Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BENTUK PERLINDUNGAN DAN JAMINAN HAK PEKERJA/BURUH OUTSOURCING PADA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 27/PUU-IX/2011 Mashudi Mashudi; Zulfiqar Bhisma Putra Rozi; Sugeng Prayitno
Jurnal Pro Hukum : Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik Vol 8 No 2 (2019): Jurnal Pro Hukum: Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.588 KB) | DOI: 10.55129/jph.v8i2.1003

Abstract

Keberadaan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja atau dalam istilah lain disebut outsourcing bagi sebagian orang dinilai seperti perbudakan gaya modern. Dinilai demikian karena perusahaan tersebut seolah-olah memperdagangkan tenaga kerja sebagai pemenuhan terhadap kebutuhan pelaku usaha. Namun bagi sebagian orang lainnya pendapat demikian tak sepenuhnya benar. Perlindungan pekerja/buruh outsourcing diatur dalam Pasal 65 dan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Namun setelah adanya uji materi pada putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011 menganulir ketentuan dalam Pasal 65 ayat (7) dan Pasal 66 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sepanjang dalam perjanjian kerja tersebut tidak disyaratkan adanya pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh yang objek kerjanya tetap ada, walaupun terjadi pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan lain atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.
Hukum Administrasi Negara Bidang Ketenagakerjaan Zaman Orde Baru, Era Reformasi Dan Era Digitalisasi Dalam Revolusi Industri 4.0. Dewi Oktavia; Junaedi; Sugeng Prayitno
KRAKATAU (Indonesian of Multidisciplinary Journals) Vol. 2 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Desanta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper discussed the development of State Administrative Law in the field of employment from the New Order era to the era of digitalization and the Industrial Revolution 4.0. The paradigm shift of the night watchman state to field-based functions, such as Homeland Security and Administrator Welfare, affects state intervention in the private lives of citizens. The HAN aims to regulate government activities and create welfare for its people. The loss of the governor's authority in setting sectoral minimum wages was a result of the Job Creation Law, which led to a number of lawsuits in the State Administrative Court. During the New Order era, the Minister of Manpower set the wage policy, while the reform era brought significant changes in the government order, including the governor's authority in setting sectoral minimum wages. However, in the era of digitalization and Industrial Revolution 4.0, the Job Creation Law gives the governor full authority to set minimum wages, with direct impact on administrative decisions. In conclusion, HAN in the field of labor has not shown significant progress in developing the interests of citizens. In the reform era, the silence of state administrative officials is interpreted as approval, while the concept of omnibus law in legislation has an impact on the limited authority of government agencies and officials. State Administration Law Number 30 of 2014 is the legal basis for state administration in a substantive sense, while labor laws have a close relationship with HAN, especially regarding the determination of minimum wages.
Analisis Momen-Kurvatur Kolom akibat Pengaruh Perbedaan Beban Gempa Rencana Menurut SNI 1726:2002 dan 1726:2019 (Studi Kasus Gedung A Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya) Siahaan, Johannes Hasiholan; Ari Wibowo; Sugeng Prayitno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang sering mengalami bencana gempa akibat dari letak geografisnya. Bencana gempa tersebut mengakibatkan banyaknya kerusakan dan juga keruntuhan bangunan di Indonesia. Untuk meningkatkan keamanan dari bangunan tersebut, negara kita menyepakati standar atau ketentuan yang diatur dalam SNI. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi dan pengetahuan, standar tersebut mengalami pembaharuan seperti SNI 1726:2002 menjadi SNI 1726:2019 yang dipakai hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan analisis yang dihasilkan dari kedua ketentuan standar tersebut. Hal-hal yang menjadi aspek pembanding adalah respon spektrum, gaya-gaya dalam struktur, rasio tulangan dan momen-kurvatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Analisa dari dua standar tersebut menghasilkan hasil yang berbeda dari setiap aspek pembandinngnya. Dengan menggunakan studi kasus yang sama yaitu Gedung A Teknik Pengairan FT UB, respon spektrum yang dihaslkan oleh SNI 1726:2002 lebih besar daripada SI 1727:2019. Akan tetapi rasio tulangan, gaya-gaya dalam struktur dan momen-kurvatur yang dihasilkan SNI 1726:2019 lebih besar daripada SNI 1726:2002. Hal ini menunjukan adanya perbedaan analisis yang mempengaruhi hasil tersebut. Dimana dari penelitian ini diketahui perbedaan yang mempengaruhi hasil tersebut adalah faktor keutamaan gempa, faktor pembebanan dan juga koefisien R pada setiap SNI. Kata kunci : SNI, Gempa, Respon Spektrum, Rasio Tulangan, Momen-Kurvatur, Daktilitas.
Generasi Alpha: Sebuah Pola Pendekatan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Melakukan Pendidikan Karakter, Moral dan Kerohanian Peserta Didik Sugeng Prayitno; Pasaribu, Ferdinan
SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual Vol. 16 No. 2 (2023): Pelayanan di Era Industri 4.0
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer Tanjung Enim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The alpha generation is a generation born surrounded by technological progress. It will have a very bad and negative impact if it is not balanced with children's character and spiritual education from an early age, because it will have an impact on the child's individual growth as well as motoric and emotional growth that is not optimal. Children's character and spiritual education must start from the family and be carried out by parents. This research uses a literature study method by utilizing various kinds of literature related to the research theme. The aim of this research is to provide a pattern that parents can use in carrying out character and spiritual education in alpha generation children. The results of this research are that character and spiritual education patterns can be carried out by cultivating character and spirituality, providing mentoring, and habituation. The conclusion of this research is the importance of a pattern of approach in carrying out character and spiritual education for children in the alpha generation, a generation that is familiar with the world of technology and its consequences.
SOCIALIZATION OF RFID-BASED SMART LOCK DOOR SYSTEM USING ESP32 AS A SECURITY SOLUTION IN THE LABORATORY ROOM OF SMAN 1 TAJURHALANG Brajamusti, Jati Kinsela; Pramuaji, Haikal Ilhamullah; Yasa, Aryaguna Abi Rafdi; Yansa, Ryanza Aufa; Riziq, Maulana Ridhwan; Ahmad Hidayatullah; Sugeng Prayitno
Indonesian Journal of Electrical Engineering and Electronics Vol. 1 No. 2 (2024): Juli 2024 : Indonesian Journal of Electrical Engineering and Electronics
Publisher : Indonesian Journal of Electrical Engineering and Electronics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The importance of security technology in educational environments has led to the implementation of an RFID-based Smart Lock Door system with ESP32 at SMAN 1 Tajurhalang. Socialization and education are key to ensuring effective understanding and application by students and staff. Interactive socialization activities and in-depth education about this system aim to increase awareness and understanding of extracurricular room security. The results showed a significant increase in participants’ familiarity and knowledge, from 48% to 91.21%, after training. This increase demonstrates the effectiveness of socialization in changing attitudes and behaviors related to security in extracurricular spaces, creating a safe and conducive learning environment.