Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Pemanfaatan Vct Pada Orang Berisiko Tertular HIV/Aids Puskesmas Kota Bandar Lampung Citra, Citra Wahyu; Nuryani, Dina Dwi; Febriani, Christin Angelina
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 2 (2021): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i2.473

Abstract

HIV/ AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang mengelobal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai pemanfaatan VCT pada orang berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini menngunakan jenis penelitian dengan pendekatan desian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang Risiko HIV/AIDS yang terdata di klinik VCT Puskesmas Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung berjumlah 4354. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling sehingga jumlah sampel 122 orang. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariate. Ada hubungan antara kerentanan yang dirasakan (p-value = 0,002 dan OR 4,683), bahaya yang dirasakan (p-value = 0,036 dan OR 2,786), manfaat yang dirasakan (p-value = 0,010 dan OR 3,563), hambatan yang dirasakan (p-value = 0.000 dan OR 7,906), isyarat untuk bertindak (p-value = 0,000 dan OR 22,077) dengan Pemanfaatan VCT pada orang berisiko AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) di Puskesmas Sukaraja dan Simpur Bandar Lampung Tahun 2021. Faktor yang paling dominan adalah isyarat untuk bertindak dengan nilai OR yaitu 13.652.
PERBEDAAN JUMLAH MIKROBA PADA ALAT MAKAN SEBELUM DAN SESUDAH DICUCI DENGAN DAUN JERUK PURUT (Citrus histrik. DC) Sulistiyani . .; Ulfa . Nurullita; Dina Dwi Nuryani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 1. No. 2 Tahun 2004
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4707.14 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.1.2.2004.%p

Abstract

ABSTRACT Background: Food tools can be a medium of diseases transmission if they are not washed cleanly. To prevent diseases transmission through food dishes are usually done by washing them some detergents or sanitizers. This way can produce waste water and cause environment pollution. (using natural substances (Citrus histrix leal) can reduce the polluted environment and microbe density on food dishes. This kind of leaf consists of polifenol, saponin, and atsiri oil to be functioned as disinfectants. Objective; This research is to count and analyze the difference of total microbe on the food dishes before and after being washed by Citrus histrix leaf. Method: This explanatory research applies the quasi experimental design, one group pretest posttest. Result; Total, microbes on food dishes before being washed by Citrus histrix leaf are t 13.2 x103 colony per cm2 and 9.7 x l03 after being washed. Statistical analysis by paired samples t test shows the signifiiant difference of microbe number (p = 0.000). Conclusion ; Citrus histrix leaf can reduce microbe density on the food dishes Keywords : Total of microbe, food dishes, Citrus histrix leaf
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMASRAWAT INAP KEMILING BANDAR LAMPUNG Agung Aji Perdana; Dina Dwi Nuryani; Tutik Lestari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v6i3.491

Abstract

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, Kunjungan di Posbindu PTM yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiling di bawah 20% Sedangkan indicator dalam pemanfaatan Posbindu PTM baik di Kabupaten maupun di Provinsi adalah sebesar 20%. Tujuan penelitian diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung 2017. Penelitian kuantitatif pendekatan cros sectional. Populasi berjumlah 6.592 dengan sampel sebanyak 314 orang. Pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan analisis univariat, bivariat (chi square) dan multivariat (Regresi Logistik Ganda). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan, pekerjaan, umur, peran petugas kesehatan, dukungan keluarga, kebutuhan pribadi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan posbindu lansia. Variabel jenis kelamin tidak bermakna. Sedangkan pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan dibandingkan variabel yang lain. Disarankan Dinas kesehatan dan Puskesman Rawat Inap Kemiling melakukan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan mereka
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 Titin Septina; Ahcmad Farich; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i2.395

Abstract

Kader merupakan relawan yang berasal dari masyarakat yang mempunyai perananbesar dalam penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat. Perkembangan danpeningkatan mutu pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakatdiantaranya adalah kader. Menurut data Kecamatan Punggur terdapat 275 kadersampai Juni tahun 2012 terdapat 223 kader aktif dan 22 posyandu dengan kaderkurang yang aktif. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan tingkat pendidikandan pelatihan dengan keaktifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas PunggurKabupaten Lampung Tengah Tahun 2013.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Punggur pada bulan Juni sampaiAgustus tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu diWilayah Kerja Puskesmas Punggur sebanyak 275 orang dengan sampel sebanyak 163orang yang diambil secara proposi non random sampling. Penelitian ini menggunakananalisis bivariat chi square dengan nilai α = 0,05.Hasil penelitian sebagian besar responden aktif sebagai kader 90 responden(55,2%), sebagian besar responden memiliki pendidikan lanjutan yaitu 94 responden(57,7%) dan sebagian besar responden tidak pernah dilatih yaitu 85 responden(52,1%). Hasil analisis ditemukan terdapat hubungan tingkat pendidikan (p value =0,00) dan pelatihan (p value = 0,00) dengan keaktifan kader posyandu. Disarankanuntuk pembinaan dan pelatihan secara berkesinambungan serta pendanaan untukposyandu.Kata Kunci : Keaktifan Kader, Pendidikan, Pelatihan.
EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) IBU HAMIL RISIKO TINGGI KOMPLIKASI DI PUSKESMAS GEDUNG REJO SAKTI KABUPATEN TULANG BAWANG Arwanti Arwanti; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 4 (2014): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i4.409

Abstract

Pencapaian MDGs ada delapan target yaitu salah satunya menurunkan kematiananak dan meningkatan kesehatan ibu, yang terdapat pada target 4A: Menurunkan angkakematian balita ²/3 x kelahiran hidup. Dan Target 5A: Menurunkan angka kematian ibusebesar ¾ x kelahirahn hidup. Tujuan peneliti untuk mengetahui gambaran program KIAdalam pencapaian cakupan ibu hamil risiko tinggi komplikasi ditangani di PuskesmasGedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014.Merupakan penelitian kualitatif, pengolahan data menggunakan indepth interview.Informan penelitian adalah tenaga yang bekaitan dengan pengelola program KIA diPuskesmas Gedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang. Selain itu terdapat informanlain sebagai cross check yaitu Kepala Puskesmas, Pemegang Program Gizi.Diketahui jumlah tenaga untuk pengelola program KIA 1 orang belum pernahmengikuti pelatihan dan bidan pelaksana sebanyak 22 orang, untuk sumber dana dalampelaksanaan kegiatan deteksi dini ibu hamil risiko tinggi baru 20% yang seharusnya60%. Sehingga dana belum mencukupi. Cakupan deteksi dini ibu hamil risiko tinggitahun 2013 mencapai 71,60 % belum mencapai dari target yang di harapkan yaitu 85%.Di sarankan agar Dinas Kesehatan melakukan pelatihan terhadap tenaga bidan pengeloladan pelaksana, agar dapat terjalin kerjasama dengan dukun bayi, dan lebih aktif lagidalam melaksanakan kegiatan program kesehatan ibu dan anak di didesa-desa, sehinggameningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi yang ada diwilayah kerja PuskesmasGedung Rejo Sakti Kabupten Tulang Bawang tahun 2014.Kata kunci : SDM Bidan, Anggaran, dan Pencapaian Target
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PEROKOK DI SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG Herwan Dinata; Lolita Sari; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 2 (2012): Volume 1 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i2.327

Abstract

Kebersihan gigi dan mulut dipengaruhi oleh deposit yang melekat padapermukaan gigi, deposit tersebut meliputi stain, plak, dan karang gigi (calculus). Faktoryang mempengaruhi pembentukan plak, stain dan calculus adalah rokok. Perokok diIndonesia tahun 2010 yang tercatat oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencapai34,7%. Tiga dari empat laki–laki di Indonesia merupakan perokok. Prevalensi tertinggiusia mulai merokok 15-19 tahun sebesar 43,3%. Tujuan penelitian untuk mengetahuihubungan perokok dengan kebersihan gigi dan mulut.Jenis penelitian analitik, rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitiansiswa laki-laki di SMK 2 Mei Bandar Lampung berjumlah 1.502 orang, besarnya sampelmenggunakan tabel Krejcie dan berjumlah 310 orang. Teknik pengambilan sampelproporsional stratified random sampling. Analisa data Chi Square dengan tingkatkemaknaan alpha 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan katagori perokok dengankebersihan gigi dan mulut (p value = 0,066). Tidak ada hubungan golongan perokokdengan kebersihan gigi dan mulut (p value = 0,353). Pentingnya penerapan programanti merokok melalui konseling, program asuhan kesehatan gigi dan mulut di sekolahmelalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penelitian lebih lanjut terhadap faktor fisiologis,diet makanan, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut.Kata kunci: Kebersihan gigi dan mulut, Perokok
HUBUNGAN KONDISI SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH, SARANA AIR BERSIH DAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG AGUNG KECAMATAN SEPUTIH AGUNG LAMPUNG TENGAH Anna Dian Puspitasari; Dina Dwi Nuryani; Lolita sari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 4, No 3 (2015): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v4i3.437

Abstract

Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak. Di Kecamatan Seputih Agung, dari 9 desa, terbanyak ditemukan kasus diare Desa Simpang Agung 315 kasus. Penyakit berbasis lingkungan seperti diare dapat ditimbulkan oleh keadaan sarana sanitasi dasar yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Tujuan penelitian diketahui hubungan kondisi saluran pembuangan air limbah, sarana air bersih dan jamban dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah 2015.Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi seluruh Rumah Tangga yang memiliki balita berjumlah 844 KK. Sampel 271 KK, pengambilan sampel dengan random sampling sederhana. Analisis data yang digunakan uji Chi Square dengan confdent interval (CI) 95%.Hasil penelitian menunjukkan kategori yang memenuhi syarat adalah Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) 223 responden (82,3%), sarana air bersih 186 responden (68,6%), jamban 187 responden (69,0%). Balita mengalami diare 110 responden (40.6%). Ada hubungan SPAL (p=0,000, OR 9,277), sarana air bersih (p=0,000, OR 5,108), jamban (p=0,000 OR 6,85) dengan kejadian diare pada balita. Disaran pada petugas kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan tentang sarana sanitasi lingkungan rumah tangga yang baik sehingga masyarakat dapat menyedikan sarana sanitasi dasar yang sesuai dengan kesehatan.Kata kunci: SPAL, sarana air bersih, jamban, diare.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI DESA MULANG MAYA KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Harisman Harisman; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 4 (2012): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i4.341

Abstract

Upaya yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan cakupanposyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utaradengan meningkatkan peran kader dalam setiap kegiatan posyandu melalui pembinaanoleh petugas. Tujuan penelitian diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifankader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten LampungUtara Tahun 2012.Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode penelitian cross sectional. Populasiadalah semua kader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi SelatanKabupaten Lampung Utara sebanyak 50 orang dari 10 Posyandu dengan jumlah sampel50 orang, analisa menggunakan uji Chi-square (c2).Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh tingkat pendidikan (p-value = 0,005),pengetahuan (p-value = 0,015), penghargaan kader (p-value = 0,025) dan dukungankeluarga (p-value = 0,015) terhadap keaktifan kader posyandu di Desa Mulang MayaKecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012Saran, bagi petugas kesehatan diharapkan untuk terus menggerakkan kader posyandudalam melaksanakan kegiatan posyandu secara aktif dengan memberikan penyuluhansecara berkala pada kader posyandu dan bagi masyarakat diharapkan ikut berperanserta aktif untuk mendukung kader posyandu, dengan cara memberikan dukunganberupa informasi dan fasilitas yang kepada kader posyandu yang ada.Kata Kunci : Keaktifan Kader, Posyandu
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA DALAM KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013 Agung Aji Perdana; Samino Samino; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i1.387

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria atauberisiko malaria (risk malaria), karena tahun 2011 jumlah pasien malaria yangmeninggal tahun 2011 adalah 388 orang. Angka API di Provinsi Lampung pada tahun2011 sebesar 0,62‰, di Kabupaten Pesawaran angka API pada tahun 2011 sebesar14,77‰, di Puskesmas Kota Dalam angka API pada tahun 2011 sebesar 4,81‰.Tingginya kasus malaria disebabkan oleh masih adanya nyamuk Anopheles sebagaiperantara penularan malaria, perubahan lingkungan yang tidak terkendali, mobilitaspenduduk yang tinggi, dan perilaku masyarakat yang tidak sehat. Tujuan penelitian iniadalah untuk diketahui hubungan perilaku masyarakat dan lingkungan dengan kejadianpenyakit malaria di wilayah kerja Puskesmas Kota Dalam, Kecamatan Way Lima,Kabupaten Pesawaran Tahun 2013.Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan Case Control. Jumlah sampeldalam penelitian 128 responden. Kelompok kasus 64 responden dan kontrol 64responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa yang analisaunivariat dan bivariat dengan uji Chi Square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan keluarrumah pada malam hari (p-value 0,001, OR sebesar 3,432 (CI 95% : 1,655 – 7,115),tempat perindukan nyamuk (p-value 0,001, OR sebesar 3,462 (CI 95% : 1,664 – 7,200),kerapatan dinding rumah (p-value 0,013, OR sebesar 2,616 (CI 95% : 1,279 - 5,351),pemasangan kawat kassa (p-value 0,008, OR sebesar 2,781 (CI 95% : 1,359 - 5,691)dengan kejadian malaria. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan obat anti nyamukdengan kejadian malaria (p-value 0,111)Disarankan agar masyarakat mencegah gigitan nyamuk, jika keluar rumah padamalam hari hendaknya menggunakan baju lengan panjang atau menggunakan obat antinyamuk oleh (rappelent). Bagi instansi kesehatan dilakukan penyuluhan secara intensifguna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah danmenanggulangi malaria.Kata Kunci : Perilaku Masyarakat, Lingkungan, Kejadian Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG LABUHAN KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG Nina Sopiyana; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 3 (2014): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i3.401

Abstract

Angka remaja menikah di usia dini semakin hari semakin meningkat. PuskesmasGunung Labuhan merupakan salah satu puskesmas dengan jumlah remaja kategori usia10 – 16 tahun terbesar dan merupakan urutan pertama dengan jumlah pasangan nikahdini < 16 tahun di Kabupatn Way Kanan. Berdasarkan data SP2TP (Sistem Pencatatandan Pelaporan Terpadu Puskesmas) gunung labuhan tahun 2012 jumlah perempuanyang menikah dini < 16 tahun sebesar 62 orang (40%) dari 155 total pernikahan danmeningkat di tahun 2013 menjadi sebesar 74 orang (45,7%) dari 162 total pernikahan.Tujuan penelitian diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini diwilayah kerja puskesmas gunung labuhan kabupaten waykanan Tahun 2014.Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasiadalah wanita usia 21 tahun yang sudah menikah di Wilayah Kerja puskesmas gununglabuhan kabupaten waykanan tahun 2014 yaitu sebanyak 2115 responden, jumlahsampel dalam penelitian ini adalah sebesar 337 responden. Data diperolehmenggunakan kuesioner dengan wawancara. Analisis data menggunakan uji chi square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan (pvalue.0,000)OR=18,37, ada hubungan adat istiadat (pvalue.0,027)OR=1,70, ada hubungan kepercayaan(pvalue.0,005)OR=1,92 dengan prnikahan dini. Saran melakukan kerja sama lintassektoral petugas puskesmas dengan Kecamatan dan masyarakat, agar memberikanpenyuluhan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pernikahan dini dandampaknya terhadap kesehatan reproduksi remaja.Kata Kunci : Pendidikan, Kepercayaan, Adat Istiadat