La Mahiddin
Dosen Manajemen Pendidikan Islam STIT Togo Ambarsari

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FUNGSI ADJEKTIVA KOMPARATIF DALAM BAHASA MADURA DIALEK KANGEAN DAN DAMPAKNYA BAGI MASYARAKAT KANGEAN: KAJIAN PRAGMATIK [The Function of Comparative Adjectives in Kangean Dialect of Madurese Language and its Impact] Mutaallim Hafidz; Fahmi Reza Alfani; La Mahidin; Yuana Dwi Agustin; Damon Wicaksi
TOTOBUANG Vol. 9 No. 2 (2021): TOTOBUANG: EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/ttbng.v9i2.299

Abstract

Comparative adjectives of Kangean Dialect of Madurese Language (KDML) are the basic adjectives that has A+D+(-an) stucture or lebbi. This study explored the function of comparative adjectives in KDML and its impact for the Kangean community. The theories used to explore and determine the comparative adjective function are descriptive and pragmatic theories. The research is a qualitative research. The method used in this research is the participatory observation method. The data were obtained from interviews with the dialect speakers by voice recording and field note-taking. Besides, researchers used the introspectiveve method (reflective-introspection method). The data that has been collected were transcribed into written form of orthographic transcription, then translated and classified according to its function. The method applied for analyzing the data are equivalent and distributional method. Meanwhile, the methods used for displaying the results of data analysis are informal and formal steps. The results showed that in KDML, there are several functions of comparative adjectives, namely to motivate, praise, admonish, command, insinuate, advise, criticize and accuse. Meanwhile, the impact of adjective utterances, people become more optimistic, comfortable, easy to appreciate, entertained, strong, cautious, deterred, and humble. Adjektiva komparatif bahasa Madura dialek Kangean (BMDK) merupakan adjektiva dasar yang memiliki struktur A+D+(-an) atau lebbi. Penelitian ini mengeksplorasi fungsi adjektiva komparatif dalam BMDK dan dampaknya bagi komunitas Kangean. Teori yang digunakan untuk menggali dan menentukan fungsi adjektiva komparatif adalah teori deskriptif dan pragmatik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode observasi partisipatif. Data diperoleh melalui wawancara dengan penutur dialek Kangean melalui rekaman dan catatan lapangan. Selain itu, peneliti menggunakan metode introspektif (metode reflektif-introspekturis). Data yang sudah terkumpul ditranskrip ke dalam bentuk tulisan dengan transkripsi ortografis, kemudian diterjemahkan dan diklasifikasikan sesuai fungsinya. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode ekuivalen dan metode agih dan metode yang digunakan untuk menampilkan hasil analisis data adalah langkah-langkah formal dan nonformal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam BMDK terdapat beberapa fungsi adjektiva komparatif yakni untuk memotivasi, memuji, menegur, memerintah, menyindir, menasihati, mencela dan menuduh. Sedangkan dampaknya adalah masyarakat lebih optimis, peka, mudah menghargai, terhibur, kuat, berhati-hati, jera, dan rendah diri.   
Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia (Analisis Kebijakan Pendidikan Islam Dalam UU Sisdiknas NO. 20 Tahun 2003 Serta Implikasinya Terhadap Kemajuan Pendidikan Agama Islam di Indonesia) La Mahiddin
Ambarsa Vol. 1 No. 2 (2021): Kebijakan PAI dan Multikulturalisme
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Togo Ambarsari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.471 KB)

Abstract

Pendidikan Agama Islam merupakan konsep Pendidikan yang telah lama ada di Indonesia bahkan sebelum Indonesia merdeka. Setelah Indonesia memerdeka, Pendidikan Islam masih belum mendapatkan posisi yang setara dengan Pendidikan umum dalam konsep Pendidikan Nasional. Lahirnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional menjadi pintu awal berkembangnya Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana latar belakang lahirnya UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003? 2) Bagaimana kebijakan Pendidikan Islam dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003? 3) Apa implikasinya terhadap kemajuan Pendidikan agama Islam di Indonesia? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan latar belakang lahirnya UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, untuk menganalisis dan mendiskripsikan kebijakan Pendidikan Islam dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 serta untuk mendiskripsikan implikasinya terhadap kemajuan Pendidikan agama Islam di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan dari policy research dan action reaseach. Evaluation reseach mencakup policy evaluation and research of program planning. Teknik analisis kebijakan merentang dari ragam pegamatan sampai ragam analisis kepentingan publik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan normatif, untuk menverifikasi proposisi-proposisi mengenai beberapa aspek hubungan antara alat-tujuan dalam pembentukan kebijakan.
Taman Pendidikan Al-Qur’an Sebagai Bentuk Implementasi Pendidikan Pesantren di Yayasan Darut Tholabah Wonosari Munir, Misbahul; Wassalwa , Siti Masyarafatul Manna; Mahidin, La; Maula, Nikmatul
Salwatuna : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Togo Ambarsari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59106/salwatuna.v3i1.164

Abstract

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mengakar kuat dari budaya asli bangsa indonesis, tentunya harus kita pertahankan eksistensinya. Kehadiran dunia pesantren sebagai lembaga pendidikan islam semakin diminati oleh banyak kalangan, hal ini membuktikan bahwa pesantren dalam hal ini mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan pendidikan. Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Ikhlas yang masih berada dibawah naungan Yayasan Darut Tholabah, ini menunjukkan bahwa eksistensi dari TPA Al-Ikhlas ini merupakan implementasi dari pendidikan pesantren di Yayasan Darut Tholabah Wonosari. Keberadaannya sebagai mitra dari pendidikan dasar yang juga berada di bawah Yayasan darut Tholabah Wonosari, yaitu SD Darut Tholabah diharapkan menjadi support untuk sekolah tersebut dari sisi spiritual. Karena tak dipungkiri, semua kegiatan yang dilaksanakan di TPA Al-Ikhlas ini mrupakan tindak lanjut dari program pendidikan yang di temakan oleh SD Darut Tholabah itu sendiri. jadi, dalam pandangan kami TPA Al-Ikhlas ini merupakan sarana penunjang bagi keberhasilan peseta didik di SD Darut Tholabah yang berlatar belakang pesantren.