Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Partisipasi Masyarakat dalam Mengurangi Kerusakan Hutan Lindung Di Kabupaten Bone Bolango Wahidin Lukum; Rukiah Nggilu
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i1.900

Abstract

Kecamatan Bulango Utara berada di perbatasan dengan hutan lindung yang partisipasi masyarakat belum tumbuh secara maksimal dalam melestarikan hutan lindung. Tujuan penelitian adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui 3 (tiga) model pendekatan. Pertama, kesediaan masyarakat dalam perencanaan berbagai program pelestarian hutan lindung. Aspek ini diketahui dari beberapa indikator yaitu terbentuknya sentra penyuluhan di pedesaan, berkembangnya forum-forum desa yang peduli akan hutan lindung dan meningkatnya partisipasi secara swadaya dalam menjaga pelestarian hutan lindung. Kedua, dukungan masyarakat dalam pelaksanaan program pelestarian hutan lindung melalui komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar serta pemberian motivasi bagi masyarakat seperti program beasiswa pendidikan bagi masyarakat dan pelatihan bagi tenaga Pendidik mengenai lingkungan hidup. Ketiga, tanggung jawab masyarakat terhadap pelestarian hutan lindung diantaranya tidak boleh menebang pohon, merusak ekosistem, melakukan perburuan satwa dan ilegal logging. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah perlu perencanaan pelestarian hutan lindung, hendaknya dilakukan secara terbuka, partisipatif, transparan dan akuntabel sehingga menarik simpati masyarakat untuk ikut terlibat secara proaktif dalam menjaga kelestarian hutan lindung.
Alternatif Penanggulangan Bencana Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori di Desa Molingkapoto Risti Ristianingsih Badu; Wahidin Lukum; M. Rachmat Tahir; Aldy Prasetyo; Intan Nuraini Ibrahim; Fitriyani Yusuf; Sri Ansiska; M. Noval Pratama Putra; Siti Srimeyliza Doe; Ismi Regita Gani; Nurjihan Payuyu; Sahlan Friandi Buako; Aditya Gobel; Nandi Rasid
Abdimas Universal Vol. 5 No. 1 (2023): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v5i1.266

Abstract

Indonesia is one og the countries with a high precipitation. The high precipitation and lack of water catchment areas resulted in flooding. This community service aims to improve the quality of the environment by applying biopore technology as an alternative to flood control in the Malingkapoto Village area, Kwandang District, North Gorontalo Regency. Biopore technology is not only for flood prevention, but can be used as a composting technology. The result of this service activity is that 30 biopore have been installed at several points prone to the largest puddles of water due to high precipitation. This activity is in accordance with what has been planned, such as: increasing community knowledge and skills in flood management, provide business opportunities for biopore pipes and compost fertilizers, and support the local government of Gorontalo Regency in dealing with environmental problems.
Pelatihan Pembuatan Lubang Resapan Biopori Untuk Penanganan Genangan Air di Desa Molingkapoto Risti Ristianingsih Badu; Wahidin Lukum; M. Rachmat Tahir
Madani: Jurnal Pengabdian Ilmiah Vol. 6 No. 1 (2023): Madani: Jurnal Pengabdian Ilmiah
Publisher : LP2M IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30603/md.v6i1.3094

Abstract

Molingkapoto Village is one of the villages in North Gorontalo Regency most often affected during the rainy season. The way to overcome this problem is to use flood management technology, namely Biopore Infiltration Holes (LBR). This activity aims to teach people about other ways to prevent flooding and reduce waterlogging during the rainy season. The training participants were the people of Molingkapoto Village. The method used is a field survey, a participatory approach by providing socialization and technical training on how to make Biopore Infiltration Holes (LBR). The results of socialization and training show that the enthusiasm of the people of Molingkapoto Village in reducing the impact of high rainfall every day is very large. Making Biopori Infiltration Holes (LBR) was carried out at 12 points of residents' houses and village public facilities. The choice of location for the installation of the Biopori Infiltration Hole (LBR) was based on the results of a survey of locations that are often affected during the rainy season. This service activity provides positive benefits for the people of North Gorontalo Regency, especially in overcoming the problem of flooding and standing water sustainably.
Model Pengelolaan Sampah Terpadu Berkelanjutan Berbasis TPS 3R di Kabupaten Bone Bolango Wahidin Lukum
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.2832

Abstract

merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Bone Bolango. Namun, efektivitasnya masih terkendala oleh rendahnya partisipasi masyarakat, dukungan pemerintah yang belum maksimal, serta pemanfaatan teknologi yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pengelolaan sampah berbasis TPS 3R dan merumuskan model kolaboratif-partisipatif terintegrasi. Hasil penelitian menunjukkan lima faktor utama yang memengaruhi keberhasilan, yaitu partisipasi masyarakat sebagai inti pengelolaan, kolaborasi multiaktor (pemerintah, komunitas lokal, pihak swasta, LSM, akademisi), pemanfaatan teknologi berbasis komunitas, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan, serta evaluasi dan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan. Temuan ini mengindikasikan bahwa sinergi multiaktor dengan partisipasi aktif masyarakat serta dukungan teknologi dapat meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sampah. Meskipun demikian, keterbatasan penelitian ini adalah fokus pada satu lokasi (TPS 3R “Cahaya Ulanta”) dan pendekatan kualitatif yang deskriptif. Studi lanjutan disarankan untuk mengembangkan model dan melakukan komparasi dengan TPS 3R di wilayah lain. Implementasi model kolaboratif-partisipatif terintegrasi ini berpotensi menjadi solusi efektif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas.