. For reaching the atmosphere, lighting engineering needed.Lighting is an important aspect in interior design of cafe. Not only as a basic condition for viewing, the light can also be engineered into an aesthetically valuable thing. Through analytic descriptif theres a lot of things that applied to utilize light as a principal element in the interior, ranging from the use of natural light to artificial light. In the course of natural lighting powered from the location of the cafe stands, while the artificial lighting can be seen on how the designer's ability to create artificial light, so, it is not only the aesthetic value that can be highlighted but the functional activities that are going on in the cafe.Keyword: cafe, lighting, natural light, artificial light
Kajian Optimalisasi Kinerja Mahasiswa Desain Interior Terhadap Teknologi Digital Berdasarkan Kondisi Flow (Studi kasus Mahasiswa Tugas Akhir Desain Interior Itenas Bandung) Widia, Edwin; Wahjudi, Deddy; ., Widihardjo
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Teknologi digital digunakan sebagai alat bantu bagi mahasiswa desain interior dalam percepatan proses kerja, Penelitian ini mencari hubungan dan pengaruh dari kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengoptimalisasi kinerjanya sehingga produktivitas dan kreativitas mahasiswa dapat mencapai titik optimal. Optimalisasi kinerja mahasiswa akan terjadi ketika mahasiswa dapat meningkatkan produktivitasnya dalam kurun waktu tertentu dengan hasil yang maksimal, hal tersebut akan terjadi ketika mahasiswa tersebut bekerja dalam kondisi flow, kondisi ini adalah kondisi dimana keadaan mahasiswa tersebut berada dalam kondisi yang seimbang antara kemampuan dan tantangannya, sehingga membuatnya terlarut dalam proses penyelesaian tugas yang optimal. Proses pencarian data dilakukan dengan mengambil sampel dari 14 orang mahasiswa tugas akhir yang menggunakan teknologi digital yang sama, kemudian diukur kondisi kerja mereka dengan menggunakan variabel kondisi flow yang disesuaikan dengan kuesioner lalu dibandingkan dengan nilai hasil evaluasinya.   Kata Kunci: Optimalisasi, Teknologi Digital, Flow, Kinerja. ABSTRACT Digital technology is used as a means of tools for interior design students in the acceleration of the process of task, in this paper the authors look for relationships and the influence of students' ability to utilize digital technology to optimize performance so that the productivity and creativity of the students can achieve optimal point. Optimizing the performance of students will occur when a student can improve productivity within a certain time with maximum results, it will happen when students are working in conditions of flow, this condition is a condition in which the state of the student in a state of balance between ability and challenge, so dissolved in the process of making optimal task completion. The process of data retrieval is done by taking a sample of 14 students final project that uses the same digital technology, then measured their working conditions by using variable flow conditions are adjusted to the questionnaire were then compared with the value of the results of the evaluation. Keywords: Optimization, Digital Technology, Flow, Performance.
TINJAUAN DESAIN INTERIOR BERGAYA ART DECO PADA LOBBY LOUNGE éL HOTEL BANDUNG Febrian, Mochamad Raka; Widia, Edwin
REKAJIVA Jurnal Desain Interior Vol 2, No 3 (2025): Rekajiva, Jurnal Desain Interior
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki beragam destinasi wisata mulai dari alam, sejarah, hingga kebudayaan. Hotel dapat menjadi salah satu akomodasi penginapan ketika berwisata, oleh sebab itu hotel dapat dijadikan media untuk memperlihatkan, memperkenalkan, serta menjelaskan kebudayaan yang ada pada suatu daerah kepada wisatawan yang menginap. Salah satu hotel di Bandung yaitu el Hotel Royale Bandung yang merupakan hotel dengan Bintang 4, yang memiliki arsitektural bergaya art deco. Pada sebuah hotel lobby menjadi tempat yang krusial bagi tamu untuk sekedar bersantai atau menunggu rekan saat berkunjung ke hotel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan gaya art deco pada lobby el Hotel Royale Bandung. Interior dari lobby hotelnya sendiri memiliki kesan yang megah, luxury, dan modern yang sesuai dengan konsep yang diusung.
Dinamika Perubahan Rumah Vernakular di Kampung Kuta Ciamis Jawa Barat Jamaludin, J.; Widia, Edwin
REKAJIVA Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2024): Rekajiva, Jurnal Desain Interior
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas dinamika perubahan pada rumah vernakular di Kampung Kuta, Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Kampung Kuta dikenal sebagai permukiman adat yang masih memegang teguh aturan leluhur dalam penggunaan material dan tata ruang. Namun, kebutuhan praktis serta pengaruh modernisasi memunculkan adaptasi minor yang tidak mengubah kerangka utama arsitektur tradisional. Dengan pendekatan analisis deskriptif dan studi komparatif terhadap beberapa rumah di Kampung Kuta, penelitian ini menemukan adanya penambahan terbatas, seperti penggunaan seng pada bubungan atap, pengecatan eksterior, serta pelapisan lantai bambu dengan vinyl buatan pabrik. Adaptasi tersebut dilakukan secara selektif dan fungsional, sehingga tradisi tetap menjadi fondasi utama, sementara material modern hanya hadir sebagai pelengkap. Temuan ini menunjukkan bahwa arsitektur vernakular mampu bernegosiasi dengan perubahan tanpa kehilangan identitas lokalnya, sekaligus merefleksikan ketahanan budaya masyarakat dalam menjembatani warisan masa lalu dengan kebutuhan kontemporer.Kata kunci: rumah vernakular, Kampung Kuta, adaptasi minor, tradisi, modernisasi,   konservasi
Memahami Estetika Simbolis Masjid Agung Al Jabbar di Kota Bandung Jamaludin, J; Saryanto, S.; widia, Edwin
REKAJIVA Jurnal Desain Interior Vol 1, No 4 (2023): Rekajiva, Jurnal Desain Interior
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas estetika simbolis interior Masjid Raya Al Jabbar di Bandung sebagai representasi identitas budaya, spiritualitas, dan inovasi arsitektur kontemporer. Kajian ini menyoroti bagaimana masjid menjadi ruang yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai medium simbolik yang menghubungkan tradisi dan modernitas. Melalui pengaturan spasial, elemen desain, dan pengalaman sensorik, penelitian ini berupaya menjelaskan bagaimana arsitek dan komunitas menavigasi keseimbangan antara pelestarian nilai-nilai religius dan penerimaan terhadap inovasi arsitektur. Pendekatan multidimensi diterapkan, mencakup analisis arsitektur, observasi etnografis, dan survei persepsi pengguna, guna menangkap pemaknaan yang berlapis dari ruang suci tersebut. Dengan lensa interdisipliner, penelitian ini menguraikan bahasa simbolis masjid kontemporer dan menyoroti kompleksitas keputusan desain dalam menyampaikan pesan agama, budaya, dan sosial. Hasil kajian diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang dinamika estetika simbolik dalam arsitektur masjid masa kini.
The Aestheticization of Saung: Sundanese Vernacular Space in Contemporary Traditional Restaurants, Bandung Widia, Edwin; Sunarmi, Sunarmi; Badriyah, Siti
Journal of Social Research Vol. 4 No. 10 (2025): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/josr.v4i10.2817

Abstract

This paper explores the aestheticization of the Saung, a traditional Sundanese hut, as a vernacular cultural object that has undergone transformation in the contemporary urban context of Bandung, Indonesia. Originally a functional agrarian dwelling, the Saung has been recontextualized in restaurants and public cultural events, where its meaning oscillates between tradition and modernity, symbolism and function. Drawing on phenomenology and Bourdieu’s practice theory, particularly cultural capital and symbolic negotiation, this study employs field observations and in-depth interviews to reveal lived experiences of waas (nostalgic memory), nineung (longing), and nyawang (contemplative gaze), which collectively shape the aesthetics of rarasaan. These affective and sensory dimensions position the Saung not only as architecture but also as an inter-collective space that mediates cultural identity, memory, and imagination. By situating the Saung within the Traditional–Modern and Symbolic–Functional quadrants, this paper demonstrates how processes of restructuring, reconstruction, deconstruction, and replication function as adaptive design strategies. The findings highlight the Saung as a site of cultural oscillation and a resilient vernacular form, offering insights into how vernacular settlements can endure and transform under conditions of globalization.