Ahcmad Farich
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

FAKTOR PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEGALA MIDER KOTA BANDAR LAMPUNG Rino Siswanto; Ahcmad Farich
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 4, No 3 (2015): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v4i3.436

Abstract

Indonesia telah mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan melalui penggunaan kontrasepsi, oleh karena itu program keluarga berencana nasional lebih diarahkan kepada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Diketahui bahwa pemakaian MKJP di Indonesia masih rendah, yaitu sebesar (10,9%), Provinsi Lampung (25,93%), Kota Bandar Lampung (8,4%), dan Puskesmas Segala Mider (23,67%). Proporsi tersebut belum mencapai target yang telah di tetapkan oleh BKKBN 2014 yaitu sebesar (27,5%).Tujuan penelitianini adalah diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Segala Mider Kota Bandar Lampung.Jenis penelitian ini adalah obsevasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Jumlah populasi sebanyak 2.118 PUS dan jumlah sampel sebanyak 96 PUS yang merupakan akseptor KB aktif. Pemilihan sampel dipilih dengan Proporsional Random Sampling. Pengujian hipotesis dengan uji Chi Square, (α=0,05).Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan MKJP pada PUS dengan nilai p=0,001, ada hubungan antara efek samping dengan pemilihan MKJP pada PUS dengan nilai p=0,002, tidak ada hubungan antara ketersediaan alat kontrasepsi dengan pemilihan MKJP pada PUS dengan nilai p=1,000, tidak ada hubungan antara dukugan petugas dengan pemilihan MKJP pada PUS dengan nilai p=0,417. Kesimpulan terdapat hubungan antara dukungan suami, antara efek samping, dengan pemilihan MKJP, dan tidak ada hubungan antara ketersediaan alat kontrasepsi, serta dukugan petugas dengan pemilihan MKJP. Disarankan kepada PUS apabila terjadi keluhan terhadap efek samping dalam penggunaan kontrasepsi supaya segera memeriksakan dan berkonsultasi kepada petugas kesehatan agar keluhan dari efek samping tersebut dapat segera diatasi.Kata Kunci : Faktor MKJP, PUS
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 Titin Septina; Ahcmad Farich; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i2.395

Abstract

Kader merupakan relawan yang berasal dari masyarakat yang mempunyai perananbesar dalam penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat. Perkembangan danpeningkatan mutu pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakatdiantaranya adalah kader. Menurut data Kecamatan Punggur terdapat 275 kadersampai Juni tahun 2012 terdapat 223 kader aktif dan 22 posyandu dengan kaderkurang yang aktif. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan tingkat pendidikandan pelatihan dengan keaktifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas PunggurKabupaten Lampung Tengah Tahun 2013.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Punggur pada bulan Juni sampaiAgustus tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu diWilayah Kerja Puskesmas Punggur sebanyak 275 orang dengan sampel sebanyak 163orang yang diambil secara proposi non random sampling. Penelitian ini menggunakananalisis bivariat chi square dengan nilai α = 0,05.Hasil penelitian sebagian besar responden aktif sebagai kader 90 responden(55,2%), sebagian besar responden memiliki pendidikan lanjutan yaitu 94 responden(57,7%) dan sebagian besar responden tidak pernah dilatih yaitu 85 responden(52,1%). Hasil analisis ditemukan terdapat hubungan tingkat pendidikan (p value =0,00) dan pelatihan (p value = 0,00) dengan keaktifan kader posyandu. Disarankanuntuk pembinaan dan pelatihan secara berkesinambungan serta pendanaan untukposyandu.Kata Kunci : Keaktifan Kader, Pendidikan, Pelatihan.
Hubungan Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Penengahan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan 2012. Mahmud Mahmud; Ahcmad Farich; Fitri Ekasari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 2 (2012): Volume 1 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i2.324

Abstract

Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karenaangka kesakitannya tinggi dan berpotensi untuk menyebabkan kematian,terutama apabila pengelolaan penderitanya terlambat dilakukan, faktorpenunjang terjadinya diare antara lain sanitasi lingkungan yang buruk. Di DesaPenengahan jumlah kejadian diare balita tahun 2010 sebanyak 44 kasus (2,1%)dan tahun 2011 meningkat 2 kali lipat lebih besar, yaitu menjadi 97 kasusdengan IR 39,4 % dari target penemuan kasus diare pada balita di DesaPenengahan sebesar 64 kasus dengan IR 26,0 %. Tujuan penelitian diketahuihubungan kondisi sarana sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita didesa Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun2012.Jenis penelitian ini Kualitatif dengan pendekatan Potong lintang (Crosssectional). Populasi adalah seluruh rumah yang mempunyai balita. Besar sampelsebanyak 57 balita. Teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling.Analisis dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil analisa univariat didapatkan penderita diare sebanyak 42 orang (73,7%)penderita dengan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat sebanyak 35orang (52,6%), penderita dengan tempat pembuangan tinja yang tidakmemenuhi syarat sebanyak 30 orang (52,6%), penderita dengan tempatpembuangan sampah yang memenuhi syarat 38 (66,7%), penderita dengan SPALyang tidak memenuhi syarat sebanyak 42 orang (73,7%). Sedangkan analisisbivariat menunjukan bahwa ada hubungan sarana air bersih (p value = 0,022;OR = 5,0), ada hubungan tempat pembuangan tinja (p value = 0,001; OR =13,0), ada hubungan tempat pembuangan sampah (p value = 0,026; OR = 10,5)dan ada hubungan SPAL (p value = 0,001; OR = 9,0). Di sarankan penggerakanmasyarakat dibidang sanitasi atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).Kata Kunci : Diare, balita, sanitasi dasar
KAJIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENCAPAIN CAKUPAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012 Areh Sulistiyo; Ahcmad Farich; samino samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 4 (2013): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i4.379

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan suatu program untukmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Program PromosiKesehatan dan Program Preventif . Salah satu dari program yang terdapat dalampromosi kesehatan adalah program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tujuanpenelitian untuk mengetahui dukungan kebijakan Pemerintah Daerah terhadappencapaian cakupan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di KabupatenPesawaran Tahun 2012.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptifkualitatif untuk mengetahui gambaran dukungan kebijakan pemerintah daerah terhadappencapaian cakupan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatananrumah tangga di Kabupaten Pesawaran Tahun 2012. Penelitian dilakukan denganmenggunakan bantuan informan.Dari wawancara mendalam yang penulis lakukan terhadap Informan di DinasKesehatan Kabupaten Pesawaran didapatkan hasil bahwa kebijakan pemerintah daerahsangat mendukung peningkatan angka cakupan program PHBS. Beberapa faktor pentingdalam kebijakan pemerintah daerah antara lain adanya penambahan tenaga kesehatan ,adanya penambahan anggaran kegiatan dan sarana prasarana. Tenaga kesehatan yangada masih di standard yang dipersyaratkan baik segi kuantitas maupun kualitas. Untukanggaran kegiatan bidang kesehatan terjadi penurunan anggaran dikarenakan padatahun 2011 dikarenakan adanya keterlambatan penetapan peraturan daerah oleh DPRDKabupaten Pesawaran sehingga menggunakan Peraturan Bupati ( Perbup ) sebagai acuankegiatan. Sarana prasarana kesehatan sudah cukup tersedia, namun perlu ditingkatkankembali khususnya sarana kesehatan rujukan atau rumah sakit umum daerah sehinggapelayanan kesehatan yang dilakukan akan lebih lengkap.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah masih kurangnya tenaga promosi kesehatanyang menjalankan program PHBS, belum adanya anggaran khusus program PHBS, masihminimnya sarana prasarana yang mendukung kegiatan program PHBS. Saran penulisperlu adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas tenaga kesehatan khususnyatenaga promosi kesehatan sehingga program PHBS dapat berjalan, memberikan alokasianggaran yang jelas pada kegiatan program PHBS dan menyediakan sarana prasaranapendukung kegiatan program PHBS. Yang pada akhirnya akan dapat meningkatkanangka cakupan program PHBS.Kata kunci : Kebijakan, Cakupan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP) PESERTA BPJS DI PUSKESMAS GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Lisa Lismaya; Ahcmad Farich
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 3 (2014): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i3.402

Abstract

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus ataumasalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikaldalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanankesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanankesehatan yang sama. Tujuan penelitian adalah diketahui faktor-faktor yangberhubungan dengan rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) peserta BPJS diPuskesmas Gunung Sugih Lampung Tengah tahun 2014Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasidalam penelitian ini adalah semua peserta BPJS yang berkunjung ke Puskesmas GunungSugih yang jumlahnya belum diketahui sampel menggunkan teknik accidental samplingsehingga diperoleh sebanyak 86 responden. Analisa data menggunakan uji chi square.Hasil penelitian diketahui bahwa dari seluruh responden terdistribusi paling banyakadalah dirujuk sebanyak 54 orang (62,8%). Diketahui bahwa dari seluruh respondenterdistribusi responden yang memerlukan rujukan terdapat sebanyak 45 orang (52,3%).Diketahui bahwa dari seluruh responden terdistribusi bahwa responden paling banyakadalah berpendidikan rendah yaitu sebanyak 55 orang (64,0%). Diketahui bahwa dariseluruh responden terdistribusi bahwa responden yang memiliki sikap negatif sebanyak61 orang (70,9%). Ada hubungan hubungan riwayat penyakit Pvalue.0,000. PendidikanPvalue.0,000. Sikap dengan rujukan rawat jalan tingkat pertama di Puskesmas GunungSugih Lampung Tengah tahun 2014 Pvalue.0,011. Saran diharapkan dapat menjadibahan masukan dan sebagai bahan evaluasi khususnya bagi petugas kesehatan diPuskesmas Gunung Sugih Lampung Tengah agar dapat memahami secara detail tentangriwayat penyakit penderita. Dan membangun kesepakatan bersama pada tingkatpuskesmas yang sesuai dengan moto PuskesmasKata Kunci : Riwayat Penyakit, Sikap, Pendidikan, Rujukan Rawat Jalan
PERSEPSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG Damayanti Puspita Sari; Ahcmad Farich
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 4 (2014): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i4.416

Abstract

Kepuasan pasien merupakan salah satu hal sangat penting dalam meninjau mutupelayanan khususnya pelayanan suatu rumah sakit mendefenisikan kepuasan pasien darisisi yang berbeda, pasien memasuki rumah sakit dengan serangkaian harapan dankeinginan.Tujuan penelitian diketahuinya Persepsi Pasien Rawat Inap Tentang MutuPelayanan Kesehatan Dalam Hubungan Tingkat Kepuasaan Pasien Di RSUD Dr A. DadiTjokrodipo Kota Bandar Lampung Tahun 2014.Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denga pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap RSUD Dr A. DadiTjokrodipo.Pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan teknik accidentalsampling sebanyak 67 sampel. Pengumpulan data melalui wawancara berpedoman padakuisioner, analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chisquare.Hasil analisis univariat didapatkan (56,7%) pasien menyatakan tidak sesuai denganpelayanan yang sudah diberikan, pada persepsi kehandalan, persepsi ketanggapan,persepsi jaminan, persepsi empati, dan persepsi mutu layanan yang berwujud berturutturut(50,7%), (26,9%), (37,3%), (43,3%), dan (25,4%) pasien menyatakan Yaterhadap kepuasan pasien itu sendiri. Sedangkan analisis bivariat menujukan bahwa adahubungan antara persepsi tentang kehandalan (p-value = 0,004; OR = 5,048), persepsiketanggapan (p- value = 0,039; OR = 3,765), persepsi jaminan (p-value = 0,061; OR =3,000), persepsi empati (p-value = 0,003; OR 5,320) dan persepsi mutu layanan yangberwujud (p-value = 0,075 ;OR = 3,259) dengan kepuasaan pasien.Disarankan agar RSUD Dr A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dapat terusmeningkatkan kualitas pelayanan khususnya tenaga kesehatan dengan cara mengadakanpelatihan untuk tenaga kerja secara berkalaKata Kunci : Mutu Pelayanan, Kepuasaan Pasien
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PERSENTASE PENCAPAIAN LAPORAN KESEHATAN IBU DI KABUPATAN TULANG BAWANG TAHUN 2012 Pramadya Pramadya; Ahcmad Farich; Herry Djoko Subandriyo
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 1 (2013): Volume 2 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i1.348

Abstract

Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium adalahupaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia. Tujuan MDG’s salahsatunyameningkatkan kesehatan ibu ( menurunkan kematian ibu dari 228/100.000 menjadi102/100.000 pada tahun 2015).Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengetahui penyebab rendahnyapersentase pencapaian laporan kesehatan ibu di Kabupaten Tulang Bawang. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh Koordinator Tim SIMPUS Seluruh Puskesmas yangada di Kabupaten Tulang Bawang, yaitu berjumlah 18 Orang, dan Bidan Koordinatorberjumlah 18 orang, dengan total informan 36 orang. Sedangkan yang menjadi subyekdalam penelitian ini adalah yang bersedia menjadi informan, yaitu lima bidan koordinatordan lima koordinator Tim SIMPUS.Secara umum diperoleh hasil pendataan melalui wawancara mendalam (indepthinterview) pada 10 informan, adapun hasil yang diperoleh bahwa Bidan KoordinatorPuskesmas dan Koordinator Tim SIMPUS belum menguasai seluruh laporan yang terkaitdengan kesehatan ibu. Bidan koordinator dalam bertugas mengumpulkan dan merekaplaporan kesehatan ibu tidak dibantu oleh pegawai puskesmas lainnya. Dalam penerapanmetode sumber data kesehatan ibu masih belum tepat, puskesmas belum menggunakandata sasaran riil berdasarkan capaian hasil kegiatan pada tahun sebelumnya, pada saatini masih menggunakan data sasaran proyeksi dengan sumber data penduduk yangbervariasi. Dalam penerapan metode pengumpulan data kesehatan ibu masih belummaksimal, belum seluruhnya mengirimkan data kesehatan ibu ke puskesmas.Pemanfaatan data Kesehatan ibu sudah sudah dilakukan oleh puskesmas, tetapi belummaksimal, belum ada sinkronisasi antara data laporan bulanan kesehatan ibu, SP2TP,RUK, RPK dan POA Puskesmas.Saran disampaikan Perlu ada perubahan kebijakan. Perlu dilakukan perubahanmanajemen. Perlu diadakan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas dan Penetapanindikator serta definisi operasional Standar Pelayanan Minimal. Bidang Kesehatan.Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif.Kata Kunci : Bidan Koordinator, Koordinator Tim Simpus, PTP, LOKMIN, PKP
PENGARUH PENGETAHUAN IBU, PAPARAN MEDIA, PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERDEKAT TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO TAHUN 2012 Supiyah Supiyah; Ahcmad Farich; Fitri Ekasari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 2 (2013): Volume 2 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i2.362

Abstract

World Health Organization (WHO) pada risetnya pada tahun 2006 menyebutkan42% kematian balita didunia adalah akibat penyakit dan 58% adalah terkait dengan malnutrisi yaitu dengan asupan ASI. Provinsi Lampung tahun 2007 cakupan ASI eksklusifnya41,81% sedangkan cakupan ASI untuk skala nasional adalah 80%. Cakupan tertinggidicapai kabupaten Way Kanan 77,25%, sedangkan untuk Kota Metro adalah 41,2%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu, paparanmedia, peran petugas kesehatan dan dukungan keluarga terdekat terhadap pemberianASI eksklusif di wilayah kecamatan Metro Selatan Kota Metro tahun 2012.Penelitian inidilaksanakan di wilayah kecamatan Metro Selatan Kota Metro pada bulan Maret 2012.Jenis penelitian adalah kuwantitatif dengan menggunakan pendekatan crosssectional, populasi penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai bayi 6,1-11,9 bulan dengan jumlah 136 orang, dengan pengambilan sampel menggunakan totalsampel, analisa data menggunakan chi square.Hasil penelitian ada pengaruh yang signifikan pengetahuan ibu (p-value =0,019<0,05), paparan media (p-value= 0,000< 0,05), peran petugas kesehatan (p-value=0,014<0,05), dukungan keluarga terdekat (p-value = 0,017< 0,05) terhadappemberian ASI eksklusif di wilayah Kecamatan Metro Selatan Kota Metro tahun 2012.Bagi petugas kesehataan diharapkan berperan aktif dalam mempromosikan pemberianASI eksklusif melalui berbagai media (cetak/elektronik) serta mensosialisasikan melaluipenyuluhan konseling dan pendampingan terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayahKecamatan Metro Selatan Kota Metro.Kata Kunci : Pengetahuan, Media, Peran Petugas, Dukungan Keluarga, Pemberian(Air Susu Ibu) Eksklusif.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN KADER DENGAN KEIKUTSERTAAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI POSYANDU MAWAR DESA TRI RAHAYU KECAMATAN NEGERI KATON KABUPATEN PESAWARAN 2012 Bety Nilasari; Ahcmad Farich
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 3 (2012): Volume 1 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i3.330

Abstract

Pertambahan penduduk usia lanjut secara bermakna akan disertai oleh berbagaimasalah yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lansia baik terhadap individusendiri, keluarga dan masyarakat meliputi fisik, biologis mental maupun sosial ekonomi.Dari hasil pra penelitian ternyata didapatkan masih banyak Lansia yang tidak aktifmengikuti kegiatan Posyandu, selama periode tahun 2009 rata-rata Lansia yang aktifpada Posyandu Lansia antara 20 – 25 orang atau sekitar 45%. Tujuan penelitian adalahdiketahui hubungan antara dukungan keluarga dan peran kader dengan keikutsertaanlansia mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di Posyandu Mawar Desa Tri Rahayu WilayahKerja Puskesmas Roworejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Tahun 2012.Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional.Populasi seluruh Lansia yang ada di Posyandu Mawar Desa Tri Rahayu Wilayah KerjaPuskesmas Roworejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Bulan JanuariTahun 2012 sebanyak 231 orang. Sampel 146 responden. Analisis data yang digunakanyaitu uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan responden mendapatkan dukungan keluargasebanyak 86 responden, responden dengan peran kader baik sebanyak 99 responden,responden yang ikut serta dalam kegiatan Posyandu Lansia sebanyak 62 responden, Adahubungan antara dukungan keluarga (p value 0,000), peran kader dengan keikutsertaanlansia dalam kegiatan Posyandu (p value 0,000). Saran bagi petugas kesehatan agarmeningkatkan pembinaan terhadap kader dan keluarga sehingga dapat meningkatkandukungan dan peran kader dalam memotivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandulansia.Kata Kunci : Dukungan keluarga, Peran Kader, Keikutsertaan Lansia
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN RUMAH DAN FAKTOR ANAK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA WAY HUWI PUSKESMAS KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG Ernawati Ernawati; Ahcmad Farich
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 4 (2012): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i4.344

Abstract

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi saluran pernafasanyang besifat akut dengan adanya batuk, pilek, demam baik disertai maupun tidakdisertai napas cepat yang berlangsung sampai 14 hari. Kunjungan ISPA pada anak balitameningkat pada tahun 2008-2011 (27,13%-25,94%), sedangkan 15% - 20% merupakankematian anak balita yang disebabkan oleh ISPA. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui hubungan faktor lingkungan rumah dan faktor anak dengan kejadian ISPA didesa Way Huwi Puskesmas Karang Anyar tahun 2012.Jenis Penelitian ini analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectionalpopulasi dari penelitian ini adalah anak balita umur 1-5 tahun sampel yang diambilberjumlah 247 anak balita yang diambil secara simple random sampling. Uji statistikyang digunakan Chi Square.Berdasarkan analisis Chi square didapatkan bahwa ada hubungan antara status gizidengan kejadian ISPA pada anak balita (p= 0,029 < 0,05, OR = 2,255 dan 95% CI =1,1 - 4,4), tidak ada hubungan antara pemberian vitamin A dengan kejadian ISPA padaanak balita (p = 0,063 > 0,05) , tidak ada hubungan antara kondisi ventilasi dengankejadian ISPA pada anak balita (p = 0,54 > 0,05),ada hubungan antara perokok dalamrumah dengan kejadian ISPA pada anak balita (p =0,012 < 0,05, OR 2,03 dan 95% CI1,1 – 3,4), ada hubungan antara penggunaan obat nyamuk bakar dengan kejadian ISPApada anak balita (p = 0,04 < 0,05 OR 1,77 dan 95% CI 1,0 – 3,0 ) ada hubungan antarakelembaban udara dalam rumah dengan kejadian ISPA pada anak balita. Upaya yangdapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ISPA dengan peningkatan status gizi padaanak balita dengan cara memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita diposyandu, melakukan penyuluhan kepada masyarakat,membiasakan membuka semuajendela yang ada agar udara dalam rumah tetap baik.Kata kunci : ISPA, Status Gizi, Lingkungan Rumah