Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERGESERAN MAKNA PADA ISTILAH PENUNJUK FAUNA DI MEDIA SOSIAL TWITTER: KAJIAN SEMANTIK Aprilia Cipta Ningtyas; Nurfitria Difanti; Bakdal Ginanjar
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol 12 No 1 (2022): Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/literasi.v12i1.4801

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pergeseran makna istilah penunjuk fauna ular dan kupu-kupu di media sosial Twitter. Penggunaan kata yang mengalami pergeseran makna kata fauna ditemui dalam percakapan melalui media sosial Twitter. Pengguna media sosial Twitter berkomunikasi menggunakan kata-kata yang sedang trend untuk tujuan tertentu. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode dan teknik pencarian data menggunakan simak catat. Teknik yang digunakan dalam analisis data menggunakan metode agih dengan teknik ganti. Data diperoleh dari media sosial Twitter dalam rentan waktu Juli-September 2021. Penelitian ini menghasilkan bahwa makna baru yang terbentuk akibat adanya pergeseran makna kata ular adalah berjenis asosiasi dan peyorasi, sedangkan makna baru yang terbentuk akibat adanya pergeseran makna kata kupu-kupu adalah berjenis peyorasi, asosiasi, metafora dan ameliorasi.
Afiks Ng- pada Bahasa Gaul di Media Sosial Beserta Padanan Formalnya: Kajian Morfologi Nabila Sarra Nurliza; Nur Hidayah; Shifa Vika Azzahra; Bakdal Ginanjar
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.673

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan variasi bentuk afiks ng- pada bahasa gaul di media sosial, padanan formalnya, serta pola penggunaannya. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan sumber data dari unggahan pengguna media sosial X berupa kalimat yang mengandung afiks ng-. Hasil penelitian menunjukkan adanya enam pola afiksasi ng- pada bahasa Indonesia informal, tujuh pola padanan ng- dalam bahasa Indonesia formal, dan pola afiksasi ng- tanpa padanan bahasa Indonesia formal. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua kata yang berafiks ng- dalam bahasa Indonesia informal memiliki padanan formalnya. Penelitian ini menyoroti bahwa afiksasi ng- yang informal cenderung sejajar dengan kata dasar yang sama dalam bahasa Indonesia formal yang berprefiks meN- dan ber-.
Penerapan Kesantunan Berbahasa dalam Dakwah F X Sarwadi; Wiwik Yulianti; Henry Yustanto; Bakdal Ginanjar; Chattri Sigit Widyastuti
Solusi Bersama : Jurnal Pengabdian dan Kesejahteraan Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2025): November:Solusi Bersama : Jurnal Pengabdian dan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/solusibersama.v2i4.2406

Abstract

Language plays a crucial role not only as a means of communication but also as a reflection of the values and character of society. In the context of youth mosque da'wah, the use of polite language is crucial because it influences the effectiveness of conveying religious messages and shaping the morals of listeners. This study aims to examine the application of the principles of polite language in youth mosque da'wah in Karanganyar Regency and efforts to improve it through training activities. The method used was a qualitative approach with observation techniques, semi-structured interviews, and documentation. Data analysis was carried out in three stages: data reduction, data presentation, and drawing conclusions interactively. The results of the activity showed a significant increase in the participants' understanding and practice of polite language after attending the training. Based on the questionnaire results, participants' post-test scores increased compared to the pre-test, indicating the effectiveness of the training in strengthening their understanding of the concept of polite speech. Furthermore, observations of da'wah practices showed positive changes in the use of more polite, structured, and empathetic language. This activity not only improved participants' communication skills but also raised awareness of the importance of language ethics in da'wah. Thus, this language politeness training contributes to the character development of mosque youth, helping them become moral, communicative, and civilized young preachers. It is hoped that similar activities can be developed to a more advanced level in the future to strengthen the application of politeness in religious communication among youth.