Musyarrafah Sulaiman Kurdi
UIN Antasari Banjarmasin

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

META NARASI NILAI-NILAI RESPONSIF GENDER DALAM MATA PELAJARAN FIQH DI MADRASAH IBTIDAIYAH Musyarrafah Sulaiman Kurdi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i2.3257

Abstract

Fiqh memiliki peran penting bagi kehidupan seorang muslim. Ia menjadi salah satu pondasi dalam amaliyah dengan mengafirmasi bagaimana seorang muslim bersikap dengan kategori halal, haram, mubah, makruh, dan lain sebagainya. Dalam diskursus untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah, ilmu Fiqh merupakan ilmu yang harus dipelajari sejak dini karena  ia menjadi pondasi awal  pemahaman anak muslim dalam bersikap dengan memahami yang mana yang terpuji dan dicintai Allah, dan mana sikap atau langkah yang tidak sesuai dengan koridor ajaran Islam. Dalam barometer signifikansi, prinsip keilmuan Syar’iyyah merupakan materi doktriner  yang urgen untuk dihayati namun dilain pihak pilihan materi yang dijadikan pegangan dalam proses pembelajaran juga menjadi hal krusial untuk dikaji terlebih dalam fenomena stereotip seksisme yang dalam penyampaian agama cenderung berfaham male chauvinists. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqh Madrasah Ibtidaiyah dengan melihat (1) potensi konten yang seksisme dan bias gender, dan (2) nilai-nilai yang dioptimalkan/dikembangkan dalam rangka mengembangkan semangat responsif gender di dalam skop Fiqh Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach) Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan tiga sudut model, yakni model kognisis sosial Teun A. Van Dijk untuk perspektif relasi gender, model feminis Sara Mills untuk perspektif posisi, dan model perubahan sosial Norman Fairlough untuk perspektif konten. Berdasarkan hasil analisis, kata kerja operasional ranah sikap dan pengetahuan memberi semangat responsif gender, sedangkan ranah psikomotorik (keterampilan) bisa lebih dioptimalisasikan ke arah segi posisi, konten, dan representasi feminis di dalam ilmu Syar’iyyah, yaitu nilai muqaranah dengan perspektif komparasi, nilai wasathiyyah dengan menekankan pada pendapat yang inklusif, nilai sensitive gender dengan  memunculkan potensi positif, nilai musawah (persamaan) dengan kesadaran karakteristik yang berbeda, dan nilai androgini tanpa mengaburkan identitas diri peserta didik.
Revitalizing Religious Programs in Elementary Schools Post Covid-19 Zainal Abidin Muhja; Muqarranah Sulaiman Kurdi; Musyarrafah Sulaiman Kurdi; Eunike Rose Mita Lukiani; Pandu Adi Cakranegara; Deby Noviyanti
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 2 (2023): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i2.3188

Abstract

Religious programs cannot be carried out due to the Covid-19 Pandemic. However, after the repeal of PPKM, the school resumed carrying out the religious program. This study aims to analyze the school's efforts to revitalize religious programs when schools are allowed to hold face-to-face learning in line with the decline in the spread of Covid-19. The research method used is descriptive qualitative. Research informants are school principals, PAI teachers, and students. Collecting data through observation, interviews, and documentation. Data analysis through data reduction, data display, and drawing conclusions. This study found that the revitalization of religious programs was carried out after the program was not implemented optimally or even could not be implemented due to the Covid-19 Pandemic. This revitalization is essential as a form of school responsibility in strengthening character education, one of which is the religious program. The revitalized programs are 1) Quran recitation at the 0th hour, 2) commemoration of Islamic holidays, and 3) Yasin recitation. On the other hand, the school also revitalizes the teachers' understanding of the importance of religious education, teacher professionalism, and moral degradation as a challenge. Revitalizing religious programs can be done after the end of Covid-19 by revitalizing the program and teacher's understanding so that it can educate students' character through religious education in schools.
Mainstreaming the Value of Religious Moderation by Teachers in the Digital Era Partono Nyanasuryanadi; Muqarranah Sulaiman Kurdi; Musyarrafah Sulaiman Kurdi; Pandu Adi Cakranegara; Dendi Pratama; Nilawati Nilawati
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 2 (2023): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i2.3198

Abstract

Digital space is currently being used as a propaganda tool for extremism in the name of religion, so efforts are needed to counter this influence. This study aims to analyze the mainstreaming of religious moderation by teachers in the digital era as an effort to counter the influence of intolerance and extremism. The research method used is Systematic Literature Review (SLR) with meta-synthetic data analysis techniques. Data was obtained through a collection of published journals from 2019-2022. According to the findings of this study, educators can promote religious moderation in today's digital age through a variety of activities, including 1) literacy through digital libraries; 2) literacy through social media; 3) literacy through webinars; and 4) literacy through scientific writing. In order to educate students about religious moderation and how it might be applied in a multicultural society's day-to-day activities, this literacy programme has been designed.