Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R KOTA MAGELANG Wijayanti, Wawargita Permata; Sariffuddin, Sariffuddin
Jurnal Pengembangan Kota Vol 2, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpk.2.2.106-117

Abstract

Pengelolaan sampah terpadu 3R merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah perkotaan. Program 3R ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam usaha mengurangi volume sampah perkotaan sehingga timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir dapat terkurangi. Bukan hanya itu, program 3R bertujuan untuk mewujudkan upaya pemberdayaan masyarakat dan mengembangkan kewirausahaan masyarakat lokal melalui produk hasil daur ulang sampah non organik yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang mempunyai nilai ekonomis. Salah satu kota di Jawa Tengah yang sedang berusaha mengembangkan program 3R ini adalah Kota Magelang, tepatnya di Kelurahan Jurangombo Utara. Keberhasilan program 3R ini sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Peran masyarakat dalam kegiatan 3R dimulai ketika perencanaan kegiatan, proses pembangunan TPST, pembentukan KSM dan pelatihan serta pendampingan masyarakat dalam pengelolaan sampah terpadu. Oleh karena itu, penilaian terhadap bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas, kinerja, dan kemampuan masyarakat dalam mengelola program 3R di lingkungan permukiman tempat tinggal. 
Peluang Pengelolaan Sampah Sebagai Strategi Mitigasi Dalam Mewujudkan Ketahanan Iklim Kota Semarang Wijayanti, Wawargita Permata
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA Vol 9, No 2 (2013): JPWK Vol 9 No 2 June 2013
Publisher : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota,Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.178 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v9i2.6531

Abstract

This study examined the opportunities in urban waste management as one of the mitigation strategies in reducing CH4 gas emission to strengthen Semarang City’s climate resilience. It was perceived as important as Semarang is one of Indonesia’s coastal cities vulnerable to the impacts of climate change. It was recognized that the vast amount of waste being dumped at the City Dump was one of the factors contributing to the high emission of CH4 gas in Semarang City. This study employed qualitative approach in identifying and describing the three factors of climate resilience namely: urban system, social agent, and urban institution, accompanied by quantitative scoring approach suggested by IPCC in finding the opportunities of several waste management strategies in building climate resilience. Analysis suggested the followings: (1) waste management at the TPST by third parties at Jatibarang City Dump may lower the emission of CH4 even exceeding the targets set by RAN-PI, (2) urban system being established was categorized as ‘sufficient’, and (3) social agent and urban institutions were categorized as ‘good’ to build climate resilience. The strategy of waste management by third parties has more opportunity to contribute in building climate resilience compared to waste management at TPST.
Rekomendasi Penentuan Titik Tempat Penampungan Sampah Sementara Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Pratiwi, Eka Zuli; Meidiana, Christia; Wijayanti, Wawargita Permata
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2018.010.01.3

Abstract

A waste management that supports 100-0-100 program of Ministry of Public Works and Housing (2015-2019) is one of main concerns of Malang city government. The community of Kedungkandang District has not been served fully by the waste management service. Only 37% of the Kedungkandang District Community which is served by waste management service or only 152,2 m 3 / day from the total volume of waste production which is 412,3 m 3 / day. This is not appropriate with the target of waste service in Malang City (100%). This target aimed to support the program of Public Work and Housing Ministry which is 100-0-100 that means 100% access to safe drinking water, 0% slum settlement and 100% access to sanitation service in 2015-2019. This research discusses the improvement the waste service area in Kedungkandang district by adding new transfer points and increasing the capacity of transfer points. The analyzes used in this study are the analysis of transfer point and waste collection tools conformity, overlay analysis, network analysis, operational waste transport analysis. The criteria needed to increase the waste service area in Kedungkandang District, and to determine the recommendation that will be applied. The criteria used is based on the regulation of Malang City no (10) 2010, PERMEN PU No (3) 2013 about the waste management infrastructure and Masterplan of Waste Management 2016, SNI 3242-2008 about the procedure of waste management in the settlement. The result of this research shows that the transfer points’ capacity which need to be expanded such as Cemorokandang transfer point, Kedungkandang transfer point, Lesanpuro transfer point, Arjowinangun transfer point, Danau Bratan transfer point, while the establishment of the new transfer points will be in Bumiayu Village, Tlogowaru Village, Kedungkandang Village, Cemorokandang Village, Wonokoyo Village.Keywords: Service area, transfer points, waste transport.
Potensi Kerjasama Regional Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Berbasis Komoditas Pertanian Di Kabupaten Simalungun Pranata Silalahi, Puji Abraham; Surjono, Surjono; Wijayanti, Wawargita Permata
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MSMEs takes an important role to develop local potential and provides jobs so that the poverty can be reduced. But nowdays, regional development policy doesn’t show the importance of MSMEs to increace economy in small and medium scale. Regional development policy in Simalungun Regency takes a program to empower community through the agroindustry. That policy needs to support with the sustainability of the commodities availability. So that MSMEs can be grow up. Simalungun Regency has local potential with the number of MSMEs and agriculture commodities that can be expanded. This study aims to determine the commodities that has potential to do regional cooperation pattern in each sub-district in Simalungun Regency. This study using some method, location quotient (LQ) analysis was used to identify the commodities base, and LISA analysis was used to determine the comodities and the sub-district location that have potential to do a regional cooperation. The result of this study shows that the agricultural commodities that have potential to do a regional cooperation pattern are corn, soy, peanut, cassava, jackfruit, fish, carrot, coffee, cacao, and sugar palm.Keywords: MSMEs, agricultural-commodities, poverty, LISA.
Persepsi Wisatawan terhadap Aspek Penawaran Wisata Pantai Lariti Kabupaten Bima Furqon, Arif; Wijayanti, Wawargita Permata; Subagiyo, Aris
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.02.4

Abstract

Pantai Lariti merupakan salah satu obyek wisata paling potensial di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Meski Lariti memiliki daya tarik wisata yang indah, namun pantai tersebut memiliki masalah yang cukup serius terkait dengan lokasinya yang dekat dengan tambak ikan. Kondisi ini membuat wisatawan tidak nyaman dengan bau dan limbah dari kolam. Selain itu minimnya infrastruktur membuat jumlah pengunjung ke pantai ini juga semakin berkurang dalam kurun waktu tiga tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan terhadap pasokan pariwisata di Pantai Lariti dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kondisi Lariti. Kami menggunakan analisis deskriptif dengan IPA dan analisis faktor untuk menentukan faktor yang berpengaruh terkait dengan penawaran wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 50% wisatawan tidak puas terkait dengan aspek penawaran pariwisata yag ditawarkan pada Pantai Lariti. Sehingga, 12 dari 20 atribut penelitian menjadi prioritas pemerintah untuk meningkatkan pasokan pariwisata di Pantai Lariti.Atribut-atribut inilah yang akan diprioritaskan penanganannya guna peningkatan kualitas aspek penawaran di Pantai Lariti. Dengan harapan, jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Lariti akan semakin meningkat dan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Bima.
Tingkat Produktivitas Pada Aglomerasi Industri (Studi Kasus : Sentra Industri Mebel Tunjungsekar, Kota Malang) Ashary, Dinar Amelia; Wijayanti, Wawargita Permata; Dinanti, Dian
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2021.013.01.5

Abstract

Industri pengolahan non migas menjadi salah satu pilar perekonomian masyarakat Indonesia salah satunya adalah sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM), IKM mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 60% dari sektor industri, memiliki ketahanan akan kiris ekonomi dan juga berperan dalam ekonomi lokal, karena penyerapan tenaga kerja yang memanfaatkan masyarakat di sekitarnya. Industri pengolahan kayu menjadi salah satu industri yang berkembang pesat namun memiliki permasalahan terhadap ketersediaan bahan baku. Agar industri dapat terus berkompetisi salah satu strategi untuk efisiensi produksi dengan memanfaatkan industri yang beraglomerasi. Aglomerasi ini biasanya memunculkan manfaat ekonomi berupa limpahan tenaga kerja, kerja sama suplier khusus, terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi, serta kerja sama pemasaran. Salah satu aglomerasi industri di Kota Malang ialah Industri Mebel Tunjungsekar. Produktivitas sentra industri mebel ini mengalami rintangan terutama pada persediaan bahan baku kayu dan tenaga kerja yang masih mengandalkan kekerabatan, selain itu ini belum didukung kelembagaan yang baik serta belum ada jaringan pemasaran yang kuat. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat produktivitas sentra indutri mebel sebagai salah satu bentuk terjadinya aglomerasi menggunakan rumus produktivitas yaitu perbandingan nilai total output/ pendapatan dengan nilai total input/ pengeluaran (biaya tenaga kerja, modal dan bahan baku) di tahun 2019. Hasil analisis menunjukkan bahwa ke-30 industri mebel memiliki nilai di atas 1,0 dengan rata-rata nilai 1,31. Nilai produktivitas yang tidak jauh di atas 1,00 dikarenakan masih terdapat permasalahan pada tingginya biaya bahan baku dan modal namun tidak diimbangi dengan tingginya jumlah pesanan produk mebel yang terjual.Kata Kunci : Produktivitas Industri, Aglomerasi, Industri Kecil dan Menengah.
Ketahanan Kampung Wisata Ende, Lombok Tengah dari Perspektif Sosial dan Ekonomi Wijayanti, Wawargita Permata; Utami, Desak Putu Martha; Wicaksono, Agus Dwi
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 6, No 2 (2023): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v6i2.62748

Abstract

ABSTRACTKampung Wisata Ende, Central Lombok Regency is one of the famous tourism villages in West Nusa Tenggara Privince. It still preserves traditions and culture of Sasak ethnic in their daily activities. However, due to Covid-19 pandemic, this village have experienced a significant decline in domestic and international tourist by 80-90% since March 2020. This condition led to transform living patterns and social systems of  Kampung Wisata Ende people’s. This reserach aims to analyze the changes of community resilience factors due to pandemic impacts. The social and economic resilience were assessed since those two aspects had the highest contribution to the people’s life. The research involved 12 key-persons of Kampung Wisata Ende to collect data related to social and economic resilience through in-depth interviews. A descriptive comparative and Wilcoxon Test were applied to analyse transformation of social and economi resilience. The result show that Covid-19 pandemic has highly impact to the people’s and tourism activity in Kampung Ende. Related to social resilience, it has improved, specifically on social connections and familial bonds for mutual assistance. However, due to loss of livelihoods and tourism activities, their economic resilience have been highly declined. Then, it is needed improvement strategis of the government to recover and strengthen the resilience of Kampung Wisata Ende.ABSTRAKKampung Wisata Ende, Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu desa wisata terkenal di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kampung ini masih mempertahankan tradisi dan kebudayaan Suku Sasak dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun pada Maret 2020, Kampung Ende mengalami penurunan kunjungan wisatawan mencapai 80-90% akibat pandemi Covid-19. Kondisi tersebut menyebabkan perubahan pada pola kehidupan dan sistem kemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana perubahan ketahanan masyarakat akibat terdampak pandemi. Aspek ketahanan sosial dan ekonomi menjadi fokus penelitian karena keduanya dianggal berpengaruh langsung dan besar terhadap kehidupan masyarakat. Penelitian melibatkan 12 responden kunci untuk mengumpulkan data terkait dengan ketahanan sosial-ekonomi melalui mekanisme wawancara mendalam. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dan Uji Wilcoxon untuk menganalisis kondisi/perubahan pada aspek-aspek ketahanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pandemic Covid-19 sangat signifikan berdampak pada kehidupan masyarakat. Berkaitan dengan ketahanan sosial menunjukan perubahan positif, terutama hubungan sosial dan ikatan kekeluargaan untuk saling membantu. Berbanding terbalik dengan ketahanan ekonomi yang mengarah pada perubahan negatif akibat perubahan pola penghidupan dan penurunan aktivitas pariwisata. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang inovatif untuk memperbaiki dan memperkuat ketahanan Kampung Wisata Ende.