Abdul Hadi
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Aceh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potret pengetahuan bidan Puskesmas/Desa dalam mendeteksi status gizi buruk pasca sosialisasi GEMPITA ASA di Provinsi Aceh Azhari Azhari; Abdul Hadi; Arnisam Arnisam
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2022): Januari - Juni
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v3i2.823

Abstract

Background: Midwives are the health professionals responsible for educating the public and recognizing nutritional issues in infants. The use of the MUAC scale is a straightforward and highly sensitive approach for detecting nutritional problems in toddlers. The use of the MUAC scale for toddlers is anticipated to provide an independent technique for detecting nutritional abnormalities in toddlers, particularly malnutrition.Objective: To describe the knowledge of midwives in Aceh Province on the detection of severely underweight and underweight using anthropometric indicators and the usage of the MUAC scale for toddlers.Method: This research is a cross-sectional examination of a program's effectiveness. This study's sample consisted of 553 community health center/village midwives from the Aceh province. The knowledge of midwives was assessed via a questionnaire administered following the "National Nutrition Day Webinar: Preventing child mortality through early detection of nutritional issues" presentation. Data processing begins with the processes of editing, coding, and cleansing. The analysis of data was performed univariately.Results: Results indicated that the community health center/village midwives' ability to diagnose growth abnormalities in children under the age of five fell into three categories: moderate (68.0%), good (14.1%), and very good (17.9%). In addition, more than 50% of community health center/village midwives are aware of the function of the MUAC scale (severely underweight if the MUAC < 11.5 cm), but more than 50% are unaware of the criterion for malnourished children (if they meet one of the criteria). Indicators, specifically WHZ index < -3 SD; MUAC < 11.5 cm, and the presence of edema.Conclusion: The midwives are more adept at identifying malnutrition and undernutrition in children under five than anthropometrists are at doing so.
Pelatihan penggunaan asap cair sebagai alternatif bahan pengawet yang aman pada produsen mie basah di Banda Aceh dan Aceh Besar Abdul Hadi; Wiqayatun Khazanah; Andriani Andriani
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 4, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.39 KB) | DOI: 10.30867/pade.v4i2.1031

Abstract

Penggunaan bahan pengawet bertujuan membuat bahan makanan tahan lama. Permasalahan yang sering terjadi adalah masih ada produsen bahan pangan setengah jadi yang kurang memahami bahaya yang ditimbulkan oleh bahan pengawet bagi kesehatan. Asap cair merupakan salah satu bahan pengawet aman dan dapat digunakan oleh produsen bahan makanan untuk mempertahankan produk pangan. Tujuan, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarat khususnya produsen mie basah agar menghindari penggunaan bahan pengawet yang berbahaya dan menggantikannya dengan menggunakan asap cair. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan pada produsen mie basah di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, tahun 2022. Jumlah peserta 30 orang. Pengumpulan data pengetahuan dan sikap dilakuka dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data pretes dan postes dilakukan analisis secara deskriptif. Hasil, perolehan nilai rata-rata pengetahuan dan sikap peserta yang mengikuti pre-test dan post-test terlihat bahwa ada peningkatan pengetahuan peserta sebesar 44,8% yaitu dari 41,35% menjadi 86,15%. Kemudian, terjadi peningkatan juga terhadap rata-rata sikap peserta sebesar 26,8% yaitu dari 59,8% menjadi 86,6%. Kesimpulan, pelatihan penggunaan asap cair bagi produsen mie basah di wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh Besar sebagai pengganti bahan pengawet berbahaya memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan bahan pengawet yang aman.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat Meunasah Krueng Kecamatan Ingin Jaya tentang bahan makanan yang mengandung formalin Abdul Hadi; Ichsan Affan; Alfridsyah Alfridsyah; Wiqayatun Khazanah
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 3, No 1 (2021): Maret
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.126 KB) | DOI: 10.30867/pade.v1i1.698

Abstract

Sebagian besar konsumen tidak paham seberapa besar bahaya yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya, mereka tertarik pada bahan makanan seperti ikan dan daging yang tampak segar, berwarna cerah, kenyal, tidak berbau dan murah walaupun sebenarnya bahan makanan tersebut mengandung pengawet berbahaya. Metoda yang dilakukan di pengabdian masyarakat ini adalah metode penyuluhan tentang bahan makanan yang mengandung Formalin. Dari hasil perolehan nilai rata-rata pengetahuan dan sikap peserta yang mengikuti pre-test dan post-test terlihat bahwa ada peningkatan pengetahuan peserta sebesar 57,5% yaitu dari 37,5% menjadi 95%. Kemudian, terjadi peningkatan juga terhadap rata-rata sikap peserta sebesar 63,68% yaitu dari 33,04% menjadi 96,72%. Penyuluhan yang dilakukan sebanyak dua hari telah dapat menambah wawasan masyarakat serta dapat peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat menjadi lebih baik.