p-Index From 2020 - 2025
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sriwijaya Bioscientia
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potensi Neptunia oleracea Lour. pada fitoremediasi drainase asam tambang batubara Rika Nasution; Singgih Tri Wardana; Nina Tanzerina; Sri Pertiwi Estuningsih; Juswardi Juswardi
Sriwijaya Bioscientia Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1124.275 KB) | DOI: 10.24233/sribios.1.2.2020.190

Abstract

Environmental problems in coal mining activities include acid mine drainage (AMD). Efforts to overcome the impact of AMD waste can be done by means of phytoremediation. Neptunia oleracea Lour. is one type of aquatic plant that has the potential to adapt and accumulate heavy metals. So it is necessary to do research with the aim of knowing the potential of N. oleracea in AMD phytoremediation. The phytoremediation potential of N. oleracea used a completely randomized design (CRD): without AMD as control (0%), with AMD concentrations of 25%, 50%, 75% and 100%. The results showed that N. oleracea has the potential to increase pH by 0.0322/day and reduce Fe content by 0.4760 mg/l/day, Mn 0.5776 mg/l/day, sulfate 0.4809 mg/l/day and reduce TSS by 0.0818 mg/l/day, at 100% AMD concentration. It can be concluded that N. oleracea has potential as an AMD phytoremediation agent to be developed in system constructed wetlands (CWs).
Peran antioksidan asam organik pada Eleocharis dulcis (Burm.f.) Trin. ex Hesch. sebagai respons terhadap cekaman logam pada fitoremediasi air asam tambang batubara Juswardi Juswardi; Wisnu Mukti; Nina Tanzerina; Endri Junaidi; Singgih Tri Wardana
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.1.2022.340

Abstract

Penambangan batubara dengan sistem penambangan terbuka menghasilkan air asam tambang (AAT), dengan pH yang rendah < 4 yang menyebabkan kelarutan logam yang tinggi. Limbah AAT dapat diolah menggunakan metode fitoremediasi dengan sistem lahan basah. Proses fitoremediasi pada AAT dapat menyebabkan cekaman pada Eleocharis dulcis (Burm.f.) Trin. ex Hunsch. Respons adaptasi terhadap cekaman AAT pada E. dulcis adalah sintesis asam sitrat AS) dan asam askorbat (AAs) sebagai antioksidan non-enzimatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan fungsi asam sitrat dan asam askorbat dalam fitoremediasi AAT pada kondisi lahan basah 01 Airlaya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada E. dulcis di bawah cekaman AAT pada lahan basah, ditemukan kandungan asam sitrat 124,94 ppm dan asam askorbat 21 ppm pada akar. Kemudian pada daunnya kandungan asam sitrat 135 ppm dan asam askorbat 109 ppm. Kualitas AAT, pada inlet hingga outlet pH meningkat menjadi 6 sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan. Konsentrasi logam Fe dan Mn pada AAT juga mengalami penurunan dari inlet ke outlet. Konsentrasi Fe dari AAT pada outlet adalah 0 ppm dan untuk Mn 5,29 ppm. Konsentrasi Fe di outlets telah memenuhi baku mutu lingkungan, namun, logam Mn belum memenuhi baku mutu lingkungan. Sedimen lahan basah diperoleh konsentrasi Fe sebesar 391,56 ppm dan Mn sebesar 28,56 ppm. Pengukuran kandungan asam sitrat dan asam askorbat sebagai antioksidan non enzimatik dapat digunakan sebagai respons adaptasi dan sebagai evaluasi keberhasilan E. dulcis dalam fitoremediasi AAT pada lahan basah buatan.
Produksi lateks Karet (Hevea brasiliensis Mull. Arg.) pada pemberian stimulan organik dari beberapa jenis ekstrak kulit buah klimaterik Singgih Tri Wardana; Nina Tanzerina; Sinta Afrianti
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.1.2022.351

Abstract

Karet (Hevea brasiliensis Mull. Arg.) merupakan salah satu jenis tanaman yang menjadi sumber produksi karet alam. Biosintesis tanaman karet dipengaruhi oleh berbagai hormon, salah satunya hormon etilen yang diidentifikasi mampu meningkatkan produksi lateks karet. Etilen merupakan hormon yang aktif dalam proses pematangan buah. Secara alami, senyawa etilen terkandung dalam jaringan tanaman dan meningkat kadarnya pada jaringan buah klimakterik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian stimulan organik dari beberapa jenis ekstrak kulit buah klimaterik dan diameter batang karet terhadap produksi lateks karet. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Agustus 2022 bertempat di perkebunan karet milik rakyat desa Talang tumbur, Kelurahan Talang ubi barat, Kecamatan Talang ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumatera selatan. Analisis lateks kering dan kadar karet kering dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Perkembangan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilakukan sebanyak 5 perlakuan dan 5 ulangan. Parameter penelitian meliputi volume lateks, berat lump lateks, dan persentase nilai Kadar Karet Kering (KKK). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis secara statistik menggunakan analisis variansi (Anava), kemudian akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan taraf 5%. Hasil analisis variansi (ANAVA) dengan uji lanjut Duncan taraf 5% menunjukan bahwa perlakuan pemberian stimulan organik dari beberapa jenis ekstrak kulit buah klimaterik berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil produksi volume lateks, dan berat lump lateks karet dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Semua perlakuan pemberian stimulan organik dari beberapa jenis ekstrak kulit buah klimaterik berpotensi dalam meningkatkan produksi lateks karet. Diameter batang karet berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil produksi volume lateks, dan berat lump lateks karet, dimana semakin besar diameter batang karet maka semakin tinggi produksi lateks karet.
Respons pertumbuhan rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) pada perendaman auksin dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Singgih Tri Wardana; Juswardi Juswardi; Nanda Lian Ade Rama
Sriwijaya Bioscientia Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.2.2.2021.354

Abstract

Jahe merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai bahan obat herbal pencegahan COVID-19. Salah satu kendala dalam budidaya jahe merah terdapat pada masa dormansi jahe merah yaitu selama 2-4 minggu. Masa dormansi jahe merah yang panjang menyebabkan penurunan hasil produksi rimpang jahe merah. Zat pengatur tumbuh auksin dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) memiliki fungsi sebagai pemacu pertumbuhan. Rancangan Penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing masing perlakuan dilakukan 6 kali pengulangan. Variabel pengamatan yaitu persentase rimpang tumbuh tunas, persentase rimpang tumbuh akar, jumlah tunas, jumlah akar, tinggi tunas, panjang akar, waktu muncul tunas dan jumlah daun. Data pertumbuhan rimpang jahe merah dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Varian). Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada α = 0,05. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan hasil lebih baik pada kombinasi auksin dan PGPR terhadap rata rata jumlah tunas 1,16, rata rata jumlah daun 0,83, waktu muncul tunas yang singkat yaitu 8,00 HST dan rata rata tinggi tunas 4,63 cm. Perendaman auksin lebih baik terhadap rata rata jumlah akar yaitu 1,00 dan rata rata panjang akar 1,68 cm,. Persentase rimpang tumbuh tunas lebih baik pada perendaman auksin dan PGPR yaitu 100%. Persentase rimpang tumbuh akar lebih baik pada perendaman auksin yaitu 83,3%. Kesimpulan penelitian didapatkan kombinasi perendaman auksin dan PGPR memberikan pengaruh lebih baik pada pertumbuhan rimpang jahe merah. Perendaman auksin dan PGPR dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi auksin lebih tinggi untuk mendapat hasil optimal dalam memacu akar rimpang jahe merah.
Aktivitas enzim antioksidan pada akar Sonneratia caseolaris (L.) Engl. dalam fitoremediasi logam berat di Pulau Payung Sumatera Selatan Afifah Thohiroh; Singgih Tri Wardana; Syafrina Lamin; Sarno Sarno; Juswardi Juswardi
Sriwijaya Bioscientia Vol 2 No 3 (2021)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.2.3.2021.362

Abstract

Pencemaran logam berat di sungai salah satunya berasal dari limbah industri dan akan terakumulasi pada biota perairan. Upaya untuk mengatasinya melalui proses fitoremediasi menggunakan tumbuhan mangrove S. caseolaris. Proses fitoremediasi logam berat dapat menyebabkan cekaman bagi S. caseolaris dan meningkatkan radikal bebas. Respons adaptasi S. caseolaris berupa perubahan aktivitas enzim antioksidan meliputi peroksidase (PO), polifenol oksidase (PPO), dan katalase (CAT). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas enzim antioksidan berupa PO, PPO, dan CAT sebagai respons adaptasi S. caseolaris dalam fitoremediasi logam berat di Pulau Payung Sumatera Selatan. Proses pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling. Pengukuran kadar logam berat Pb dan Cu menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Penentuan aktivitas dari PO dengan substrat hidrogen peroksida dan pirogalol; PPO dengan substrat pirogalol; dan CAT dengan substrat hidrogen peroksida menggunakan metode spektrofotometri uv-vis dengan panjang gelombang pada masing-masing enzim berturut-turut 420 nm; 420 nm; dan 240 nm. Analisis data yang digunakan berupa data kuantitatif yang disajikan dengan analisis pemusatan data rata-rata dan standar deviasi. penelitian yang telah dilakukan, aktivitas enzim antioksidan diperoleh masing-masing dengan aktivitas PO 45,78 U/mg protein/menit; aktivitas PPO 109,05 U/mg protein/menit; dan aktivitas CAT 32,02 U/mg protein/menit. Aktivitas enzim antioksidan PO, PPO, dan CAT merupakan respons adaptasi S. caseolaris yang disebabkan oleh pengaruh akumulasi (fitoremediasi) logam berat Pb dan Cu pada sedimen dan berfungsi menangkal Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk.
Keragaman tumbuhan obat masyarakat Suku Kayuagung di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Tika Maidela Venia; Harmida Harmida; Singgih Tri Wardana
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.2.2022.365

Abstract

Masyarakat suku Kayuagung di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir masih memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang diwariskan secara turun-temurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, mengetahui habitus, organ tumbuhan, dan sumber perolehan tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, mengetahui cara pengolahan dan cara penggunaan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat suku Kayuagung di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2020. Pengambilan sampel dan data tumbuhan telah dilakukan di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dan observasi lapangan yang dilakukan dengan mewawancarai pengobat tradisional (Battra) yang berjumlah 4 orang dan 1 orang masyarakat umum. Hasil penelitian didapatkan 94 jenis tumbuhan dari 48 famili. Famili yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah Euphorbiaceae sebanyak 8 jenis tumbuhan (8,7%). Habitus tumbuhan obat yang banyak digunakan berupa herba (38,3%), organ tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah daun (61,8%), dengan sumber perolehan paling banyak berupa budidaya atau ditanam (61,7%). Pengolahan tumbuhan obat paling banyak dengan cara direbus (54,2%), dan cara penggunaan tumbuhan obat paling banyak digunakan adalah diminum (65%).