Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Contextual Teaching Learning (CTL) Model Integrated with Islamic Education for Early Childhood Social Development at BA Aisiyah Pacitan Ismail Ismail
At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah Vol 11 No 2 (2022): July 2022
Publisher : Institut Studi Islam Muhammadiyah (ISIMU) Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52640/tajdid.v11i2.274

Abstract

Learning using the Contextual Teaching and Learning (CTL) model, a learning method that integrates the experiences and interests of students, learning activities will be very effective if adjusted to the knowledge and experience that has been experienced. So the concept of Contextual Teaching and Learning (CTL) learning relates learning materials to the daily life of students or the environment. As such, the theory of constructivism is the basic principle of the theory put forward by Vygotsky, in that theory he says that the cognitive development of early childhood is strongly influenced by the environment around them. Without social influence, children cannot develop their cognitive abilities. Islam itself explains that humans have the nature to be perfect beings in the sense of being physically, spiritually and intellectually perfect, in essence being created to be human beings, namely creatures who are not only physically perfect but exist. also spiritual and intellectual elements, but Islam provides an exception for this superior potential, the development process is strongly influenced by the environment. The application of the Contextual Teaching and Learning (CTL) model with Islamic values ​​education to shape the character of early childhood in BA Aisyah, Pacitan Regency is concluded in accordance with the concept of contextual teaching learning, namely learning that emphasizes students to be fully involved in connecting with real life from the material studied with the main principles of learning and doing.
ANALISIS KEARIFAN LOKAL UPACARA KIRAB PUSOKO DI TEGALOMBO PACITAN SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH ADAT ISTIADAT: Local Wisdom, Pusoko Kirab Ceremony, Teaching Materials, Customs Eka Danik; Ismail Ismail
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 9 No 1 (2023)
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.9.1.19-32

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui esensi tradisi upacara kirab Sampuring Selo Reco di Desa Ngreco Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan Jawa Timur sebagai bahan ajar mata kuliah adat dan istiadat dan kelayakan tradisi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Berbagai teknik digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan, antara lain observasi mendalam (observasi), wawancara (interview) dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 esensi kearifan lokal tradisi upacara kirab Sampuring Selo Reco yaitu rasa syukur, rasa hormat dan menghargai, serta keharmonisan. Kearifan lokal tradisi upacara kirab Sampuring Selo Reco layak dijadikan sebagai bahan ajar mata kuliah adat istiadat. Aspek kearifan lokal yang merupakan bagian dari adat istiadat kirab pusoko mengandung nilai budaya luhur dalam kaitannya dengan makna adat istiadat daerah. Kata Kunci : Adat Istiadat, Bahan Ajar, Kearifan Lokal, Upacara Kirab Pusoko  
Menggali Kearifan Lokal: Pendampingan Masyarakat untuk Meningkatkan Literasi Al-Qur'an dan Bahasa Arab Ahmadi Ahmadi; Ismail Ismail; Kabul Suprayitno
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7941

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul "Menggali Kearifan Lokal: Pendampingan Masyarakat untuk Meningkatkan Literasi Al-Qur'an dan Bahasa Arab" ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang benar dan meningkatkan pemahaman dasar bahasa Arab di Desa Purwoasri. Melalui program pendampingan selama enam bulan, kami mengadopsi pendekatan berbasis kearifan lokal yang mengintegrasikan metode tradisional dengan teknik pembelajaran modern. Program ini mencakup berbagai sesi pelatihan intensif yang meliputi teknik tajwid, pengenalan tata bahasa Arab, serta penerapan metode hafalan berbasis cerita-cerita lokal. Evaluasi kualitatif dan kuantitatif menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan membaca Al-Qur'an dan pemahaman bahasa Arab di kalangan peserta. Hasil survei pasca-program menunjukkan bahwa peserta berhasil membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang benar dan memahami dasar-dasar bahasa Arab. Selain itu, terdapat peningkatan antusiasme dalam pembelajaran Al-Qur'an, terutama di kalangan remaja dan anak-anak. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan kultural dalam pembelajaran agama dan bahasa, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keagamaan dalam komunitas. Program ini memberikan model pembelajaran yang dapat direplikasi dan dikembangkan lebih lanjut untuk komunitas lain dengan karakteristik serupa.