Youke Singal
Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENDIDIK UNTUK KEHIDUPAN BERDASARKAN KOMPETENSI GURU KRISTEN DI INDONESIA (EDUCATION FOR LIFE BASED ON CHRISTIAN TEACHER COMPETENCE IN INDONESIA) Edym Bahapol; Youke Singal
QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies Vol 2 No 1 (2020): QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies
Publisher : Widya Agape School of Theology and Indonesia Christian Theologians Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/quaerens.v2i1.21

Abstract

High quality education is very important for the progress of a society or nation. John Fitgerald Kennedy, former President of the USA 1961-1963, said "The development of a nation can not be swifter than the development in education. That is, if we want to advance our society and nation, then we must advance and improve the quality of our education. On the other hand, experts believe that science is power and education is a future investment (knowledge is power and education is investment in the future). So not the act of educating is very important and essential so the purpose of writing is how the act of educating in Christianity is aimed at the life of God's people themselves as a whole. Pendidikan yang berkualitas tinggi sangat penting artinya bagi kemajuan suatu masyarakat atau bangsa. John Fitgerald Kennedy, mantan Presiden USA 1961-1963, mengatakan “The development of a nation can not be swifter than the development in education. Artinya, kalau kita ingin memajukan masyarakat dan bangsa kita, maka kita harus lebih dahulu memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan kita. Di pihak lain, para pakar berpendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuatan dan pendidikan adalah investasi masa depan (knowledge is power and education is investment in the future). Maka tidaklah tindakan mendidik merupakan hal yang sangat penting dan esensial sehingga tujuan penulisan adalah bagaimana tindakan mendidik dalam kekristenan adalah bertujuan untuk kehidupan umat Tuhan itu sendiri secara utuh.
PANCASILA DITEKAN, GEREJA TERTEKAN Marthin Steven Lumingkewas; Youke L. Singal; Roce Marsaulina; Stenly R. Paparang
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.35

Abstract

Dari waktu ke waktu Pancasila selalu menjadi topik utama dalam isu nasional di Indonesia. Semenjak dirumuskan dan dipergunakan sebagai ideologi negara yang merangkul dan mengayomi seluruh kepentingan dan golongan di Indonesia oleh bung Karno, Pancasila ternyata tidak pernah bebas dari kepentingan. Bung Karno dan Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat pukul bagi kelompok kanan dan kiri Indonesia. Pada akhirnya kelompok tertentu memberikan antipasti terhadap Pancasila dan ingin menggantikan ideologi yang merupakan hasil kompromi anak bangsa digantikan dengan ideologi syariah yang hanya mewakili golongan tertentu saja. Walaupun telah final kesepakatan piagam Jakarta tidak menjadi bagian dari lima dasar Pancasila, namun upaya-upaya mendongkel Pancasila sebagai ideologi negara terus bergulir sampai saat ini. Tekanan terhadap Pancasila; khususnya rongrongan terhadap sila pertama, ternyata berimbas terhadap gereja yang harus mengalami intimidasi, ancaman dan kekerasan sebagai hasil akhir dari intoleransi kebebasan beragama. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran melalui kajian sosial bagaimana tekanan terhadap Pancasila berimbas pada eksistensi dan operasional gereja di Indonesia. Diharapkan dengan mempergunakan metodologi atau kajian sosial ini diperoleh hasil atau deskripsi memadai bagaimana gereja melakukan langkah-langkah politis, etis dan konkrit dalam menyikapi keadaan ini. From time to time Pancasila has always been the main topic in national issues in Indonesia. Since it was formulated and used as a state ideology that embraces and protects all interests and groups in Indonesia by Bung Karno, Pancasila has never been free from interests. Bung Karno and Suharto used Pancasila as a tool to deomolished Indonesian extrems religious and marxism groups. In the end, those groups gave antipasti against Pancasila and wanted to replace the ideology which was the result of the compromise of the nation's children to be replaced with sharia ideology which only represented certain groups. Even though the Jakarta charter agreement has been finalized, it does not become part of the five principles of Pancasila, but efforts to overthrow Pancasila as the state ideology continue to this day. Pressure on Pancasila; especially the undermining of the first precepts, it turns out to have an impact on the church which has to experience intimidation, threats and violence as the end result of intolerance of religious freedom. The purpose of this study is to provide an overview through social studies how the pressure on Pancasila affects the existence and operations of the church in Indonesia. It is hoped that by using this methodology or social study, adequate results or descriptions of how the church takes political, ethical and concrete steps in addressing this situation are expected.
PARADIGMA ‘TEOLOGI FEMINIS’ YANG TIDAK RELEVAN DENGAN KETETAPAN TUHAN: Suatu Respon Empiris Dari Perspektif Injili Youke L. Singal; Radjiman Sirait
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 2 (2022): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.3, No.2, June 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v3i2.51

Abstract

The presence of feminist theology has shaken both the church and the general public. They assume that many men occupy positions and positions that are "more" than women, both in church, state and community organizations. Feminism was originally in the form of a "movement" turned into a "theological teaching" which interprets the contents of the Bible by strengthening and directing the existence of women, where this paradigm is different from the interpretation in general as a set of axioms. So this paper aims to highlight the feminist theological paradigm in terms of biblical provisions, by looking at and understanding empirically and biblical teachings. The writing method in this article is descriptive qualitative research with the field of contextual theology. The results of this study are first, women avoid the issues that raise that men are more powerful and or masters than women and women servants. Second, feminist theology will not be formed if women understand God's heart through the Word of God in the Bible. Third, the feminist movement has had a positive influence by opening the eyes of not only men but also women, that society needs this gender participation.   Hadirnya teologi feminis  cukup menggoncangkan gereja dan masyarakat umum. Mereka beranggapan orang laki-laki banyak menempati posisi dan kedudukan yang “lebih” dari perempuan, baik dalam organisasi gereja, Negara, dan masyarakat. Feminis awalnya berbentuk “gerakan” berubah menjadi “ajaran teologi” dimana menafsir isi Alkitab dengan menguatkan dan mengarahkan pada eksistensi perempuan, dimana paradigma ini berbeda dengan penafsiran pada umumnya sebagai ketetapan aksioma. Maka tulisan ini bertujuan menyoroti paradigma teologi feminis dari segi ketetapan Alkitab, dengan melihat dan  memahami secara empiris dan ajaran  Alkitab. Metode penulisan pada artikel ini adalah penelitian kualitatif deskripsi dengan bidang kajian teologi kontekstual. Hasil dari penelitian ini adalah pertama, perempuan menghindari dari isu-isu yang membesarkan bahwa laki-laki lebih berkuasa dan atau tuan dari perempuan dan perempuan hamba. Kedua, teologi feminis tidak akan terbentuk apabila perempuan memahami hati Tuhan melalui firman Tuhan Alkitab. Ketiga, gerakan feminis telah memberikan pengaruh positif dengan membuka mata tidak hanya laki-laki tetapi juga perempuan, bahwa  masyarakat membutuhkan partisipasi gender ini.
Sumbangsih Pendidikan Israel Kuno Dalam Pendidikan Agama Kristen Pada Anak Youke L. Singal; Yusak Tanasyah; Maya Malau; Susanti Embong Bulan
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 3 No 1 (2023): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/harati.v3i1.126

Abstract

This study explores the contribution of education in ancient Israel and its application to Christian education for children today. The study begins by examining the education system in ancient Israel, including the role of parents, religious leaders, and formal institutions in imparting knowledge and moral teachings. Taking lessons from the ancient Israelites, the study then explores how these principles can be applied to Christian education today. It examines the role of parents, teachers, and the church community in fostering a nurturing and holistic educational environment. It also investigates the use of Scripture, prayer, worship, and ministry to engage children in their faith journey. The purpose of this study emphasizes the value of integrating educational wisdom and practices in ancient Israel into modern Christian education. By adopting a holistic approach that combines Scripture, experiential learning, community engagement, and character building, Christian educators can provide a solid foundation for children to develop lifelong faith, moral values, and a living relationship with God. This study used a literature review research method that investigated books and journals related to ancient Israeli education. Studi ini mengeksplorasi kontribusi pendidikan di Israel kuno dan penerapannya pada pendidikan Kristen untuk anak-anak saat ini. Studi dimulai dengan mengkaji sistem pendidikan di Israel kuno, termasuk peran orang tua, pemimpin agama, dan lembaga formal dalam menyampaikan pengetahuan dan ajaran moral. Mengambil pelajaran dari bangsa Israel kuno, penelitian ini kemudian mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan pada pendidikan Kristen saat ini. Ini mengkaji peran orang tua, guru, dan komunitas gereja dalam membina lingkungan pendidikan yang mengasuh dan holistik. Itu juga menyelidiki penggunaan Kitab Suci, doa, ibadah, dan pelayanan sebagai sarana untuk melibatkan anak-anak dalam perjalanan iman mereka. Tujuan dari penelitian ini menekankan nilai integrasi kebijaksanaan dan praktik pendidikan di Israel kuno ke dalam pendidikan Kristen modern. Dengan mengadopsi pendekatan holistik yang menggabungkan Kitab Suci, pengalaman belajar, keterlibatan masyarakat, dan pembentukan karakter, pendidik Kristen dapat memberikan landasan yang kokoh bagi anak-anak untuk mengembangkan iman seumur hidup, nilai-nilai moral, dan hubungan yang hidup dengan Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian pustaka yang menyelidiki buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan pendidikan Israel kuno.