ZAFRAN
Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut (BBRPBL), Gondol, Bali.

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa ), BAWANG PUTIH (Allium sativum ), DAN BAWANG BOMBAY (Allium cepa ) TERHADAP LINTAH LAUT HIRUDINEA (Zeylanicobdella arugamensis) SECARA IN VITRO Zafran; Ketut Mahardika; Indah Mastuti; Nadyasari, Kadek Ratih
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 3 No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Grouper is an important fish species of mariculture in Indonesia. One of production constraint in grouper culture is mortality due to marine leech (Zeylanicobdella arugamensis) infection. The objective of this study was to determine the effectiveness of three different onions (shallot, garlic, and leek) extract with different concentrations and immersion time against marine leech under laboratory condition. The concentration of onion extract tested were 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.12%, and 1.6%, respectively. Sterile sea water without onion extract was used as control. The mortality of leech in each concentration was observed every 30 minutes for 2 hours by transfer them into petri dish filled with 50 ml of sterile sea water. Result showed that garlic extract more effective than shallot and leek against marine leech. Garlic extract at concentration of 3.12% killed 100% of marine leech after 60 minutes immersion, whereas leek extract effective killed 100% of marine leech at concentration of 12.5% after 60 minutes and shallot at concentration of 25%, respectively. Garlic extract showed good potency to be used as a herb to control marine leech infection in grouper culture.
Uji Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale ) Terhadap Lintah Laut Hirudinea (Zeylanicobdella arugamensis) Zafran; Mahardika, Ketut; Retri, Dinda Purnama; Martini, Ni Nyoman Dian
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2 No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i1.26

Abstract

Ikan kerapu merupakan komoditas andalan budidaya laut di Indonesia. Salah satu kendala dalambudidaya ikan kerapu di karamba jaring apung adalah infeksi lintah laut hirudinea (Zeylanicobdellaarugamensis). Infeksi lintah menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat dan bahkan tidak laku dijual.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis efektif ekstrak jahe (Zingiber officinale ) yang dapatmematikan lintah laut. Dosis ekstrak jahe yang diujikan adalah 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,3%, 3,1%,dan 1,6%. Masing-masing 25 ekor lintah laut dimasukkan ke dalam petri dish yang sudah diisi 50 mLekstrak jahe dengan dosis yang sudah ditentukan. Sebagai kontrol lintah laut hanya direndam dalam airlaut. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit dengan cara memindahkan lintah laut dari masing-masingperlakuan ke dalam petri dish yang berisi 50 mL air laut steril dan diamati selama dua jam. Konsentrasiekstrak jahe dinyatakan efektif apabila lintah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ekstrak jahe pada konsentrasi 100%, 50%, dan 25% efektif mematikan lintah lautdalam waktu 30 menit, sedangkan pada konsentrasi 12,5% ekstrak jahe baru efektif mematikan lintahdalam waktu 90 menit. Ekstrak jahe pada konsentrasi < 12,5% tidak menyebabkan kematian pada lintahwalaupun sudah direndam selama 4 jam.
Respon Lintah Laut (Zeylanicobdella arugamensis) Terhadap Salinitas Tinggi Secara In Vitro Dan In Vivo Mahardika, Ketut; Mastuti, Indah; Zafran
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2 No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i1.27

Abstract

Lintah laut (Hirudinea, Zeylanicobdella arugamensis) merupakan salah satu ektoparasit yangmenginfeksi ikan kerapu di hatchery maupun keramba jaring apung. Infeksi lintah laut dapat menghambatpertumbuhan dan perkembangan ikan akibat kekurangan darah dan luka yang ditimbulkannya. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon lintah laut terhadap salinitas tinggi secara in vitro danin vivo. Secara in vitro, masing-masing 70-75 ekor lintah laut ditempatkan dalam cawan petri (diameter 8cm, total 7 cawan petri). Sebanyak 50 mL air laut dengan salinitas 100, 90, 80, 70, 60, 50 dan 40 ppt kedalam masing-masing satu cawan petri yang telah diisi lintah laut. Lintah laut tersebut dibiarkan direndamdalam air laut dengan salinitas tinggi pada suhu 28C. Selanjutnya masing-masing 5-9 ekor lintahlaut/perlakuan diambil dengan pinset setelah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 120 dan 150 menit, dan ditempatkandalam cawan petri baru yang telah diisi air laut steril 30 ppt. Sintasan lintah laut diamati selama 1 jam.Perlakuan secara in vitro dilakukan dengan 2 ulangan waktu. Secara in vivo, Masing-masing 3 ekor ikankerapu hibrida cantang (panjang total 7-8 cm) yang terinfeksi lintah laut ditempatkan dalam bak plastik(volume 15 Liter) yang telah diisi dengan air laut dengan salinitas 100, 90, 80, 70, 60, 50 dan 40 ppt.Lintah laut yang terlepas dari ikan diambil dengan pinset setelah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 120 dan 150menit, dan ditempatkan dalam cawan petri yang telah diisi air laut steril 30 ppt. Hasil pengamatan in vitromenunjukkan bahwa lintah laut dapat bertahan hidup selama 45 menit dengan salinitas 90-100 ppt.Sedangkan lintah laut dapat bertahan hidup sampai 120 menit pada salinitas 40-60 ppt. Secara in vivo,lintah laut yang menempel dan menginfeksi ikan kerapu cantang dapat terlepas dari tubuh ikan setelahbeberapa menit pada salinitas tinggi (≥80 ppt). Akan tetapi, ikan kerapu yang direndam dalam air lautsalinitas tinggi lebih cepat mati (15-30 menit) dibandingkan dengan lintah laut (45 menit). Sedangkanlintah laut masih terlihat menempel pada ikan kerapu di salinitas  70 ppt dan masih hidup sampai 150menit