Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Perencanaan Strategis Industri Kreatif Sektor Desain Grafis Kota Malang Aktor Pemerintah Dinas Perindustrian Rendra Graha, Dimas Tri; Waloejo, Budi Sugiarto; Wicaksono, Agus Dwi
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malang is one of Indonesia Creative City. Malang have creative industry such as design graphic as one of its creative industries prime sector. However, Design Graphic Industries development has been struggles. Survey found, Design Graphic obstruction such as design copyright violation, poor local buyer, and people perception of design. This study aims to determine how to develop design graphic. Method of development used on this study is strategic plan method. Subject planner on this study is Goverment Actor, Industrial Departement. This research finds 3 major value shift, shift of design become digital product, shift of message delivery style, and shift of people perception. Value proposition suitable use based on value shit is Costumer Intimacy. The result of strategic planning show vision that needed to take is “Creating Design Graphic Creative Industry orientated to costumer services with unprinted personalized design”. Mission used for design graphic industry is raise promotion and marketing, increase design graphic capability, develop design infrastructure, and create sustainable design bussiness climate. There are 16 action plans needed to be done by departement of industry. Action plan consist of activity such as increase marketing and promotion, consumen education, increase design graphic bussiness actor capability, develop design infrastructure and increase departement of industry capacity.Keywords: Design-Graphic-Creative-Industries, Strategic-Plan, Costumer-Intimacy, Action-Plan.
Tingkat Vitalitas Kegiatan Perdagangan Lama di Kayutangan Kota Malang Saputri, Nila Eka; Wicaksono, Agus Dwi; Meidiana, Christia
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik skoring serta metode pendekatan kualitatif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan menggunakan analisis sinkronik diakronik dan analisis faktor. Tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan menunjukkan pada tingkat vitalitas sedang. Berdasarkan hasil analisis sinkronik diakronik, aspek ekonomi merupakan aspek yang paling mempengaruhi perkembangan dan perubahan aktivitas kegiatan perdagangan dan kondisi fisik Kayutangan. Hasil studi didapatkan empat faktor menurut kelompok responden pedagang yang berpengaruh terhadap tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan, yaitu faktor I inventaris usaha, faktor II kenyamanan dan keamanan sarana prasarana perdagangan, faktor III aktivitas perdagangan, dan faktor IV jumlah pengunjung. Faktor menurut kelompok responden pengunjung, yaitu faktor I kenyamanan fisik kawasan perdagangan, faktor II kesenangan berkunjung, faktor III barang yang ditawarkan, dan faktor IV keamanan dan keselamatan berkunjung.Kata kunci : tingkat vitalitas, kegiatan perdagangan, faktor
MODEL SUPPLY-DEMAND LAHAN PERTANIAN DENGAN KONSEP ECOLOGICAL FOOTPRINT Faiz, Syauqi Asyraf; Wicaksono, Agus Dwi; Dinanti, Dian
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Malang melalui RTRW Kabupaten Malang tahun 2010-2030 merupakan wilayah yang diarahkan sebagai pusat perkembangan pertanian termasuk juga di kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Kota Malang. Kecamatan-kecamatan tersebut juga diarahkan sebagai kawasan penyokong Kota Malang dengan ketersediaan permukiman, fasilitas umum, dan infrastruktur. Dua peranan tata ruang tersebut berdampak pada peningkatan permintaan akan hasil produksi padi namun ketersediaan lahan sawahnya yang justru semakin terbatas. Oleh sebab itu, diperlukan penyeimbang antara dua peran kebijakan sekaligus mengatasi dampak yang muncul. Kajian supply-demand lahan pertanian berdasarkan konsep ecological footprint merupakan cara untuk menyeimbangkan dan menanggulangi dari dampak tersebut. Kajian ini didasari dari model regresi untuk membuat model supply-demand lahan pertanian. Hasilnya, model hasil produksi padi dengan bentuk Y 1 =- 207,983+10,246X 1 dan model tingkat konsumsi beras masyarakat dengan bentuk Y 2 = 8,015+2,080X 5 +0,002x 8 . Berdasarkan model supply-demand yang sudah dirumuskan, pada tahun 2015 permintaan konsumsi adalah sebesar 15.911,09 Ton dan kebutuhan lahan pertanian sebesar 2.161,40 Ha dan permintaan konsumsi terus meningkat menjadi 22.273,00 Ton pada tahun 2035 dengan kebutuhan lahan pertanian sebesar 2.825,41 Ha. Hal ini mengakibatkan 14 desa yang berbatasan dengan Kota Malang akan mengalami defisit lahan sawah. Hingga tahun 2035, terjadi peningkatan kebutuhan lahan sebesar 33,18 Ha/tahun dan ancaman defisit lahan sawah akan semakin besar.
Kemampuan Daya Dukung Lingkungan Wisata Tirta Nirwana Songgoriti Herlambang, Moch. Faisal; Wicaksono, Agus Dwi; Hidayat, AR Rohman Taufiq
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tirta Nirwana Songgoriti Tourism is one of main tourism destination in Batu City East Java. Currently, a fairly rapid growth can be seen from the quantity of tourist visit in the Tirta Nirwana Songgoriti Tourism which tends up from year to year. However, the embodiment of balance beetwen activity in tourist sites with environmental sustainability to be concern given the number of visitors who traveled quite high. The purpose of this research is to know the ability of Tirta Nirwana Songgoriti Tourism to accommodate the number of tourists during a visit to the unit of visits per day. The methods used in this research is using Cifuentes were modified to the Physical Carrying Capacity (PCC), Real Carrying Capacity (RCC), Management Capacity (MC), and Effective Carrying Capacity (ECC). The result of the calculation about carrying capacity conclude that the average number of tourists which can accommodate Tirta Nirwana Songgoriti Tourism is 148 tourists visit per day. The value wasn’t exceeded by the average tourist visits in the last 5 years which reached 131 tourist visitors per day. Keywords: Carrying Capacity, Tirta Nirwana Songgoriti, Tourist Visits
MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KAITAN TINGKAT KEMAJUAN DESA Hedyan Irawati; Agus Dwi Wicaksono; Gunawan Prayitno
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v9i1.4019

Abstract

Permasalahan utama di Kabupaten Malang adalah masih banyakanya kecamatan yang merupakan kecamatan dengan desa tertinggal di dalamnya. Peningkatan status dari desa tertinggal menjadi desa mandiri atau maju dapat dilakukan secara bersama dengan meningkatkan modal sosial masyarakat.  Tingii rendahnya modal sosial akan memberikan pengrauh pada partisipasi masyarakat. Masyarakat akan mudah dalam pelaksanaan pembangunan apabila memiliki modal social yang tinggi begitu juga sebaliknya. Indeks Pembangunan Desa (IPD) dan analisis Partial Least Square (PLS) kami gunakan untuk mengetahui hubungan modal sosial terhadap partisipasi masyarakat. Variabel kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial merupakan komponen pembentuk modal sosial. Sedangkan variabel partisipsi diukur menggunakan sub variabel kemampuan partisipasi, partisipasi materi, partisipasi jaringan, kemauan partisipasi. Hasil Analisa menunjukkan bahwa Desa mandiri terdapat di Desa Ngroto, sedangkan indeks terkecil berada di Desa Wiyurejo (termasuk desa tertinggal). Analisis indeks partisipasi masyarakat Desa Ngroto termasuk dalam kelas tingkat partisipasi sedang sedangkan Desa Wiyurejo tergolong rendah. Analisa modal social menunjukkan bahwa Desa Ngroto seluruh komponen modal social memiliki terkait partisipasi (nilainya signifikan), sedangkan Desa Wiyurejo terdapat komponen modal social yaitu kepercayaan tidak  terkait dengan partisipasi (nilainya tidak signifikan)
Kajian Kesiapan Masyarakat Terkait Rencana Kegiatan Industri Pertambangan Marmer (Studi Kasus di Kelurahan Oi Fo’o, Kota Bima-NTB) Eti Kurniati; Christia Meidiana; Agus Dwi Wicaksono
The Indonesian Green Technology Journal Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.901 KB)

Abstract

Kelurahan Oi Fo’o ditetapkan sebagai kawasan industri menengah berupa industri marmer yang didasarkan pada besaran potensi marmer yang ditemukan di wilayah ini. Namun penemuan potensi ini tidak diimbangi dengan informasi yang dimiliki masyarakat terkait dengan kegiatan industri marmer yang tentunya akan berpengaruh pada kesiapan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat, menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat dan memilih alternatif strategi yang dapat dilakukan terkait dengan rencana kegitatan industri pertambangan marmer. Penelitian ini termasuk dalam kajian kualitatif dengan pendekatan metode Community Readiness Model untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat dengan mengkaji variabel dimensi kesiapan masyarakat yaitu usaha masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait kegiatan), Kepemimpinan, kondisi masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait issue) dan sumber terkait permasalahan. Metode Multiple Regression untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat yang menggunakan variabel pengalaman, kemauan, keterampilan, kepribadian, pengetahuan dan fisik masyarakat. Metode Analysis Hierarchi Process (AHP) untuk memilih strategi alternatif dilakukan dengan cara mengkombinasi hasil analisis tingkat kesiapan masyarakat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat. Berdasarkan pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat berada pada level perencanaan dengan deskripsi kondisi yaitu Pimpinan mulai aktif dalam perencanaan, serta masyarakat memberikan dukungan pada usaha-usaha/ program yang dijalankan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat yaitu faktor kemauan masyarakat, keterampilan, pengetahuan dan fisik masyarakat yang dinilai berdasarkan nilai R=0.774 dan nilai signifikan alpha diatas 0.05 Adapun alternatif strategi terpilih yaitu dengan menggunakan pimpinan kunci dan orang yang berpengaruh untuk berbicara kepada kelompok masyarakat dan berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi terutama terkait dengan pemberian informasi cara pengolahan industri pertambangan marmer. Kata kunci: Alternatif Strategi, Faktor-faktor kesiapan, Industri pertambangan marmer, Tingkat kesiapan masyarakat
Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya Dyaning Wahyu Primasari; Jenny Ernawati; Agus Dwi Wicaksono
The Indonesian Green Technology Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.191 KB)

Abstract

Studi Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Brawijaya bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pemilihan moda transportasi serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan moda transportasi menuju kampus. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif terhadap karakteristik pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa dan metode evaluatif berupa analisa korelasi variabel yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi serta analisa pemodelan pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa responden yang berjalan kaki (17,7%), kemudian yang menggunakan sepeda (0,5%), sepeda motor (53,1%), mobil (5,7%) serta angkutan umum (22,9%). Analisis model pemilihan diketahui bahwa terdapat 4 (empat) dalam model pemilihan transportasi menuju kampus yakni waktu tempuh (0,039), biaya tempuh (-0,0002), jarak tempuh (-0,0398) dan intensitas pergantian moda (-0,253). Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel waktu tempuh, biaya tempuh, jarak tempuh dan intensitas pergantian moda tranportasi merupakan variabel yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan pemilihan moda transportasi menuju kampus Universitas Brawijaya. Kata kunci: mahasiswa, pemilihan moda, Universitas Brawijaya, stated preference analysis
Kajian Kinerja Pelayanan Terminal Penumpang Domestik Bandar Udara Kelas 1 Utama Juwata Tarakan Johan Wahyudi; M. Zainul Arifin; Agus Dwi Wicaksono
Rekayasa Sipil Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.189 KB)

Abstract

Terminal penumpang Bandar Udara Kelas 1 Utama Juwata Tarakan yang merupakan Bandar udara pengumpul di provinsi baru Kalimantan Utara serta diberlakukan peraturan baru Kemenhub no. PM 157 tahun 2015. Maka dilakukan kajian mengenai kinerja pada saat ini. Metode yang digunakan adalah metode ImportancePerformance Analysis (IPA), Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Regresi Linier Berganda. Responden adalah penumpang dan dari Pengelola Bandar Udara. Dari analisis IPA diketahui tingkat kinerja pelayanan yang masih perlu ditingkatkan adalah X5, X14, X16, X20, X26, X27, X31, X32, X35. Hasil analisis QFD menghasilkan prioritas penanganan yang harus dilakukan yaitu: Menambah Kekurangan Rambu dan Layout; Pemberdayaan ruang yang belum digunakan; Optimalisasi Ruangan; Penambahan dan pengaturan ulang tempat duduk; Menambah jumlah Personil; Penyesuaian rambu Informasi angkutan lanjutan; Koordinasi dengan pihak provider internet; Penambahan Peralatan Pemeriksaan Keamanan dan penunjang; Pembuatan jalur antrian; Perbaikan rambu fasilitas nursery; Mengoperasikan 2 X–Ray dan 2 Walk Trough Metal Detector; Penambahan fasilitas pembelian tiket online oleh Airline. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, diperoleh model Y=36,350+3,765X5+5,397X14+4.204X16+2,293X26+3,522X31+6,737X35. 
Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo Yuyun Qomariyah; Eko Dein Kirman; Agus Dwi Wicaksono
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 1 (2010): January 2010
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i1.1367

Abstract

Perkembangan Kota Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara cenderung memiliki ritme perkembangan yang cukup tinggi, selain sebagai pusat pemerintahan Kota Tobelo juga berfungsi sebagai kota pendidikan, pariwisata, perdagangan dan pusat transportasi dengan keberadaan Pelabuhan Tobelo. Secara geografis Kota Tobelo merupakan kota pantai karena letaknya berada di pesisir Teluk Galela. Kota Tobelo adalah salah satu kota yang pernah diduduki oleh Portugis dan Belanda hal ini terbukti dari arsitektur bangunan di pusat Kota Tobelo didominasi dengan bangunan beratap tinggi baik untuk bangunan pertokoanmaupun pergudangan. Penggunaan ruang di Kota Tobelo cenderung didominasi penggunaan ruang secara optimumdimana konsep ground figurativemendominasi kawasan karena tingginya nilai ekonomi kawasan. Perancangan Kota Tua Tobelo didasarkan pada khasanah kearifan lokal dan potensi alam yang ada di dalamnya. Berdasarkan telaah potensi kearifan lokal perancangan kawasan Kota Tobelo dengan tetap mempertahankan konsep kota tua yang didominasi oleh arsitektur bangunan peninggalan Portugis yang sudah terakulturasi dengan arsitektur Belanda dan arsitektur local Tobelo yaitu Hibualamo. Sedangkan berdasarkan potensi alami yang ada perancangan Kota Tobelo adalah pengembangan kota dengan konsep Water Front City. Salah satumetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif evaluative, Internal Factor Analysis Strategy dan Eskternal Factor Analysis Strategy. Sehingga didapatkan konsep dasar perancangan Kota Tobelo adalah Pengembangan Kota Tua Tobelo dengan Konsep Water Front City yang Nyaman dan Berwawasan Lingkungan.
KEPUASAN PENGGUNA JALAN TERHADAP PELAYANAN JALAN NASIONAL DI PERKOTAAN KABUPATEN TRENGGALEK Atik Sulasmi; Agus Dwi Wicaksono; Septiana Hariyani
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2024.016.01.10

Abstract

Jalan nasional di perkotaan Kabupaten Trenggalek adalah jalan kolektor primer 1 yang melayani angkutan jarak jauh dan jarak pendek sehingga kondisi kemantapan jalan yang prima sangat penting untuk melayani penggunanya. Penanganan jalan nasional yang dilaksanakan berdasarkan hasil inspeksi teknis perlu diimbangi dengan memperhatikan persepsi masyarakat sehingga tepat sasaran. Oleh karenanya penelitian ini mengukur tingkat kepuasan pengguna jalan nasional di perkotaan Kabupaten Trenggalek menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance-Performance Analysis (IPA). Pengambilan data dilakukan dengan metode survei kepada 216 responden pengguna jalan nasional di perkotaan dan diluar perkotaan menggunakan google form dan blanko kuesioner pada Bulan Oktober Tahun 2023. Hasil perhitungan menunjukkan nilai CSI jalan nasional diperkotaan adalah 76,6271%, lebih besar 6,8173% dibandingkan CSI jalan nasional diluar perkotaan dengan nilai 69,8098%, keduanya masuk dalam kriteria puas. CSI juga menunjukkan bahwa pengguna jalan nasional memiliki persepsi yang sama mengenai elemen yang paling tidak memuaskan adalah elemen Faktor Sosial (SF), namun berbeda persepsi mengenai  elemen yang paling memuaskan yaitu elemen manajemen lalu lintas (TM) untuk jalan nasional di perkotaan dan elemen dampak lingkungan (EI) untuk jalan nasional diluar perkotaan. Hasil analisis IPA menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi pengguna jalan nasional terdapat atribut/variabel yang harus ditingkatkan karena tingkat kepentingannya tinggi tetapi kinerjanya rendah (berkedudukan di Kuadran I) yaitu 9 atribut/variabel untuk jalan nasional diperkotaan dan 19 atribut/variabel untuk jalan nasional di luar perkotaan, dimana 4 atribut/variabel diantara keduanya  beririsan yaitu  RS8 kondisi jalan mendukung keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, RF2 Permukaan jalan yang halus, RF7 reflektor marka jalan untuk mengatasi cuaca gelap, dan EI7 tingkat sistem drainase jalan lingkungan sekitar baik. 5 (lima) atribut/variabel lainnya yang perlu ditingkatkan untuk jalan nasional di perkotaan adalah RS 15 Sistem drainase jalan berfungsi baik, RF11 Halte untuk pemberhentian bis atau angkutan umum tersedia dan berfungsi baik, RF16 Lajur untuk pengendara sepeda tersedia, SRU2 tingkat pelayanan parkir kendaraan on street baik, dan TM10 adanya pengaturan sistem parkir. Adapun 15 (limabelas) atribut/variabel lainnya yang perlu ditingkatkan untuk jalan nasional di luar perkotaan adalah RS5 lampu penerangan jalan jumlahnya mencukupi dan berfungsi dengan baik, RS6 adanya polisi yang mengatur lalu lintas jalan, RS7 tingkat kecepatan kendaraan sesuai aturan, RS14 kebersihan bahu jalan dari PKL, RS16 adanya usaha penyelenggara jalan dalam memperbaiki black spot, RF10 lampu penerangan jalan tersedia dan berfungsi baik, EI2 tingkat kebisingan lalu lintas rendah, EI6 tingkat pembuangan sampah di jalan rendah, SRU1 tingkat pelayanan pejalan kaki (akses penyeberangan, kondisi trotoar dll) sesuai standart, SRU6 pelayanan polisi untuk keamanan dan kenyamanan, SF4 adanya kendaraan bergerak lambat, TM2 kemudahan bagi disabilitas, TM5 pengaturan kecepatan kendaraan, TM7 ada petugas yang mengatur lalu lintas akibat perbaikan jalan atau faktor lainnya. Penentuan prioritas penanganan jalan nasional dengan cara menyandingkan semua prioritas yang diperoleh dari analisis CSI dan analisis IPA, selanjutnya dipetakan atribut/ variabel yang beririsan satu sama lain, sehingga dihasilkan prioritas utama penaganan jalan nasional baik di perkotaan maupun diluar perkotaan Kabupaten Trenggalek.