Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Gambaran protein urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tangkin, Cecillia P.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14683

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis that can affect almost any organ, especially lungs. Anti-tuberculosis drugs, such as rifampicin and streptomicin, are nephrotoxic or destructive to kidney cells. One of the markers of kidney function deficiency is increase protein excretion in urine or proteinuria. Proteinuria is one of the markers of decreased kidney function. This study was aimed to obtain the description of protein urine on pulmonary tuberculosis patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational descriptive study on pulmonary tuberculosis patients conducted at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Samples were obtained by using random urine specimen that met the predefined criteria. Most of the tesults of protein urinalysis of 30 patients were negative for protein. Some of the patients with positive results (proteinuria) had risk factors for comorbid disease that can intervened the protein urinalysis result. Conclusion: Protein urinalysis of 30 patients showed negative results in either in-patient or out-patient of pulmonary tuberculosis patients.Keywords: pulmonary tuberculosis, urinalysis, proteinuria. Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Obat anti-tuberkulosis (OAT), seperti rifampisin dan streptomisin, dapat bersifat nefrotoksik atau destruktif terhadap sel-sel pada ginjal. Salah satu penanda adanya perburukan fungsi ginjal adalah ditemukan peningkatan ekskresi protein pada urin atau disebut proteniuria. Proteinuria merupakan penanda adanya perburukan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran protein urin pada pasien tuberkulosis dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional pada pasien tuberkulosis paru dewasa yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel penelitian ialah sampel urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan urinalisis protein urin pada 30 pasien tuberkulosis paru, sebagian besar sampel menunjukkan hasil protein urin negatif. Beberapa pasien dengan hasil protein urin positif atau proteinuria memiliki faktor resiko penyakit penyerta yang dapat mengintervensi hasil urinalisis protein. Simpulan: dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil urinalisis protein pada 30 pasien tuberkulosis paru menunjukkan hasil protein urin negatif baik pada pasien rawat inap maupun rawat jalan. Kata kunci: tuberkulosis paru, urinalisis, proteinuria.
Gambaran eritrosit urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Sinaga, Gracia S.; Rambert, Glady I.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14648

Abstract

Abstract: Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis remains a major global health problem and ranks as the second leading cause of death from an infectious disease worldwide. Anti-tuberculosis drugs, such as streptomycin and rifampicin are nephrotoxic. If the kidney function decreased, especially the glomerulus there can be found blood cells in the urine. A small number of erythrocytes may be found in normal urine, about 0-2 cells per HPF (High Power Field). But more than three erythrocytes per HPF is generally considered hematuria. This study aims to describe about how the urine erythrocytes in adult pulmonary tuberculosis patients at RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Research design used is descriptive observational research. Samples were urine samples of all pulmonary tuberculosis patients that suit to inclusion criteria. This study was conducted from October to November 2016. The results of chemical urinalysis of urine erythrocytes are negative in 20 patients and positive in 10 patients, while the results of microscopic urinalysis of urine erythrocytes are normal in 26 patients and hematuria in 4 patients. Conclusion: Hematuria mostly found in males, age 56-65 years old, default tuberculosis type, the first category of anti-tuberculosis drugs, the duration of therapy about 3-4 months, and in patients with comorbid disease.Keywords: pulmonary tuberculosis, urinalysis, hematuria Abstrak: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia dan menduduki peringkat kedua penyebab kematian oleh penyakit infeksi di dunia. Obat anti-tuberkulosis seperti streptomisin dan rifampisin memiliki efek nefrotoksik. Apabila fungsi ginjal terutama glomerulus telah rusak maka dapat ditemukan adanya eritrosit dalam urin. Pada urin normal terdapat eritrosit sekitar 0-2 sel/LPB. Jika ditemukan 3 sel/LPB atau lebih, maka disebut hematuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran eritrosit urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Sampel penelitian adalah sampel urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilakukan sejak Oktober-November 2016. Dari hasil pemeriksaan eritrosit urin secara kimia didapatkan hasil negatif pada 20 pasien dan hasil positif pada 10 pasien, sedangkan pemeriksaan mikroskopis eritrosit urin ditemukan hasil normal pada 26 pasien dan hasil hematuria pada 4 pasien. Simpulan: Hematuria didapatkan lebih banyak pada pasien laki-laki, pada kelompok usia 56-65 tahun, pada jenis kasus putus obat, pada jenis pengobatan kategori 1, pada lama pengobatan 3-4 bulan, dan pada pasien dengan penyakit penyerta. Kata kunci: tuberkulosis paru, urinalisis, hematuria
Gambaran kadar natrium dan klorida pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis Tambajong, Ryan Yefta; Rambert, Glady I.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.12200

Abstract

Abstract: Chronic kidney disease (CKD) is a pathophysiological process with a variety of etiology, causing a progressive decline in kidney function, and generally ends with kidney failure. Although significant progress has been made for the treatment of CKD, it was not satisfying yet, especially at the final stage of the disease. Reducing salt intake is one of the options. Approximately, 60% of non-dialysis CKD patients suffered from hyponatremia with normal chloride levels. This study aimed to obtain the profile of the sodium and chloride levels in non-dialysis CKD patients. This was a descriptive study and was carried out at two hospitals, Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado and Advent Hospital Manado. Samples were blood samples of 35 patients suffering from stage 5 non-dialysis CKD determined by using consecutive sampling of non-probability sampling model. The results showed that based on the laboratory result, there were 19 patients diagnosed with stage 5 non-dialysis CKD with hyponatremia (54.3%) and 19 patients with imbalance chloride levels consisted of 8 patients with hypochloremia (22.9%) and 8 patients with hyperchloremia (22.9%). Conclusion: In stage five non-dialysis chronic kidney disease patients, sodium and chloride imbalance commonly occurred as hyponatremia, however, hypo and hyperchloremia had the same occurence. Keywords: sodium level, chloride level, stage 5 chronic kidney disease, non-dialysis Abstrak: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisologis dengan etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Meskipun kemajuan signifikan telah diperoleh dalam pengobatan PGK, hasil pengobatan tersebut belum memuaskan, terutama pada pasien dengan tahap akhir penyakit. Pengurangan asupan garam ialah salah satu opsi tersebut. Sekitar 60% dari pasien PGK non-dialisis mengalami hiponatremia dengan kadar klorida yang masih normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar natrium dan klorida pada pasien PGK stadium 5 non-dialisis. Jenis penelitan ini deskriptif. Penelitian dilakukan pada dua rumah sakit, yaitu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian ialah sampel darah dari 35 pasien yang menderita PGK stadium 5 non-dialisis yang ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terdapat 19 pasien (54,3%) yang terdiagnosis PGK stadium 5 non-dialisis mengalami hiponatremia dan 19 pasien mengalami gangguan keseimbangan kadar klorida, yang terdiri dari 8 pasien (22,9%) mengalami hipokloremia dan 8 pasien (22,9%) mengalami hiperkloremia. Simpulan: Pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis, gangguan keseimbangan kadar natrium dan klorida yang sering terjadi ialah hiponatremia, sedangkan kejadian hipokloremia dan hiperkloremia ditemukan sama banyak.Kata kunci: kadar natrium, kadar klorida, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis
Gambaran keton urin pada pasien dewasa dengan tuberkulosis paru di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Wibowo, H.Silvio B.; Rambert, Glady I.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14653

Abstract

Abstract: Tuberculosis is chronic infection caused by Mycobacterium Tuberculosa. Patient with tuberculosis it could lead to reduction of appetite and vomit cause by side effects of tuberculosis medication. This condition can lead to formation of ketone bodies as a consequence of inadequate glucose level. Its excessive level in the body will be also excreted in the urine (ketonuria) and its existence in urine is abnormal. This study was aimed to find the keton urine in adult patient with pulmonary tuberculosis at Prof. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive observational study with consecutive sampling method from October-November 2016. Samples were mid-stream urine of 30 adult patients with pulmonary tuberculosis that met the inclusion criteria. The results showed that 25 patients (84%) had normal urine (negative ketonuria), 3 patients (10%) with trace result, 1 patients with low ketonuria, and a patient with moderate ketonuria. Conclusion: Most of the patients had normal urine (negative ketonuria).Keywords: pulmonary tuberculosis, urinalysis, keton. Abstrak: Tuberkulosis merupakan infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterim Tuberculosa. Pasien dengan tuberkulosis dapat mengalami penurunan nafsu makan juga muntah oleh karena efek samping obat. Hal ini dapat mencetuskan terbentuknya badan keton dalam tubuh oleh karena pasokan glukosa yang kurang. Keton dapat digunakan sebagai energi pengganti yang didapat dari metabolisme lemak. Jumlahnya yang berlebih juga akan keluar didalam urin (ketonuria) dan keberadaanya dalam urin bukanlah keadaan yang normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran keton urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. R. D. Kandou. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dan pengambilan sampel dengan consecutive sampling dari bulan Oktober–November 2016. Sampel penelitian ialah urin sewaktu pada 30 pasien dewasa dengan tuberkulosis paru yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dari 30 pasien dewasa dengan tuberkulosis paru didapatkan sebanyak 25 pasien (84%) dengan hasil normal atau negative, 3 pasien (10%) dengan hasil trace, 1 pasien (3%) dengan low dan moderate. Simpulan: Gambaran keton urin pada penelitian ini sebagian besar didapat hasil normal. Kata kunci: tuberkulosis paru, urinalisis, keton.
Gambaran Kadar Glukosa Urin pada Primigravida dengan Orang Tua Penyandang Diabetes Melitus di Kota Manado Welliangan, Monica; Wowor, Mayer F.; Mongan, Arthur E.
e-Biomedik Vol 7, No 1 (2019): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v7i1.22621

Abstract

Abstract: Glycosuria is a condition characterized by an excess of sugar in the urine. Diabetes mellitus (DM) is one of the causes of glycosuria. Mortality risks of pregnant women and their babies increase in diabetes during pregnancy. Gestational diabetes mellitus (GDM) is DM diagnosed in 2nd and 3rd trimesters of pregmancy in women without DM before pregnancy. The probability of GDM among women with family history of DM is 3.46 times higher than those without family history. This study was aimed to evaluate the urine glucose level among primigravids who had diabetic parents in Manado. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. Urine samples were obtained by using non-probability sampling with consecutive sampling adjusted to the criteria and time. The results showed that glycosuria (urin sugar level ≥50mg/dL) was found in three subjects (10%), most in age group of 20-35 years old and in 1st trimester. Conclusion: Some of the primigravids in this study had glycosuria.Keywords: DM, glycosuria, DM family history Abstrak: Glukosuria adalah kondisi dimana glukosa ditemukan dalam urin. Salah satu penyebab glukosuria ialah diabetes melitus (DM). Risiko kematian ibu dan bayi meningkat pada DM dalam kehamilan. Diabetes melitus gestasional (DMG) adalah DM yang terdiagnosis pada trimester dua atau tiga kehamilan yang bukan DM sebelum kehamilan. Peluang DMG pada wanita dengan riwayat DM dalam keluarga sebesar 3,46 lebih besar daripada wanita tanpa riwayat keluaarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa urin pada primigravida dengan orang tua penyandang DM di Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling jenis consecutive sampling untuk mendapatkan urin dari semua subyek penelitian sesuai dengan kriteria dan waktu yang ditentukan. Hasil penelitian mendapatkan glukosuria (kadar glukosa urin ≥50mg/dL) pada 3 subyek (10%) dengan karakteristik cenderung pada kelompok usia 20-35 tahun dan pada trimester satu. Simpulan: Sebagian primigravida dengan orang tua penyandang DM memiliki glukosuria.Kata kunci: DM, glukosuria, riwayat DM pada orang tua
Gambaran Kadar Asam Urat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 yang Belum Menjalani Hemodialisis Mantiri, Inri N.R.I.; Rambert, Glady I.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.17651

Abstract

Abstract: Uric acid is the end product of purine metabolism derived from metabolism in the body and from outside the body (food source). Hyperuricemia is a condition of uric acid level above normal (3.5-7 mg/dL in males and 2.6-6 mg/dL in females). Hyperuricemia due to renal diseases is a risk factor of the progressivity of the disease. This study was aimed to obtain the profile of uric acid level in patients with stage 5 non-dialysis chronic kidney disease (CKD). This was a descriptive observational study. Samples were 35 blood samples of in-patients and out-patients with stage 5 non-dialysis CKD at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital and Advent Hospital Manado during Deember 2015 to January 2016. The laboratory test showed that 80% of patients had increased uric acid levels >7 mg/dL. Conclusion: Most patients with stage 5 non-dialysis chronic kidney disease had increased uric acid levels.Keywords: uric acid, stage 5 non-dialysis chronic kidney disease Abstrak: Asam urat merupakan produk akhir metabolism purin yang berasal dari baik dari metabolism dalam tubuh dan berasal dari luar tubuh (makanan). Hiperurisemia adalah keadaan dimana kadar asam urat darah di atas nilai normal (3,5-7 mg/dL pada pria dan 2,6-6 mg/dL pada wanita). Hiperuresemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal dianggap sebagai factor risiko progresivitas penyakit ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional. Sampel penelitian ialah sampel darah dari semua pasien rawat jalan maupun rawat inap yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis dalam kurun waktu Desember 2015-Januari 2016 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dan RS Advent Manado. Hasil pemeriksaan laboratorium dari 35 pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis memperlihatkan peningkatan kadar asam urat >7 mg/dL pada 80% sampel. Simpulan: Terdapat peningkatan kadar asam urat pada sebagian besar pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis.Kata kunci: asam urat, penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis
Gambaran bilirubin dan urobilinogen urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Makay, Faleriano; Rambert, Glady I.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14767

Abstract

Abstract: Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacillus Mycobacterium tuberculosis. Antituberculosis drugs prescribed to TB patients is hepatotoxic drug. Liver damage caused by side effects of the drugs will cause an alteration in urinary bilirubin and urobilinogen level. This study was aimed to obtain the profile of urinary bilirubin and urobilinogen in adult pulmonary tuberculosis patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from October to November 2016. This was an observational descriptive study. Samples obtained by using random sampling urine from all pulmonary tuberculosis patient that met the inclusion criteria. The results showed that according to urinary bilirubin and urobilinogen examination in 30 patients, most of them were in normal level. Only 6 out of 30 patients has bilirubinuria in this urinary bilirubin examination. In urinary urobilinogen examination, all results is in normal level. Conclusion: Urinary bilirubin and urobilinogen examination in this research was normal in general, bilirubinemia was found only in some patients.Keywords: pulmonary tuberculosis, urinary bilirubin, urinary urobilinogen Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Obat antituberkulosis yang diberikan pada pasien TB bersifat hepatotoksik. Kerusakan hepar yang disebabkan oleh efek samping obat tersebut akan menyebabkan perubahan pada kadar bilirubin dan urobilinogen urin. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran bilirubin dan urobilinogen urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional, untuk mendapatkan data tentang bilirubin dan urobilinogen urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada Oktober-November 2016. Sampel penelitian adalah sampel urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian memperlihatkan berdasarkan pemeriksaan bilirubin dan urobilinogen urin pada 30 pasien, sebagian besar kadarnya normal. Hanya 6 dari 30 pasien yang mengalami bilirubinuria pada pemeriksaan bilirubin urin. Pada pemeriksaan urobilinogen urin semua hasil dalam batas normal. Simpulan: Pemeriksaan bilirubin dan urobilinogen urin pada umumnya normal, hanya beberapa pasien yang mengalami bilirubinuria.Kata kunci: tuberkulosis paru, bilirubin urin, urobilinogen urin
Gambaran pH urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou manado Tuah, Satrio Z.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14649

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is a chronic contagious infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis with several clinical manifestations and treatment with nephrotoxic drug regimen. This situation affects the kidney function to maintain acid-base balance of the body through urine excretion. This study aim to describe urine pH in adult tuberculosis patients in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational descriptive study with samples taken by non-probability sampling, consecutive sampling types to get the urine of all tuberculosis adult patients with specified period and criteria. From 30 adult patients with pulmonary tuberculosis are inpatient and outpatient, showed the average pH of the urine in patients with pulmonary tuberculosis without comorbidities was 6.2 and in pulmonary tuberculosis patients with comorbidities was 6.4. Conclusion: The urine pH in adult pulmonary tuberculosis in RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado with or without comorbidities are normal.Keywords: urine pH, urinalysis, tuberculosis. Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronik menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan beragam manifestasi klinis dan pengobatan yang menggunakan resimen obat nefrotoksik. Keadaan ini mempengaruhi ginjal dalam fungsinya untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh melalui ekskresi urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pH urin pada pasien tuberkulosis dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dan sampel diambil dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling untuk mendapatkan urin dari semua pasien tuberkulosis dewasa dalam kurun waktu dan kriteria yang ditentukan. Dari 30 pasien tuberkulosis paru dewasa rawat inap dan rawat jalan, menunjukkan rerata pH urin pada pasien tuberkulosis paru tanpa penyakit penyerta adalah 6,2 dan pada pasien tuberkulosis paru dengan penyakit penyerta adalah 6,4. Simpulan: Gambaran pH urin pada penyakit tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan atau tanpa penyakit penyerta adalah normal. Kata kunci: pH urin, urinalisis, tuberkulosis
Gambaran Kadar Ureum Serum pada Wanita Hamil Normal Hajia, Muh. A.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.5.2.2017.18606

Abstract

Abstract: During pregnancy, there are a variety of anatomical, physiological, biochemical, and hormonal changes that greatly affect several organ systems. Functional changes resulted from hormonal changes, increased load due to fetal growth, and ureter obstruction due to uterus enlargement cause increased glomerular filtration rate (GFR) that indicates an increase in renal function. These changes are accompanied by altered plasma concentration of certain substances such as ureum. Increased GFR results in declining plasma urea level. This study was aimed to obtain the serum urea levels in women with normal pregnancy. This was a descriptive observational study. There were 30 blood samples obtained from normal pregnant women in public health centers at Minanga, Bahu, and Sario from October 2017 to November 2017. The results showed that 30 normal pregnant women (100%) had decreased serum urea, as follows: 12.33 mg/dl in the 1st trimester; 9.09 mg/dl in the 2nd trimester; and 11,8 mg/dl in the 3rd trimester. Conclusion: Serum urea of normal pregnant women in the 1st trimester was higher than in the 2nd and 3rd trimester.Keywords: normal pregnancy, urea Abstrak: Selama kehamilan, wanita mengalami perubahan anatomis, fisiologis, biokimia dan endokrin yang sangat memengaruhi beberapa sistem organ. Perubahan fungsi selama kehamilan karena efek hormonal, peningkatan beban dari janin, dan obstruksi ureter oleh rahim yang semakin membesar mengakibatkan peningkatan Glomerular Filtration Rate (GFR) yang merupakan indikasi peningkatan fungsi filtrasi ginjal disertai perubahan konsentrasi plasma. Sebagai hasil dari peningkatan GFR, ureum plasma menurun pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar ureum serum pada wanita hamil normal. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional. Terdapat 30 sampel darah dari wanita hamil normal di Puskesmas Minanga, Bahu, dan Sario sejak Oktober-November 2017. Hasil penelitian mendapatkan 30 wanita hamil normal (100%) mengalami penurunan kadar serum ureum yaitu 12,33 mg/dl pada trimester I; 9,09 mg/dl pada trimester II; dan 11,8 mg/dl pada trimester III. Simpulan: Ureum serum pada wanita hamil normal trimester 1 lebih tinggi dibandingkan kadar serum ureum trimester 2 dan kadar serum ureum trimester 3.Kata kunci: hamil normal, ureum serum
Gambaran berat jenis urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Pratama, Aldira B.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14712

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis. Drugs that given to the TB patients such as isoniazid, pyrazinamide, ethambutol, streptomycin, and rifampicin. Rifampicin and streptomycin can damage the kidneys and can changes in the urine specific gravity. This study aims to describe the specific gravity of urine in adult pulmonary TB patients in the department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research uses descriptive observational method by means of random consecutive sampling to obtain data on the weight of the urine in adult pulmonary TB patients conducted in October-November 2016 in the department Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. The sample used is a urine sample from pulmonary TB patient with inclusion criteria. The result of urine specific gravity test that obtained from 30 patients with pulmonary tuberculosis, 27 patients (90%) with the results of 1010-1025, 1 patient (3.33%) with the results of the urine specific gravity ≤1.005, and 2 patients with the results of the urine specific gravity ≥ 1030. outpatients have an average urine specific gravity higher than inpatients. Overview urine specific gravity in this study largely still in the normal range.Keywords: pulmonary tuberculosis, Urinalysis, urine specific gravity Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Obat yang diberikan pada pasien TB meliputi isoniazid, pirazinamid, etambutol, streptomisin, dan rifampisin. Rifampisin dan streptomisin dapat merusak ginjal dan dapat menyebabkan perubahan berat jenis urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran berat jenis urin pada pasien TB paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan cara random consecutive sampling untuk mendapatkan data tentang berat jenis urin pada pasien TB paru dewasa yang dilakukan pada oktober-november 2016 di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel yang digunakan adalah sampel urin sewaktu pasien TB paru yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Hasil pemeriksaan berat jenis urin yang didapatkan dari 30 pasien TB paru, 27 pasien (90%) dengan hasil 1.010-1.025, 1 pasien (3,33%) dengan hasil berat jenis urin ≤1.005, dan 2 pasien dengan hasil berat jenis urin ≥1.030. pasien rawat jalan mempunyai rerata berat jenis urin lebih tinggi daripada pasien rawat inap. Gambaran berat jenis urin pada penelitian ini sebagian besar masih pada rentang normal. Kata kunci: tuberkulosis paru, urinalisis, pemeriksaan berat jenis urin