Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGENDALIAN LARVA VEKTOR DBD MENGGUNAKAN IKAN SEPAT (Trichogaster trichopterus) wahyu widyantoro; Sarjito Eko Windarso; Artha Prasetya Harum
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2022): Vol.7, No.2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/abdi.v7i2.12050

Abstract

Demam Berdarah masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi penyakit ini. Pemberantasan melalui fase jentik menjadi peran penting dalam pengedalian penyakit DBD.  Terjadi peningkatan kasus DBD di Kecamatan Srandakan pada tahun 2019. Sebagai solusi terhadap permasalah  adalah dengan memberikan pemahaman mengenai penyakit DBD, pemberdayaan masyarkat dengan pengendalian larva vektor DBD dengan mengunakan ikan sepat (Trichogaster trichopterus) pada bak penampungan air. Hasil kegiatan menunjukan adanya peningkatan Angka bebas jentik di Dusun Klurahan, Trimurti, Srandakan, Bantul.
Control of Indoor Pollution in The Bedroom of Tuberculosis Patients Using Cl2: Pengendalian Polusi Udara dalam Ruangan Kamar Tidur Penderita Tuberkulosis Menggunakan Cl2 Sri Puji Ganefati; Sarjito Eko Windarso; Agus Kharmayana Rubaya; Herman Santjoko; Sri Muryani
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 24 No. 1 (2023)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2023.235

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara pernapasan. Sumber penularan TBC adalah melalui penderita TBC BTA positif saat batuk atau bersin, menyebarkan kuman ke udara berupa percikan dahak dalam waktu yang lama di udara. Air garam merupakan bahan yang digunakan untuk pengawetan (anti/membunuh kuman). Bahan aktif dalam garam berfungsi sebagai anti bakteri berupa unsur klorin (Cl), karena bersifat diatomik. Proses pelepasan unsur Cl dari molekul garam meja NaCl, kemudian Cl dengan ikatan Cl lainnya membentuk gas Cl2 dengan metode elektrolisis air garam. Fungsi reaksi elektrolisis air garam merusak ikatan NaCl sehingga logam natrium (Na) dan gas klorin (Cl2) menyebar ke udara. Penelitian ini dilakukan di rumah pasien TB yang menjadi obyek penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan waktu paparan optimal 15 menit menghasilkan gas Cl2 sebesar 0,2067 ppm dan waktu kontak optimal 15 menit dengan penurunan jumlah kuman 56,22%.   Abstract Tuberculosis (TB) is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis which is transmitted through respiratory air. The source of TB transmission is through smear-positive TB patients when coughing or sneezing, spreading germs into the air in the form of phlegm splashes for a long time in the air. Saltwater is an ingredient used for preservation (anti/kills germs). The active ingredient in salt functions as an anti-bacterial in the form of elemental chlorine (Cl), because it is diatomic. The process of releasing Cl elements from NaCl table salt molecules, then Cl with other Cl bonds to form Cl2 gas by the salt water electrolysis method. The brine electrolysis reaction function damage the NaCl bond to metallic sodium (Na) and chlorine gas (Cl2) spread into the air. This research was conducted at the home of TB patients as the object of research in the Gamping II Health Center Work Area, Sleman Regency, Yogyakarta. This study resulted in an optimal exposure time of 15 minutes producing Cl2 gas of 0.2067 ppm and an optimal contact time of 15 minutes with a reduction in the number of germs of 56.22%.
Misting Minyak Atsiri Serai Wangi Menggunakan Elektrik Diffuser untuk Mengendalikan Kepadatan Lalat Riezka Danastri Primastuti; Sarjito Eko Windarso; Siti Hani Istiqomah
Buletin Keslingmas Vol 43, No 4 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.4 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v43i4.12299

Abstract

Hasil pengukuran kepadatan lalat di Foodcourt PT. Kokapura Avia Bandara Internasional Yogyakarta sebanyak 8 ekor/flygrill tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, baku mutu indeks populasi lalat 2 ekor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi minyak atsiri serai wangi pada cairan elektrik diffuser terhadap penurunan kepadatan lalat dan konsentrasi minyak atsiri serai wangi yang paling efektif menurunkan kepadatan lalat. Penelitian bersifat Quasi Experiment dengan desain penelitian Pre Test-Post Test with Control Group Design. Pengukuran kepadatan lalat dilakukan sebelum dan sesudah perlakukan pada 3 kelompok eksperimen (cairan elektrik diffuser dengan penambahan konsentrasi minyak atsiri serai wangi 24%, 26%, dan 28%) dan 1 kelompok kontrol (cairan elektrik diffuser dengan tanpa penambahan konsentrasi minyak atsiri serai wangi). Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan Post Hoc Test (LSD). Berdasarkan hasil pengukuran kepadatan lalat didapatkan hasil penurunan kepadatan lalat konsentrasi minyak atsiri serai wangi 24% sebesar 19,34%, konsentrasi 26% sebesar 42,91% dan konsentrasi 28% sebesar 71,71%. Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai taraf signifikan 0,05 maka ada pengaruh konsentrasi minyak atsiri serai wangi pada cairan elektrik diffuser terhadap penurunan kepadatan lalat. Hasil uji Post Hoc Test (LSD) konsentrasi minyak atsiri serai wangi yang paling efektif menurunkan kepadatan lalat adalah 28%. Konsentrasi minyak atsiri serai wangi 28% paling efektif menurunkan kepadatan lalat dengan penurunan sebesar 71,71%.