Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS ULANG RUNWAY BANDAR UDARA WIRIADINATA MENGGUNAKAN METODE FAA Fitri Diah Kusuma Rini; Herianto Herianto; Hendra Hendra
Akselerasi Vol 2, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i1.2046

Abstract

Bandar Udara Wiriadinata merupakan sarana pokok penunjang transportasi udara yang berfungsi sebagai simpul pergerakan pesawat, penumpang, kargo atau barang serta merupakan salah satu insfrastruktur penting yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat kota Tasikmalaya. Meningkatnya pergerakan penumpang diharapkan dapat menciptakan peningkatan ekonomi yang pesat Sementara ini Bandar Udara Wiriadinata masih digunakan oleh pesawat berukuran kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan ulang tebal perkerasan lentur runway Bandar Udara Wiriadinata dengan menggunakan metode FAA (Federal Aviation Administration) ; mampu menyediakan analisis kebutuhan pengembangan konstruksi runway.Analisis perhitungan yang digunakan dengan menggunakan metode FAA (Federal Aviation Administration) yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan software FAARFIELD. Analisa perbedaan perhitungan dan hasil desain tebal perkerasan mengacu pada Advicory Circular No:150/5320-6F/cara FAARFIELD. Berdasarkan hasil penelitian didapat tebal perkerasan total dengan cara manual adalah 65,86 cm dan dengan cara software FAARFIELD adalah 52,77 cm maka persentase perbandingannya adalah 13%. Dengan panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi terhadap elevasi dan temperatur yang dibutuhkan oleh pesawat Fokker-100 minimum adalah 2290 m, dengan lebar runway adalah 30 m, dan lebar total taxiway dan bahu landasannya adalah  25 m. Kata kunci : bandar udara, FAARFIELD, metode FAA, tebal perkerasan, wiriadinata.
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR BAJA-BETON KOMPOSIT PADA GEDUNG RADIOLOGI DAN OK (OPERATION KAMER) DI RSUD PAMEUNGPEUK KABUPATEN GARUT Agustina Heryanti Suwandy; Herianto Herianto; Rosi Nursani
Akselerasi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v4i2.5473

Abstract

Rumah sakit merupakan lembaga pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Seiring dengan kompleksnya permasalahan kesehatan serta pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia, khususnya di Kabupaten Garut  yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut menuntut adanya ketersediaan fasilitas kesehatan yang layak dan memadai. RSUD Pameungpeuk mengembangkan faslitasnya dengan membangun gedung radiologi dan OK (Operation Kamer)  dengan kontruksi struktur baja Square Tube bertingkat 6 lantai dengan kapasitas tampung lebih banyak. Sebagai bahan studi perencanaan pada penelitian ini penulis merencanakan untuk mengubah perencanaan awal pada Gedung Radiologi dan OK (Operation Kamer) yang semula struktur baja Square Tube menjadi struktur baja beton komposit karena mengingat salah satu keuntungan dari penggunaan struktur komposit adalah kapasitas pemikul bebannya meningkat. Struktur komposit merupakan struktur yang memanfaatkan kelebihan dari beton dan baja yang bekerja bersama-sama satu kesatuan, dimana beton kuat terhadap tekan sedangkan baja kuat terhadap tarik. Dari hasil analisa dan perhitungan dengan menggunakan program bantu ETABS diperoleh hasil dimensi terhadap bangunan meliputi balok induk WF 500x200x10x16, profil balok anak WF 450x200x9x14, profil kolom K1 488x300x11x18, kolom K2 450x200x9x14, profil balok tangga utama 250x125x5x8, pelat lantai menggunakan dek baja gelombang dengan tebal 10 cm pada pelat atap dan 12 cm pada pelat lantai 1-6 serta sambungannnya bervariasi sesuai dengan konvigurasi rangka. Perencaan ulang ini juga menggunakan dinding geser dengan tebal 25 cm yang berfungsi menahan 75% beban lateral. Perencanaan pondasi menggunakan bored pile dengan diameter 80 cm pada kedalaman 8 m.Kata Kunci : Perencanaan, Gedung Radiologi dan OK, Komposit, Baja, Beton  
PELATIHAN DAN PENYULUHAN URBAN FARMING DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DALAM MENGHADAPI COVID 19 DI KELURAHAN PARAKANNYASAG KECAMATAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Herianto Herianto; Iman Handiman; Agus Widodo; Permana Hendra Wangsa
Jurnal Pengabdian Siliwangi Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : LPPM Univeristas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jsppm.v7i1.2495

Abstract

Iptek bagi Bina Masyarakat Ketahanan pangan dilaksanakan bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra untuk penerapan urban farming agar dapat memanfaatkan potensi lahan pekarangan sebagai salah satu sumber penghasil pangan. Tujuannya adalah mewujudkan ketahanan pangan pada masa Covid 19.  Kegiatan dilakuan dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan konsep urban farming dan pelatihan hidroponik.  Sebagian telah memanfaatkan sebagian lahan pekarangannya untuk budidaya tanaman sayuran, buah-buahan sebagai salah satu sumber pangan. Lahan pekarangan yang tersdia umumnya berukuran 2 x 3 m, sehingga desain hidroponik juga harus disesuaikan. Desaian hidroponik berbentuk vertikal dengan lebar 1 m yang terdiri dari 4 baris. Secara umum terlaksana secara baik, respon mitra sangat positif dan berinisiatif membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) baru di lingkungan perumahan. Konsep urban fariming ini menjadi inisiasi penerapan urban farming di Kota Tasikmalaya.
Analisis Laju dan Pemetaan Erosi Lahan DAS Citanduy Hulu Berbasis SIG dengan Metode Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) Euis Khallilah; Pengki Irawan; Asep Kurnia Hidayat; Herianto Herianto; Rosi Nursani; Hidayanto Hidayanto
Akselerasi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2024): Juli
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v6i1.11850

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy Hulu Memiliki luas 71.544,24 ha. DAS Citanduy Hulu memiliki topografi kemiringan lereng dengan kategori agak curam karena letaknya diantara lima gunung diantaranya Gn. Cakrabuana, Gn. Sadakeling, Gn. Telaga Bodas, Gn. Galunggung, dan Gn. Sawal. Tutupan lahan, curah hujan dan sedimentasi menjadi tiga permasalahan pokok penyebab terjadinya erosi pada DAS Citanduy Hulu. Tutupan Lahan pada wilayah DAS Citanduy Hulu mengalami penurunan luas pada hutan (33,27%), semak belukar (45,25%), dan badan air (47,59%). Curah hujan pada DAS Citanduy hulu berada pada kategori tinggi menyebabkan semakin banyak partikel sedimen yang terangkut dan mengendap di hilir. Sedimentasi pada DAS Citanduy Hulu mengalami peningkatan cukup tinggi dalam kurun waktu satu tahun. Adanya permasalahan tersebut, diperlukan pendugaan laju erosi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah erosi dan hasil pelepasan sedimen menggunakan metode Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) dan persamaan Sediment Delivery Ratio (SDR) dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis menunjukkan bahwa erosi yang terhitung pada DAS Citanduy Hulu sebesar 450,26 ton/ha/tahun dengan kelas bahaya erosi berat. Jumlah pelepasan sedimen yang terjadi pada DAS Citanduy Hulu sebesar 2.448.226,72 ton/tahun atau 7,6% dari total erosi yang terjadi di lahan.