Ida Bagus Made Sadu Gunawan
Universitas Hindu Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARMAYOGA DAN KEPEMIMPINAN DALAM SANTI PARWA Anak Agung Gde Dira; Ida Bagus Made Sadu Gunawan
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 2 No 1 (2019): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.551 KB) | DOI: 10.32795/vw.v2i1.322

Abstract

Dalam teks-teks yang tersirat dalam Santi Parwa kita bisa menemukan sebuah etos kerja yang memiliki tujuan spiritual. Kerja dalam Santi Parwa dihubungkan dengan pencarian jalan kebahagiaan melalui aktivitas sehari-hari yang dilakukan berdasarkan swadharma masing-masing. Dalam Santi Parwa juga dianjurkan jalan mencari kebenaran sejati dengan bekerja (karmayoga), tentu kerja yang didasari pada prinsip-prinsip dharma untuk bisa mendapatkan artha untuk tujuan moksa – pencaharian kebenaran absolut. Di bawah ini akan dijelaskan prihal karmayoga, dharma dan artha sebagai prinsip atau pedoman etik kerja yang tersirat dalam teks Santi Parwa
JAMALI : IDENTITAS HINDU DI DUSUN BONGSO WETAN DAN KULON DESA PENGALANGAN GRESIK JAWA TIMUR Ida Bagus Made Sadu Gunawan; I Gusti Agung Paramita; I Gusti Ngurah Teguh Arya Saputra
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 20 No 1 (2020): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.559 KB) | DOI: 10.32795/ds.v20i1.642

Abstract

Artikel ini membahas tentang pembentukan identitas Hindu di dua dusun di Desa Pengalangan, Menganti yakni Dusun Bongso Wetan dan Kulon. Umat Hindu di Dusun Bongso adalah etnis Madura. Mereka menganut agama Hindu sejak pergulatan politik tahun 1965. Meskipun mereka memilih menganut Hindu, namun hubungan atau relasi sosial dengan umat lain di dusunnya sangat baik. Mereka masih menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai budaya Jawa. Di sinilah menarik umat Hindu di Bongso, mereka mengidentifikasi identitas diri sebagai Jawa, Madura dan Bali. Identitas mereka adalah perpaduan tiga budaya tersebut. Pembentukan identitas tersebut berlangsung sangat panjang, melalui adaptasi yang cukup lentur, sehingga terbentuknya identitas yang mereka sebut JAMALI: Jawa, Madura dan Bali
KARAKTER SRIKANDI SEBAGAI SIMBOLISASI KETANGGUHAN SEORANG PEREMPUAN Ni Ketut Riska Dewi Prawita; Ni Kadek Vina Martha Widiyanti; I Ketut Suda; I Gusti Bagus Wirawan; Ida Kade Suarioka; Ida Bagus Made Sadu Gunawan
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol. 7 No. 1 (2024): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji simbolisme yang terkandung dalam karakter Srikandi Mahabharata, menerangi makna yang lebih dalam dan interpretasi alegoris. Tujuan studi ini adalah untuk menjelaskan makna simbolis dari karakteristik, perbuatan, dan hubungan Srikandi dalam cerita epik tersebut untuk memberikan pencerahan pada dimensi tematik dan filosofis Mahabharata yang lebih besar. Studi literatur yang digunakan dalam pendekatan pengumpulan data proyek ini berfokus pada peran Srikandi dalam simbolisme dan analisis karakter Mahabharata. Hasil penelitian ini adalah bahwa Srikandi, tokoh dari Mahabharata, mewakili keuletan perempuan. Dia menunjukkan keberanian, keuletan, dan kemampuan yang tak tergoyahkan untuk melewati batasan sosial sepanjang epik. Interaksi Mahabharata dengan tokoh lain semakin menonjolkan ketabahan Srikandi. Dia mengganggu peran tradisional yang diharapkan dimainkan oleh perempuan dengan menentang struktur patriarki dan mempromosikan kesetaraan gender. Keberadaannya dalam epik berfungsi sebagai metafora untuk ketabahan dan tekad yang dibutuhkan untuk memberontak terhadap norma sosial.