Novita Wulan Sari
Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

REVITALISASI KADER POSYANDU LANSIA SABAR NARIMO SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI PTM PADA LANSIA DSN. LEMPUYANGAN DESA GEBUGAN KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Margiyati Margiyati; Novita Wulan Sari; Andre Dwi Susilo; Hanifah Heppy Findiasari; Jihan Rifi Marwiriyanti; Novia Ariani; Pinta Ika Herdiyana
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 1 (2020): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.787 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i1.33

Abstract

Indonesia sedang mengalami transisi menuju struktur penduduk tua (ageing population) sebagai dampak peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Peningkatan jumlah lansia ini diikuti dengan peningkatan ragam penyakit degeneratif, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung koroner. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular ke peningkatan penyakit tidak menular (PTM) sehingga kaum lansia cenderung mempunyai penyakit yang multipatologis. Kementerian Kesehatan mencatat, angka sakit pada kaum lansia terhitung cukup besar, mencapai 25,05 persen pada 2014. Permasalahan meningkatnya populasi lansia memerlukan bentuk pelayanan kesehatan tersendiri salah satunya penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (posyandu lansia). Hasil pengkajian di Posyandu Lansia Sabar Narimo terdapat sekitar 100 lansia yang terdaftar di dusun Lempuyangan, namun karena keterbatasan kader pelaksanaan posyandu hanya sebatas pengukuran tekanan darah dengan metode kunjungan rumah. Mayoritas kader tidak mengetahui pelayanan posyandu dengan sistem 5 meja. Beberapa lansia mengalami stroke karena hipertensi kronis yang baru diketahui saat masuk RS. Intervensi keperawatan yang disusun untuk mengatasi masalah defisiensi kesehatan komunitas karena tingginya angka kejadian PTM pada lansia disertai kurang optimalnya program pelayanan kesehatan melalui posyandu lansia setempat adalah dilaksanakannya revitalisasi posyandu lansia sebagai upaya pengendalian PTM berbasis pemberdayaan masyarakat. Analisis fenomena tersebut menjadi latar belakang tim pengabdian masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro bekerjasama dengan Puskesmas Bergas untuk melaksanakan kegiatan bertema, “Revitalisasi Kader Posyandu Lansia Sabar Narimo Sebagai Upaya Pengendalian PTM Pada Lansia Di Dusun Lempuyangan Desa Gebugan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang”. Hasi kegiatan terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu lansia dalam pelaksanaan pelayanan posyandu 5 meja.
PENERAPAN BRAIN GYM, PUZZLE THERAPY DAN HANDYCRAFT TRAINING, SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA DUSUN LEMPUYANGAN, GEBUGAN, KAB. SEMARANG Margiyati Margiyati; Novita Wulan sari; Mimin Indah Lestari; Anisa Sulistyaningtyas; Tria Friska Ningrum
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.266 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i2.44

Abstract

Proses menua menimbulkan permasalahan baik secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Lansia merasa terbatas aktivitasnya, sering sakit, lingkungan kurang bersahabat, dan tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya dan ini menjadi tanda rendahnya kualitas hidup lanjut usia karena mereka tidak menikmati masa tuanya. Hasil survey menggunakan Mini Mental Status Exam (MMSE) diperoleh data bahwa lansia sebanyak 45 orang yang terdaftar di Posyandu Setya Manunggal III Dusun Lempuyangan Bulan Januari 2020 menunjukkan yang mengalami penurunan kognitif sedang sebanyak 13 orang, penurunan kognitif berat sebanyak 5 orang. Hasil wawancara dengan kader lansia didapatkan data yang banyak mengalami pikun dikarenakan lansia hanya di rumah tanpa adanya aktivitas lain karena adanya keterbatasan mobilitas fisik. Kader sendiri oleh penanggunggjawab BKL (Bina Keluarga Lansia) dari kecamatan Bergas sudah diarahkan untuk memberikan edukasi kepada lansia dan keluarga, baik itu bisa berupa permainan ataupun memberikan pelatihan kerajinan tangan, namun karena keterbatasan informasi, minimnya dana operasional, dan kurangnya kemampuan kader menjadikan program tersebut hanya wacana. Analisis fenomena tersebut menjadi latar belakang tim pengabdian masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro bekerjasama dengan Puskesmas Bergas untuk melaksanakan kegiatan bertema, “ Penerapan Brain Gym, Puzzle Therapy, dan Handycraft Training sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Dusun Lempuyangan, Gebugan, Kab.Semarang”.
PENDEKAR (PENDIDIKAN KESEHATAN, CUCI TANGAN, PAKAI MASKER, DAN JAGA JARAK) DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN LANSIA SELAMA PANDEMIC COVID-19 DI KELURAHAN BENDUNGAN KOTA SEMARANG Novita Wulan Sari; Margiyati; Ainnur Rizqiana D; Arni Ayuni; Bekti Setyaningsih; Mas’udy Satria; Samuel Sebastian
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.161 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v4i1.56

Abstract

Kelompok lansia pada masa pandemic ini merupakan kelompok yang paling beresiko mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19. Hal ini dikarenakan pasien lansia (geriatric) umumnya memiliki berbagai komorbiditas, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit kencing manis, penyakit pernapasan kronik, hipertensi dan lain-lain. Lansia sebagai kelompok rentan tentu saja sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan masyarakat agar kesehatan dan kualitas hidup lansia selama masa pandemi Covid-19 dapat tetap terjaga seoptimal mungkin. Peran perawat dalam membantu dalam mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19 pada lansia adalah dengan lansia tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan tetap menjaga jarak.
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA MELALUI SELF HELP GROUP DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA Tuti Anggarawati; Novita Wulan Sari
Indonesia Jurnal Perawat Vol 6, No 1 (2021): INDONESIA JURNAL PERAWAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijp.v6i1.1343

Abstract

Peningkatan usia pada lansia dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomi. Hal inilah yang membuat penting suatu panti wredha sebagai tempat untuk pemeliharaan dan perawatan bagi lansia, di samping sebagai long stay rehabilitation yang tetap memelihara kehidupan bermasyarakat. Semakin lama lansia hidup dalam panti wredha mengakibatkan masalah juga salah satunya adalah kualitas hidup. Masalah kualitas hidup lansia diukur melalui kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Keempat kebutuhan tersebut apabila tidak dipenuhi maka akan menurunkan kualitas hidup lansia. Penanganan yang dapat dilakukan  dalam meningkatkan kualitas lansia tersebut adalah melalui self-help group (SHG). Kegiatan ini merupakan support group yang dilakukan agar lansia dapat menemukan masalah kesehatan yang mereka alami dan dapat mengatasi masalah tersebut bersama anggota kelompoknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh SHG terhadap kualitas hidup lansia. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-test post-test control group design. Jumlah sampel adalah sebanyak 40 lansia yang diambil dengan teknik total sampling dan dibagi kedalam kelompok intervensi (n=20) dan kontrol (n=20). Bentuk intervensi berupa pemberian SHG sebanyak 4x selama 1 bulan. Instrument yang digunakan adalah modifikasi buku panduan SHG dan WHOQOL-BREF (The Bref Version of World Health Organization’s Quality of Life Questionnnaire). Data dianalisa dengan independent t-test atau uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa SGH berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia (p<0,001)Kata Kunci: kualitas hidup, lansia, self help group
Penerapan Senam Ergonomik Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Pada Lansia di Keluarga Wilayah Binaan Puskesmas Pegandan Semarang Novita Wulan Sari; Ainnur Rahmanti
Jurnal Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2022): Oktober: Health Journal "Love That Renews"
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55912/jks.v10i2.64

Abstract

Kolesterol adalah zat yang diproduksi alami oleh organ hati tetapi juga bisa ditemukan dalam makanan, kolesterol berlebih akan menimbulkan kerak yang akan menjadi penyebab dari berbagai penyakit berbahaya. Menurunnya kondisi dalam diri seorang lansia menyebabkan penurunan fisik sebagai faktor penurunan kesehatan lansia yang akan memunculkan berbagai penyakit degeneratif seperti kolesterol. Senam ergonomik merupakan salah satu terapi nonfarmakologi untuk membantu pembakaran kolesterol. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan senam ergonomik untuk penurunan kadar kolesterol pada pasien lansia di keluarga wilayah binaan Puskesmas Pegandan Semarang. Metode studi kasus berupa studi kasus deskriptif. Pengambilan data menggunakan dua orang lansia dengan mengalami kolesterol tinggi dan sesuai dengan kriteria penelitian. Pengukuran menggunakan alat Easy Touch GCU, Subjek I hasil pre test kadar kolesterol 206 mg/dL dan post test 201 mg/dL, Subjek II dengan pre test kadar kolesterol 245 mg/dL dan post test kadar kolesterol 223 mg/dL. Hasil observasi pengkajian kadar kolesterol pada Subjek I dan Subjek II menunjukan terdapat penurunan terhadap kadar kolesterol antara sebelum dilakukan senam ergonomik dan setelah melakukan senam ergonomik selama 3 kali dalam seminggu dengan Tingkat kemandirian keluarga Subjek I mengalami peningkatan dari 2 menjadi 3 dan Subjek II meningkat dari 3 menjadi 4.
PENGARUH MEDIA POSTER DAN POWER POINT TERHADAP PENGETAHUAN LANSIA TERKAIT COVID-19 DI KOTA SEMARANG Kodir Kodir; Novita Wulan Sari; Margiyati Margiyati; Nur Sholiha Rositayani
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v3i2.107

Abstract

The elderly group during the pandemic is the group most at risk of experiencing severity/morbidity and mortality due to Covid-19 disease. This is because elderly patients (geriatric) generally have various comorbidities, such as cardiovascular disease, chronic respiratory disease, diabetes mellitus and hypertension. The elderly as a vulnerable group, of course, really need the right information related to Covid-19 with the right media. Media that can be used to provide information on Covid-19 to the elderly are posters and power points. This provision can be done by nurses. This research will be conducted on 50 elderly people at Kelurahan Bendungan Semarang. The study was conducted by measuring the level of knowledge with a knowledge level questionnaire about the problem of covid-19, before and after treatment. The design of this study was a quasi-experimental pre-test post-test with control group. The research sample was determined by total sampling with certain criteria, namely: 1) elderly aged 60 years and over, 2) can read, write, communicate well, 3) do not experience sensory, cognitive, and movement disorders, 4) participate in all activities with 100% attendance. The division of the group was 25 people for the intervention group and 25 people for the control group. The provision of posters and PPT media was held 4 times in 4 weeks. This is done in combination because the combination of the two media can increase the level of better knowledge, especially for the elderly who have experienced a decline in function. There is an increase in the level of knowledge from low level 4 people (16%), medium level 15 people (60%), high level 6 people (24%) to low level 1 person (4%), medium level 9 people (36%), high level 15 people (60%).