Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENGGUNAAN KOSMETIK SISWI SMAN DI SAMARINDA YANG MENDERITA AKNE VULGARIS Nira Chynintia; Vera Madonna Lumban Toruan; Siti Khotimah
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i2.4310

Abstract

Kosmetik adalah zat yang diaplikasikan pada bagian luar tubuh manusia untuk meningkatkan atau mengubah penampilan, memperbaiki bau badan atau memelihara tubuh agar tetap pada kondisi baik. Masa kini, remaja putri menggunakan kosmetik untuk terlihat menarik dan menutupi kekurangannya. Penggunaan kosmetik yang salah dapat menyumbat kelenjar pilosebaseus dan menyebabkan timbulnya Akne Vulgaris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan kosmetik siswi SMAN di Samarinda yang menderita Akne Vulgaris. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kategorik dan sampel dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling. Sampel terdiri dari 118 responden yang merupakan siswi yang berasal dari 3 SMAN di Samarinda yang menderita Akne Vulgaris. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden yang menderita Akne Vulgaris terhadap penggunaan kosmetik dalam kategori baik sebesar 79.70%. Sikap responden terhadap penggunaan kosmetik dalam kategori cukup sebesar 83.90%. Perilaku penggunaan kosmetik responden menunjukkan membersihkan wajah <3x/sehari sebesar 56.80%, menggunakan 1 perangkat membesihkan wajah (75.42%), menggunakan krim wajah secara rutin (72.90%), menggunakan tabir surya (71.20%) dan yang menggunakan bedak padat (18.60%). Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya terkait penggunaan kosmetik terutama bagi penderita akne sehingga tidak menimbulkan masalah baru di kulit atau memperparah akne yang diderita.
GAMBARAN JARAK ANTAR PUPIL BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN DAN SUKU DI KLINIK MATA SMEC SAMARINDA Laila Fatimatus Zahro; Danial Danial; Nur Khoma Fatmawati; Riries Choiru Pramulia Yudia; Siti Khotimah
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i2.6440

Abstract

Antropometri adalah salah satu cabang antropologi dan berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia. Jarak antar pupil merupakan jarak antara dua pupil mata yang diukur dalam satuan mm. Pengukuran jarak antar pupil merupakan salah satu pengukuran antropometri dan berhubungan dengan berbagai aspek klinis, seperti: pada pasien yang mengalami kelainan refraksi dan perlu dikoreksi menggunakan kacamata, manajemen bedah trauma maksilofasial dan juga membantu menegakkan diagnosis beberapa sindrom. Nilai normal jarak antar pupil berkisar antara 55-70 mm dan jarak antar pupil diketahui bervariasi menurut usia, jenis kelamin dan suku. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan nilai jarak antar pupil berdasarkan usia, jenis kelamin dan suku di klinik mata SMEC Samarinda. Desain penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.  Data penelitian berasal dari rekam medik seluruh pasien klinik mata SMEC Samarinda pada tahun 2020. Sampel penelitian sebesar 3.552 sampel. Hasil penelitian menunjukkan jarak antar pupil pada subjek yang berusia 17-50 tahun sebesar 63,98 mm dan pada subjek berusia >50 tahun sebesar 64,18 mm (p = 0,156). Nilai jarak antar pupil pada laki-laki 65,33 mm dan pada perempuan 62,98 mm (p < 0,001). Jarak antar pupil pada suku Batak 65,05 mm, Sunda 64,29 mm, Jawa 64,25 mm, Banjar 64,05 mm, Kutai 64,00 mm, Dayak 63,84 mm, Toraja 63,60 mm dan suku Bugis 63,27 mm (p = 0,222)
HUBUNGAN WAKTU PINTAS JANTUNG PARU & KLEM SILANG AORTA DENGAN KEJADIAN EKSTUBASI DINI PADA PASIEN ANAK PASCABEDAH PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Ramadhani Hengki Wijaya; Ivan Joalsen Mangara Tua; Siti Khotimah; Agustina Rahayu Magdalena; David Hermawan Christian
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i1.5832

Abstract

Pintas jantung paru (PJP) dan teknik klem silang aorta (KSA) yang biasa digunakan pada bedah jantung terbuka penyakit jantung bawaan (PJB) menyebabkan perubahan fisiologis tubuh yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada pasien. Waktu ventilasi mekanis yang singkat atau ekstubasi dini pada pasien pascabedah jantung, termasuk juga pada pasien anak dengan PJB, berhubungan dengan komplikasi yang lebih sedikit, lama rawat inap yang lebih pendek, dan biaya kesehatan yang lebih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara waktu PJP & waktu KSA dengan kejadian ekstubasi dini pada pasien anak pascabedah PJB. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan total 40 sampel data penelitian yang diambil dari rekam medik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda dari tahun 2017 – 2019. Data penelitian ini diuji dengan analisis bivariat menggunakan uji Pearson Chi-Square atau Fisher’s Exact Test serta analisis multivariat regresi logistik dengan kerangka konsep etiologik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis hubungan waktu PJP < 90 menit dengan ekstubasi dini memiliki derajat kemaknaan p sebesar 0,184 (p > 0,05) pada analisis bivariat dan p sebesar 0,085 (p > 0,05) pada analisis multivariat. Sedangkan, analisis hubungan waktu KSA ≤ 45 menit terhadap kejadian ekstubasi dini pada analisis bivariat dan analisis multivariat sama-sama memiliki derajat kemaknaan p sebesar 0,009 (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan waktu PJP < 90 menit dengan kejadian ekstubasi dini pada pasien anak pascabedah PJB dan juga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan waktu KSA ≤ 45 menit dengan kejadian ekstubasi dini pada pasien anak pascabedah PJB.
HUBUNGAN GULA DARAH PUASA DAN PROFIL LIPID DENGAN VESSEL DISEASE PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Alvianita Ziinat Lu&#039;lu&#039;; Siti Khotimah; Djoen Herdianto
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 9, No 3 (2022): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkm.v9i3.9706

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi tidak cukupnya pasokan darah dan oksigen ke sel otot jantung karena penyempitan pada arteri koroner. Penyakit ini sering disertai keadaan hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus, merokok, dan gaya hidup. Penyempitan arteri koroner dapat ditemukan pada keadaan hiperglikemi sehingga menyebabkan peningkatan reactive oxygen species (ROS) yang berpengaruh pada aterosklerosis, sedangkan tingginya kolesterol dan low density lipoprotein (LDL) disertai rendahnya high density lipoprotein (HDL) menyebabkan timbul plak aterosklerosis yang akan menyebabkan vessel disease (VD). Penyempitan arteri koroner sebesar ≥ 70% disebut sebagai VD. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kadar gula darah puasa (GDP), total kolesterol, LDL, HDL, trigliserida dengan VD pada pasien PJK di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Desain penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan metode cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan di laboratorium kateterisasi RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda pada Januari – Desember 2021. Pengambilan sampel ini dengan teknik total sampling. Data yang diambil adalah data sekunder dari laboratorium kateterisasi dan dilakukan cross-check di laboratorium patologi klinik. Data kemudian dianalisis dengan uji chi-square. Sebanyak 248 pasien menjadi sampel dalam penelitian ini. Sebanyak 18,15% memiliki single vessel disease (SVD) dan 81,85% multi vessel disease (MVD). Pasien dengan GDP normal, total kolesterol normal, trigliserida normal, LDL tinggi, dan HDL normal disertai MVD secara beruturut-turut sebanyak 50,4%, 67,34%, 53,63%, 45,56%, dan 55,24%. Terdapat hubungan antara total kolesterol, HDL dan LDL dengan VD (p=0,043; p=0,002; p=0,022) dan tidak terdapat hubungan antara GDP dan trigliserida dengan VD (p=0,822; p=0,076).
Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 6-24 Bulan di Puskesmas Temindung Samarinda: Relationship of Complementary Feeding with the Incidence of Diarrhea in Infants Aged 6-24 months at Temindung Community Health Center in Samarinda Mahasti Irsa Cahyandiar; Siti Khotimah; Krispinus Duma
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i3.326

Abstract

Hingga saat ini masalah diare pada pada anak masih menjadi masalah di dunia. Menurut data, terdapat 535 ribu orang menderita penyakit Diare tiap tahunnya. Diare menjadi penyebab kematian kedua di dunia khususnya anak dibawah usia 5 tahun. Terdapat berbagai macam penyebab diare pada anak diantaranya adalah akibat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MPASI meliputi frekuensi pemberian MPASI, porsi pemberian MPASI, jenis MPASI dan cara pemberian MPASI dengan kejadian diare pada bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas Temindung Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan case-control. Jumlah responden yang berhasil dikumpulkan pada penelitian ini sebanyak 60 responden dan dibagi menjadi 30 responden kelompok kasus (bayi yang terkena diare) dan 30 kelompok kontrol (bayi yang tidak terkena diare). Data responden diambil melalui wawancara orang tua responden dengan mengunakan kuisioner. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square dan jika nilai harapan kurang dari 5 maka uji yang digunakan adalah uji fisher’s exact. Hasil penelitian ini didapatkan hubungan antara frekuensi MPASI (p= 0.003), porsi MPASI (p= 0.008), dan cara pemberian MPASI (p=0,000) dengan kejadian diare. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis MPASI dengan kejadian diare (p= 0.166).
Hubungan antara Penyakit Arteri Perifer dan Kadar Hba1c dengan Tindakan Amputasi Ekstremitas pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda: Relationship between Peripheral Arterial Disease and HbA1c Levels with Amputation of Extremities in Diabetic Foot Ulcer Patients at Abdul Wahab Sjahranie Hospital Samarinda Ayu Wira Oktalia; Yuliana Rahmah Retnaningrum; Siti Khotimah
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 5 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i5.641

Abstract

Ulkus kaki diabetik adalah luka kronik pada daerah di bawah pergelangan kaki, yang meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan mengurangi kualitas hidup pasien. Prevalensi penderita diabetes melitus dengan ulkus kaki diabetik di Indonesia sekitar 15% dan angka amputasi penderita ulkus kaki diabetik 30%. Dengan mengontrol kadar HbA1c, perkembangan neuropati diabetik dan penyakit arteri perifer yang merupakan faktor risiko amputasi ektremitas dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penyakit arteri perifer dan kadar HbA1c dengan tindakan amputasi ekstremitas pada pasien ulkus kaki diabetik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Desain penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional potong lintang dengan pendekatan retrospektif. Sampel dipilih secara acak sederhana sebanyak 49 sampel. Data sampel diperoleh dari data rekam medis di RSUD Abdul Wahab Sjarharnie tahun 2017-2020. Uji statistik yang digunakan adalah uji fisher dan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan amputasi pada pasien ulkus kaki diabetik memilki hubungan yang signifikan secara statistik dengan penyakit arteri perifer (p = 0,022; PR = 2,925; 95%CI = 1,316 – 6,501) dan kadar HbA1c (p = 0,024; PR = 4,138; 95%CI = 1,037 – 16,519).