Claim Missing Document
Check
Articles

DESAIN LOGO KERUPUK MIE “KEMBANG MATAHARI” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN CITRA Purnengsih, Iis; Rukiah, Yayah; Pratama, Dendi; Dawami, Angga Kusuma
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i1.3461

Abstract

Kerupuk Mie merek “Kembang Matahari” adalah salah satu produk unggulan daerah di Kabupaten Bogor yang berdiri sejak tahun 1977. Pemasaran yang kurang maksimal membuat Kerupuk Mie “Kembang Matahari” banyak ditiru, dan akhirnya menurunkan penjualannya. Perusahaan Kerupuk Mie “Kembang Matahari” harus bekerja keras untuk meningkatkan omzet penjualan. Dalam hal ini, salah satu upaya untuk meningkatkan omzet penjualan adalah dengan membuat desain logo yang menarik. Dan perusahaan Kerupuk Mie “Kembang Matahari” harus semaksimal mungkin untuk membentuk sebuah identitas yang kuat pada desain kemasan. Dengan adanya identitas yang kuat tersebut, sebuah perusahaan akan menjadi lebih dikenal oleh konsumen. Tujuan dari perancangan desain kemasan Kerupuk Mie”Kembang Matahari” adalah untuk menghasilkan desain kemasan dan logo Kerupuk Mie “Kembang Matahari”. Perancangan akan dilaksanakan dengan metode penelitian kualitatif secara deskriptif dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, studi literature dan studi kompetitor untuk mendapatkan data sebagai konsep perancangan desain kemasan Kerupuk Mie “Kembang Matahari”. Analisis data dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi kesimpulan. Setelah menganalisis data, ditemukan sebuah kata kunci “Asli” untuk perancangan desain logo . Konsep “Asli” dalam perancangan desain logo ini bermakna sesuatu yang bisa dipercaya. Hasil dari perancangan desain logo ini adalah upaya untuk meningkatkan citra dari logo Kerupuk Mie “Kembang Matahari”. The "Kembang Matahari" brand of Noodle Crackers is one of many flagship regional products in Bogor Regency which was established in 1977. Inadequate marketing of "Kembang Matahari" Noodle Crackers opened doors for imitation products, and ultimately reduced sales. "Kembang Matahari" Noodle Crackers Company must work hard to increase sales turnover. In this case, one of the efforts to increase sales turnover is by coming up with an attractive logo design and "Kembang Matahari" Noodle Crackers company must do its best to form a strong identity on packaging design. With this strong identity, the company will become better known by consumers. The purpose of designing "Kembang Matahari" Noodle Crackers packaging design is to produce both the "Kembang Matahari" Noodle Crackers packaging and logo design. The design will be carried out using descriptive qualitative research method by conducting observations, interviews, documentation, literature studies and competitor studies to obtain data as a design concept for the "Kembang Matahari" Noodle Crackers packaging design. Data analysis was conducted through several stages, from data reduction, data presentation, to verification of conclusions. After analyzing the data, the keyword "Original" was used for designing the logo. The concept of "Original" in the design of this logo means that it can be trusted. The result of this logo design is an effort to improve the image of the "Kembang Matahari" Noodle Cracker logo.
Model Desain Kemasan Untuk Pelaku Usaha Kerupuk Mie Karadenan Bogor di Era New Normal Purnengsih, Iis; Pratama, Dendi; Amzy, Nurulfatmi; Pramudita, Pandu
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 1 (2021): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v5i1.4595

Abstract

Seiring era adaptasi kebiasaan baru (new normal) akibat pandemi Covid-19. pelaku industri kecil menengah (IKM) selain mengedepankan fungsi pada umumnya juga harus dapat memperhatikan desain produknya agar dapat mendukung penerapan protokol kesehatan. Sebab, dengan desain yang menarik, daya saing dan nilai jual produk diyakini akan meningkat karena itu desain produk IKM mulai dituntut untuk bisa mendukung implementasi protokol kesehatan. Tujuan artikel ini adalah merancang model desain kemasan untuk para IKM kerupuk mie Karadenan Bogor di era new normal. metode penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian berbasis praktik (Practice Based Research) dalam upaya mencari informasi, menganalisa data dan memecahkan permasalahan. Dengan komposisi elemen grafis, tipografi, ilustrasi yang epiks sehingga menghasilkan model desain kemasan kerupuk mie yang menarik dan sesuai dengan protokol kesehatan.
Jagad Ageng and Jagad Alit In Traditional Kayons Pandu Pramudita; Sarwanto Sarwanto; Soetarno Soetarno; Dendi Pratama
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.499 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v14i2.2850

Abstract

Kayon is a shadow puppet character who symbolizes the world. In the Java world, there are two types of world concepts, namely the jagad ageng and the jagad alit. This study aims to examine the concepts of jagad ageng and jagad alit which are symbolized by the traditional kayons in purwa shadow puppets. The focus of this research study is to reveal the existence of Kayon Blumbangan and Kayon Gapuran as traditional kayons that have world essence, namely the jagad ageng and the jagad alit. Therefore, this study aims to reveal the existence and essence of Kayon Blumbangan and Kayon Gapuran as traditional kayons that store the concepts of jagad ageng and jagad alit. The method used in this research is iconography. Form theory which is divided into fields and ornament will become the main scalpel in analyzing the existence of Kayon Blumbangan and Kayon Gapuran. This research results that Kayon Blumbangan and Kayon Gapuran have the same shape structure with different widths of fields. The ornamental elements that form the kayon of the two traditional kayon are basically the same, namely forming four elements, including fire, water, wind, and earth. The four elements are the elements that make up the jagad ageng and the jagad alit. So, Kayon Blumbangan and Kayon Gapuran have a symbol of cosmological concepts regarding the concepts of jagad ageng and jagad alit.
Visual Adaptation: From Comics to Superhero Creation of Wayang Taufiq Akbar; Dendi Pratama; Sarwanto Sarwanto; Sunardi Sunardi
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 16, No 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v16i1.3163

Abstract

This article discusses the fusion and blending of the concept of wayang as a traditional culture with comics and films as products of contemporary culture that gave birth to new wayang creations with sources adapted from “Avenger” superhero characters. The making of wayang avenger is to maintain the art of craftsmanship in wayang kulit, namely considering the existence of attributes in traditional wayang with the necessary adjustments to the Avenger superhero outfit. Revealing the results of research on the Avenger Creation Wayang is very important because it can explain the process of changing the shape, appearance and addition of wayang attributes as a manifestation of adaptation to traditional wayang puppets, namely wayang kulit purwa. This article attempts to provide descriptive and interpretive explanations of the visual adaptation process by the creator in the formation of wayang avenger. The approach in this study uses Erwin Panofsky’s iconographic approach with the support of art structure theory and vehicle transfer. The result is the presence of Wayang Kreasi Avenger as a form of fusion between traditional culture and contemporary culture. This development shows the love of the community for the potential of influencing traditional cultural heritage and the interaction with the potential of contemporary culture which is very strong, giving rise to the idea of adaptation as a reflection of the environment and its social structure.    
Busana Kerajaan Tokoh Gatotkaca Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta Rafika Fidelia; Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 01 (2018): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.416 KB) | DOI: 10.30998/vh.v1i01.18

Abstract

Gatotkaca merupakan salah satu tokoh yang ada dalam pewayangan Jawa, ksatria yang gagah perkasa. Dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta Gatotkaca digambarkan seorang raja muda. Hal itu terlihat pada bentuk busana dan atribut yang digunakan Gatotkaca. Busana dan atribut tersebut memiliki fungsi dan makna seperti untuk menjelaskna kedudukan seorang tokoh. Metode penelitan yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan membaca dari sumber likuitatif, observasi, dan melakukan wawancara dengan narasumber.
Analisis Elemen Visual Video Edukasi Neuroplastisitas Denis Oktavianto; Dendi Pratama; Santi Sidhartani
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2021): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/vh.v3i2.3870

Abstract

Neuroplastisitas adalah ilmu yang dimiliki oleh otak semua manusia, begitu sempurnannya otak diciptakan oleh sang pencipta dengan berbagai fungsinya, neuroplastistas adalah salah satunya, bisa memperbaharui sel, bisa memilih sel neuron yang sudah tidak dianggap tidak terlalu beguna dan menghilangkannya. Dari banyaknya pentingnya kegunaan neuroplastisitas ini lalu dibuatlah video edukasi tentang neuroplastisitas yang ada disalah satu platform bernama youtube dengan chanel sentis . Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. metode ini mengkaji objek maupun media dengan cara studi literatur, observasi maupun narasumber dengan cara tersebut peneliti mengkaji video tersebut. Dan hasil penelitan bahwa video edukasi tersebut sangat memperhatikan pembuatannya dengan menggunakan elemen visual. Menjadi lebih mudah di mengerti dan sangat baik dalam menerapkan elemen visual. 
Perancangan Karakter Visual Siti Walidah sebagai Pahlawan Perempuan Indonesia dalam Film Animasi Annisa Nurjanah; Santi Sidhartani; Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 01 (2018): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.531 KB) | DOI: 10.30998/vh.v1i01.7

Abstract

Siti Walidah merupakan seorang pahlawan perempuan Indonesia yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat di dalam suatu organisasi. Siti Walidah melawan arus demi mendapatkan kesempatan untuk bisa memberdayakan kaum perempuan di Indonesia. Pembahasan tentang karakter animasi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotoka struktural, yaitu mendesain pesan melalui elemen visual garis, bentuk, tekstur, dan warna. Melalui perancangan film animasi ini, diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan dan memberikan gambaran kepada para generasi muda khususnya remaja perempuan dalam mengenal tokoh Siti Walidah sebagai pahlawan perempuan Indonesia.
Perubahan Ukuran Tokoh Wayang Bima dari Zaman Kartasura Sampai Zaman Surakarta Yanti Yanti; Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 01 (2018): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.338 KB) | DOI: 10.30998/vh.v1i01.21

Abstract

Bima adalah salah satu tokoh dalam pewayangan Jawa yang disebut dengan Wayang Purwa dengan adaptasi dari cerita Mahabarata dan Ramayana, Bima juga seorang satria yang memiliki sifat jujur, ulet, tidak mudah putus asa.  Dalam pewayangan Bima digambarkan beberapa bentuk yang disebut Wanda, bentuk Wanda tersebut bisa dilihat dari perkembangan zamannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjadi bahan referensi bagi peneliti sejenis dan mengetahui wawasan lebih luas mengenai kisah pewayangan salah satunya adalah tokoh Bima. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan proses penelitian riset yang sifatnya deskriptif.  Hasil penelitian yaitu menginformasikan pengenalan tokoh Bima dan mengetahui perkembangan zaman Kartasura dan zaman Surakarta dari perbedaan bentuk wayang Bima. Diperoleh melalui sumber beberapa referensi tercetak ataupun elektronik. Diharapkan dengan adanya artikel ini kita dapat lebih mengapresiasikan budaya bangsa terutama kisah pewayangan.
Transformasi Bentuk Tokoh Putren Wayang Kulit Purwa Dewi Renuka Hayati Hayati; Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 03 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.073 KB) | DOI: 10.30998/vh.v1i03.36

Abstract

Wayang Kulit Purwa adalah suatu karya seni yang memiliki kisah-kisah yang dapat dijadikan gambaran bagi kehidupan manusia. Dalam Wayang Kulit Purwa terdapat beberapa tokoh yang terlibat dalam pagelaran dan pementasannya antara lain: Tokoh Ksatria, Tokoh Raja, dan Tokoh Putren. Dalam artikel ini akan dibahas salah satu tokoh putri, yaitu bentuk tokoh Wayang Dewi Renuka sebagai pembelajaran semasa hidupnya dalam bentuk boneka wayang yang berbeda dari Dewi Renuka.
Proporsi dan Struktur Tokoh Ksatria pada Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta Indah Nur Syahida; Pandu Ramadhan; Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 2, No 01 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.291 KB) | DOI: 10.30998/vh.v2i01.110

Abstract

Wayang sebuah warisan budaya yang adiluhung, keagungan filosofi dan keindahan tatahan dan sunggingan kesenian wayang ini sudah mendapat pengakuan dunia. Wayang Kulit Purwa terutama pada Tokoh  Ksatria bila kita mengamati sebuah figur wayang dari dekat, maka akan terlihat detail visual grafis yang mengagumkan dan nilai pada karakter setiap tokoh yang ada agar dapat mengetahui lebih mendalam nilai karakter dalam budaya Jawa melalui cerita dalam pagelaran wayang kulit purwa dan memperoleh pemahaman. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai Tokoh Ksatria beserta  proporsi dan struktur bentuk tubuhnya dengan gaya Surakarta, yang memiliki ciri khas atau perbedaan mendasar yaitu antara lain memiliki ukuran lebih tinggi satu palemanan daripada ukuran wayang kulit gagrak lain, seperti wayang kulit gagrak Yogyakarta, Banyumas, Cirebon, Jawa Timur. Wayang kulit gagrak Surakarta ini, memiliki proporsi fisik yang ramping dan panjang.