Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN SISTEM BUDIDAYA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) Martini, Ni Nyoman Dian
Jurnal IKA Vol 15, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ika.v15i1.20175

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan sistem budidaya yang berbeda (plankton dan bioflok). Metode yang digunakan adalah eksplorasi parameter pertumbuhan dan kualitas air pada tambak intensif L. vannamei. Data parameter pertumbuhan meliputi nilai sintasan (SR), bobot akhir, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR). Penelitian ini berlangsung di lokasi tambak CV. Adi Sarana Permai di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan dan laju pertumbuhan L. vannamei pada sistem bioflok memperlihatkan nilai yang lebih baik bila dibandingkan dengan sistem plankton karena sistem bioflok menyediakan sumber protein tambahan berupa pakan alami bioflok selain pakan pelet. Selain itu, parameter kualitas air terutama suhu menunjukkan kondisi yang lebih optimal untuk mendukung laju pertumbuhan udang sehingga sistem bioflok merupakan sistem yang terbaik untuk budidaya L. vannamei
Pengaruh Perbedaan Sistem Budidaya terhadap Pola Pita Protein Daging Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Martini, Ni Nyoman Dian; Nursyam, Happy; Fadjar, Mohamad
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan teknologi bioflok, sistem budidaya heterotrofik dengan pertukaran air minimal, saat ini sedang dikembangkan dalam kegiatan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) karena dapat memberikan produktivitas yang lebih tinggi, konversi pakan yang lebih rendah, dan kualitas air yang lebih stabil. Pada teknologi bioflok, bakteri heterotrofik di dalam sistem budidaya cenderung membentuk agregat (bioflok) yang dapat dikonsumsi oleh udang sebagai sumber protein alami. Dalam penelitian ini, studi SDS-PAGE dilakukan pada daging L. vannamei sepanjang siklus produksi tambak intensif dengan sistem budidaya yang berbeda (Fitoplankton, Semi-Bioflok, dan Bioflok) untuk menyelidiki pengaruh sistem budidaya yang berbeda tersebut terhadap pola pita protein daging L. vannamei. Penelitian ini berlangsung pada beberapa lokasi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh karakteristik pita protein daging L. vannamei yang berasal dari sistem pemeliharaan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bioflok menghasilkan pola pita protein dengan variabilitas yang lebih tinggi karena sistem ini dapat mempertahankan kualitas air yang baik selama pemeliharaan dan menyediakan sumber protein alternatif berupa bioflok bagi L. vannamei selain pakan pelet.Kata kunci: udang vaname (L. vannamei), sistem bioflok, daging, pita protein, SDS-PAGEAbstractApplication of biofloc system, a heterotrophic culture with minimal water exchange, has gained interest particularly in relation to providing high productivity, low feed-conversion ratios, and a stable culture environment, especially in shrimp. In biofloc system, heterotrophic bacterial tends to form noticeable aggregates (biofloc), which can be consumed by shrimp as a natural protein source. In relation to this, the impact of different culture systems on white shrimp (L. vannamei) muscle protein patterns was investigated. In this research, an SDS-PAGE study was performed on white shrimp muscle tissue along the production cycle in intensive shrimp culture ponds with different culture systems (Phytoplankton, Semi-Biofloc, and Biofloc). The study was located in different areas of the District of Tuban, East Java. The aim of this study was to accomplish systematic characterization of the white shrimp muscle protein pattern, which derives from each of the ponds with different rearing systems. The result of the study showed that the biofloc system yields variability of protein pattern as it maintains good water quality throughout the culture and provides an alternative protein source (as biofloc) for the shrimp besides the pellet.Key words: white shrimp (L. vannamei), biofloc system, muscle, protein pattern, SDS-PAGE
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale ) TERHADAP LINTAH LAUT HIRUDINEA (Zeylanicobdella arugamensis) zafran, zafran; Mahardika, Ketut; Retri, Dinda Purnama; Martini, Ni Nyoman Dian
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i1.26

Abstract

Ikan kerapu merupakan komoditas andalan budidaya laut di Indonesia. Salah satu kendala dalam budidaya ikan kerapu di karamba jaring apung adalah infeksi lintah laut hirudinea (Zeylanicobdella arugamensis). Infeksi lintah menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat dan bahkan tidak laku dijual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis efektif ekstrak jahe (Zingiber officinale ) yang dapat mematikan lintah laut. Dosis ekstrak jahe yang diujikan adalah 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,3%, 3,1%, dan 1,6%. Masing-masing 25 ekor lintah laut dimasukkan ke dalam petri dish yang sudah diisi 50 mL ekstrak jahe dengan dosis yang sudah ditentukan. Sebagai kontrol lintah laut hanya direndam dalam air laut. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit dengan cara memindahkan lintah laut dari masing-masing perlakuan ke dalam petri dish yang berisi 50 mL air laut steril dan diamati selama dua jam. Konsentrasi ekstrak jahe dinyatakan efektif apabila lintah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe pada konsentrasi 100%, 50%, dan 25% efektif mematikan lintah laut dalam waktu 30 menit, sedangkan pada konsentrasi 12,5% ekstrak jahe baru efektif mematikan lintah dalam waktu 90 menit. Ekstrak jahe pada konsentrasi < 12,5% tidak menyebabkan kematian pada lintah walaupun sudah direndam selama 4 jam
PENGARUH PERBEDAAN SISTEM BUDIDAYA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) Ni Nyoman Dian Martini
Jurnal IKA Vol. 15 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ika.v15i1.20175

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan sistem budidaya yang berbeda (plankton dan bioflok). Metode yang digunakan adalah eksplorasi parameter pertumbuhan dan kualitas air pada tambak intensif L. vannamei. Data parameter pertumbuhan meliputi nilai sintasan (SR), bobot akhir, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR). Penelitian ini berlangsung di lokasi tambak CV. Adi Sarana Permai di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan dan laju pertumbuhan L. vannamei pada sistem bioflok memperlihatkan nilai yang lebih baik bila dibandingkan dengan sistem plankton karena sistem bioflok menyediakan sumber protein tambahan berupa pakan alami bioflok selain pakan pelet. Selain itu, parameter kualitas air terutama suhu menunjukkan kondisi yang lebih optimal untuk mendukung laju pertumbuhan udang sehingga sistem bioflok merupakan sistem yang terbaik untuk budidaya L. vannamei
Pengaruh Perbedaan Sistem Budidaya terhadap Pola Pita Protein Daging Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Ni Nyoman Dian Martini; Happy Nursyam; Mohamad Fadjar
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan teknologi bioflok, sistem budidaya heterotrofik dengan pertukaran air minimal, saat ini sedang dikembangkan dalam kegiatan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) karena dapat memberikan produktivitas yang lebih tinggi, konversi pakan yang lebih rendah, dan kualitas air yang lebih stabil. Pada teknologi bioflok, bakteri heterotrofik di dalam sistem budidaya cenderung membentuk agregat (bioflok) yang dapat dikonsumsi oleh udang sebagai sumber protein alami. Dalam penelitian ini, studi SDS-PAGE dilakukan pada daging L. vannamei sepanjang siklus produksi tambak intensif dengan sistem budidaya yang berbeda (Fitoplankton, Semi-Bioflok, dan Bioflok) untuk menyelidiki pengaruh sistem budidaya yang berbeda tersebut terhadap pola pita protein daging L. vannamei. Penelitian ini berlangsung pada beberapa lokasi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh karakteristik pita protein daging L. vannamei yang berasal dari sistem pemeliharaan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bioflok menghasilkan pola pita protein dengan variabilitas yang lebih tinggi karena sistem ini dapat mempertahankan kualitas air yang baik selama pemeliharaan dan menyediakan sumber protein alternatif berupa bioflok bagi L. vannamei selain pakan pelet.Kata kunci: udang vaname (L. vannamei), sistem bioflok, daging, pita protein, SDS-PAGEAbstractApplication of biofloc system, a heterotrophic culture with minimal water exchange, has gained interest particularly in relation to providing high productivity, low feed-conversion ratios, and a stable culture environment, especially in shrimp. In biofloc system, heterotrophic bacterial tends to form noticeable aggregates (biofloc), which can be consumed by shrimp as a natural protein source. In relation to this, the impact of different culture systems on white shrimp (L. vannamei) muscle protein patterns was investigated. In this research, an SDS-PAGE study was performed on white shrimp muscle tissue along the production cycle in intensive shrimp culture ponds with different culture systems (Phytoplankton, Semi-Biofloc, and Biofloc). The study was located in different areas of the District of Tuban, East Java. The aim of this study was to accomplish systematic characterization of the white shrimp muscle protein pattern, which derives from each of the ponds with different rearing systems. The result of the study showed that the biofloc system yields variability of protein pattern as it maintains good water quality throughout the culture and provides an alternative protein source (as biofloc) for the shrimp besides the pellet.Key words: white shrimp (L. vannamei), biofloc system, muscle, protein pattern, SDS-PAGE
Studi Perbandingan Kualitas Air dengan Sistem Resirkulasi yang Berbeda pada Parameter Uji Amonia, Nitrit dan Nitrat I Dewa Gede Tresna Yudiana; Ni Nyoman Dian Martini; Ida Bagus Jelantik Swasta
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.635 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4379

Abstract

Permasalahan di bidang akuakultur seperti terbatasnya ketersediaan air dan rendahnya kualitas air akibat tingginya konsentrasi amonia, nitrit dan nitrat sering terjadi pada kegiatan akuakultur. Optimalisasi penggunaan air dengan sistem resirkulasi merupakan salah satu upaya dalam mengatasi keterbatasan air serta kualitas air yang kurang baik. Selain itu metode filtrasi yang digunakan akan memberikan hasil yang baik pada sistem resirkulasi apabila filter yang dirancang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas air dilihat dari kandungan amonia, nitrit dan nitrat yang diperoleh melalui sistem resirkulasi antara yang menggunakan tanaman pakcoy dan tidak menggunakan tanaman pakcoy dan untuk mengetahui sistem manakah yang lebih efektif dalam memperbaiki kualitas air dilihat dari kandungan amonia, nitrit dan nitrat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap. Subyek penelitian ini adalah kualitas air pada variabel amonia, nitrit dan nitrat. Data dikumpulkan dengan metode simple random sampling dan dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas air dilihat dari konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat diantara sistem resirkulasi yang berbeda dimana nilai kualitas air terbaik terdapat pada sistem resirkulasi dengan penambahan tanaman pakcoy.
EFFECT OF DIFFERENT PROBIOTICS ON SURVIVAL AND GROWTH RATE OF TILAPIA SEED (ORECHROMIS NILOTICUS) Luh Deva Oktari; Ida Bagus Jelantik Swasta; Ni Nyoman Dian Martini
Berkala Perikanan Terubuk Vol 50, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/terubuk.50.2.1481–1487

Abstract

Tilapia is a potential fish for cultivation because it is able to adapt to environmental conditions with a wide salinity range. to increase the production of farmed fish, One way is to find better feed. The addition of probiotics in feed with fermented doses is expected to affect the process of food absorption in fish digestion and probiotics can intercept or kill pathogenic bacteria from the digestive system so that the feed is able to decompose complex compounds into simple ones. The purpose of this study is to find out how the effect of the use of different probiotics on fish feed on the growth of tilapia fry and to find out better probiotics between the two probiotics used. In this study, the population studied was all tilapia in the Ringdikit Fish Breeding Center. The samples that will be used in this study are 270 tilapia. Based on the results of data analysis with reference to the Quantitative Descriptive test  concluded that feeding fermentation with Probiotic A, Probiotic B and Control had an effect on increasing the weight of Tilapia and the survival rate of Tilapia. Treatment with Probiotic B had a higher weight gain compared to treatment with probiotic A and control.
Pengaruh Perbedaan Pakan dan Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Cacing Sutera (Tubifex sp.) Ni Nyoman Dian Martini; Gede Ari Yudasmara
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 16 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.64 KB) | DOI: 10.23887/wms.v16i2.51945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pakan dan pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan cacing sutera, serta mengetahui pakan kultur dan media yang tepat untuk digunakan dalam budidaya cacing sutera (Tubifex sp.). Kelompok perlakuan penelitian ini antara lain kelompok positif yaitu penggunaan pupuk organik cair (POC): media dengan pakan substitusi ampas tahu fermentasi (PT), media tanpa pakan substitusi ampas tahu fermentasi (PA), dan kelompok negatif yaitu tanpa penggunaan POC: media dengan pakan substitusi ampas tahu fermentasi (ST), media tanpa pakan substitusi ampas tahu fermentasi (SA) dengan sistem resirkulasi yang diberi pakan pupuk kotoran ayam fermentasi. Hasil uji One Way Anova diperoleh hasil nilai probabilitas p (0,000) < α (0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata biomassa Tubifex sp. yang signifikan antara kelompok perlakuan positif (431,93 g/m2) dan perlakuan negatif (265,47 g/m2). Media dengan penambahan POC lebih efektif dalam meningkatkan pertumbuhan Tubifex sp. jika dibandingkan dengan media tanpa penambahan POC. Budidaya cacing sutera (Tubifex sp.) dengan pemberian POC dan pakan susulan baik berupa pupuk kotoran ayam maupun ampas tahu fermentasi dapat digunakan untuk memperoleh pertumbuhan dan produktivitas cacing sutera yang lebih baik. Kata kunci: Tubifex sp., pupuk organik cair, ampas tahu fermentasi, pupuk kotoran ayam
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN BENIH UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Luh Komang Galuh Somia Antari; Ni Nyoman Dian Martini; Jasmine Masyitha Amelia
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 22, No 1 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v22i1.2266

Abstract

Peningkatan produksi udang vaname (L. vannamei) menyebabkan kebutuhan akan benih unggul juga semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan probiotik yang berbeda terhadap tingkat kelulushidupan benih udang vaname dan untuk mengetahui probiotik yang mampu memberikan hasil terbaik. Penelitian ini dilakukan selama 17 hari, dimulai dari stadia nauplius hingga post larva (PL-10). Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari P0 (Kontrol), P1 (Probiotik A), dan P2 (Probiotik B). Masing-masing percobaan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Probiotik A mengandung mikroba Bacillus subtilis, Bacillus megaterium, Bacillus polymyxa, sedangkan probiotik B mengandung mikroba Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Lactobacillus acidophilus, Bacillus pumilus, Saccharomyes cerevisae. Aplikasi probiotik dicampurkan pada air media budidaya. Data utama yang dikumpulkan yaitu tingkat kelulushidupan benih, serta data pendukung lainnya meliputi berat benih, panjang benih, dan kualitas air. Data tingkat kelulushidupan, berat, dan panjang benih dianalisis menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey, sedangkan data kualitas air dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan probiotik yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tingkat kelulushidupan benih udang vaname (P<0.05). Perlakuan P2 (Probiotik B) memberikan nilai sintasan benih terbaik sebesar 80.79%±2.03, disusul dengan P1 (Probiotik A)  sebesar 60.33%±3.08, dan terendah P0 (Kontrol) sebesar 38.21%±4.77.Kata kunci: benur; kelulushidupan; probiotik; udang vaname
Studi Perbandingan Kandungan Amonia Bebas (NH3) pada Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticuss) dengan Menggunakan Sistem Resirkulasi yang Berbeda I Dewa Gede Tresna Yudiana; Ni Nyoman Dian Martini; Ida Bagus Jelantik Swasta
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.931 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i7.8474

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kualitas air dilihat dari kandungan amonia yang diperoleh melalui sistem resirkulasi antara yang menggunakan biofilter tanaman pakcoy dan menggunakan biofilter dengan bakteri starter merek Aquasehat, serta untuk mengetahui dari kedua sistem resirkualsi tersebut, sistem manakah yang lebih efektif dalam memperbaiki kualitas air dilihat dari kandungan amonianya. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan tiga kali ulangan. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah konsentrasi amonia pada air media pemeliharaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahap percobaan, tahap uji amonia di laboratorium, catatan data di lapangan dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptip kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas air dilihat dari kandungan amonia yang diperoleh melalui sistem resirkulasi antara yang menggunakan biofilter tanaman pakcoy dan menggunakan biofilter dengan bakteri starter merek Aquasehat, Sistem resirkulasi yang lebih efektif yaitu sistem resirkulasi dengan penambahan tanaman pakcoy.