Aka Kurnia SF
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Teknologi Sumbawa

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

IDENTITY AND COMMUNICATION PATTERN OF BERCO TRIBE IN SUMBAWA REGENCY CONCERNING LAND CONFLICT SITUATION Anshori, Muhammad Syukron; SF, Aka Kurnia
Komunikator Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.121037

Abstract

This research aims to analyze the communication process of the Berco tribe in Sumbawa Besar that figured in establishing their reality in agrarian conflict. This study is distinctive and novel since the social science approach, including the pattern of communication, symbol, culture, and identity, was used as the approach. This research used a qualitative study with an over-participants approach, and the informants of the study were chosen using goodness criteria with a purposive sampling technique. In analyzing the data, the author used a model of interactive technique by Miles and Huberman that comprised three steps: data collection, data reduction, data display, and conclusion. The results showed that the Berco tribe held their cultural tradition solidly as a way to show their existence during the conflict. Rapulung, or deliberate instruction communication patterns, became a process that is imposed during the conflict. Furthermore, the use of native language, namely 'Berco,' is one of the cultural identities that is considered important as a form of resistance and becomes the individual variability in influencing the choices and strategies in the conflict situations.
ANALISIS SEMIOTIKA SENAPUR (DAPUR) SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN Aka Kurnia SF; Deddy Suprapto; Sutarjon Sutarjon
Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Vol. 15 No. 01 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.345 KB) | DOI: 10.23887/prasi.v15i01.24858

Abstract

ABSTRAK              Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Senapur (dapur) sebagai pusat kebudayaan. Objek penelitian ini adalah ruang Senapur di Rumah tradisional masyarakat Desa Tepal, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes yang menekankan pada denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang Senapur sebagai pusat aktivitas masyarakat tidak hanya memiliki fungsi teknis untuk memamasak makanan tetapi juga mempunyai fungsi sosial, budaya dan ritual. Senapur juga menjadi bukti betapa masyarakat Tepal memiliki pemahaman dan kecerdasan sosial yang tinggi.Kata-kata kunci: Dapur, kebudayaan, semiotika, Tepal, SumbawaABSTRACT            This study aims to see how senapur (kitchen) as a cultural center. The object of this research is the senapur room in the traditional house of the Tepal Village community, Batu Lanteh District, Sumbawa Regency. This study uses a qualitative approach with Roland Barthes's semiotic analysis which emphasizes denotation, connotation and myth. The results of this study indicate that senapur space as a center of community activity not only has a technical function for cooking food but also has sosial, cultural and ritual functions. Senapur is also evidence of how the Tepal people have high understanding and sosial intelligence.Keywords: Dapur, culture, semiotic, Tepal, Sumbawa
Identity and Communication Pattern of Berco Tribe in Sumbawa Regency concerning Land Conflict Situation Muhammad Syukron Anshori; Aka Kurnia SF
Komunikator Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.121037

Abstract

This research aims to analyze the communication process of the Berco tribe in Sumbawa Besar that figured in establishing their reality in agrarian conflict. This study is distinctive and novel since the social science approach, including the pattern of communication, symbol, culture, and identity, was used as the approach. This research used a qualitative study with an over-participants approach, and the informants of the study were chosen using goodness criteria with a purposive sampling technique. In analyzing the data, the author used a model of interactive technique by Miles and Huberman that comprised three steps: data collection, data reduction, data display, and conclusion. The results showed that the Berco tribe held their cultural tradition solidly as a way to show their existence during the conflict. Rapulung, or deliberate instruction communication patterns, became a process that is imposed during the conflict. Furthermore, the use of native language, namely 'Berco,' is one of the cultural identities that is considered important as a form of resistance and becomes the individual variability in influencing the choices and strategies in the conflict situations.
ANALISIS SEMIOTIKA MOTIF KRE ALANG DAN SAPU ALANG SUMBAWA Putra Kristian Kemas PJ; Aka Kurnia SF
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi 1
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1887.099 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v1i1.409

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis nama-nama motif serta makna simbolik pada motif Kre Alang dan Sapu Alang dan mengetahui bagaimana makna simbolik pada motif Kre Alang dan Sapu Alang diterapkan dalam kehidupan sekarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce, yaitu berdasarkan representament, object, interpretant. Objek dalam penelitian ini adalah Kre Alang dan Sapu Alang. Penelitian ini menggunakan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini memfokuskan pada makna atau arti dari sebuah tanda-tanda, simbol dan lambang yang tersembunyi pada Kre Alang dan Sapu Alang dan bagaimana diterapkan dalam kehidupan sekarang. Data diperoleh melalui analisis semiotika. Adapun tempat penelitian adalah di Dusun Sameri, Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa. Berdasarkan hasil analisis semiotika menemukan bahwa dari simbol motif lonto engal, gili liyuk, lasuji terbentuk pada kehidupan masyarakatnya yang masih memegang teguh adat istiadat yang mereka percayai sebagai wujud harapan dan doa-doa, namun ada yang diterapkan dan terjaga meskipun ada juga yang mulai ditinggalkan akibat pekembangan jaman yang semakin modernisasi
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Isi Pada Akun @tentangislam dan @harakahislamiyah) Ulya Dinillah; Aka Kurnia SF
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi 1
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1401.498 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v1i1.411

Abstract

Kemunculan media sosial instagram yang banyak digunakan oleh berbagai golongan masyarakat dalam berkomunikasi dan bertukar informasi tidak luput dari perhatian para aktivis dakwah untuk berdakwah. Oleh karenanya, penelitian ini merupakan penelitian yang mencoba menjabarkan tentang penggunaan instagram sebagai media dakwah oleh akun @tentangislam dan @harakahislamiyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi persuasif baik secara rasional maupun emosional oleh Mar’at serta teori pesan dakwah oleh Al-Bayanuni yang membagi pesan dakwah dalam aspek akidah, syariah dan akhlak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan dakwah yang dibagikan selama bulan Maret-Mei 2019 yaitu akun @tentangislam lebih banyak menggunakan penerapan komunikasi persuasif secara emosional, sedangkan akun @harakahislamiyah lebih banyak menggunakan komunikasi persuasif secara rasional. Adapun materi dakwah dari kedua akun tersebut ditemukan lebih dominan membagikan materi dakwah syariah daripada materi akidah dan akhlak. Akun @harakahislamiyah mengandalkan desain visual ilustrasi yang berwarna warni dan terlihat lebih menarik dalam setiap kontennya, sedangkan akun @tentangislam hanya dengan gambar tekstual dan diikuti caption yang detail dan jelas dalam menjelaskan maksud dari pesan dakwahnya.
Proksemika dan Nilai-Nilai Islam dalam Rumah Tradisonal Tepal di Kabupaten Sumbawa Aka Kurnia SF; Aswar Tahir
Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam Vol. 5 No. 1 (2022): Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi P
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/kpi.v5i1.2807

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ruang atau proksemika dan nilai-nilai Islam dalam rumah tradisonal Tepal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tepal Kabupaten Sumbawa, adapun subyek dalam penelitian yaitu masyarakat dan tokoh adat atau tokoh agama yang mampu dan berkompeten memberikan penjelasan mengenai proksemik dan nilai-nilai Islam pada rumah tradisional Tepal. Sedangkan Teknik pengumpulan data dari berbagai macam sumber yang mempunyai kaitan dengan tema yang dikaji dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, data display dan yang terakhir penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang dalam rumah tradisional masyarakat Tepal terbagi menjadi tiga bagian yaitu rong lu’er (Ruang depan), rong tenga’ (ruang tengah) dan rong bute’ (ruang belakang). dalam konteks skala jarak dalam kajian proksemika ketiga ruangan sangat fleksibek karena dapat berubah fungsi dari jarak pribadi menjadi jarak sosial tergantung keinginan sang pemilik rumah. Nilai-nilai islam juga sangat erat kaitannya dalam proses pembuatan rumah tradisonal Tepal dan ketiga ruangan dalam rumah masyarakat Tepal yaitu rong lu’er (Ruang depan), rong tenga’ (ruang tengah) dan rong bute’ (ruang belakang) memiliki fungsi dan makna sesuai nilai-nilai Islam yang dianut oleh masyarakat Tepal
Tradisi Bakatoan Sebagai Komunikasi Kelompok dalam Budaya Pernikahan Sumbawa aswarr tahirr; Aka Kurnia SF; Merry Karlina Ashari
Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 3 No. 2 Desember 2022
Publisher : Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Soal dan Ilmu Politik. Universitas Pejuang Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi Bakatoan sebagai komunukasi kelempok dalam budaya pernikahan Sumbawa dan menjelaskan etnografi komunikasi tradisi Bakatoan di Kabupaten Sumbawa. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunkan pendekatan etnografi komunikasi untuk memahami bagaimana bahasa, komunikasi dan kebudayaan saling bekerjasama untuk menghasilkan perilaku komunikasi yang khas. Adapun Teknik pengumpulan data dari berbagai macam sumber yang mempunyai kaitan dengan tema yang dikaji dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitain ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, data display dan yang terakhir penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Tradisi Bakatoan sebagai komunikasi kelompok dalam budaya penikahan Sumbawa ialah wadah diskusi atau pertemuan bagi para pihak keluarga laki-laki dan pihak keluaraga perempuan yang dilkukan dengan cara komunikasi lisan dan tatap muka, adapun yang menjadi bahan diskusi ialah kesepakatan mengenai pinangan pihak kelurga laki-laki dan apabila pinangan diterima selanjutnya akan mendiskusikan mengenai apa saja mahar yang akan diberikan oleh calon pengantin laki-laki
SAPU ALANG SEBAGAI IDENTITAS LELAKI SUMBAWA Aka Kurnia SF; Aswar Tahir; Vivin Nila Rakhmatullah; Muhammad Zuhardiman
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol 5 No 1 (2023): Edisi 8
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2713

Abstract

This study aims to describe and analyze the signs found in Sapu Alang, such as motives. In order to find out how Sapu Alang became the identity of the Sumbawa people. This research is a qualitative research using Charles Sanders Pierce's semiotic analysis, which is based on representament, object, interpretant. The object in this study is Alang Sapu. This study uses interview data, observation, and documentation. This research focuses on the meaning or meaning of the hidden signs, symbols and symbols in the Sapu Alang motif so that later it will be associated with how Sapu Alang becomes the identity of the people of Sumbawa. The data were obtained through semiotic analysis, while the research location was Poto Hamlet, Poto Village, Moyo Hilir District, Sumbawa. The results of the study after analysis using Carles Sanders Pierce's semiotics show that the reed broom gives signs to objects in the form of various forms of motifs which as a whole show the identity of the Sumbawa people. The identity referred to is as an agrarian society that always maintains harmony with nature and with God the Creator of Nature   Keywords: Sapu Alang, Sumbawa, Semiotic, Visual Communication