Ratna Dewi
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Upaya Peningkatkan Pengetahuan Sadari Keluarga Penderita Kanker Payudara dengan Pendekatan Health Beliefe Model Yuniastini Yuniastini; Ratna Dewi; Arif Yulinda
Jurnal Keperawatan Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.96 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v14i1.1005

Abstract

Kanker payudara banyak terjadi pada wanita. Di Lampung, pada tahun 2014,  jumlah penderita kanker payudara adalah yang tertinggi dan sebagian besar datang pada stadium lanjut.  Stadium kanker payudara saat terdiagnosis berhubungan dengan survival rate yang ditimbulkan oleh kanker tersebut. Semakin dini stadium kanker terdiagnosis maka semakin banyak penderita dengan daya tahan hidup selama lima tahun (five-year relative survival rate). Tujuan penelitian ini meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara dan sadari keluarga penderita  kanker payudara dengan pendekatan Health Beliefe Model (HBM).Penelitian dirancang dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest.Sampel penelitian adalah sebagian dari keluarga pasien kanker payudara dengan  kriteria:  merupakan keluarga pasien kanker payudara dari satu garis keturunan, berjenis kelamin perempuan, berusia ≥ 20 tahun, dalam kondisisehat dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian berjumlah 30 orang. Media yang digunakan video, dirancang dengan pendekatan HBM, yakni dengan memasukkan konstruksi dari HBM yakni perceived seriousness, perceived susceptibility, perceive benefits,perceived barriers, cues to action, motivating factors, self-efficacy. Pengetahuan yang ditayangkan dalam media meliputi pengertian,  tanda dan gejala kanker payudara, faktor resiko kanker payudara, manfaat sadari dan teknik sadari.Analisis yang digunakan  Wilcoxon Signed Ranks Test.Hasil penelitian diperoleh adanya  perbedaan antara pengetahuan keluarga penderita kanker payudara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan pendekatan HBM (p=0,000 ; positive ranks 22). Kesimpulan, pendekatan HBM secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga penderita kanker payudara dan disarankan untuk diterapkan.
PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN Ratna Dewi; Endang Purwaningsih
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.886 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i1.284

Abstract

Menurut WHO angka infeksi nosokomial (INOS) tidak boleh lebih dari 9% pertahun, sedangkan Depkes RI ,2007 menetapkan INOS tidak boleh melebihi  1,5% per bulan. Pada kenyataanya angka INOS RS Mardi Waluyo tahun 2009 mencapai 0,7%-7,3%, setelah dievaluasi hal ini ada kaitannya dengan prosedur mencuci tangan. Hasil penelitian Bulan November 2010 di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro, masih banyak perwat yang tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran pelaksanaan mencuci tangan yang sesuai dengan prosedur sebelum dan sesudah mlakukan tindakan keperawatan. Subyek penelitian adalah perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro. Menggunakan total populasi sejumlah 79 perawat dan jumlah sampel 66 perawat menurut perhitungan dalam Nursalam, 2008. Desain penelitain deskriptif dan pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang berisi tujuh langkah prosedur mencuci tangan yang benar. Hasil penelitian menunjukan dari 66 perawat, diperoleh perawat yang mencuci tangan sesuai dengan prosedur sebanyak 10 perawat (sekitar 15,15%) dan yang tidak sebanyak 56 perawat (sekitar 84,85%) sebelum melakukan tindakan keperawatan dan yang mencuci tangan sesuai dengan prosedur sebanyak 40 perawat (sekitar 60,01%) dan yang tidak sesuia prosedur sebanyak 26 perawat (sekitar 39,39%) sesudah melakukan tindakan keperawatan di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro. Saran bagi perawat hendaknya mencuci tangan sesuai dengan prosedur sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawaan dan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan/faktor motivasi yang mempengaruhi pelaksanan mencuci tangan oleh perawat sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawaan
PERBEDAAN PENGETAHUAN PASIEN PENDERITA HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN KONSULTASI GIZI Febriyana Pratami; Ratna Dewi; Musiana Musiana
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.692 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i1.350

Abstract

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah dari normal yang dapat menimbulkan kesakitan dan disabilitas.  Prevalensi hipertensi meningkat setiap tahun dan menjadi perhatian di negera-negara berkembang, termasuk Indonesia.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan pasien penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan konsultasi gizi, perbedaan peningkatan rerata pengetahuan pasien hipertensi berdasarkan tingkat pendidikan, dan perbedaan peningkatan rerata pengetahuan pasien hipertensi berdasarkan pekerjaan. Desain penelitian menggunakan pre-experiment one group pre and post test.  Sampel adalah pasien penderita hipertensi yang melakukan konsultasi gizi di RSUD Martapura berjumlah 52 orang yang diambil secara acak.  Analisis data menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test pada a 0.05. Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tentang gizi adalah 40,48 dan rerata nilai setelah penyuluhan adalah 61,15, dengan perbedaan yang signfikan 20,87 (r 0,000 < a 0,05). Berdasarkan tingkat pendidikan, perbedaan peningkatan pengetahuan tentang hipertensi signifikan 8,23 (r 0,000 < a 0,05), demikian pula berdasarkan pekerjaan, perbedaannya signifikan 7,26 (r 0,000 < a 0,05).  Diharapkan petugas kesehatan terutama perawat di fasilitas kesehatan harus memberikan edukasi kesehatan melalui berbagai metode penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi.